Share

11. Selamat Pagi, Cinta

last update Last Updated: 2025-03-20 16:45:20

Rama melangkah mendekati Cinta, matanya menyapu tubuhnya dengan tatapan yang penuh nafsu. Di tangannya, ponsel masih terhubung dengan Evita, panggilan yang sengaja tidak diakhiri.

Rama ingin Evita mendengar segalanya, ingin gadis itu tahu bahwa tidak ada ruang untuknya di hatinya. Dengan gerakan perlahan, Rama meletakkan ponsel di nakas, memastikan suara mereka tetap terdengar jelas di sisi lain telepon.

“Kamu cantik malam ini,” ucap Rama dengan suara datar namun penuh intensitas. Kata-katanya menggantung di udara, seolah menunggu reaksi.

“Terima kasih,” jawab Evita dari ujung telepon, suaranya lembut namun penuh harap.

Wajah Evita merona, hatinya pun melambung tinggi. Untuk sesaat, dia membayangkan Rama sedang berbicara padanya, memujinya dengan penuh cinta. Tapi semua itu tidak berlangsung lama, dan segera hancur berkeping-keping.

“Aah….”

Satu desahan lembut lolos dari bibir Cinta saat Rama mulai menyentuhnya. Sentuhannya kasar, penuh tuntutan dan gairah.

Cinta mencoba menahan napas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    12. Terpuaskan Segalanya

    Cinta beranjak dari tempat tidur, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Hatinya masih berdebar mengingat cara Rama menatapnya tadi. Senyum itu. Tatapan itu. Terlalu berbahaya.Cinta meraih pakaian yang tergeletak di kursi, bersiap untuk meninggalkan kamar. Tapi baru saja melangkah, tangan Rama dengan cepat menangkap pergelangan tangannya hingga membuat Cinta kembali terduduk di tepian ranjang.“Tetaplah di sini.” Suara Rama terdengar rendah, hampir seperti bisikan.Cinta menoleh, menemukan pria itu masih bersandar di kepala ranjang, menatapnya dengan ekspresi yang sulit ia artikan. Seolah berat melepaskannya.“Aku harus membuat sarapan dan menyiapkan pakaianmu,” ujar Cinta pelan.Rama menghela napas, lalu bersandar lebih santai. “Hari ini aku tidak ada pekerjaan. Tapi nanti malam ada gala dinner.”Cinta hanya diam, menunggu kelanjutannya.“Aku ingin kau mendampingiku.”Cinta mengerutkan kening, sedikit terkejut. “Aku?”Rama mengangguk. “Ya. Dan aku ingin kau tampil cantik malam ini

    Last Updated : 2025-03-20
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    13. Pertemuan

    Kala Cinta dan Rama sedang asik berbelanja, di tempat yang berbeda meski hatinya sedang terpatahkan tetapi dia tetap memperjuangkan rasa cintanya kepada Rama.Kini Evita sudah berada di rumah keluarga Narendra. Dia duduk dengan anggun di ruang tamu berhadapan dengan Widya, Mama Rama, yang sedang menikmati teh di sore hari.Meskipun hatinya masih perih setelah mengetahui Rama bersama perempuan lain, ia tidak menunjukkan kelemahannya. Senyum manis tetap menghiasi wajahnya."Padahal baru kemarin ketemu, tapi rasanya sudah kangen dengan Tante Widya," ucap Evita dengan nada lembut.Widya menatapnya dengan penuh kasih. "Ah, Evita, kamu memang anak yang manis. Tante juga senang kamu datang. Seandainya saja kamu sudah menikah dengan Rama, tentu tante tidak akan kesepian. Apalagi kalau kalian sudah punya anak."Evita mengangguk. Rasa percaya dirinya membumbung tinggi. Evita terdiam sejenak memilah dan memilih kata dengan hati-hati agar tidak terkesan terlalu agresif."Tante bisa saja. Tapi apa

