Share

Bab 40

Penulis: BalqizAzzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-03 11:10:04

Clara menghela napas panjang saat melihat suaminya, Erick, berdiri dengan kedua tangan bersedekap di ambang pintu dapur. Tatapan tajam pria itu membuat langkahnya terhenti. Ia hanya ingin mengambil semangkuk buah potong dari dalam kulkas, tapi sepertinya misi sederhana itu sudah terdeteksi oleh radar suaminya.

“Kamu mau apa, Clara?” Erick bertanya dengan nada penuh selidik.

Clara menutup pintu kulkas dengan perlahan, lalu menoleh dengan wajah tak bersalah. “Mau makan buah,” jawabnya ringan.

Erick menghela napas, lalu berjalan mendekat dan mengambil mangkuk dari tangan istrinya. “Kamu tinggal bilang sama bibi atau aku. Aku yang ambilkan,” ujarnya sambil membawa mangkuk itu ke meja makan.

Clara berdecak. “Erick, aku hanya hamil, bukan terkena penyakit mematikan.”

“Tapi kamu bawa dua nyawa sekarang. Kamu harus hati-hati,” balas Erick, menatapnya dengan serius.

Clara duduk di kursi, menyandarkan tubuhnya dengan lelah. Ini bukan pertama kalinya suaminya bersikap terlalu protekt
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 41

    Zoya duduk di ruang tamu dengan wajah cemberut. Sejak tadi, David sibuk dengan laptopnya, seolah tak peduli pada keberadaannya. Padahal, ia sudah menahan kesal sejak pagi. Ia tidak mau lagi menunda pembicaraan ini. "David, aku mau semua aset yang atas namamu dipindahkan ke namaku," ujar Zoya tiba-tiba, membuat David menghentikan aktivitasnya. Pria itu mengangkat wajah, menatapnya dengan ekspresi datar. "Untuk apa?" Zoya mendengus kesal. "Ya jelas untuk jaga-jaga. Aku ini istrimu, kan? Apa salahnya kalau rumah dan mobil itu atas namaku juga?" David menghela napas berat, lalu menutup laptopnya. "Tidak bisa." Jawaban itu membuat dada Zoya bergejolak. "Kenapa tidak bisa? Dulu waktu Clara yang minta, kamu langsung kabulkan. Kenapa sekarang kamu malah mempersulit aku?" David menatapnya lekat. "Clara menemani aku dari nol. Saat aku tidak punya apa-apa, dia tetap bertahan. Aku merasa wajar kalau aset yang dulu kami bangun bersama atas namanya juga. Tapi kamu, Zoya? Sejak awal kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 42

    David duduk di dalam mobilnya, membiarkan hujan yang turun deras mengguyur kaca depan. Matanya menerawang jauh, pikirannya tak pernah sekacau ini. Pernikahan yang dulu ia pikir sebagai kemenangan, kini terasa seperti jerat yang perlahan mencekiknya. Zoya. Wanita yang dulu membuatnya tergila-gila, yang begitu ia inginkan sampai rela mengkhianati Clara, ternyata bukanlah kebahagiaan yang ia cari. Sejak hari pertama mereka menikah, Zoya menunjukkan wajah aslinya—manja, egois, dan tak pernah puas dengan apa pun yang ia berikan. Rumah mereka bukan lagi tempat pulang yang nyaman, melainkan medan perang yang penuh teriakan dan sindiran tajam. Dan yang lebih menyakitkan, karena Zoya, ibunya sendiri terpaksa meninggalkan rumah. Wanita tua itu tak pernah menyukai Zoya sejak awal. “Dia bukan istri yang baik untukmu, David,” ucap ibunya waktu itu. Tapi David terlalu buta untuk mendengar. Ia mengira ibunya hanya tidak bisa menerima keputusannya. Namun, kenyataan berbicara lain. Beberapa ming

