All Chapters of Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai: Chapter 61 - Chapter 70

206 Chapters

Bab 61

Jika Clara berani buat keributan, Edward pasti akan marah besar.Berdasarkan pemahamannya tentang status pernikahan Clara dan Edward, Clara tidak akan berani membuat Edward marah.Lagi pula, jika dia membuat Edward kesal lagi, dia pasti akan makin membencinya.Lily merasa lega setelah mendengar hal itu.Tetapi dia khawatir Clara akan terbakar cemburu jika melihat Edward bersikap terlalu baik pada Vanessa.Clara tidak peduli pada apa yang mereka pikirkan, dia bahkan mengabaikan mereka, karena orang yang duduk di sampingnya adalah Profesor Raka.Profesor Raka sudah lama tahu bahwa Clara juga akan datang ke pameran, dan dia pernah menyapanya di perjamuan sebelumnya.Obrolan mereka cukup menyenangkan pada jamuan makan terakhir, jadi dia sudah lama ingin bicara lagi dengan Clara, tetapi mereka berdua terlalu sibuk dan tidak punya waktu.Oleh karena itu, begitu dia dapat kesempatan hari ini, dia tentu tidak mau melewatkannya.Jadi, tidak lama setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Clara.
Read more

Bab 62

Semua orang telah duduk untuk makan siang begitu lama, tetapi Edward dan Dylan belum berbicara satu sama lain.Mendengar pertanyaan itu, Edward mengambil serbet di sampingnya dan menyeka sudut bibirnya, lalu menatap Dylan dan berkata sambil tersenyum, "Saya memang ada pemikiran gitu. Tapi gimana menurut Pak Dylan?"Dylan tentu saja tidak akan melewatkan bisnis yang datang kepadanya.“Morti Group tentu merasa terhormat bisa bekerja sama dengan Pak Edward.”Vanessa juga senang jika Edward dan Dylan bisa bekerja sama.Apalagi, jika hubungan mereka semakin baik, dia bakal memiliki lebih banyak kesempatan berkomunikasi dengan Dylan.Pada saat itu, dia bisa dengan mudah memenangkan hati Dylan.Memikirkan hal itu, dia menatap Clara dengan dingin.Clara masih mengobrol dengan Profesor Raka.Meskipun begitu, dia tetap memperhatikan pergerakan orang lain, hanya saja dia tidak menganggapnya terlalu serius.Jika Dylan benar-benar ingin kerja sama dengan Edward, dia tentu tidak akan keberatan.Dia
Read more

Bab 63

Setelah Dylan menyadari situasi di sana, dia segera berhenti berbicara dengan Pak Irawan Sentosa dan berjalan menuju Clara."Apa kamu baik-baik saja?"Clara menggelengkan kepalanya."Apa pergelangan kakimu terkilir?""Sepertinya iya."Pergelangan kakinya agak sakit, mungkin karena terkilir.Melihat Dylan peduli padanya, hatinya merasa hangat, tetapi juga sedikit sedih.Dia juga sudah menyadari cara orang-orang di sekelilingnya memandangnya.Dia tahu semua orang mengira dia sengaja melemparkan dirinya ke pelukan Edward.Bahkan jika dia terkilir sekarang, mereka mungkin akan berpikir dia pantas mendapatkannya.Sedangkan, Edward...Dia bahkan tidak mau membantunya berdiri, ketika dia melihatnya terjatuh, dia bahkan tidak bertanya apakah dia baik-baik saja.Satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya di sini adalah Dylan."Coba aku lihat.""Nggak apa-apa."Ada begitu banyak orang di sini.Tetapi Dylan mengabaikannya, dia tetap menggendongnya dan mendudukkannya menjauh dari kerumunan
Read more

