All Chapters of MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

SEPERTI LOLOS DARI MAUT

Mendengar penjelasan yang diberikan oleh Bi Narsih, Bara mengarahkan pandangannya pada Gina yang tertunduk dalam di hadapannya lantaran pikirannya sedang berkecamuk.Laki-laki itu menghela napas berat. Seolah ada sesuatu yang tidak ia sukai."Apa benar begitu, Gina?" tanyanya pada Gina seolah ingin membuktikan sesuatu yang ingin dibuktikannya.Ini membuat Karina kesal, karena suaminya masih saja mendengarkan penjelasan orang lain dibandingkan dirinya sendiri."Iya, Tuan. Apa yang dikatakan oleh Bi Narsih itu benar."Dengan susah payah, Gina menjawab pertanyaan Bara, masih dengan kepala yang tertunduk.Wajah Bara masih terlihat tidak puas, apalagi ia paling benci melihat makanan terbuang seperti sekarang. Meskipun ia punya banyak uang, membuang makanan yang sebenarnya bisa dimakan adalah hal yang paling tabu baginya."Benar yang mana? Air susumu yang tidak ada, atau kau yang ingin membuat air susu milikmu tetap terjaga?" Kembali Bara melontarkan pertanyaan, dengan nada suara yang tega
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

MENDAPATKAN TEMAN BERBAGI

Saat mengucapkan kata-kata ketus tersebut, terasa sekali perasaan benci Santi pada Gina, hingga Gina tidak mengerti, mengapa pegawai Bara yang satu ini sangat tidak suka padanya.Padahal, mereka tidak saling kenal, hanya bertemu di rumah Bara, tapi kebencian Santi seperti sudah pernah kenal Gina sebelumnya."Maaf, aku enggak ngerti, kenapa kamu begitu benci sama aku, Mbak -""Enggak usah manggil pake, Mbak segala! Aku malas mendengarnya!" potong Santi dengan nada yang masih seperti tadi, masih diselimuti perasaan kesal dan kebencian. Gina menghela napas mendengar apa yang diucapkan oleh Santi."Iya. Maaf. Kenapa kamu benci banget sama aku, San?" Gina mengulang pertanyaannya, sambil merubah cara memanggilnya sesuai keinginan Santi.Pertanyaan yang diajukan oleh Gina, membuat Santi menghentikan gerakannya yang membersihkan pecahan mangkuk sayur di lantai. Ia menatap ke arah Gina dengan sorot mata penuh perasaan tidak bersahabat. Dan Gina sangat jelas melihat kebencian itu."Aku benci o
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

MAKAN BERSAMA SANG NYONYA BESAR

Namun, ternyata langkah itu tidak sampai ke dapur, sepertinya pemilik langkah itu sedang melakukan sesuatu di ruang lainnya, hingga pembicaraan Bi Narsih dengan Gina tidak terganggu. Sementara itu, mendengar apa yang diucapkan oleh Bi Narsih, Gina terdiam untuk sesaat. Ia sudah berusaha untuk melakukan apa yang dikatakan oleh perempuan paruh baya tersebut. Menegaskan pada dirinya sendiri, bahwa ada Raya yang harus dinafkahi, jadi ia tidak boleh lemah dan harus bertahan. Hanya saja, ia tidak bisa melakukan itu dengan mudah, karena disudutkan terus menerus adalah sesuatu yang paling sulit untuk dihadapi, apalagi dianggap mencari perhatian segala oleh Karina, Gina benar-benar sulit untuk mengatasi perasaan tertekannya karena anggapan itu."Mbak. Pikiran perempuan yang sedang menyusui itu tidak boleh tertekan, dahulu saya juga seperti itu, tertekan karena mantan suami saya tidak bertanggung jawab dengan anak-anak, itu terjadi berulang kali, sampai akhirnya saya memilih untuk bercerai. P
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

