Dengan berat hati Cinta menggelengkan kepala, lalu dia berucap dengan suara serak, "Maaf, Sayang... Papa masih sibuk bekerja."Chiara mengangguk kecil, meski wajahnya jelas menunjukkan rasa kecewa yang mendalam. Ia melempar pandang ke luar jendela, menatap pohon-pohon yang berderet di tepi jalan. Sorot matanya suram, dan jemarinya memainkan telinga bonekanya.Cinta hanya bisa menatap ke depan, menahan tangis. Ia tahu, penjelasan seperti itu tak kan selamanya bisa diterima. Tapi untuk saat ini, itu adalah kalimat paling halus yang bisa ia ucapkan. Cinta sadar, kelak Chiara akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sulit untuk dijawab.***Sementara itu, di tempat yang berbeda, tepatnya di halaman panti asuhan yang baru saja kembali sepi, sebuah mobil lain melaju perlahan, lalu berhenti tepat di depan gerbang. Bunda Aminah yang belum sempat masuk kembali ke ruangannya, menghentikan langkahnya dan menoleh.Tatap matanya menajam. Mobil itu sangat ia kenal.Hatinya bergetar, ada y
Last Updated : 2025-04-06 Read more