All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan: Chapter 71 - Chapter 80

126 Chapters

BAB 71

"Kalian sama-sama orang baik, begini lebih baik. Bersaudara saling mendukung daripada saling bermusuhan," ujar Ilona tersenyum melihat hubungan Egar dan Andra yang begitu cepat membaik."Itulah mengapa Papa meminta kami bertemu saat sudah dewasa," jawab Andra.Egar tersenyum. "Mengapa Papa tidak pernah mengatakan apapun kepadaku. Sedangkan kepada kalian Papa malah menitipkan ini untukku. Apa papa begitu tidak percaya padaku?" Membayangkan itu rasanya sedih. Bahkan sampai embusan nafas terakhirnya, Papanya tidak mengatakan apapun tentang Andra dan ibunya.Andra menggeleng. "Bukan tidak percaya, tapi papa tidak mau menyakiti perasaan Abang dan Nyonya Bira.""Mungkin papa tahu temperamen aku jelek dulunya," jawab Egar."Papa bilang, kalian pasti akan sulit menerima alasan Papa. Pastinya, apapun yang papa jelaskan tidak akan bisa diterima. Jadi, Papa memilih diam daripada menyakiti perasaan kalian," ujar Andra."Sepertinya, Papa lebih menemukan arti keluarga bersama kalian," gumam Egar.
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB 72

Ilona menatap Bu Sari dengan penuh harap. Wanita tua itu sudah seperti ibu sendiri baginya. Dari awal, Bu Sari selalu menyambut mereka dengan hangat, membela Ilona dari gosip tetangga, dan bahkan merawat Yumi seperti cucunya sendiri. Jadi ketika mereka harus pindah, ada perasaan berat yang menggelayuti hati Ilona."Maafkan kami, Bu," ucap Ilona lirih.Bu Sari tersenyum lembut. "Ibu paham. Tapi kalau sudah pindah, sering-seringlah main ke sini, ya?"Ilona dan Egar mengangguk serempak. Mereka tentu tidak akan melupakan wanita baik hati itu. Namun, mereka juga sadar bahwa tidak mungkin selamanya tinggal di rumah kontrakan ini. Mereka butuh tempat tinggal yang bisa menjadi milik mereka sendiri, tempat yang akan menemani mereka hingga masa depan.Namun, keesokan paginya, sebelum mereka sempat mencari lokasi untuk membangun rumah baru, Bu Sari datang membawa kabar mengejutkan."Ibu pikir-pikir, lebih baik rumah ini dijual saja ke kalian," katanya tenang.Ilona dan Egar saling berpandangan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB 73

“Ilona, kami tidak menyangka loh kamu ini memanfaatkan bu Sari yang sudah tua agar menjual rumahnya. Kamu tega sekali sih seperti ini, padahal beliau sangat baik sama kamu,” ujar salah satu tetangga, Bi Asih, saat Ilona sedang membeli sayur pagi ini di lapar mamang sayur.Ilona berdiri kaku di depan lapak sayur, tangan gemetar saat meraih tomat yang hendak dimasukkannya ke dalam kantong. Tuduhan Bi Asih menusuk hatinya seperti pisau tajam. Ia tidak pernah memanfaatkan Bu Sari, apalagi sampai merayunya agar menjual rumah dengan harga murah."Apa maksudnya, Bi?" tanya Ilona dengan suara bergetar, meski ia berusaha tetap tenang.Bi Asih melipat tangannya di dada. "Kamu merayu Bu Sari agar menjual rumah dengan harga murah, kualat loh sama orang tua yang sudah baik sama kamu. Kalau bukan karena Bu Sari, mungk
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB 74

“Bu, sudahlah bukan salah Mila.”“Pasti karena dia!”Udara masih terasa dingin, tetapi suasana di depan lapak mamang sayur sudah menghangat oleh perdebatan yang baru saja terjadi. Ilona menghela napas panjang, lalu mendekat dan memeluk Bu Sari dengan erat. Wanita tua itu masih terlihat marah, tapi perlahan genggaman tangannya yang menegang mulai melemah."Bu, sudah. Jangan marahi Mila. Mungkin dia hanya tidak mau rumahnya dijual," ujar Ilona lembut, mencoba menenangkan Bu Sari.Mamang sayur yang sedari tadi menjadi saksi bisu hanya melanjutkan aktivitasnya, menata sayur-mayur yang mulai berkurang. Perdebatan antar ibu-ibu memang sudah menjadi pemandangan biasa baginya."Tidak bisa dibiarkan!" suara Bu
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB 75

Ilona berdiri mematung, nafasnya tertahan di tenggorokan. Kata-kata Mila masih terngiang di kepalanya—pindah hari ini. Bagaimana mungkin? Rumah kontrakan yang baru bahkan belum siap, mereka belum menyepakati harga, apalagi sempat membersihkannya.Dan kalau harus pindah dengan membawa dua anak kecil, rasanya itu sangat sulit. Kasihan anak-anaknya akan terkena debu. Dan apakah mereka harus mengungsi ke hotel?Ilona hanya bisa menghela nafas berat."Mila! Kau gila?" bentak Bu Sari dengan wajah memerah, tidak percaya dengan permintaan putrinya.Mila menatap tajam, kedua tangannya bersedekap. "Apa? Ibu tega mengatakan aku gila hanya karena wanita ini?! Ibu benar-benar sudah berubah!" tuduhnya dengan nada penuh emos
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB 76