Bab 64

Clara tanpa sadar langsung menolaknya. "Nggak usah repot-repot, aku bisa pergi ambil sendiri."Dia menolak dengan tegas, membuat Dani langsung terdiam.Clara berkata memastikan, "Halo?""Oke, nanti aku kirimkan alamat bengkelnya.""Oke, terima kasih bantuanmu."Dani pun menutup telepon tanpa mengatakan apa pun.Kaki Clara sedang terkilir, jadi tentu saja dia tidak bisa menyetir.Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya memutuskan untuk minta bantuan Dylan.Dylan pun setuju untuk membawakan mobilnya kembali setelah urusannya selesai.Malam hari, Clara memesan makanan secara online. Setelah selesai makan, dering telepon terdengar. Itu telepon dari Elsa, dia menanyakan kapan Clara akan pulang.Clara tentu saja berkata terus terang, "Kaki Mama terkilir, jadi kalau berjalan, agak sakit. Sekarang masih berobat jadi nggak bisa pulang. Kamu tidur lebih awal ya."Setelah mendengar kabar itu, Elsa langsung bertanya dengan perhatian, "Hah? Kaki Mama terluka? Apa parah? Apa sakit?""Sakit, tapi ngga
Read more

Bab 65

Dani terdiam sejenak, lalu berkata, "Nanti aku kirim nomor rekeningnya.""Oke." Clara berkata dengan sopan, "Maaf sudah merepotkanmu. Dan terima kasih banyak untuk bantuanmu hari ini."Dani berkata dengan tenang, "Sama-sama."Setelah itu, dia menutup teleponnya terlebih dahulu.Dylan yang mendengarkan di dekatnya, langsung bertanya, "Itu orang yang bantu kamu urus mobil?"Saat itu, Dani telah mengirimkan nomor rekening dan foto nota perbaikan mobilnya.Clara melihatnya dan segera membuka aplikasi pembayaran seluler sambil menjawab, “Benar.”Dari nada bicaranya, Dylan dapat menebak bahwa Clara tidak akrab dengan orang itu.Sedangkan Dani, Dylan sudah pasti mengenalnya, dan dia tahu bahwa Clara juga mengenalnya.Sejauh pengetahuannya, Clara dan Dani tidak akrab sama sekali.Oleh karena itu, meskipun dia mendengar Clara memanggil orang itu dengan nama Dani, dia tidak terpikir bahwa itu adalah Dani Nainggolan.Clara lalu mentransfer uang itu ke rekening Dani tanpa kurang satu rupiah pun.A
Read more

Bab 66

Mendengar kata-kata Elsa, Clara tiba-tiba tersadar.Kemarin saat dia terjatuh, Edward tidak menawarkan bantuan sama sekali untuk membantunya berdiri.Saat dia terluka, Edward juga berlagak seakan itu bukan masalahnya.Dia melakukan itu bukan hanya karena dia benar-benar tidak peduli padanya, tetapi juga karena dia takut Vanessa akan salah paham, bukan?Di dalam hatinya, pikiran dan perasaan Vanessa adalah yang terpenting, ‘kan?Edward sama sekali tidak peduli pada hidup matinya.Itulah mengapa dia bersikap begitu saat melihatnya terjatuh dan terluka kemarin, ya ‘kan?Memikirkan hal itu, ekspresinya menjadi dingin, dan dia hendak mengatakan bahwa itu tidak perlu, tetapi Edward berkata."Coba tanya Mamamu."Lalu Elsa bertanya kepada Clara, "Ma, Ayah tanya apa Mama mau bicara dengannya di telepon."Clara mengerutkan bibirnya dan berkata, "Nggak, Mama sedang sibuk."“Oke... ” Elsa juga berkata kepada ayahnya, “Ayah, Mama bilang nggak.”Edward menjawab, "Oh."Elsa berkata, "Oke, Ma. Sampai
Read more

Bab 67

Setelah makan siang bersama, mereka mengobrol selama beberapa jam dan kedua perusahaan sudah mencapai kesepakatan awal untuk menjalin hubungan kerja sama .Dua hari kemudian, Clara dan Dylan pergi ke perusahaan teknologi Edward, X-Tech, untuk membahas kontrak lebih lanjut.Ketika mereka tiba di X-Tech, mereka diterima oleh Pak Candra dan Pak Darmawan, seorang eksekutif senior X-Tech.Namun, Pak Darmawan datang terlambat.Setelah tiba di ruang rapat, hal pertama yang dilakukannya adalah meminta maaf kepada Clara dan Dylan."Saya baru saja ada rapat di lantai atas dengan Pak Edward dan yang lainnya. Maaf, karena sudah terlambat."Jadi, Edward juga sedang sekarang?Clara memikirkannya, lalu berjabat tangan dengan Dylan, dan berkata, "Tidak masalah, Pak Darmawan."Setelah dia tiba, mereka langsung membahas isi kontrak.Tak lama kemudian, seseorang mendorong pintu hingga terbuka.Clara dan Dylan tidak terlalu memperhatikan dan mengira dia hanya karyawan biasa X-Tech.Namun, saat Pak Candra
Read more