    Last Updated : 2025-03-21
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    14. Gala Dinner

    Maira menautkan lengannya erat pada Kevin, tersenyum penuh kemenangan, seolah ingin menegaskan siapa yang kini berdiri di sisinya.Cinta menahan napas. Ini tidak akan mudah. Mungkin rasa cinta sudah terkikis habis, tetapi rasa sakit karena pengkhianatan dan pengabaian dari Kevin masih terasa. Apalagi hal itu membuatnya harus terjebak bersama Rama.Sementara itu Rama dan Kevin, meski keduanya tidak mengenal secara pribadi, tetapi mereka saling mengetahui sepak terjang masing-masing dalam dunia bisnis. Ada persaingan tak kasat mata sebagai sesama pengusaha muda, selain masalah perempuan yang kini berada di samping mereka.Rama semakin mempererat genggamannya di pinggang Cinta, jarinya menekan kuat seakan ingin mengukir jejak kepemilikannya. Lalu, dengan langkah mantap dan penuh kharisma, ia membawa Cinta mendekati Kevin.Rama tersenyum tipis dan mengulurkan tangan. “Senang akhirnya bisa bertemu dengan Kevin Sanjaya. Perkenalkan, saya Rama Narendra.”Kevin membalas jabatan tangan itu, ek

    Last Updated : 2025-03-21
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    15. Ingin Bahagia

    Rama membuka pintu vila dan melangkah masuk lebih dulu, membiarkan Cinta mengikutinya dalam diam. Begitu pintu tertutup, atmosfer berubah. Tidak ada lagi sorot mata tamu gala dinner, tidak ada lagi Kevin dan Maira, tidak ada lagi tatapan penuh penilaian dari orang-orang masa lalu Cinta.Namun, justru dalam keheningan ini, Cinta merasa semakin terpojok.Rama melepaskan jasnya, melemparkannya ke sofa. Dia kemudian membuka dasinya perlahan, sembari menatap Cinta yang berdiri beberapa langkah darinya, tampak ragu.“Kau masih menginginkannya?” Rama bertanya, suaranya dalam dan tajam.Cinta mengangkat wajahnya, sedikit terkejut. “Apa?”“Kevin.”Cinta menghela napas, matanya menghindari tatapan Rama. “Kami sudah punya kehidupan masing-masing.”Jawaban itu seharusnya cukup. Seharusnya menutup pembicaraan ini. Tapi Rama tidak puas. Ia melangkah lebih dekat, memangkas jarak di antara mereka. “Itu jawaban yang terdengar terlalu netral. Seperti jawaban seseorang yang masih mencoba meyakinkan diri

    Last Updated : 2025-03-22
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    16. Rujuk

    Tamparan keras mendarat di pipi Kevin.Kevin masih merasakan panas di pipinya ketika matanya menangkap bayangan sosok yang sangat di kenalnya. Dan kini berdiri di depannya dengan penuh amarah. Dia adalah Lilian, mamanya.Wajah Lilian penuh amarah, matanya berkilat-kilat menatap Kevin sebelum beralih ke sosok di belakangnya. Maira, yang masih menutupi tubuhnya dengan selimut, menegang di tempatnya."Jadi perempuan ini yang membuatmu lupa diri?" Suara Lilian terdengar tajam dan penuh penghinaan. "Seorang perempuan murahan yang menggoda putraku untuk mendapatkan uangnya?"Maira terperanjat. "Ma … maaf, Tante, saya tidak ….""Keluar!" Lilian menunjuk ke pintu dengan penuh wibawa. "Aku tidak ingin melihat pel*cur seperti kau ada di sini!"Wajah Maira memucat. Matanya melirik Kevin, berharap ada pembelaan. Namun, Kevin hanya diam, ekspresinya dingin."Tante, saya tidak menggoda Kevin. Kami hanya ….""Hanya apa?" Lilian menyeringai sinis. "Kau pikir aku tidak tahu tipe perempuan sepertimu? Y

