All Chapters of Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah : Chapter 11 - Chapter 20

59 Chapters

11. Selamat Pagi, Cinta

Rama melangkah mendekati Cinta, matanya menyapu tubuhnya dengan tatapan yang penuh nafsu. Di tangannya, ponsel masih terhubung dengan Evita, panggilan yang sengaja tidak diakhiri.Rama ingin Evita mendengar segalanya, ingin gadis itu tahu bahwa tidak ada ruang untuknya di hatinya. Dengan gerakan perlahan, Rama meletakkan ponsel di nakas, memastikan suara mereka tetap terdengar jelas di sisi lain telepon.“Kamu cantik malam ini,” ucap Rama dengan suara datar namun penuh intensitas. Kata-katanya menggantung di udara, seolah menunggu reaksi.“Terima kasih,” jawab Evita dari ujung telepon, suaranya lembut namun penuh harap.Wajah Evita merona, hatinya pun melambung tinggi. Untuk sesaat, dia membayangkan Rama sedang berbicara padanya, memujinya dengan penuh cinta. Tapi semua itu tidak berlangsung lama, dan segera hancur berkeping-keping.“Aah….”Satu desahan lembut lolos dari bibir Cinta saat Rama mulai menyentuhnya. Sentuhannya kasar, penuh tuntutan dan gairah.Cinta mencoba menahan napas
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

12. Terpuaskan Segalanya

Cinta beranjak dari tempat tidur, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Hatinya masih berdebar mengingat cara Rama menatapnya tadi. Senyum itu. Tatapan itu. Terlalu berbahaya.Cinta meraih pakaian yang tergeletak di kursi, bersiap untuk meninggalkan kamar. Tapi baru saja melangkah, tangan Rama dengan cepat menangkap pergelangan tangannya hingga membuat Cinta kembali terduduk di tepian ranjang.“Tetaplah di sini.” Suara Rama terdengar rendah, hampir seperti bisikan.Cinta menoleh, menemukan pria itu masih bersandar di kepala ranjang, menatapnya dengan ekspresi yang sulit ia artikan. Seolah berat melepaskannya.“Aku harus membuat sarapan dan menyiapkan pakaianmu,” ujar Cinta pelan.Rama menghela napas, lalu bersandar lebih santai. “Hari ini aku tidak ada pekerjaan. Tapi nanti malam ada gala dinner.”Cinta hanya diam, menunggu kelanjutannya.“Aku ingin kau mendampingiku.”Cinta mengerutkan kening, sedikit terkejut. “Aku?”Rama mengangguk. “Ya. Dan aku ingin kau tampil cantik malam ini
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

13. Pertemuan

Kala Cinta dan Rama sedang asik berbelanja, di tempat yang berbeda meski hatinya sedang terpatahkan tetapi dia tetap memperjuangkan rasa cintanya kepada Rama.Kini Evita sudah berada di rumah keluarga Narendra. Dia duduk dengan anggun di ruang tamu berhadapan dengan Widya, Mama Rama, yang sedang menikmati teh di sore hari.Meskipun hatinya masih perih setelah mengetahui Rama bersama perempuan lain, ia tidak menunjukkan kelemahannya. Senyum manis tetap menghiasi wajahnya."Padahal baru kemarin ketemu, tapi rasanya sudah kangen dengan Tante Widya," ucap Evita dengan nada lembut.Widya menatapnya dengan penuh kasih. "Ah, Evita, kamu memang anak yang manis. Tante juga senang kamu datang. Seandainya saja kamu sudah menikah dengan Rama, tentu tante tidak akan kesepian. Apalagi kalau kalian sudah punya anak."Evita mengangguk. Rasa percaya dirinya membumbung tinggi. Evita terdiam sejenak memilah dan memilih kata dengan hati-hati agar tidak terkesan terlalu agresif."Tante bisa saja. Tapi apa
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