Mobil bak terbuka melaju pelan di jalanan berdebu, membawa Ilona dan anak-anaknya menuju tempat yang akan menjadi rumah mereka selanjutnya. Angin sore yang mulai sejuk menyapu wajah mereka, membuat rambut Yumi sedikit berantakan. Gadis kecil itu menatap Ilona dengan mata bulat penuh kebingungan.“Kita mau ke mana, Ma?” tanyanya polos, kedua tangannya memeluk boneka kelinci kesayangannya.“Kita akan ke rumah kita yang baru, Nak,” jawab Ilona dengan suara lembut.Yumi mengernyitkan kening. “Rumah baru?”“Iya, sayang.” Ilona mengusap kepala putrinya, berusaha memberikan ketenangan meskipun hatinya sendiri dipenuhi dengan berbagai perasaan.Di belakang mereka, Egar mengendarai motor
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB 77

Senja merayap perlahan di langit, meninggalkan semburat jingga yang menghiasi cakrawala. Di teras rumah yang sederhana itu, dua sosok itu kini berdiri berhadapan—Bu Sari, wanita tua dengan tubuh ringkih, dan Mila yang tampak sedang menatap ibunya dengan sinis.Padahal Ilona sudah pergi, tapi Mila masih saja belum terima begitu saja. Dia belum puas, apalagi melihat ibunya yang tampak begitu bersedih atas kepindahan Ilona dan keluarganya.“Iya, aku kan anak yang Ibu buang,” kata Mila ketus, tangannya terlipat di depan dada, matanya tajam menatap ibunya.“Saat aku pergi, ibu gak sedih berlebihan seperti ini. Tapi, saat orang yang baru ibu kenal ibu sangat sedih. Bahkan kabarnya ibu selalu ajak anaknya main, menganggap anaknya itu sebagai cucu sendiri. Tapi, beda dengan anakku,” sambung Mil
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

BAB 78

Sementara itu, di rumah kontrakan yang baru keluarga Ilona dan Egar…Ilona menatap sekeliling ruangan dengan napas yang sedikit tersengal. Rumah baru mereka masih penuh dengan kardus dan koper, sebagian besar belum dibongkar.Namun, hal pertama yang ia pikirkan adalah memastikan kamar mereka siap untuk malam ini. Setidaknya, ia ingin Yumi dan Gana bisa tidur dengan nyaman. Dia mengeluarkan pakaian Yumi dan Gana di tempat yang mudah dijangkau. Karena, anak-anak pastinya akan lebih sering berganti pakaian.“Sayang, biarkan saja dulu. Pelan-pelan saja, jangan terlalu capek. Kamu harus istirahat,” suara Egar terdengar lembut dari belakangnya.Ilona mengangguk sambil mengusap keringat di pelipisnya. “Iya, ini cuma bersih-bersih sedikit untuk kamar. Da
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

BAB 79

Kring! Kring!Suara telepon yang berdering keras membuat Ilona buru-buru menghentikan aktivitasnya di dapur. Ia baru saja selesai menggoreng telur untuk Yumi ketika melihat layar ponselnya. Nama Bu Nining tertera di sana, salah satu tetangganya di rumah kontrakan yang lama.Hatinya mendadak berdebar. Apa yang terjadi? Kenapa pagi-pagi begini Bu Nining menelepon? Dan itu tidak biasanya, kemarin juga bu Nining sempat membantu Ilona beres-beres barang sebelum pindah dadakan itu."Assalamualaikum, Bu Nining," sapa Ilona begitu menggeser ikon hijau di layar.Namun, suara panik langsung menyambutnya. "Ilona, Bu Sari masuk rumah sakit!"Ilona nyar
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

BAB 80

Ruangan perawatan Bu Sari terasa sunyi sesaat setelah Ilona muncul di depan pintu. Namun, ketegangan segera mencuat saat suara Mila yang nyaring memecah keheningan."Wah, anaknya sudah datang nih!" seru Mila dengan nada penuh sindiran.Ilona mengerutkan kening, dadanya bergetar menahan emosi yang sudah sejak tadi mendidih. Ia sudah mendengar cerita dari Egar tentang sikap Mila yang dingin terhadap kondisi ibunya. Namun, mendengarnya langsung seperti ini tetap saja membuat hatinya panas."Apa maksudmu, Mila?" tanyanya tajam.Mila menyilangkan tangan di dadanya, ekspresi di wajahnya menunjukkan ketidaksukaan yang jelas. "Ya jelas! Kau kan anaknya Ibu. Jadi seharusnya dari tadi pagi kau yang ada di sini, menjaganya!"Ilona mengg
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status