    Last Updated : 2025-03-22
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    17. Janji di Atas Ranjang Penuh Noda

    Hari-hari setelah malam gala dinner terasa berbeda. Hubungan antara Cinta dan Rama berubah seolah tanpa batasan.Dendam yang dulu membara di dada Rama kini hanya menyisakan gairah yang semakin sulit ia kendalikan. Ia mulai melihat Cinta bukan hanya sebagai perempuan yang ia sewa untuk memuaskan nafsu semata, tetapi sebagai seseorang yang mengisi hari-harinya dengan cara yang tak pernah ia duga.Di sisi lain, Cinta tetap berusaha menjalani perannya dengan profesional. Ia tahu ini hanya sementara, dan hitung mundur menuju perpisahan mereka semakin dekat. Cinta sadar jika dia harus bisa mengendalikan diri agar tidak terbawa perasaan.Kini mereka menjalani hari-hari yang terasa seperti rutinitas pasangan sebenarnya. Di siang hari, mereka bertemu dengan klien-klien penting, menghadiri pertemuan bisnis, dan menikmati makan malam di restoran mewah.Rama selalu memastikan bahwa Cinta tampil sempurna setiap kali mereka bersama. Tidak peduli berapa uang yang dia keluarkan untuk membelikan Cinta

    Last Updated : 2025-03-22
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    18. Bukan Cinta yang Dulu

    Evita duduk dengan tenang di kursinya, menyesap kopi yang baru saja disajikan. Di hadapannya, seorang pria berpenampilan rapi meletakkan amplop cokelat di atas meja. Senyumnya tipis, penuh arti, seolah menikmati ekspresi Evita yang berusaha tetap tenang meskipun hatinya berdebar."Seperti yang saya katakan sebelumnya, Nona Evita," ujar pria itu, menyandarkan tubuh ke kursinya, "Tuan Rama bukan pria yang bersih yang selama ini Anda bayangkan."Evita menatapnya tajam, lalu membuka amplop itu. Di dalamnya ada beberapa foto, Rama di lobi hotel mewah, Rama di restoran bersama seorang perempuan berbeda di setiap tempat, Rama memasuki kamar hotel dengan seorang wanita yang jelas bukan pasangan tetapnya."Setiap kali dia melakukan perjalanan bisnis, selalu ada perempuan yang menemani," lanjut pria itu. "Mereka bukan sekadar rekan bisnis atau kolega. Mereka adalah perempuan bayaran, kelas atas, tentu saja."Evita meremas foto-foto itu dengan erat. Hatinya terasa panas. "Dan sekarang?"Pria itu

    Last Updated : 2025-03-23
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    19. Pulang

    Cinta melangkah lebih dulu, melewati Rama tanpa menoleh. Tapi saat dia sampai di pintu, suara Rama menghentikannya.“Apa yang akan membuatmu bertahan di sisiku?” tanya Rama, suaranya berat, penuh dengan beban yang sulit terucapkan.Cinta berhenti, tangannya menggenggam erat kopernya menahan emosi yang tiba-tiba menyeruak. Dia menoleh sedikit, hanya cukup untuk melihat bayangan Rama di sudut matanya.“Dalam hidup ini, tidak semuanya bisa kau miliki, Rama. Termasuk aku.” Suara Cinta hampir bergetar, tapi coba dia tahan. Cinta tak ingin Rama melihat sisi rapuh dalam dirinya.Rama berdiri mematung dengan perasaan yang sulit dia jelaskan. Tatap matanya tertuju pada punggung Cinta yang semakin menjauh meninggalkannya pergi. Kembali Rama harus merasakan kehampaan seperti saat dia mendengar pernikahan Cinta dengan Kevin. Hal yang membuatnya mengenal dunia malam dan senang bermain perempuan.Tetapi, tampaknya Rama bukanlah pria yang mudah menyerah. Dia mengejar Cinta, langkahnya cepat, penuh t

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    59. Ah ...