Bab 68

Vanessa tersenyum tipis, "Kita bicarakan nanti saja."Dengan kata lain, selama Vanessa mau, dia bisa datang ke X-Tech untuk bekerja kapan saja.Ada begitu banyak perbedaan cara Edward memperlakukan mereka berdua, dan Clara tidak ingin mengetahuinya lagi.Clara mengambil cangkir dan minum. Pada saat itu, dia melihat seseorang berdiri di luar pintu kaca.Dia mengangkat kepalanya sedikit.Edward Anggasta.Dia terdiam sejenak.Edward juga melihatnya, namun fokusnya tidak tertuju padanya.Clara berbalik dan melihat Vanessa tersenyum tipis ke arah pintu, jelas-jelas sedang menyapa Edward.Kemudian, Vanessa berkata kepada Pak Darmawan, "Saya pergi dulu."Baru saat itulah Pak Darmawan dan Pak Candra menyadari kedatangan Edward.Sekarang sudah hampir tengah hari, jadi Edward pasti datang khusus untuk mengajak Vanessa makan siang.Melihat mereka berdiri untuk menyambutnya, Edward berkata, "Jangan sungkan. Lanjutkan saja urusan kalian."Mereka mengangguk setuju.Edward berkata kepada Dylan denga
Read more

Bab 69

Dylan terkejut, "Wah, kebetulan sekali."Edward menjawab, "Iya, kebetulan sekali."Dylan berkata, "Karena kami lebih banyak jadi Pak Edward bisa turun duluan. Kami akan menunggu yang berikutnya.""Oke, sampai jumpa, Pak Dylan.""Sampai jumpa."Pintu lift tertutup lagi, mereka harus menunggu lift berikutnya.Setelah menunggu sebentar, saat mereka memasuki lift, ponsel Clara berdering.Itu dari Elsa.Setelah meminta ijin dengan yang lain, dia menjawab telepon, "Halo.""Ma, apa Mama sudah pulang kerja? Kapan Mama ke rumah?"Sejak Clara mengalami cedera kaki, Elsa selalu meneleponnya setiap hari. Setelah mengetahui bahwa cedera kaki mamanya telah sembuh, sejak kemarin dia selalu bertanya kapan Clara akan pulang.Clara sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini dan tidak bisa menemaninya tadi malam.Sekarang mendengarnya bertanya hal yang sama, dia berkata, "Sudah selesai, Mama akan ke sana sekarang.”Saat dia menutup telepon, lift sudah mencapai lantai bawah.Pak Candra bertanya dengan
Read more

Bab 70

Clara mengangguk setuju.Elsa memintanya untuk mengantarnya ke sekolah besok.Clara juga setuju.Sejak di Vila Air Panas, mereka berdua belum bertemu selama sepuluh hari.Jadi, dia menginap di di sana malam itu.Tetapi dia tidak akan tidur di kamar utama.Dia berencana untuk tidur dengan Elsa.Terakhir kali Clara datang dan tidur dengannya adalah karena dia sakit.Tetapi kali ini, dia tidak sakit, dan dia tidak meminta mamanya untuk tidur dengannya.Melihat Clara mandi di kamarnya dan berencana untuk tidur di kamarnya, Elsa tidak mengerti mengapa dia tidak masuk ke kamarnya dan ayah untuk tidur.Namun, dia sebenarnya suka tidur dengan Clara, karena aroma tubuhnya sangat harum dan lembut, dan sangat nyaman untuk memeluknya.Jadi dia tidak bertanya.Namun karena mamanya ada di sana, dia harus berhati-hati saat mengucapkan selamat malam kepada Tante Vanessa, jangan sampai mamanya tahu.Malam itu, ketika Clara tidur, waktu sudah lewat jam sebelas.Namun Edward belum kembali.Ketika dia ban
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status