Share

Bab 23 - Kepergok!

Author: Ainjae
last update Last Updated: 2025-03-12 19:00:25

Lydia menelan ludah, jantungnya berdegup tak karuan saat mendengar suara serak Damian di pagi hari. Tubuhnya masih terperangkap dalam dekapan pria itu, bahkan Lydia bisa merasakan panas tubuh Damian yang menempel pada kulitnya.

“Kamu bangun lebih awal seperti waktu itu,” gumam Damian, suaranya berat dan masih terdengar mengantuk.

‘Waktu itu’ yang dimaksud Damian pasti malam panas pertama mereka ‘kan? Ketika Lydia bangun lebih awal dan kabur dari Damian. Lydia merasa malu mengingat kejadian itu.

Namun, saat ini, dia berusaha bersikap tenang, meskipun pikirannya kalut.

Apa yang terjadi tadi malam sungguh gila! Kini saat sudah sadar sepenuhnya, Lydia memaki dirinya sendiri. Sepertinya kemarin dia kehilangan akal sehat karena pengaruh alkohol.

“Lepaskan saya, Pak. Saya mau pulang,” ujar Lydia.

“Nanti aja,” kata Damian dalam keadaan setengah sadar, pria itu masih memeluk tubuh polos Lydia.

Lydia mendengkus. “Anda bilang nggak mau menyentuh

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 24 - Perdebatan, Hukuman Marcell

    Lydia berjalan lemas begitu tiba di rumah, dia tentu saja lelah setelah digempur tadi malam oleh Damian, bahkan pusat tubuh bagian bawahnya masih terasa kebas.Baru berjalan beberapa langkah masuk ke dalam rumah, Lydia dikejutkan oleh sosok Marcell yang menghadangnya.“Kamu belum berangkat kerja?” tanya Lydia, cukup kaget karena Marcell masih di rumah. Biasanya jam segini sudah berangkat.“Memangnya kenapa kalau aku belum berangkat? Apa kamu kecewa karena nggak bisa pergi main seenaknya?” tanya Marcell dengan nada sindiran.Lydia mengernyit. “Apa maksudmu?”“Kamu sungguh nggak tahu maksudku?” Marcell berjalan mendekat, raut wajahnya terlihat menahan marah. “Ke mana aja kamu tadi malam sampai nggak pulang ke rumah? Asyik main di luar? Begitu kelakuanmu setelah bekerja?”Lydia meneguk ludah. Mendadak dia mati kutu. Apa yang harus dia jelaskan kepada Marcell? Sejujurnya, dia belum meny

    Last Updated : 2025-03-12
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 25 - Telepon dari Ayah

    “Ssttt! Jangan beri tahu yang lain kalau saya ada di sini,” bisik Lydia sambil mengode kepada sang office boy untuk diam.Sang office boy tak tahu mengapa Lydia menyuruhnya begitu, tapi dia mengangguk patuh karena Lydia terlihat sedang panik.Setelahnya, Lydia benar-benar kabur dari sana, bersembunyi di dalam toilet wanita.Selepas kepergian Lydia, sosok Marcell dan sekretarisnya menghampiri office boy yang tadi menyebut nama Lydia.“Hei, kamu.”“Iya, Pak?” sahut sang office boy.“Tadi kamu menyebut nama siapa? Lydia?”“Bukan, Pak. Tadi saya memanggil nama Linda, Bu Linda kenalan saya,” dusta sang office boy. Untungnya dia bisa diajak bekerja sama.Marcell tak lagi bertanya, tapi dia yakin tadi tak salah dengar, office boy ini seperti menyebut nama Lydia. Dan Lydia katanya diterima bekerja di perusahaan ini, jadi tak aneh kalau Lydia ada di sini. Namun, masalahnya bukan itu.Marcell yakin Lydia masih dikurung di rumah, tak mungkin Lydia datang bekerja ‘kan? Ditambah lagi, saat ini dia

    Last Updated : 2025-03-13
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 26 - Tiba-tiba Romantis

