All Chapters of Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bab 71

Meskipun ini memang sudah kuduga dan merupakan hasil yang kuinginkan, tetap saja hatiku terasa sakit.Bayangan Billy terus berputar di benakku. Padahal kami baru saling kenal sebentar, tapi setiap ekspresi, setiap senyuman dan setiap gerakannya yang anggun selalu tergambar jelas dalam pikiranku.Aku sempat murung cukup lama, lalu sadar waktu sudah agak larut. Aku menguatkan diri, berkemas dan bergegas ke rumah sakit.Menghadapi Keluarga Tira akan menjadi pertarungan yang melelahkan. Aku tidak punya waktu untuk meratapi urusan perasaan. Biarlah waktu yang perlahan menghapus semuanya.Sesampainya di rumah sakit, aku melihat Gaius dan Sari yang sudah lebih dulu dibebaskan. Aku tahu ini pasti berkat Steve.Sementara itu, kondisi Dewita memang separah yang mereka katakan.Dia dirawat di ruang ICU, dikelilingi berbagai alat medis. Tubuhnya terbaring lemah di antara selang-selang, dengan selang oksigen di hidungnya. Wajahnya pucat pasi dan tatapan matanya kosong.Saat melihatku masuk, dia per
Read more

Bab 72

Sebenarnya, Steve pasti sudah lama tahu siapa Dewita sebenarnya. Hanya saja, karena dia sudah membuat pilihan yang salah, dia tidak mau mengakui kesalahannya. Meskipun sadar telah keliru, dia tetap bersikeras demi menjaga harga dirinya.Namun sekarang, Dewita sendiri sudah blak-blakan mengakuinya. Dia bahkan tidak repot-repot berpura-pura lagi, yang artinya dia sendiri yang menampar wajah Steve. Mana mungkin Steve tidak merasa malu dan canggung?Dewita yang sakit parah sepertinya sudah tidak peduli dengan apapun lagi. Dia benar-benar menunjukkan sikap tidak tahu malunya seutuhnya.Dia mengulurkan tangannya dan berkata dengan nada arogan, "Cepat serahkan gelang itu, kamu sudah tanda tangan dan mendapat sahammu. Kamu mau mengingkarinya?"Aku menggenggam gelang itu erat, menatapnya dengan tatapan dingin, tanpa menjawab.Dewita menoleh ke arah Steve dan mulai merengek dengan suara lemah, "Kak Steve ... tolong ambilkan gelangnya untukku dan pakaikan di tanganku."Dia dengan susah payah meng
Read more

Bab 73

Dewita terlalu bersemangat, dia bahkan belum selesai bicara, sudah mulai batuk hebat.Mesin di samping ranjangnya berbunyi nyaring, menandakan adanya kejanggalan. Steve segera maju, menepuk punggungnya pelan untuk membantunya bernapas, "Dewita, tubuhmu lemah, jangan terlalu banyak bicara.""Nggak perlu pedulikan aku!" Dewita menepis tangan Steve, lalu menatapku dengan tatapan penuh kebencian dan tersenyum tipis, "Nora, kejahatan kamu dan ibumu sudah membuahkan karma. Lihatlah ibumu ... masih muda tapi ... "Belum selesai dia bicara, batuknya sudah semakin parah, seakan kehabisan napas.Steve tampak semakin muram, kembali mencoba menepuk punggungnya dengan hati-hati, "Dewita, aku bilang berhenti bicara, kesehatanmu lebih penting. Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan, masih belum cukup?"Nada suara Steve kali ini terdengar keras, penuh ketidaksabaran.Dewita terdiam sejenak, lalu menoleh menatapnya dengan kaget, "Kak Steve ... kamu ... kamu membentakku?"Steve berusaha mengendal
Read more

