All Chapters of Tunangan Kontrak Presdir Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Bab 21 - Aku Ingin Menciummu

“Mereka musuhan?” tanya Lydia.“Sejak lima tahun yang lalu saya bekerja dengan Pak Damian, beliau memang nggak akrab dengan Pak Alex. Seperti musuhan, setahu saya karena masalah posisi di perusahaan ini, tapi ada hal lain yang cukup rumit yang membuat mereka seperti itu selama bertahun-tahun.”Lydia mengangguk-angguk.“Saya nggak bisa menjelaskan lebih lanjut karena ini privasi Pak Damian. Kalau kamu penasaran, tanya aja langsung.”“Oke.” Lydia merasa tak perlu tahu lebih lanjut tentang permusuhan Damian dan kakaknya, lagi pula bukan urusannya. “Tapi saya penasaran soal Pak Alex karena baru melihat beliau, apa nggak bekerja di perusahaan ini?”“Nggak, beliau bekerja di anak perusahaan yang ada di kota lain.”Sekarang Lydia paham, sepertinya salah satu penyebab permusuhan mereka adalah, karena Alex yang lebih tua malah ditempatkan di anak perusahaan, sedangkan Damian—sang adik—diberi posisi memimpin induk perusahaan.Mungkin Alex tak terima, biasanya anak laki-laki tertualah yang memim
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 22 - Malam Panas Kedua

Meneguk ludah, Lydia merasakan panas di tubuhnya dan menjalar hingga ke pipi. Tatapannya terfokus ke bibir Damian yang menggoda.Damian mengangkat tangannya, menyentuh dagu Lydia. Wajahnya semakin maju, napasnya menggelitik saat menerpa kulit.Lydia membuka mulutnya, tapi dia bingung untuk bicara. Dan, secara tiba-tiba, bibir Damian menempel di bibirnya.Damian melumatnya, menciumnya dengan panas, dalam, dan menuntut. Tapi Lydia tidak bisa menghentikannya. Ah, bukan tidak bisa, melainkan tidak ingin.Lagi pula, Damian tidak memberi kesempatan bagi Lydia untuk berpikir. Lidahnya menelusup, menguasai, menghisap, membuat Lydia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.“P-Pak Damian …” desah Lydia di sela-sela ciuman.Tangan Lydia secara refleks meremas bahu Damian, sementara pria itu menariknya lebih dekat, hingga hampir tak ada celah di antara mereka.Napas mereka memburu, tubuh Lydia terasa seperti terbakar oleh sentuhan Damian yang semakin erat. Dia tidak tahu apakah ini hanya efek al
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 23 - Kepergok!

Lydia menelan ludah, jantungnya berdegup tak karuan saat mendengar suara serak Damian di pagi hari. Tubuhnya masih terperangkap dalam dekapan pria itu, bahkan Lydia bisa merasakan panas tubuh Damian yang menempel pada kulitnya.“Kamu bangun lebih awal seperti waktu itu,” gumam Damian, suaranya berat dan masih terdengar mengantuk.‘Waktu itu’ yang dimaksud Damian pasti malam panas pertama mereka ‘kan? Ketika Lydia bangun lebih awal dan kabur dari Damian. Lydia merasa malu mengingat kejadian itu.Namun, saat ini, dia berusaha bersikap tenang, meskipun pikirannya kalut.Apa yang terjadi tadi malam sungguh gila! Kini saat sudah sadar sepenuhnya, Lydia memaki dirinya sendiri. Sepertinya kemarin dia kehilangan akal sehat karena pengaruh alkohol.“Lepaskan saya, Pak. Saya mau pulang,” ujar Lydia.“Nanti aja,” kata Damian dalam keadaan setengah sadar, pria itu masih memeluk tubuh polos Lydia.Lydia mendengkus. “Anda bilang nggak mau menyentuh
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 24 - Perdebatan, Hukuman Marcell