    “Ada apa?” tanya Lydia karena Damian terus menatapnya usai mengangkat panggilan dari ayah pria itu.Ya, Lydia hanya mendengar sebatas Damian menyebut ‘Papa’ kepada orang yang meneleponnya, tapi tidak mendengar isi percakapannya.“Kita ketahuan saat di hotel.”“Apa? Ketahuan oleh siapa?” panik Lydia.“Alex. Dan sekarang, Papa saya juga mengetahuinya. Dia menyuruh saya untuk segera membawamu ke hadapan keluarga besar.”Kepanikan Lydia hilang setengah karena sempat mengira ketahuan oleh Marcell. Tapi kepanikannya itu tak hilang sepenuhnya karena dia harus bertemu keluarga besar Damian.“Kalau kau bisa, malam ini juga kita temui keluarga saya,” ujar Damian.“Tapi …” Lydia terlihat ragu, dia belum siap. “Saya nggak menyangka akan secepat ini.”“Saya juga. Tapi kalau menyangkal dan menunda membawamu ke hadapan keluarga saya di saat sudah ketahuan, itu akan memperburuk reputasi saya di hadapan keluarga besar. Saya sudah lama didesak untuk segera menikah.”Lydia mengangguk paham.“Di keluarga

    Last Updated : 2025-03-13
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 27 - Menemui Keluarga Damian

    Lydia terdiam kaku bak patung usai dikecup oleh Damian. Apa pria ini hendak membuat jantungnya copot?!Memang sih, katanya hanya akting, tapi mengapa dia seberdebar ini seolah merasa Damian benar-benar sedang jatuh cinta padanya?“Kenapa kamu diam aja dan nggak jawab pertanyaanku?”“Hah?”Lydia membuyarkan lamunan, dia berdehem lalu mendorong dada Damian.“Kamu menjauh dulu sebentar, aku susah berpikir kalau kamu dekat-dekat,” ungkap Lydia.“Oke,” angguk Damian meskipun merasa bingung, memangnya apa kaitannya Lydia menjadi susah berpikir kalau dia berada di dekat wanita itu?Well … Damian memang tidak peka.“Soal tindakanmu tadi, uhm … aku rasa itu benar, memang yang dilakukan sepasang kekasih. Tapi, sepertinya kamu nggak perlu sampai menciumku.”Raut bingung di wajah Damian semakin tercetak. “Kenapa? Bukankah wajar kalau mencium pacar?”“Iya sih, tapi …”‘Tapi ‘kan kita bukan pasangan sungguhan!’ batin Lydia.“Ya sudahlah, terserah kamu. Tapi jangan berlebihan,” ucap Lydia akhirnya.

    Last Updated : 2025-03-14
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 28 - Ditantang Istri Alex

    “Wajar kau merasa nggak asing. Bukankah kau dan Alex pernah melihatku dan kekasihku di hotel?”Lydia dan Melanie menoleh bersamaan, menatap sosok Damian yang sudah kembali. Detik itu juga Lydia merasa lega.Melanie mengangguk. “Benar juga.”“Kalian belum pernah bertemu di tempat lain selain di hotel waktu itu, dan di sini. Aku yakin karena aku selalu bersama kekasihku,” ujar Damian.Melanie tertawa, tapi terdengar dipaksakan. “Haha, kau benar, Damian. Aku pasti salah orang.”“Kalau begitu, bisa kau menyingkir dari sana? Itu tempat dudukku.”“Astaga, Damian. Oke, aku akan pindah ke kursi lain,” kata Melanie.Damian melirik tajam istri sang kakak lalu kembali duduk di kursinya.“Aku pikir akan ketahuan!” bisik Lydia.“Tenang saja, itu nggak akan terjadi.”Lydia menggerutu di dalam hati. Bagaimana bisa Damian terlihat sesantai itu?“Kamu mau minum dan makan apa, Sayang? Aku ambilkan,” ucap Damian dengan suara keras agar yang lain mendengarnya, dia kembali berakting menjadi pacar yang rom

    Last Updated : 2025-03-14
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 29 - Kecurigaan Marcell, Bau Parfum Pria

    Lydia terdiam kaku di tempat. Kenapa Damian berkata begitu padanya? Tujuannya apa?Namun, perkataan Damian tak ayal membuat Lydia merasa senang. Sejujurnya, karena diselingkuhi oleh Marcell sejak awal pernikahan membuatnya sempat tak percaya diri. Memangnya dia seburuk apa sampai Marcell mencari wanita lain?Dulu, dia selalu berpikir begitu, bahkan hingga sekarang. Dia mencari-cari kesalahan dan keburukannya, alasan Marcell berpaling darinya. Dia pikir, dia yang kurang, tapi setelah mendengar pujian Damian tadi, sepertinya tidak ada yang salah dengan dirinya.Ya, pasti Marcell yang salah ‘kan? Buktinya, Damian sampai mengatai Marcell bodoh karena menyelingkuhinya. Bahkan, Damian sampai memujinya dengan tulus. Sedangkan Marcell, tak pernah memuji tulus keterampilannya bermain piano.Tanpa sadar, senyum cantik terulas di wajah Lydia.Damian menunduk, dia turut tersenyum saat menatap Lydia.“Kemarilah, calon istri Damian.”Lydia terkesiap. Dia menatap Damian sejenak, lalu menatap kakek p