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 43

    Pagi itu, matahari masih enggan naik terlalu tinggi, menyisakan embun di ujung dedaunan dan kesejukan yang menyelinap di antara celah pepohonan taman kota. Clara menggandeng lengan Erick dengan nyaman, sementara suaminya berjalan santai di sampingnya, menikmati udara segar. “Aku suka pagi seperti ini,” ujar Clara dengan senyum tipis. “Tenang dan segar.” Erick meliriknya penuh kasih. “Makanya aku ajak kamu jalan-jalan. Agar kamu tidak stres di rumah terus.” Clara tertawa kecil, lalu mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. “Kamu memang suami yang perhatian.” Mereka berhenti sejenak di depan seorang penjual rujak buah. Clara yang memang sedang ngidam langsung berseru, “Mau rujak!” Erick tertawa pelan, lalu memesan satu porsi rujak dengan sambal kacang yang tidak terlalu pedas. Mereka memilih duduk di bangku taman di bawah pohon rindang, menikmati makanan yang sederhana tapi penuh makna. Sesekali, Erick menyuapi Clara dengan lembut, membuat beberapa pasang mata yang lewa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 44

    Clara duduk di sofa ruang tamu, matanya menerawang ke luar jendela. Sore itu langit tampak mendung, seakan mencerminkan suasana hatinya yang kelabu. Sejak pagi, ia merasa tidak tenang, pikirannya terus melayang ke masa lalu—ke sosok yang seharusnya sudah tidak ada dalam hidupnya lagi. David. Nama itu masih terukir di hatinya, meski kini status mereka bukan lagi suami-istri. Bukan karena ia masih mencintai pria itu, tapi karena rasa bersalah dan iba yang terus menghantuinya. David mandul, anak Zoya ternyata bukan anak David.Clara ingat betapa David tampak lebih tirus dari sebelumnya. Wajahnya juga terlihat pucat, dan rambut cepaknya yang dulu selalu tertata rapi kini hanya tergerai kusut. Beban pikiran yang ia tanggung sejak lama perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya. Sejak dokter memvonisnya mandul, Clara tau hidup David tidak akan sama lagi.Zoya hamil. Tapi bukan anak David. David yang selama ini menganggap Clara tidak bisa memiliki keturunan, ternyata dikhianati oleh wanita y

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 45

    Maria menyesap jus buahnya perlahan, duduk di sudut restoran yang cukup tersembunyi. Matanya tajam mengamati dua sosok yang tengah berbincang di meja dekat jendela. Zoya, menantunya, terlihat begitu akrab dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Mereka berbincang sambil tersenyum, sesekali tertawa kecil. Maria mengangkat ponselnya, mengatur sudut agar bisa menangkap momen kebersamaan mereka tanpa menarik perhatian. Klik! Satu foto diambil. Dia memperbesar gambarnya, memastikan wajah Zoya dan pria itu terlihat jelas. Klik! Beberapa gambar lain menyusul. Tanpa menunda, Maria membuka aplikasi pesan dan mengirimkan foto itu kepada David, anaknya. _"Lihat ini. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan istrimu? Ini diambil barusan di restoran dekat rumah. Kamu pikir mereka hanya teman biasa?"_ Maria tersenyum puas setelah mengirimkan pesan itu. Dia tidak pernah benar-benar percaya pada Zoya sejak awal. Wanita itu selalu tampak menyimpan sesuatu, dan sekarang Maria merasa punya bukti yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 46

    Tomi menyesap kopinya perlahan, menikmati setiap tetes yang menghangatkan tenggorokannya. Hari ini, pagi terasa lebih cerah dari biasanya. Bukan karena cuaca, melainkan karena berita yang baru saja didengarnya. David dan Zoya bercerai. Pria itu tersenyum puas. Akhirnya, pria sombong itu merasakan bagaimana rasanya jatuh ke dasar jurang keterpurukan. Seumur hidup, David selalu berada di atas, menikmati kesuksesan yang seakan disajikan di atas nampan emas. Sementara Tomi harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan setitik kebahagiaan. Sejak SMA, Tomi sudah menaruh benci pada David. Bukan hanya karena pria itu selalu menjadi pusat perhatian, tetapi juga karena sifat congkaknya. David suka merendahkan orang lain, dan Tomi menjadi salah satu korban favoritnya. Berkali-kali dia dihina di depan teman-temannya, dianggap pecundang, seseorang yang tidak akan pernah berhasil dalam hidup. Kata-kata David terus terngiang di benaknya. *"Orang seperti kamu, Tom, cuma bisa jadi bayang-bayang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 47