14. Gala Dinner

Maira menautkan lengannya erat pada Kevin, tersenyum penuh kemenangan, seolah ingin menegaskan siapa yang kini berdiri di sisinya.Cinta menahan napas. Ini tidak akan mudah. Mungkin rasa cinta sudah terkikis habis, tetapi rasa sakit karena pengkhianatan dan pengabaian dari Kevin masih terasa. Apalagi hal itu membuatnya harus terjebak bersama Rama.Sementara itu Rama dan Kevin, meski keduanya tidak mengenal secara pribadi, tetapi mereka saling mengetahui sepak terjang masing-masing dalam dunia bisnis. Ada persaingan tak kasat mata sebagai sesama pengusaha muda, selain masalah perempuan yang kini berada di samping mereka.Rama semakin mempererat genggamannya di pinggang Cinta, jarinya menekan kuat seakan ingin mengukir jejak kepemilikannya. Lalu, dengan langkah mantap dan penuh kharisma, ia membawa Cinta mendekati Kevin.Rama tersenyum tipis dan mengulurkan tangan. “Senang akhirnya bisa bertemu dengan Kevin Sanjaya. Perkenalkan, saya Rama Narendra.”Kevin membalas jabatan tangan itu, ek
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

15. Ingin Bahagia

Rama membuka pintu vila dan melangkah masuk lebih dulu, membiarkan Cinta mengikutinya dalam diam. Begitu pintu tertutup, atmosfer berubah. Tidak ada lagi sorot mata tamu gala dinner, tidak ada lagi Kevin dan Maira, tidak ada lagi tatapan penuh penilaian dari orang-orang masa lalu Cinta.Namun, justru dalam keheningan ini, Cinta merasa semakin terpojok.Rama melepaskan jasnya, melemparkannya ke sofa. Dia kemudian membuka dasinya perlahan, sembari menatap Cinta yang berdiri beberapa langkah darinya, tampak ragu.“Kau masih menginginkannya?” Rama bertanya, suaranya dalam dan tajam.Cinta mengangkat wajahnya, sedikit terkejut. “Apa?”“Kevin.”Cinta menghela napas, matanya menghindari tatapan Rama. “Kami sudah punya kehidupan masing-masing.”Jawaban itu seharusnya cukup. Seharusnya menutup pembicaraan ini. Tapi Rama tidak puas. Ia melangkah lebih dekat, memangkas jarak di antara mereka. “Itu jawaban yang terdengar terlalu netral. Seperti jawaban seseorang yang masih mencoba meyakinkan diri
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

16. Rujuk

Tamparan keras mendarat di pipi Kevin.Kevin masih merasakan panas di pipinya ketika matanya menangkap bayangan sosok yang sangat di kenalnya. Dan kini berdiri di depannya dengan penuh amarah. Dia adalah Lilian, mamanya.Wajah Lilian penuh amarah, matanya berkilat-kilat menatap Kevin sebelum beralih ke sosok di belakangnya. Maira, yang masih menutupi tubuhnya dengan selimut, menegang di tempatnya."Jadi perempuan ini yang membuatmu lupa diri?" Suara Lilian terdengar tajam dan penuh penghinaan. "Seorang perempuan murahan yang menggoda putraku untuk mendapatkan uangnya?"Maira terperanjat. "Ma … maaf, Tante, saya tidak ….""Keluar!" Lilian menunjuk ke pintu dengan penuh wibawa. "Aku tidak ingin melihat pel*cur seperti kau ada di sini!"Wajah Maira memucat. Matanya melirik Kevin, berharap ada pembelaan. Namun, Kevin hanya diam, ekspresinya dingin."Tante, saya tidak menggoda Kevin. Kami hanya ….""Hanya apa?" Lilian menyeringai sinis. "Kau pikir aku tidak tahu tipe perempuan sepertimu? Y
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

17. Janji di Atas Ranjang Penuh Noda

Hari-hari setelah malam gala dinner terasa berbeda. Hubungan antara Cinta dan Rama berubah seolah tanpa batasan.Dendam yang dulu membara di dada Rama kini hanya menyisakan gairah yang semakin sulit ia kendalikan. Ia mulai melihat Cinta bukan hanya sebagai perempuan yang ia sewa untuk memuaskan nafsu semata, tetapi sebagai seseorang yang mengisi hari-harinya dengan cara yang tak pernah ia duga.Di sisi lain, Cinta tetap berusaha menjalani perannya dengan profesional. Ia tahu ini hanya sementara, dan hitung mundur menuju perpisahan mereka semakin dekat. Cinta sadar jika dia harus bisa mengendalikan diri agar tidak terbawa perasaan.Kini mereka menjalani hari-hari yang terasa seperti rutinitas pasangan sebenarnya. Di siang hari, mereka bertemu dengan klien-klien penting, menghadiri pertemuan bisnis, dan menikmati makan malam di restoran mewah.Rama selalu memastikan bahwa Cinta tampil sempurna setiap kali mereka bersama. Tidak peduli berapa uang yang dia keluarkan untuk membelikan Cinta
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