Bab 74

Dewita menangis dengan sedih, entah teringat sesuatu, tiba-tiba dia melepaskan genggaman Steve, lalu mencopot gelang di pergelangannya."Kak Steve, aku nggak akan berebut lagi dengannya, aku nggak mau merebut apapun lagi! Aku bahkan nggak mau gelang ini lagi! Aku hanya mau kamu, hanya mau kamu menemaniku ... "Belum selesai dia bicara, dia mengangkat gelang yang baru saja dilepas dan melemparkannya dengan keras ke arah kakiku.Semua orang terkejut melihat adegan ini!Ekspresiku langsung berubah, secara reflek aku membungkuk dan mengulurkan tangan untuk menangkapnya, tapi sudah terlambat.Gelang itu jatuh ke lantai dan berbunyi keras ... pecah berkeping-keping!"Dewita Tira!" teriak Steve dengan marah melihat kejadian itu.Aku tetap setengah berjongkok di sana, menatap pecahan batu giok di lantai, tubuhku seperti membeku.Dewita pun ikut terdiam, entah karena syok melihat gelang itu hancur atau karena ketakutan akibat teriakan Steve.Perlahan aku mengangkat kepala.Tatapanku tajam menus
Read more

Bab 75

Steve tetap diam, bahkan tidak melirik sedikit pun ke arah Dewita, seolah-olah semua ini tidak ada hubungan dengannya."Steve Joan! Kamu tuli?!" Dewita mulai kehilangan akal sehat. Dia meraih benda di atas nakas dan melemparkannya ke arah Steve."Dewita, Dewita ... jangan begini ... " Sari panik melihat putrinya sampai mencabut sendiri infus di tangannya. Dia buru-buru menenangkannya.Steve menghindar dua kali, akhirnya membuka suara.Nada suaranya tetap dingin dan datar, "Ambil saja sendiri kalau kamu mau. Aku masih ada urusan lain, pergi dulu."Harus kuakui, Steve memang punya keberanian dalam mengambil keputusan besar. Begitu sudah memutuskan, dia akan bertindak tegas, tanpa ragu dan tanpa belas kasihan.Sama seperti sebulan lalu ketika dia memilih meninggalkanku demi menikahi Dewita. Saat itu, dia bisa menahan segala tekanan dan tega bersikap kejam padaku.Sekarang, setelah melihat sifat asli Dewita, dia pun meninggalkannya tanpa menoleh, tak peduli hidup dan matinya.Akhirnya, Dew
Read more

Bab 76

Aku sangat percaya diri dalam pekerjaanku, tapi dalam mengelola karyawan? Itu bukan keahlianku. Beberapa waktu ini benar-benar sibuk dan penuh tekanan, rasanya seperti ada gunung yang menekan pundakku.Menjelang malam, saat aku bersiap-siap untuk pulang, tiba-tiba Wenny menelepon."Lagi di mana?"" nada suaranya santai dan ceria."Lagi lembur di kantor," jawabku lemas."Serius? Akhir pekan begini bukannya santai, malah kerja terus?""Aku harus mengandalkan diri sendiri sekarang, belum benar-benar mengokohkan posisi, mana berani bersantai?"Terlebih lagi beberapa teman baikku sudah berinvestasi di perusahaanku. Tekanan semakin besar, aku takut kalau mengelola dengan buruk, mereka malah rugi."Sudahlah, keluar sebentar, aku sudah aturkan acara untukmu, kamu pasti suka!""Maksudnya?""Nggak perlu banyak tanya, alamatnya sudah kukirim ke Whatsapp, cepat datang!"Wenny memang terkenal tegas. Setelah menutup telepon, dia langsung mengirimkan alamat padaku, lalu menambahkan pesan, [Cepat datan
Read more