Lydia berjalan lemas begitu tiba di rumah, dia tentu saja lelah setelah digempur tadi malam oleh Damian, bahkan pusat tubuh bagian bawahnya masih terasa kebas.Baru berjalan beberapa langkah masuk ke dalam rumah, Lydia dikejutkan oleh sosok Marcell yang menghadangnya.“Kamu belum berangkat kerja?” tanya Lydia, cukup kaget karena Marcell masih di rumah. Biasanya jam segini sudah berangkat.“Memangnya kenapa kalau aku belum berangkat? Apa kamu kecewa karena nggak bisa pergi main seenaknya?” tanya Marcell dengan nada sindiran.Lydia mengernyit. “Apa maksudmu?”“Kamu sungguh nggak tahu maksudku?” Marcell berjalan mendekat, raut wajahnya terlihat menahan marah. “Ke mana aja kamu tadi malam sampai nggak pulang ke rumah? Asyik main di luar? Begitu kelakuanmu setelah bekerja?”Lydia meneguk ludah. Mendadak dia mati kutu. Apa yang harus dia jelaskan kepada Marcell? Sejujurnya, dia belum meny
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 25 - Telepon dari Ayah

“Ssttt! Jangan beri tahu yang lain kalau saya ada di sini,” bisik Lydia sambil mengode kepada sang office boy untuk diam.Sang office boy tak tahu mengapa Lydia menyuruhnya begitu, tapi dia mengangguk patuh karena Lydia terlihat sedang panik.Setelahnya, Lydia benar-benar kabur dari sana, bersembunyi di dalam toilet wanita.Selepas kepergian Lydia, sosok Marcell dan sekretarisnya menghampiri office boy yang tadi menyebut nama Lydia.“Hei, kamu.”“Iya, Pak?” sahut sang office boy.“Tadi kamu menyebut nama siapa? Lydia?”“Bukan, Pak. Tadi saya memanggil nama Linda, Bu Linda kenalan saya,” dusta sang office boy. Untungnya dia bisa diajak bekerja sama.Marcell tak lagi bertanya, tapi dia yakin tadi tak salah dengar, office boy ini seperti menyebut nama Lydia. Dan Lydia katanya diterima bekerja di perusahaan ini, jadi tak aneh kalau Lydia ada di sini. Namun, masalahnya bukan itu.Marcell yakin Lydia masih dikurung di rumah, tak mungkin Lydia datang bekerja ‘kan? Ditambah lagi, saat ini dia
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 26 - Tiba-tiba Romantis

“Ada apa?” tanya Lydia karena Damian terus menatapnya usai mengangkat panggilan dari ayah pria itu.Ya, Lydia hanya mendengar sebatas Damian menyebut ‘Papa’ kepada orang yang meneleponnya, tapi tidak mendengar isi percakapannya.“Kita ketahuan saat di hotel.”“Apa? Ketahuan oleh siapa?” panik Lydia.“Alex. Dan sekarang, Papa saya juga mengetahuinya. Dia menyuruh saya untuk segera membawamu ke hadapan keluarga besar.”Kepanikan Lydia hilang setengah karena sempat mengira ketahuan oleh Marcell. Tapi kepanikannya itu tak hilang sepenuhnya karena dia harus bertemu keluarga besar Damian.“Kalau kau bisa, malam ini juga kita temui keluarga saya,” ujar Damian.“Tapi …” Lydia terlihat ragu, dia belum siap. “Saya nggak menyangka akan secepat ini.”“Saya juga. Tapi kalau menyangkal dan menunda membawamu ke hadapan keluarga saya di saat sudah ketahuan, itu akan memperburuk reputasi saya di hadapan keluarga besar. Saya sudah lama didesak untuk segera menikah.”Lydia mengangguk paham.“Di keluarga
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 27 - Menemui Keluarga Damian

Lydia terdiam kaku bak patung usai dikecup oleh Damian. Apa pria ini hendak membuat jantungnya copot?!Memang sih, katanya hanya akting, tapi mengapa dia seberdebar ini seolah merasa Damian benar-benar sedang jatuh cinta padanya?“Kenapa kamu diam aja dan nggak jawab pertanyaanku?”“Hah?”Lydia membuyarkan lamunan, dia berdehem lalu mendorong dada Damian.“Kamu menjauh dulu sebentar, aku susah berpikir kalau kamu dekat-dekat,” ungkap Lydia.“Oke,” angguk Damian meskipun merasa bingung, memangnya apa kaitannya Lydia menjadi susah berpikir kalau dia berada di dekat wanita itu?Well … Damian memang tidak peka.“Soal tindakanmu tadi, uhm … aku rasa itu benar, memang yang dilakukan sepasang kekasih. Tapi, sepertinya kamu nggak perlu sampai menciumku.”Raut bingung di wajah Damian semakin tercetak. “Kenapa? Bukankah wajar kalau mencium pacar?”“Iya sih, tapi …”‘Tapi ‘kan kita bukan pasangan sungguhan!’ batin Lydia.“Ya sudahlah, terserah kamu. Tapi jangan berlebihan,” ucap Lydia akhirnya.
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 28 - Ditantang Istri Alex