    Waktu berlalu, dan kebahagiaan itu akhirnya tiba. Setelah sembilan bulan penuh perjuangan, Clara berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Tangisannya yang nyaring memenuhi ruang bersalin, seolah menjadi nyanyian kebahagiaan bagi Erick yang setia menunggu di luar ruangan. Saat dokter akhirnya keluar dan memberi kabar bahwa Clara dan bayinya baik-baik saja, Erick merasa lega. Ia segera masuk dan melihat istrinya yang terbaring lelah, namun wajahnya bersinar penuh kebahagiaan. "Terima kasih, Sayang. Kamu sudah berjuang," bisik Erick sambil menggenggam tangan Clara dengan erat. Matanya menatap penuh cinta pada bayi mungil yang berada dalam pelukan istrinya. Clara tersenyum lemah, lalu menggeser sedikit kain yang menyelimuti bayinya. "Lihat, Erick. Dia sangat mirip denganmu," katanya pelan. Erick menatap wajah kecil itu—hidung mungil, bibir tipis, dan pipi yang masih kemerahan. Hatinya meleleh seketika. Ia menyentuh lembut dahi anaknya, seolah tak percaya bahwa kini ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 48

    Clara memejamkan mata erat-erat, menahan rasa mual yang kembali menyerang. Tangannya menggenggam erat selimut, tubuhnya terasa lemas, sementara keringat dingin membasahi pelipisnya. Sudah tiga bulan usia kehamilannya, dan bukannya membaik, justru semakin berat. Mual datang tanpa aba-aba, kepala terasa berat seperti dihimpit beban, dan nafsu makannya turun drastis. "Sayang, kamu masih mual?" Erick duduk di sisi ranjang, menatapnya dengan wajah cemas. Tangannya terulur, mengusap lembut punggung Clara, berusaha memberikan kenyamanan. Clara membuka mata perlahan, bibirnya pucat. "Iya… kayaknya makin parah." Erick menarik napas, lalu dengan sigap mengambil segelas air putih dari nakas. "Coba minum sedikit, biar tidak dehidrasi." Clara meneguknya pelan, tapi baru beberapa detik kemudian, perutnya bergejolak lagi. Ia buru-buru menyingkap selimut dan berlari menuju kamar mandi. Erick sigap mengikuti, membantunya menahan rambut saat Clara kembali muntah. "Ya Tuhan, aku capek sekali,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07

Bab terbaru

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 72

    Hujan turun perlahan, menyelimuti kota dengan udara dingin yang menusuk hingga ke tulang. Zoya berdiri di depan jendela apartemennya, memandang rintik hujan yang membasahi jalanan. Di belakangnya, Danis duduk di sofa dengan ekspresi muram, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menanggapi permintaan Zoya."Aku sudah memutuskan, Danis," suara Zoya terdengar tegas namun lirih. "Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku tidak mau menjadi orang ketiga dalam pernikahanmu."Danis menatapnya lekat, hatinya terasa diremas. "Aku hanya ingin bersamamu dan anak kita, Zoya. Aku merasa lebih dihargai saat bersamamu dibandingkan dengan…" Ia menghentikan kalimatnya, enggan menyebut nama istrinya.Zoya menarik napas dalam. "Danis, aku tidak bisa hidup dalam bayang-bayang hubungan yang tidak jelas. Aku tidak mau anak kita tumbuh dalam situasi yang penuh kebohongan dan ketidakpastian. Jika kau ingin berada di sisi kami, selesaikan dulu semuanya. Aku tidak akan menerima separuh hatimu."Danis menunduk.

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 71

    Clara menghela napas panjang saat duduk di teras rumahnya, menikmati semilir angin sore yang menerpa wajahnya. Hidupnya terasa lebih damai akhir-akhir ini. Tidak ada lagi gangguan dari Agnes yang selama ini selalu berusaha mengusik ketenangannya. Bahkan, David pun sudah jarang muncul di hadapannya. Semua terasa begitu tenang, begitu sempurna, apalagi dengan kehadiran Erick, suami yang selalu setia di sisinya.Erick muncul dari dalam rumah, membawa segelas jus jeruk dan menyerahkannya kepada Clara. Ia tersenyum hangat, lalu duduk di sampingnya. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanyanya sambil mengelus perut Clara yang semakin membesar."Tidak ada," jawab Clara, tersenyum kecil. "Aku hanya menikmati momen ini. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku merasa tenang seperti ini."Erick tersenyum, lalu mencium kening istrinya dengan lembut. "Kalau begitu, mari kita buat hari ini lebih menyenangkan. Bagaimana kalau kita pergi ke kedai jus favoritmu?"Mata Clara berbinar. "Itu ide y