    Waktu seakan berhenti. Tidak ada suara lain yang terdengar di telinga Rama, selain degup jantungnya sendiri.Ingin rasanya Rama bangkit dari tempat duduknya, berlari dan merengkuh pinggang Cinta. Ingin rasanya menculiknya dan langsung membawanya ke hotel terdekat. Rama sudah tidak sanggup menahan gairah, dia ingin mengulang saat-saat intim bersama Cinta.Tapi akal sehat Rama masih menahannya di kursi, duduk manis hanya menatap, dan menunggu reaksi pertama dari Cinta.Dan Cinta… masih berdiri di tempat. Seolah hatinya belum memutuskan apakah dia harus menghampiri Rama, atau justru kembali melangkah menjauh sebelum semuanya dimulai kembali.“Mbak, tamunya nunggu sudah lama,” ucap Rizka pelan dan ragu-ragu, karena melihat reaksi Cinta yang sangat berbeda. Sangat serius dan ada ketakutan.Cinta mengangguk pelan diikuti hembusan napas kasar. “Ya, aku akan ke sana.”Tidak ada guna lari, karena Rama akan terus mengejarnya. Seperti halnya masalah dengan Nora, dia pun akan menghadapi Rama.Di

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    58. Sebuah Pertemuan

    Rama memejamkan mata sejenak. Kata demi kata yang terlontar dari bibir Arman bukan hanya restu, tapi ujian. Ujian tentang kesungguhan dan harga diri. Bukan hanya kesungguhan atas rasa cintanya, tetapi juga niatnya untuk berubah. “Terima kasih, Pa. Aku akan buktikan,” ucap Rama ketika membuka mata dan menatap sang ayah.Arman mengangguk. “Lakukan dengan tenang. Jangan gegabah. Mamamu biar papa yang urus.”Meski Arman sadar meyakinkan Widya bukanlah hal yang mudah, tetapi dia tetap mendukung putranya. Sudah terlalu lama putranya tersesat. Motivasi apa pun yang akan membawa perubahan akan dia dukung dengan sepenuh hati.***Hari yang dinantikan Rama akhirnya tiba. Dengan langkah mantap, dia melangkah keluar dari rumah.Rama mengenakan kemeja putih yang disetrika rapi, dipadukan dengan celana panjang warna abu tua. Jasnya belum dikenakan, masih disampirkan di lengan. Wajahnya bersih, segar, dan kali ini tak ada aroma parfum yang berlebihan atau gaya yang mencolok. Hanya lelaki biasa yang

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    57. Wejangan Arman

    Rama berdiri di ambang pintu ruang kerja ayahnya, memandangi sosok Arman Wijaya yang sedang membetulkan dasi di depan cermin. Setelan jas abu-abu gelap membungkus tubuh tegap itu, seolah menghapus bayang-bayang sakit yang sempat membuat Rama resah berminggu-minggu“Hari ini papa akan kembali ke kantor?” tanya Rama sambil menatap dengan saksama sang papa, seolah ingin memastikan jika pria di hadapannya sudah benar-benar sehat.Arman menoleh dan tersenyum kecil. “Papa sudah cukup istirahat. Perusahaan butuh orang tua seperti papa untuk mengingatkan anak muda seperti kamu agar tidak terlalu ambisius.”Meski tidak ke kantor, tetapi informasi tetap mengalir kepada Arman. Terutama proyek besar yang berhubungan dengan Narendra Green Dinamic. Selain itu juga Rama yang selalu lembur, entah karena terlalu antusias atau ada target lain yang dia kejar.Rama tertawa kecil, rasa lega menyelinap dalam dada. Ia mengangguk, “Papa tahu kan, aku tidak akan main-main dengan tanggung jawab.”“Dan Papa tah