“Wajar kau merasa nggak asing. Bukankah kau dan Alex pernah melihatku dan kekasihku di hotel?”Lydia dan Melanie menoleh bersamaan, menatap sosok Damian yang sudah kembali. Detik itu juga Lydia merasa lega.Melanie mengangguk. “Benar juga.”“Kalian belum pernah bertemu di tempat lain selain di hotel waktu itu, dan di sini. Aku yakin karena aku selalu bersama kekasihku,” ujar Damian.Melanie tertawa, tapi terdengar dipaksakan. “Haha, kau benar, Damian. Aku pasti salah orang.”“Kalau begitu, bisa kau menyingkir dari sana? Itu tempat dudukku.”“Astaga, Damian. Oke, aku akan pindah ke kursi lain,” kata Melanie.Damian melirik tajam istri sang kakak lalu kembali duduk di kursinya.“Aku pikir akan ketahuan!” bisik Lydia.“Tenang saja, itu nggak akan terjadi.”Lydia menggerutu di dalam hati. Bagaimana bisa Damian terlihat sesantai itu?“Kamu mau minum dan makan apa, Sayang? Aku ambilkan,” ucap Damian dengan suara keras agar yang lain mendengarnya, dia kembali berakting menjadi pacar yang rom
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 29 - Kecurigaan Marcell, Bau Parfum Pria

Lydia terdiam kaku di tempat. Kenapa Damian berkata begitu padanya? Tujuannya apa?Namun, perkataan Damian tak ayal membuat Lydia merasa senang. Sejujurnya, karena diselingkuhi oleh Marcell sejak awal pernikahan membuatnya sempat tak percaya diri. Memangnya dia seburuk apa sampai Marcell mencari wanita lain?Dulu, dia selalu berpikir begitu, bahkan hingga sekarang. Dia mencari-cari kesalahan dan keburukannya, alasan Marcell berpaling darinya. Dia pikir, dia yang kurang, tapi setelah mendengar pujian Damian tadi, sepertinya tidak ada yang salah dengan dirinya.Ya, pasti Marcell yang salah ‘kan? Buktinya, Damian sampai mengatai Marcell bodoh karena menyelingkuhinya. Bahkan, Damian sampai memujinya dengan tulus. Sedangkan Marcell, tak pernah memuji tulus keterampilannya bermain piano.Tanpa sadar, senyum cantik terulas di wajah Lydia.Damian menunduk, dia turut tersenyum saat menatap Lydia.“Kemarilah, calon istri Damian.”Lydia terkesiap. Dia menatap Damian sejenak, lalu menatap kakek p
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 30 - Kepergok ART

“I-itu …”Lydia menyadari arti dari tatapan Marcell. Pria itu sedang curiga padanya. Ayo berpikir, dia harus memberikan alasan apa?“Jawab, Lydia. Kenapa diam aja?” desak Marcell.Marcell sungguh curiga. Lydia menjadi aneh sejak bekerja di perusahaan, padahal dulu tak begini. Lydia yang dulu begitu tenang dan penurut, tapi sekarang berbeda, seperti ada sesuatu yang Lydia sembunyikan darinya.Dan sekarang, Lydia juga tampak gugup serta menghindari tatapannya. Ini seperti bukan Lydia.“Itu … mungkin bau parfum yang pasaran. Tadi memang saat kumpul-kumpul, ada banyak cowok, mereka pakai parfum yang cukup menyengat, kami duduk berdekatan dan saling menempel. Aku nggak nyangka kalau baunya sampai menempel di pakaianku.”Lydia mendongak, menatap mata Marcell usai menjawab tanpa gagap, kebohongannya pun terdengar natural. Buktinya, Marcell tak lagi bertanya.“Lain kali, nggak perlu duduk berdekatan dengan cowok lain.”Lydia ingin tertawa, kesal. Apa Marcell tidak berkaca pada diri sendiri? P
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status