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 70

    Agnes melangkah masuk ke dalam ruangan dengan wajah lesu. Thomas, yang sedang duduk santai di sofa dengan segelas wine di tangannya, menatapnya sekilas sebelum kembali menyesap minumannya. “Kamu terlihat seperti orang yang kalah,” sindir Thomas tanpa basa-basi. Agnes mendesah panjang, lalu menjatuhkan diri ke sofa di seberangnya. “Aku memang kalah, Tom. Aku menyerah.” Thomas menaikkan satu alisnya. “Menyerah? Sejak kapan Agnes yang kukenal tahu artinya menyerah?” Agnes menyandarkan kepalanya ke belakang, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. “Sejak aku sadar bahwa aku tidak akan pernah bisa menyentuh perempuan itu.” Thomas mulai tertarik. Dia meletakkan gelasnya dan bersandar, menunggu penjelasan lebih lanjut. “Clara benar-benar beruntung,” lanjut Agnes dengan suara getir. “Ada dua pria yang menjaganya dengan nyawa mereka. Erick, suaminya sekarang. Dan David… mantan suaminya yang jelas-jelas masih punya rasa.” Mata Thomas melebar. “Clara? Tunggu… Clara yang kau ma

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 69

    "Hatchii!" Zoya buru-buru menutup mulutnya dengan tisu. Ia mengerutkan kening. Katanya kalau bersin tiba-tiba, itu tandanya ada seseorang yang sedang membicarakannya. Entah siapa, tapi dia malas memikirkannya lebih jauh. Yang jelas, hari ini dia hanya ingin menikmati waktunya tanpa gangguan. Duduk di sofa ruang tamunya yang luas, Zoya melirik ke arah putranya yang tengah bermain dengan Sus Juni. Bocah kecil itu tertawa riang, membuat hati Zoya sedikit tenang meski tubuhnya masih terasa lelah. Lelah bukan hanya karena kurang tidur, tetapi juga karena pekerjaannya yang menuntutnya untuk selalu tampak menggoda dan siap memanjakan para pria hidung belang. Hari ini, dia memutuskan untuk mengambil libur beberapa hari. Dia butuh istirahat, butuh waktu hanya untuk dirinya sendiri dan anaknya. Tidak ada pria yang menjamahnya, tidak ada tuntutan untuk bersikap manis atau mengobral senyum palsu. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sesaat. Tok! Tok! Tok!Zoya mengernyit. Siapa yang dat

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 68

    Clara duduk di salah satu sudut ruang tamu, memperhatikan dengan sedikit canggung interaksi antara dua pria yang pernah dan masih mengisi hidupnya—David, mantan suaminya, dan Erick, suami keduanya. Tidak ada ketegangan di antara mereka, justru sebaliknya. Mereka terlihat terlalu akrab untuk ukuran dua pria yang pernah berada dalam hidup wanita yang sama. Dan semua ini gara-gara Agnes. Wanita itu telah membuat hidup Clara seperti roller coaster dalam beberapa minggu terakhir. Dari percobaan mencelakainya hingga berbagai intrik yang membuatnya hampir kehilangan kewarasannya. Namun yang membuatnya lebih bingung adalah kenyataan bahwa kini David dan Erick justru mendiskusikan Agnes dengan nada yang begitu santai, seakan mereka sedang membicarakan cuaca. Samar-samar, Clara menangkap percakapan mereka. "Agnes itu cantik, kaya... Kenapa dia tidak mencari pria single saja untuk diganggu?" ucap David dengan nada heran. Clara menajamkan pendengarannya. Agnes memang punya segalanya—kec

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 67

    Agnes duduk di depan cermin riasnya, menatap bayangan dirinya yang sempurna. Wajahnya tanpa cela, dengan hidung mancung, bibir penuh, dan mata tajam yang selalu berhasil menundukkan pria mana pun. Tubuhnya langsing dengan lekukan yang didambakan banyak wanita. Ia adalah model papan atas, seorang pengusaha sukses di industri kecantikan, wanita yang memiliki segalanya—harta, kecantikan, dan status sosial. Tapi kenapa… kenapa seorang Clara, wanita biasa yang hanya seorang ibu rumah tangga, bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa Agnes miliki? Cinta. Bukan sekadar cinta biasa, tetapi cinta yang ugal-ugalan, menggebu-gebu, liar. Dua pria sekaligus menggilai Clara seperti hidup mereka bergantung padanya. Erick, pria berkarisma dengan latar belakang bisnis kuat, dan David, lelaki dengan aura bad boy yang liar namun memikat. Mereka berdua rela berseteru demi seorang Clara. Clara yang bukan siapa-siapa. Agnes mengepalkan jemarinya. Ia mengenal Dion, bahkan pernah mendekatinya. Namun