    Last Updated : 2025-03-15
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 30 - Kepergok ART

    “I-itu …”Lydia menyadari arti dari tatapan Marcell. Pria itu sedang curiga padanya. Ayo berpikir, dia harus memberikan alasan apa?“Jawab, Lydia. Kenapa diam aja?” desak Marcell.Marcell sungguh curiga. Lydia menjadi aneh sejak bekerja di perusahaan, padahal dulu tak begini. Lydia yang dulu begitu tenang dan penurut, tapi sekarang berbeda, seperti ada sesuatu yang Lydia sembunyikan darinya.Dan sekarang, Lydia juga tampak gugup serta menghindari tatapannya. Ini seperti bukan Lydia.“Itu … mungkin bau parfum yang pasaran. Tadi memang saat kumpul-kumpul, ada banyak cowok, mereka pakai parfum yang cukup menyengat, kami duduk berdekatan dan saling menempel. Aku nggak nyangka kalau baunya sampai menempel di pakaianku.”Lydia mendongak, menatap mata Marcell usai menjawab tanpa gagap, kebohongannya pun terdengar natural. Buktinya, Marcell tak lagi bertanya.“Lain kali, nggak perlu duduk berdekatan dengan cowok lain.”Lydia ingin tertawa, kesal. Apa Marcell tidak berkaca pada diri sendiri? P

    Last Updated : 2025-03-15
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 31 - Menjadi Bahan Gosip Karyawan

    “Jadi bagaimana? Apa perlu kita lanjutkan?” tanya Damian sambil beranjak duduk di kasur dengan tampang santai.Berbeda dengan Lydia yang masih terlihat kikuk akibat kejadian barusan.“Terpaksanya dilanjut lain waktu. Marcell sedang dalam perjalanan pulang, kita bisa ketahuan.”Damian mengangguk paham. Dia pun kembali mengenakan pakaiannya.“Soal ART saya tadi, anda nggak perlu khawatir. Saya sudah membungkamnya, dia nggak akan membocorkan ke Marcell tentang apa yang tadi dilihatnya.”“Hm.”Sayang sekali, hari ini batal melukis. Padahal Lydia sudah tidak sabar untuk melanjutkannya, dia juga penasaran dengan hasil akhirnya.Usai Damian berpakaian lengkap, Lydia mengantar pria itu hingga ke mobil Damian.“Maaf, padahal anda sudah meluangkan waktu, tapi batal,” ucap Lydia sebelum Damian benar-benar pergi.“Nggak masalah, kita bisa mencari waktu lain.”

    Last Updated : 2025-03-16

Latest chapter

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 61 - Perintah Marcell

    Kembali ke masa sekarang.Lydia masih diam sambil memegang erat ponselnya, dia bingung untuk menanggapi Marcell yang terdengar emosi.Apa rencananya akan gagal total? Apa Marcell akhirnya tahu hubungannya dengan Damian? Sungguh, Lydia gelisah.“Kamu masih nggak mau menjawab?!” seru Marcell dari seberang sana. “Kalau begitu, segera pulang! Ini perintah! Kalau enggak, aku akan menyusulmu hari ini juga!”Lydia melongo. Dia tak menyangka Marcell sampai sebegitunya. Padahal, biasanya Marcell cuek padanya, tapi kenapa sekarang seolah posesif?“Tapi aku—”Panggilan terputus. Lydia berdecak kesal. Dia belum selesai bicara! Dasar Marcell sialan!Lydia menatap Damian dengan tampang bad mood.“Ada apa?” tanya Damian, dia tak mendengar obrolan Lydia dan Marcell karena tidak di-loudspeaker.“Marcell mengetahui lukisanku, dia marah, dan memerintahkanku untuk segera pulang. Kalau enggak, dia yang akan menyusul ke sini,” beri tahu Lydia.Damian pun turut terkejut. “Bagaimana Marcell bisa tiba-tiba ta

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 60 - Lukisan yang Terbongkar

