Lahat ng Kabanata ng Sayang, Izinkan Aku Selingkuh: Kabanata 41 - Kabanata 50

71 Kabanata

Bab 40

Clara menghela napas panjang saat melihat suaminya, Erick, berdiri dengan kedua tangan bersedekap di ambang pintu dapur. Tatapan tajam pria itu membuat langkahnya terhenti. Ia hanya ingin mengambil semangkuk buah potong dari dalam kulkas, tapi sepertinya misi sederhana itu sudah terdeteksi oleh radar suaminya. “Kamu mau apa, Clara?” Erick bertanya dengan nada penuh selidik. Clara menutup pintu kulkas dengan perlahan, lalu menoleh dengan wajah tak bersalah. “Mau makan buah,” jawabnya ringan. Erick menghela napas, lalu berjalan mendekat dan mengambil mangkuk dari tangan istrinya. “Kamu tinggal bilang sama bibi atau aku. Aku yang ambilkan,” ujarnya sambil membawa mangkuk itu ke meja makan. Clara berdecak. “Erick, aku hanya hamil, bukan terkena penyakit mematikan.” “Tapi kamu bawa dua nyawa sekarang. Kamu harus hati-hati,” balas Erick, menatapnya dengan serius. Clara duduk di kursi, menyandarkan tubuhnya dengan lelah. Ini bukan pertama kalinya suaminya bersikap terlalu protekt
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 41

Zoya duduk di ruang tamu dengan wajah cemberut. Sejak tadi, David sibuk dengan laptopnya, seolah tak peduli pada keberadaannya. Padahal, ia sudah menahan kesal sejak pagi. Ia tidak mau lagi menunda pembicaraan ini. "David, aku mau semua aset yang atas namamu dipindahkan ke namaku," ujar Zoya tiba-tiba, membuat David menghentikan aktivitasnya. Pria itu mengangkat wajah, menatapnya dengan ekspresi datar. "Untuk apa?" Zoya mendengus kesal. "Ya jelas untuk jaga-jaga. Aku ini istrimu, kan? Apa salahnya kalau rumah dan mobil itu atas namaku juga?" David menghela napas berat, lalu menutup laptopnya. "Tidak bisa." Jawaban itu membuat dada Zoya bergejolak. "Kenapa tidak bisa? Dulu waktu Clara yang minta, kamu langsung kabulkan. Kenapa sekarang kamu malah mempersulit aku?" David menatapnya lekat. "Clara menemani aku dari nol. Saat aku tidak punya apa-apa, dia tetap bertahan. Aku merasa wajar kalau aset yang dulu kami bangun bersama atas namanya juga. Tapi kamu, Zoya? Sejak awal kamu
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 42

David duduk di dalam mobilnya, membiarkan hujan yang turun deras mengguyur kaca depan. Matanya menerawang jauh, pikirannya tak pernah sekacau ini. Pernikahan yang dulu ia pikir sebagai kemenangan, kini terasa seperti jerat yang perlahan mencekiknya. Zoya. Wanita yang dulu membuatnya tergila-gila, yang begitu ia inginkan sampai rela mengkhianati Clara, ternyata bukanlah kebahagiaan yang ia cari. Sejak hari pertama mereka menikah, Zoya menunjukkan wajah aslinya—manja, egois, dan tak pernah puas dengan apa pun yang ia berikan. Rumah mereka bukan lagi tempat pulang yang nyaman, melainkan medan perang yang penuh teriakan dan sindiran tajam. Dan yang lebih menyakitkan, karena Zoya, ibunya sendiri terpaksa meninggalkan rumah. Wanita tua itu tak pernah menyukai Zoya sejak awal. “Dia bukan istri yang baik untukmu, David,” ucap ibunya waktu itu. Tapi David terlalu buta untuk mendengar. Ia mengira ibunya hanya tidak bisa menerima keputusannya. Namun, kenyataan berbicara lain. Beberapa ming
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 43