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 66

    Agnes melangkah masuk ke dalam apartemen Vano dengan emosi yang meluap-luap. Langkahnya berat, penuh kemarahan yang siap meledak kapan saja. Begitu pintu tertutup di belakangnya, tatapannya langsung menembak Vano yang tengah duduk santai di sofa. "Dasar pria bodoh!" bentaknya, membuat Vano nyaris tersedak minuman yang baru saja diteguknya. "A-Agnes?" Vano tergagap, buru-buru meletakkan gelasnya di atas meja. "Ada apa?" Agnes melangkah cepat ke arahnya, wajahnya merah padam menahan amarah. "Aku mempercayakan tugas ini padamu, Vano! Tapi apa yang kau lakukan? Dua kali kesempatan emas dan kau menyia-nyiakannya!" Vano menghela napas, mencoba meredakan ketegangan. "Dengar, Agnes, aku sudah berusaha. Tapi Clara selalu lolos! Dia beruntung!" "Beruntung?" Agnes tertawa sinis. "Kamu pikir ini soal keberuntungan? Ini soal ketidakbecusanmu, Vano!" Wanita itu menjatuhkan tasnya ke sofa, lalu menatapnya dengan mata menyala.Vano menundukkan kepala, merasa terpojok. Dia tahu Agnes tidak a

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 65

    David turun dari mobil lebih dulu, lalu membukakan pintu untuk ibunya, Maria. Wanita itu tampak sedikit gugup, mungkin karena ini pertama kalinya ia datang ke rumah mantan menantunya setelah pernikahan Clara dengan Erick. "Apa kamu yakin tidak merepotkan?" tanya Maria pelan, matanya menatap David dengan ragu. "Clara adalah mantan istriku, dan aku peduli padanya," jawab David tegas. "Lagipula, aku ingin Erick sadar kalau ada ancaman nyata di sekitar istrinya." Maria mengangguk, lalu mengikuti langkah putranya menuju pintu utama. Mereka disambut oleh seorang pelayan yang segera mempersilakan mereka masuk. Tak lama, Erick muncul dari ruang tamu dengan ekspresi waspada. "David," sapanya singkat, lalu menoleh ke Maria. "Bu Maria." Maria tersenyum tipis, sedikit canggung. "Kami datang untuk menjenguk Clara. Bagaimana keadaannya?" "Dia baik-baik saja," Erick menjawab, melirik sekilas ke arah David seakan mengawasi gerak-geriknya. Baru saja mereka hendak melangkah menuju kamar C

  • Sayang, Izinkan Aku Selingkuh   Bab 64

    Erick menatap David dengan tatapan penuh selidik. Di depannya, pria itu tampak serius, seolah apa yang baru saja diucapkannya bukanlah lelucon.Tempo hari, David memberi laporan kalau Agnes berencana melakukan hal jahat pada Clara. Tapi hingga saat ini Erick tidak memberikan perlindungan ketat pada Clara. Wanita itu bahkan diperbolehkan keluar rumah tanpa pengawalan.“Aku masih ragu Agnes berani mencelakai clara,” Erick mengulang ucapan David dengan nada skeptis. “Aku rasa dia tidak sejahat itu.” David menghela napas panjang, tampak frustrasi dengan reaksi Erick. “Aku tidak bercanda, Erick. Aku mendengarnya sendiri. Agnes tidak terima kau memilih Clara, dan dia berniat melakukan sesuatu untuk menyingkirkannya.” Erick mengusap wajahnya, mencoba meredam gejolak pikirannya. Dia mengenal Agnes cukup lama. Wanita itu memang keras kepala, emosional, bahkan terkadang sulit dikendalikan. Tapi mencelakai seseorang? Itu terdengar terlalu berlebihan. “Kamu tahu sendiri Agnes bukan tipe ora

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status