Evita duduk dengan tenang di kursinya, menyesap kopi yang baru saja disajikan. Di hadapannya, seorang pria berpenampilan rapi meletakkan amplop cokelat di atas meja. Senyumnya tipis, penuh arti, seolah menikmati ekspresi Evita yang berusaha tetap tenang meskipun hatinya berdebar."Seperti yang saya katakan sebelumnya, Nona Evita," ujar pria itu, menyandarkan tubuh ke kursinya, "Tuan Rama bukan pria yang bersih yang selama ini Anda bayangkan."Evita menatapnya tajam, lalu membuka amplop itu. Di dalamnya ada beberapa foto, Rama di lobi hotel mewah, Rama di restoran bersama seorang perempuan berbeda di setiap tempat, Rama memasuki kamar hotel dengan seorang wanita yang jelas bukan pasangan tetapnya."Setiap kali dia melakukan perjalanan bisnis, selalu ada perempuan yang menemani," lanjut pria itu. "Mereka bukan sekadar rekan bisnis atau kolega. Mereka adalah perempuan bayaran, kelas atas, tentu saja."Evita meremas foto-foto itu dengan erat. Hatinya terasa panas. "Dan sekarang?"Pria itu
Last Updated : 2025-03-23 Read more