Pagi itu, matahari masih enggan naik terlalu tinggi, menyisakan embun di ujung dedaunan dan kesejukan yang menyelinap di antara celah pepohonan taman kota. Clara menggandeng lengan Erick dengan nyaman, sementara suaminya berjalan santai di sampingnya, menikmati udara segar. “Aku suka pagi seperti ini,” ujar Clara dengan senyum tipis. “Tenang dan segar.” Erick meliriknya penuh kasih. “Makanya aku ajak kamu jalan-jalan. Agar kamu tidak stres di rumah terus.” Clara tertawa kecil, lalu mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. “Kamu memang suami yang perhatian.” Mereka berhenti sejenak di depan seorang penjual rujak buah. Clara yang memang sedang ngidam langsung berseru, “Mau rujak!” Erick tertawa pelan, lalu memesan satu porsi rujak dengan sambal kacang yang tidak terlalu pedas. Mereka memilih duduk di bangku taman di bawah pohon rindang, menikmati makanan yang sederhana tapi penuh makna. Sesekali, Erick menyuapi Clara dengan lembut, membuat beberapa pasang mata yang lewa
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 44

Clara duduk di sofa ruang tamu, matanya menerawang ke luar jendela. Sore itu langit tampak mendung, seakan mencerminkan suasana hatinya yang kelabu. Sejak pagi, ia merasa tidak tenang, pikirannya terus melayang ke masa lalu—ke sosok yang seharusnya sudah tidak ada dalam hidupnya lagi. David. Nama itu masih terukir di hatinya, meski kini status mereka bukan lagi suami-istri. Bukan karena ia masih mencintai pria itu, tapi karena rasa bersalah dan iba yang terus menghantuinya. David mandul, anak Zoya ternyata bukan anak David.Clara ingat betapa David tampak lebih tirus dari sebelumnya. Wajahnya juga terlihat pucat, dan rambut cepaknya yang dulu selalu tertata rapi kini hanya tergerai kusut. Beban pikiran yang ia tanggung sejak lama perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya. Sejak dokter memvonisnya mandul, Clara tau hidup David tidak akan sama lagi.Zoya hamil. Tapi bukan anak David. David yang selama ini menganggap Clara tidak bisa memiliki keturunan, ternyata dikhianati oleh wanita y
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 45

Maria menyesap jus buahnya perlahan, duduk di sudut restoran yang cukup tersembunyi. Matanya tajam mengamati dua sosok yang tengah berbincang di meja dekat jendela. Zoya, menantunya, terlihat begitu akrab dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Mereka berbincang sambil tersenyum, sesekali tertawa kecil. Maria mengangkat ponselnya, mengatur sudut agar bisa menangkap momen kebersamaan mereka tanpa menarik perhatian. Klik! Satu foto diambil. Dia memperbesar gambarnya, memastikan wajah Zoya dan pria itu terlihat jelas. Klik! Beberapa gambar lain menyusul. Tanpa menunda, Maria membuka aplikasi pesan dan mengirimkan foto itu kepada David, anaknya. _"Lihat ini. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan istrimu? Ini diambil barusan di restoran dekat rumah. Kamu pikir mereka hanya teman biasa?"_ Maria tersenyum puas setelah mengirimkan pesan itu. Dia tidak pernah benar-benar percaya pada Zoya sejak awal. Wanita itu selalu tampak menyimpan sesuatu, dan sekarang Maria merasa punya bukti yang
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 46

Tomi menyesap kopinya perlahan, menikmati setiap tetes yang menghangatkan tenggorokannya. Hari ini, pagi terasa lebih cerah dari biasanya. Bukan karena cuaca, melainkan karena berita yang baru saja didengarnya. David dan Zoya bercerai. Pria itu tersenyum puas. Akhirnya, pria sombong itu merasakan bagaimana rasanya jatuh ke dasar jurang keterpurukan. Seumur hidup, David selalu berada di atas, menikmati kesuksesan yang seakan disajikan di atas nampan emas. Sementara Tomi harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan setitik kebahagiaan. Sejak SMA, Tomi sudah menaruh benci pada David. Bukan hanya karena pria itu selalu menjadi pusat perhatian, tetapi juga karena sifat congkaknya. David suka merendahkan orang lain, dan Tomi menjadi salah satu korban favoritnya. Berkali-kali dia dihina di depan teman-temannya, dianggap pecundang, seseorang yang tidak akan pernah berhasil dalam hidup. Kata-kata David terus terngiang di benaknya. *"Orang seperti kamu, Tom, cuma bisa jadi bayang-bayang
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 47