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    56. Sosok dari Masa Lalu

    Cinta mengepalkan tangannya di bawah meja. Dalam diam, Cinta sedang mengumpulkan keberanian untuk melawan. Janda beranak satu itu sudah siap dengan segala konsekuensinya.“Aku mengajakmu bertemu bukan untuk bilang ‘ya’,” ujar Cinta akhirnya. Suaranya yang tenang justru terasa menghujam di dada Nora.Senyum Nora menipis. Matanya menyipit karena tidak percaya melihat keberanian Cinta. “Lalu … untuk apa?”“Untuk memberitahu kamu, jika aku tidak akan goyah dengan pendirianku sekarang,” jawab Cinta pelan. “Aku tidak akan takut dengan segala ancamanmu, Nora. Kamu bisa mengatakan kepada siapa pun tentang masa laluku. Dan aku tidak akan peduli dengan penilaian mereka.”Teror tiada henti dari Nora justru semakin meyakinkan Cinta, jika niatnya untuk meninggalkan lembah hina, lebih besar dari ketakutan jika aibnya akan terbongkar.Cinta sadar, kapan pun aib itu bisa terbongkar, entah dari Nora, atau dari orang lain yang pernah melihatnya bersama Rama. Hujatan dan caci maki akan tertuju kepadanya

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    55. Rayuan

    Sejak kehadiran Nora, hari-hari Cinta mulai terasa semakin penuh tekanan. Sejak tautan gosip itu menyebar, dia merasa seolah seluruh mata memandangnnya dengan tatapan hina.Setiap menyaksikan pelanggan yang sedang bercanda sambil menikmati hidangan, Cinta merasa seolah mereka sedang membicarakan dirinya. Kini hidup Cinta terasa tidak tenang, dipenuhi dengan berbagai kecurigaan. Cinta merasa, setiap orang yang memandangnya seolah ingin mengupas lapis demi lapis tubuh dan masa lalunya.Nora terus meneror. Kadang hanya kiriman emoji api, atau tautan komentar jahat dari netizen.Bahkan sosok yang telah menjadi teman bertumbuh sejak masa kecil itu, tidak segan mengirim pesan bernada ancaman, “Tinggal tunggu waktu sampai anakmu tahu siapa ibunya sebenarnya.”Cinta membaca setiap pesan yang dikirim oleh Nora, tetapi tidak satu pun yang dia balas.Untuk masalah yang satu ini, Cinta merasa benar-benar harus menghadapinya sendiri. Dia tidak tahu harus berbagi dengan siapa.Ini bukan tentang luk

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    54. Ancaman Nora

    Cinta berdiri di balik meja kasir, mengenakan blus putih sederhana dan celemek cokelat khas kafe miliknya. Ia menatap Hardy, barista muda yang sedang menuangkan espresso ke dalam cangkir. Pemuda itu berhenti sejenak saat menyadari Cinta melangkah menghampirinya, tampaknya ada hal penting yang ingin dia bicarakan.“Hardy!”Mendengar panggilan dari Cinta, Hardy segera meletakkan milk jug ke atas meja, lalu berbalik menghadap bos barunya.“Iya, Mbak?”Karena usia para karyawan tidak terlalu jauh dengan Cinta, mereka memanggil Cinta dengan panggilan 'Mbak' agar lebih akrab. Meski ada beberapa yang belum terbiasa, dan tetap memanggil 'bu' seperti saat bersama dengan Anisa dulu.“Terima kasih, ya,” ucap Cinta, menatap mata Hardy dengan tulus. “Kamu sudah bantu sampaikan pesanku ke Pak Davin. Aku tahu ini bukan posisi yang nyaman buat kamu, apalagi kalian masih ada hubungan kekerabatan.”Hardy tersenyum tipis, meski matanya tampak sedikit canggung. “Nggak apa-apa, Mbak. Mas Davin juga… ya,