    Beberapa saat sebelumnya.Marcell sedang asyik berduaan dengan Adel yang terus bergelayut manja padanya.“Sayang, aku ingin beli tas baru,” rengek Adel.Namun, Marcell cuek. Pria itu yang biasanya amat memanjakan wanita jalang simpanannya, kini tak lagi sama. Lebih tepatnya sejak dia merasa ada keanehan dari Lydia.Marcell merasa tak tenang. Apa sebaiknya dia menyusul Lydia ke Prancis? Ah, tidak, dia masih ada urusan pekerjaan di weekend ini.“Sayang?” panggil Adel.Adel cemberut, Marcell tak menggubrisnya dan kini tampak melamun. Padahal, biasanya kalau dia sudah merengek manja apalagi berpenampilan seksi begini, Marcell akan tertarik, tapi belakangan ini tidak. Marcell seperti berubah.Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Adel berusaha untuk berada di sisi Marcell selamanya dan mendapatkan harta pria itu, dia bahkan nekat mengandung anak Marcell. Jangan sampai Marcell berpaling darinya.“Apa kamu sedang memikirkan Lydia yang nggak menarik itu?” ejek Adel.Tak disangka, Marcell langsung m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 59 - Jalan-jalan, Telepon Mengejutkan dari Marcell

    Matahari pagi menyusup pelan melalui celah tirai kamar hotel yang tak sepenuhnya tertutup.Sinar hangat itu mengenai wajah Lydia yang masih terlelap di bawah selimut tebal berwarna abu-abu. Rambutnya berantakan, sebagian menjuntai di bantal, sebagian lainnya menempel di pipinya yang memerah.Tentu saja kondisinya berantakan, ulah siapa lagi kalau bukan Damian yang menggempurnya dua ronde semalam?Damian sudah bangun lebih dulu. Dia duduk di sofa dekat jendela dengan laptop di pangkuannya, dia mengenakan celana pendek kaus putih.Rambut Damian masih berantakan, karena kegiatan semalam yang belum sempat dia rapikan sepenuhnya. Dia tampak begitu fokus mengurus pekerjaan meskipun di hari libur, membalas beberapa email penting dan berkomunikasi dengan Felix.Mendengar suara ketikan Damian di laptop, Lydia terbangun. Lydia menggeliat pelan. Tangannya meraba sisi kasur di sebelahnya yang kosong.Membuka mata, Lydia menatap sisi di sebelahnya."Damian?" panggil Lydia.Damian meletakkan laptop

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 58 - Hot Night in Paris

    Lydia menatap tangannya yang digenggam oleh Damian. Dia tersenyum kecil.Saat ini mereka sedang berjalan ke sebuah gang yang dipenuhi lampu gantung. Ada sebuah toko bernama Librairie des Rêves. Toko kecil yang jendelanya memajang buku seni, puisi, catatan perjalanan, dan sebagainya.“Mau mampir nggak? Dulu saat masih di Paris, aku sesekali mampir ke sini,” kata Lydia.“Oke, ayo mampir,” angguk Damian.Lonceng kecil berdenting saat mereka masuk. Aroma kayu dan halaman-halaman lama menyambut mereka.“Kamu suka buku kan?” tanya Lydia.“Hm.” Damian membenarkan.Lydia mengambil salah satu buku, membacanya. Sesekali dia memperhatikan Damian yang juga mengambil sebuah buku lalu membaca dengan serius.Sambil membalik halaman perlahan, Lydia masih sesekali menatap Damian. Suasana memang hening, tapi jantungnya bertalu-talu. Dia berdebar tak keruan hanya dengan memperhatikan Damian, sosok pria matang yang jauh lebih tua darinya itu terlihat begitu menarik.Bagaimana bisa Damian selalu terlihat

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 57 - Berdua di Prancis

    Marcell mencengkeram gelas di tangannya seolah sedang memegang Lydia erat-erat. Dia tak akan melepaskan Lydia apa pun yang terjadi. Tak akan dia biarkan Lydia jatuh ke tangan pria lain!“Lydia, kamu akan menyesal. Awas kalau kamu kembali nanti,” batin Marcell.Sementara itu, di Paris.Lydia telah tiba di sana. Pagi ini, dia dan Damian keluar dari hotel di kawasan Montmartre, tangan Damian menggenggam tangannya dengan erat. Begitu hangat.Lydia mengenakan dress putih sederhana dengan outer berwarna krem, sedangkan Damian tampil santai dengan sweater abu-abu dan celana hitam. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi aroma roti hangat dan kopi dari toko-toko sekitar.Begitu melewati sebuah toko kecil bertuliskan Boulangerie Artisanale, aroma croissant yang baru dipanggang membuat perut Lydia meronta. Padahal, tadi dia sudah sarapan di hotel.Damian menoleh, dia menyadari mata Lydia yang m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 56 - Lydia Selingkuh? Kecurigaan Marcell