Waktu berlalu, dan kebahagiaan itu akhirnya tiba. Setelah sembilan bulan penuh perjuangan, Clara berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Tangisannya yang nyaring memenuhi ruang bersalin, seolah menjadi nyanyian kebahagiaan bagi Erick yang setia menunggu di luar ruangan. Saat dokter akhirnya keluar dan memberi kabar bahwa Clara dan bayinya baik-baik saja, Erick merasa lega. Ia segera masuk dan melihat istrinya yang terbaring lelah, namun wajahnya bersinar penuh kebahagiaan. "Terima kasih, Sayang. Kamu sudah berjuang," bisik Erick sambil menggenggam tangan Clara dengan erat. Matanya menatap penuh cinta pada bayi mungil yang berada dalam pelukan istrinya. Clara tersenyum lemah, lalu menggeser sedikit kain yang menyelimuti bayinya. "Lihat, Erick. Dia sangat mirip denganmu," katanya pelan. Erick menatap wajah kecil itu—hidung mungil, bibir tipis, dan pipi yang masih kemerahan. Hatinya meleleh seketika. Ia menyentuh lembut dahi anaknya, seolah tak percaya bahwa kini ia
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 48

Clara memejamkan mata erat-erat, menahan rasa mual yang kembali menyerang. Tangannya menggenggam erat selimut, tubuhnya terasa lemas, sementara keringat dingin membasahi pelipisnya. Sudah tiga bulan usia kehamilannya, dan bukannya membaik, justru semakin berat. Mual datang tanpa aba-aba, kepala terasa berat seperti dihimpit beban, dan nafsu makannya turun drastis. "Sayang, kamu masih mual?" Erick duduk di sisi ranjang, menatapnya dengan wajah cemas. Tangannya terulur, mengusap lembut punggung Clara, berusaha memberikan kenyamanan. Clara membuka mata perlahan, bibirnya pucat. "Iya… kayaknya makin parah." Erick menarik napas, lalu dengan sigap mengambil segelas air putih dari nakas. "Coba minum sedikit, biar tidak dehidrasi." Clara meneguknya pelan, tapi baru beberapa detik kemudian, perutnya bergejolak lagi. Ia buru-buru menyingkap selimut dan berlari menuju kamar mandi. Erick sigap mengikuti, membantunya menahan rambut saat Clara kembali muntah. "Ya Tuhan, aku capek sekali,
last updateHuling Na-update : 2025-03-07
Magbasa pa

Bab 49

Clara menatap suaminya dengan saksama, mencoba membaca ekspresi di wajahnya yang tenang. Sejak mereka bertemu dengan wanita itu di butik sore tadi, pikirannya terusik. Erick hanya memberi jawaban singkat ketika Clara bertanya siapa dia, tetapi perasaan tidak enak masih menyelimuti hatinya. Saat ini, mereka sudah berada di kamar, bersiap untuk tidur. Namun, rasa penasaran Clara belum juga reda. Ia duduk di tepi ranjang, memainkan ujung selimut dengan gelisah sebelum akhirnya bertanya, "Erick, siapa sebenarnya Kamelia?" Pria itu, yang tengah melepas jam tangannya, terdiam sejenak. Ia menatap Clara, seolah mempertimbangkan sesuatu. "Kamu benar-benar ingin tahu?" tanyanya lembut. Clara mengangguk mantap. "Ya. Dia bukan sekadar teman sekolah atau teman kerja, kan?" Erick menarik napas dalam. "Tidak. Dia lebih dari itu," akhirnya ia mengakui. "Kamelia adalah wanita yang dulu pernah dijodohkan denganku oleh mendiang Ibu." Clara merasakan sesuatu mencelos di dadanya. Matanya membu
last updateHuling Na-update : 2025-03-07
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status