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    53. Ancaman

    Cinta berdiri di dekat meja kasir, menatap kosong ke arah para karyawan yang mulai merapikan kafe menjelang waktu tutup. Lantunan musik lembut masih mengalun pelan dari speaker di sudut ruangan, bercampur dengan suara kursi digeser, gelas dicuci, dan ucapan ringan antar sesama karyawan. Semuanya tampak biasa, seperti hari-hari sebelumnya. Tapi tidak dengan Cinta.Bayangan wajah Nora terus menghantui pikirannya. Senyum licik itu. Kata demi kata yang seperti racun. Ancaman yang bisa meruntuhkan semua yang selama ini dia bangun dengan susah payah.Tangannya yang menggenggam kain lap di meja mulai bergetar. Cinta berusaha tetap tegak, tersenyum kecil saat Rizka melambaikan tangan pamit. Tapi senyum itu tak sampai ke matanya. Begitu pintu kafe tertutup dan tinggal suara detik jam dinding yang terdengar jelas, Cinta menyandarkan tubuhnya ke meja, diam-diam menunduk.Air mata itu jatuh pelan. Tanpa suara. Tanpa drama. Hanya butiran kecil yang mengalir perlahan di pipinya. Ia menyekanya cep

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    52. Badai yang Kembali Datang

    Cinta menyandarkan punggungnya pada kursi, menatap Nora dengan sorot mata dingin, meski amarah dalam dadanya membara. Dalam diamnya, ia mengingat kembali semua luka yang sudah lama ia pendam, malam-malam panjang penuh air mata, rasa jijik yang tidak bisa hilang dari tubuhnya, dan suara erangan dan desahan Rama yang terus menghantui pikirannya. Semua itu berawal dari satu nama, Nora.“Aku tidak akan pernah lupa, Nor,” ucap Cinta akhirnya, suaranya datar namun tajam. “Nggak akan lupa dari mana uang itu berasal. Dari mana aku bisa beli kafe ini. Dan aku juga nggak akan lupa siapa sahabatku yang menjerumuskan aku ke lembah itu.”Nora tersenyum kecil, seperti tak tersentuh oleh tudingan itu. Ia menyilangkan kakinya, mengambil cangkir kopi yang tinggal setengah, lalu menyesapnya dengan santai. “Kamu harusnya berterima kasih sama aku, Cin. Bukan malah melempar kesalahan seperti ini."Cinta menyipitkan mata. “Terima kasih? Karena kamu sudah menjual aku?”Nora tertawa, pahit dan sarkastik. “O

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    51. Bukan Sahabat Lagi

    Nora. Sahabat masa kecil, seseorang yang dulu tidur di ranjang sebelah di panti asuhan. Yang berbagi sepotong roti dan mimpi-mimpi kecil tentang masa depan yang lebih baik. Tetapi dia adalah perempuan yang telah menghancurkan hidup Cinta. Dengan kata-kata manis dan senyum pura-pura, Nora menggiringnya ke dalam perangkap. Membuatnya percaya bahwa pekerjaan itu akan membawa kehidupan lebih baik, tetapi yang ia dapatkah adalah kehinaan. Kehinaan bersama Rama. Satu bulan menjadi budak nafsu mantan kekasihnya, sampai kini masih menghantui tidurnya.Sekarang, Nora duduk santai, tertawa pelan, tanpa beban. Seolah semua itu tak pernah terjadi. Seolah mereka masih dua anak yatim piatu yang saling menjaga.Tiara menoleh dan melambaikan tangan dengan wajah senang melihat kehadiran Cinta. “Kak Cintaaa! Lihat Kak Nora datang."Cinta mengangguk pelan. Senyum kecil dipaksakan, meski tangan yang menggenggam alat bantu jalan Chiara mulai gemetar.Nora bangkit dari duduknya, menghampiri Cinta lalu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status