DINGIN TAPI TERASA HANGAT

Gina seolah kehilangan keberanian. Sekujur tubuhnya seolah kaku, ia tidak bisa bergerak sama sekali bahkan hanya mengambil nasi yang jaraknya sangat dekat di hadapannya saja, ia tidak sanggup."Cepat makan, tunggu apalagi?" Suara Bara membuat Gina tercekat. Karena kalimat itu diperuntukkan padanya, sebab mata sang bos mengarah ke wajahnya. "I-iya, Tuan," sahut Gina terbata-bata. Gina berusaha untuk membuat dirinya tidak kaku dalam bersikap. Berulang kali, ia mencambuk semangatnya agar ia bisa mengatasi aura Karina yang sangat tidak nyaman itu padanya, sampai kemudian, ia berhasil mengambil nasi, tapi dengan tangan yang gemetar dan itu membuat Bara mengerutkan keningnya."Apa yang kau takutkan? Tanganmu sampai gemetar seperti itu?" tanyanya dengan nada yang datar, seolah tidak tertarik dengan apa yang dialami Gina, tapi terganggu hingga ia harus mengomentari."Saya-saya hanya sedikit canggung, Tuan, karena saya-""Ada aku?!" potong Karina dan itu membuat Gina spontan merasa tertoho
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

ASI TERSENDAT KEMBALI

Ditinggalkan begitu saja oleh sang suami, membuat Karina benar-benar kesal, apalagi, rencananya untuk membuat Gina buruk di mata Bara tidak berhasil sama sekali.Karina jadi berpikir keras, apalagi yang akan ia lakukan untuk membuat Gina bisa mendapatkan nilai minus di mata suaminya.Sementara itu, Gina sudah di kamar Gavin. Ia tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur yang tidak terhingga atas apa yang baru saja dialaminya. Setidaknya, ia tidak membuat Bara curiga tentang air susunya yang sekarang ini tersendat, itu yang paling penting untuknya saat ini."Sabar, ya, Sayang. Mama pasti akan membuat kamu tidak kekurangan ASI lagi, Mama akan berusaha keras untuk mengembalikan ASI Mama menjadi banyak lagi seperti semula."Gina mengucapkan kalimat tersebut sambil mengusap puncak kepala Raya yang saat itu masih tertidur di samping Gavin. Bayi mungil itu tidur lelap meskipun ia tidak puas dengan air susu Gina yang tidak bisa ia sedot sampai ia kenyang.Hati Gina menjadi terenyuh melih
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

KEMARAHAN BARA!

Suara keras Karina bercampur aduk dengan tangisan Gavin yang marah dengan apa yang ia alami sekarang. Berulang kali, Gavin menyedot puting susu milik Gina, tapi ia tidak terlihat senang seperti biasanya karena memang ASI yang keluar tidak sebanyak diawal Gina menyusuinya.'Ya, Allah. Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? Padahal biasanya enggak, aku bahkan belum menyusui Raya sama sekali, kenapa ASI milikku jadi tersendat? Seharusnya enggak, kan?'Gina membatin dengan hati yang diselimuti perasaan gelisah.Diabaikannya untuk sejenak dampratan Karina. Ia berusaha keras untuk terus menyusui Gavin agar bayi itu tidak menangis.Bahkan, Gina menekan dadanya untuk membuat air susunya keluar dengan lancar seperti biasanya supaya Gavin tidak marah dan menangis seperti itu, namun tetap saja upaya Gina tidak berhasil. Gavin menangis keras dan tangisannya membuat Raya juga ikut terbangun lalu akhirnya ikut menangis hingga situasi kamar itu jadi kacau.Pusing mendengar semua bayi yang ada di situ
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

SITUASI BERTAMBAH KACAU!

Suara Bara menggema di kamar itu, membuat Gavin yang ada di dalam gendongan Karina menangis semakin kencang. Apalagi sejak ia diambil dari pangkuan Gina, Gavin yang merasa asing dengan ibunya sendiri karena Karina tidak pernah menyusuinya merasa tidak nyaman dalam gendongan Karina, ditambah Karina juga tidak ikhlas menggendong sang anak hingga Gavin semakin berontak di dalam dekapan ibunya sendiri. Akhirnya, karena kerepotan berusaha membuat tangisan Gavin berhenti, Karina memanggil babysitter Gavin, tapi Bara mencegah Karina memberikan Gavin pada sang pengasuh sebab pengasuh Gavin sedang mengatasi bayi Raya yang juga menangis. Dengan hati dongkol, Karina terpaksa tetap menggendong anaknya, sementara Bara tetap mengintrogasi Bi Narsih hingga Gina merasa tidak nyaman pada Bi Narsih. Ia mendekati Bara dengan kepala tertunduk dan berdiri di samping Bi Narsih yang juga menundukkan kepalanya seraya berusaha untuk meyakinkan Bara bahwa ia tidak berniat untuk menyalahgunakan kepercay
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

GINA JATUH SAKIT!