    Lydia menatap lukisan tubuh Damian dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.Karya itu … sempurna. Setiap goresan menggambarkan sosok pria yang dia sukai. Tapi, justru karena itulah, dia merasa tidak rela membiarkannya jadi konsumsi publik.Damian menoleh, menyadari ekspresi Lydia yang berubah.“Kamu kenapa?” tanya Damian sambil mendekat, merangkul Lydia.Lydia menghela napas. “Aku … tiba-tiba merasa ragu.”“Ragu soal apa?”“Lukisannya.”“Hasilnya sudah sangat bagus. Apa yang membuatmu ragu?”“Bukan soal hasilnya.” Lydia menoleh, menatap Damian. “Aku ragu buat memamerkannya.”Damian mengernyit, dia tak paham. “Kenapa?”“Karena tiba-tiba aku merasa nggak rela.” Lydia terdiam sejenak. “Aku nggak mau lukisan tubuh telanjangmu ditatap banyak orang, nanti gimana kalau mereka menginginkanmu sa

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 55 - Hasil Akhir Lukisan, Keraguan

    “Bunga dari siapa itu?”Lydia langsung melunturkan senyumnya saat baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah.Marcell menghadangnya, menanyakan bunga dari Damian yang dia bawa ke rumah. Tentu saja, Lydia tak berniat membuang sebuket bunga ini.“Dariku, aku beli sendiri,” jawab Lydia, berbohong.“Sejak kapan kamu suka beli bunga?” heran Marcell.“Sejak hari ini,” jawab Lydia cuek.Marcell mengamati Lydia dengan tampang curiga. Sejujurnya, akhir-akhir ini Lydia memang aneh, seperti ada banyak hal yang wanita itu sembunyikan darinya.Lydia tak mempedulikan Marcell, dia yakin tak akan ketahuan kalau hanya perkara bunga.Saat tiba di kamar, dia menaruh bunga pemberian Damian di vas sambil memandanginya dan tersenyum-senyum sendiri.Lydia membuka ponsel, mengecek kalender di sana. Dia hampir lupa, pameran seni lukis di Prancis dimajukan, tak lama lagi. Dia harus segera menyelesaikan lukisan.Dia harap Marcell ada acara lagi di luar agar dia bisa membawa Damian ke rumah untuk menyelesaikan l

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 54 - Bertindak Romantis

    Damian dan Lydia masih berada dalam pelukan setelah ciuman lembut yang mereka bagi. Ruangan terasa hangat oleh napas mereka yang saling bersahutan dalam jarak dekat.Damian menempelkan bibirnya ke pelipis Lydia, mengecupnya. Dia lantas menarik tubuh wanita itu lebih dekat.“Kamu sepertinya lebih kurus,” gumam Damian sambil mengamati dan mengelus tubuh Lydia. “Jangan diet.”“Aku nggak mau gendut.”“Kamu nggak gendut. Makanlah yang banyak, jangan ditahan-tahan.”Lydia mengangguk. “Tapi sepertinya bukan aku yang kurus, badanmu yang terlalu besar, kamu terlalu kekar.”Damian terkekeh.Jemarinya bergerak lembut menyisir rambut Lydia yang terurai lalu berhenti di dagu wanita itu, mengarahkan agar menatapnya.Mata biru Damian bergerak menelusuri wajah Lydia dalam keheningan. Lydia memang balas menatapnya, tapi tampak tak terlalu fokus, pikirannya seperti terbagi ke hal lain.“Ada apa, hm?” tanya Damian dengan lembut, hal yang jarang sekali dia lakukan bahkan kepada keluarganya sendiri.“Aku

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 53 - Cuddle

    Panik, Lydia bergerak makin menjauh dari tubuh Damian.“Ada yang datang,” bisik Lydia.Damian mengangguk. “Kamu tetap di sini.” Dia lantas merapikan penampilan dan memasang tampang datarnya. “Masuk!”Sosok yang mengetuk pintu ruangan Damian masuk ke dalam. Bukan Felix, melainkan seorang direktur operasional di perusahaan tersebut.Mendapati Damian berduaan di ruangan dengan Lydia, dia tak curiga karena mereka terlihat biasa saja, tampak formal seperti atasan dan bawahan.Lydia berusaha bersikap profesional, mendampingi Damian yang sedang membicarakan terkait pekerjaan dengan sang direktur operasional.Lydia merasa lega. Untung saja tadi tak ketahuan. Dia terlalu nekat bermesraan di kantor kan?*Memang, mereka tak bisa berduaan lagi sampai pulang kerja. Tapi, pasangan terlarang itu tak mau menyia-nyiakan waktu saat Marcell dan Adel tak ada di rumah.Seperti malam ini misalnya, Lydia langsung mengundang Damian ke rumahnya, seperti biasa melukis di paviliun.Kali ini, ke sesi berikutnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status