18. Bukan Cinta yang Dulu

Evita duduk dengan tenang di kursinya, menyesap kopi yang baru saja disajikan. Di hadapannya, seorang pria berpenampilan rapi meletakkan amplop cokelat di atas meja. Senyumnya tipis, penuh arti, seolah menikmati ekspresi Evita yang berusaha tetap tenang meskipun hatinya berdebar."Seperti yang saya katakan sebelumnya, Nona Evita," ujar pria itu, menyandarkan tubuh ke kursinya, "Tuan Rama bukan pria yang bersih yang selama ini Anda bayangkan."Evita menatapnya tajam, lalu membuka amplop itu. Di dalamnya ada beberapa foto, Rama di lobi hotel mewah, Rama di restoran bersama seorang perempuan berbeda di setiap tempat, Rama memasuki kamar hotel dengan seorang wanita yang jelas bukan pasangan tetapnya."Setiap kali dia melakukan perjalanan bisnis, selalu ada perempuan yang menemani," lanjut pria itu. "Mereka bukan sekadar rekan bisnis atau kolega. Mereka adalah perempuan bayaran, kelas atas, tentu saja."Evita meremas foto-foto itu dengan erat. Hatinya terasa panas. "Dan sekarang?"Pria itu
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

19. Pulang

Cinta melangkah lebih dulu, melewati Rama tanpa menoleh. Tapi saat dia sampai di pintu, suara Rama menghentikannya.“Apa yang akan membuatmu bertahan di sisiku?” tanya Rama, suaranya berat, penuh dengan beban yang sulit terucapkan.Cinta berhenti, tangannya menggenggam erat kopernya menahan emosi yang tiba-tiba menyeruak. Dia menoleh sedikit, hanya cukup untuk melihat bayangan Rama di sudut matanya.“Dalam hidup ini, tidak semuanya bisa kau miliki, Rama. Termasuk aku.” Suara Cinta hampir bergetar, tapi coba dia tahan. Cinta tak ingin Rama melihat sisi rapuh dalam dirinya.Rama berdiri mematung dengan perasaan yang sulit dia jelaskan. Tatap matanya tertuju pada punggung Cinta yang semakin menjauh meninggalkannya pergi. Kembali Rama harus merasakan kehampaan seperti saat dia mendengar pernikahan Cinta dengan Kevin. Hal yang membuatnya mengenal dunia malam dan senang bermain perempuan.Tetapi, tampaknya Rama bukanlah pria yang mudah menyerah. Dia mengejar Cinta, langkahnya cepat, penuh t
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

20. Rencana Pertunangan

Gerakan Cinta saat menuruni ranjang membuat Chiara terbangun. Matanya berkedip perlahan sebelum akhirnya terbuka sepenuhnya. Bocah kecil itu menggeliat, sebelum akhirnya ia melihat sosok yang begitu dirindukan telah berada di hadapannya.“Mama!” Suara Chiara melengking penuh kebahagiaan.Cinta terkejut dan menghentikan langkahnya. Melihat putrinya yang kepayahan untuk menghampirinya, Cinta pun bergegas mendakti puutrinya lebih dahulu. Pelukan erat nan hangat langsung menyambut Cinta.“Mama pulang! Mama pulang!” suaranya dipenuhi kegembiraan, dan tubuh kecilnya bergetar karena tangis bahagia.Cinta tersenyum sambil menahan air matanya. Ia membalas pelukan Chiara, meresapi setiap detik kebersamaan ini.“Iya, Sayang... Mama pulang,” ucap Cinta penuh kehangatan.Chiara mengangkat wajahnya, matanya berbinar. “Mama lihat! Aku bisa jalan lagi!”Dengan hati-hati, dia meraih alat bantu jalannya yang diletakkan di sisi ranjang. Perlahan, dia berusaha berdiri. Kakinya masih tampak lemah, tapi ad
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status