Langkah Bara berhenti tepat di belakang Gina dan Gina merasa sekarang seperti berada di ujung tanduk."Masih tidak bisa membuat Gavin kenyang, kan?" tanyanya dengan nada yang sinis. Ia melihat anaknya tetap gelisah meskipun tangisan Gavin tidak lagi seperti tadi yang sangat gencar dan keras."Percaya pada saya Tuan, air susu saya banyak, hanya tersendat saja, saya merasakan itu semua," jawab Gina dengan suara terbata-bata lantaran berusaha menahan gejolak perasaannya yang terhimpit karena situasi tersebut.Bi Narsih mendekati Gina meskipun ia khawatir Bara mencegahnya, namun ia benar-benar paham apa yang dirasakan oleh Gina, perempuan itu nekat saja mendekati Gina dan memeriksa dada Gina setelah izin pada Gina."Dada Mbak Gina memiliki sumber ASI yang banyak, jika Tuan Bara tidak percaya, Tuan bisa memanggil dokter untuk membuktikan apa yang saya ucapkan."Perempuan paruh baya itu bicara setelah memeriksa dada Gina satu persatu."Siapa yang mengizinkan Bibi bicara?" sinis Bara yang m
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

GINA DIPERIKSA

Suara Bara terdengar dingin saat mengucapkan kalimat tersebut pada Gina. Seolah-olah ia sangat terpaksa mengucapkan kalimat itu untuk kepentingan Gavin lantaran Bara terbiasa tidak memberikan perhatian pada orang lain kecuali keluarganya sendiri. Jika sekarang ia melakukan hal itu pada Gina, itu karena ia tidak mau Gavin terlalu lama terlantar disebabkan Gina yang sedang sakit seperti saat ini.Gina mengarahkan pandangannya pada Bara yang saat itu juga tengah menatapnya. 'Untuk apa aku sembuh, Pak. Kalau hanya untuk anak orang lain. Aku tidak diperkenankan memberikan perhatian dan kasihku untuk Raya.'Gina membatin demikian bersamaan saat tatapan mereka bersirobok. Namun, kata-kata itu hanya digaungkan Gina di dalam hati, tidak dikeluarkannya menjadi sebuah kalimat, karena tidak mungkin Gina mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Bara meskipun Gina sangat ingin. Gina hanya menanggapi perkataan dingin Bara tadi dengan ucapan singkat, bahwa ia paham dengan apa yang dikatakan oleh sa
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

MENYAMAR MENJADI SUAMI GINA

"Dia memiliki sumber ASI yang berlimpah," ujar perempuan yang masih tampak cantik itu pada Bara, hingga membuat Bara membalikkan tubuhnya dan mengarahkan pandangannya pada Gina sesaat, lalu setelah itu pada ibunya."Mami yakin?" katanya seolah ingin memastikan itu dengan sangat baik."Kamu meragukan pengetahuan Mami?" Indira balik bertanya, dan Bara menggeleng cepat. "Mami adalah orang yang paling aku percaya dari siapapun di dunia ini!""Kalau ASI-nya tersendat, itu karena ada faktor lain," jelas sang ibu lebih lanjut sambil mengarahkan pandangannya sesaat pada Gina yang berusaha untuk bersikap biasa lantaran canggung sudah diperiksa seperti tadi olehnya. Bagian dadanya dipegang pula. Meskipun sama-sama perempuan, tetap saja Gina merasa tidak terlalu nyaman."Mami tahu, faktor apa itu?" tanya Bara dengan mimik yang serius."Bermacam-macam, karena makan sedikit, pikiran yang stress, tapi bisa juga karena kesehatannya terganggu, jadi lebih baik bawa dia ke dokter khusus, untuk diper
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status