Bab 77

Wenny tidak langsung menjawab pertanyaanku. Dia masih sibuk menjawab telepon dan berjalan keluar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan seorang gadis muda yang cantik.Gadis itu mengenakan baju modelan seragam JK, tampak ceria dan enerjik. Wajahnya dihiasi riasan yang sempurna, benar-benar seperti barbie hidup.Awalnya, aku merasa bingung, bagaimana bisa Wenny mengenal gadis muda seperti ini? Penampilannya seperti anak SMA.Tapi setelah aku memperhatikan wajahnya lebih detail, aku terkejut!Bukankah dia gadis yang beberapa waktu lalu mengendarai Porsche sebagai sopir taksi online dan mengantarku pulang dari depan rumah sakit?"Nora, gadis imut ini bernama Dolyn Selina. Ingat kejadian di pernikahan itu yang sampai viral di sosial media? Aku bilang bakal cari orang yang buat bantu hapus, 'kan? Nah, kebetulan aku kenal Dolyn, dia punya koneksi dengan petinggi platform itu. Begitu dia turun tangan, masalah langsung kelar."Wenny mengenalkan kami sambil menarik Dolyn lebih dekat."Sebenarn
Read more

Bab 78

Tiba-tiba, sebuah spanduk terbentang di dinding belakangku.Aku menoleh dan dalam sekejap, rasanya ingin langsung menghilang dari muka bumi.Apa-apaan ini ... ada banyak wanita cantik di Kota Belian, tapi Nora Tira yang nomor satu!Dan lagi ... debut 26 tahun, tapi tetap awet muda bagaikan remaja!Kelihatannya sahabatku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang untuk hari ini.Wenny merekam video dengan ponselnya. Saat aku hendak melepas selempang yang mereka pasangkan, dia buru-buru mencegah, "Nggak boleh dicopot! Malam ini harus dipakai terus!"Citra dan Susan juga langsung menahan tanganku dari kiri dan kanan, tertawa terpingkal-pingkal."Di sini ada teman baru juga, jangan sampai kalian menakuti mereka," ujarku mengingatkan dengan baik hati.Dolyn melambaikan tangan sambil tetap merekam dengan ponselnya, dia tertawa terbahak-bahak, "Santai saja, Kak Nora. Ini seru sekali!"Aku kehabisan kata-kata.Sepertinya benar kalau orang yang mirip akan berkumpul. Gadis manis dengan wajah imu
Read more

Bab 79

Pintu terbuka, begitu melihat siapa yang masuk, senyuman di wajahku langsung berubah menjadi ekspresi penolakan.Ternyata Steve Joan!Aku menoleh ke arah sahabatku, dengan tak senang berkata, "Kenapa kamu mengundangnya? Buat suasana hati jelek saja."Wenny tersenyum santai dan menjawab, "Aku hanya mau dia lihat sendiri, betapa bahagianya kamu sekarang!"Sambil berkata begitu, Wenny bangkit dan berjalan mendekati Steve. Tanpa peduli betapa masam wajahnya, dia sengaja memprovokasi, "Pak Steve, lihat sendiri ... Nora punya banyak penggemar sekarang. Balikan dengan mantan? Lupakan saja! Jangan ganggu dia lagi!"Hatiku langsung terasa sedikit lega.Peringatan ini memang perlu.Steve mengernyit tajam, wajahnya sekelam badai, tatapan dinginnya menusuk saat menatapku dan berkata, "Nora, begini caramu merendahkan diri? Kamu pikir kamu ini apa?"Aku tertawa, mengangkat selempang merah mencolok di dadaku dan menunjukkan padanya. Dengan mata sedikit sayu karena mabuk, aku tersenyum menawan dan men
Read more

Bab 80

Pada akhirnya, hanya aku sendiri yang pulang sendirian.Aku menoleh ke arah Dolyn dan tersenyum malu-malu, "Dolyn, nanti aku panggil taksi sendiri saja.""Ya sudah ... ""Eh, bagaimana denganmu? Sudah malam begini, kamu sendirian ... nggak, nggak aman," ucapku dengan mata yang nyaris tak bisa terbuka karena mabuk, tapi masih ingat untuk mengkhawatirkannya."Kakakku datang jemput, nggak perlu khawatir," jawab Dolyn."Oh baguslah ... " Aku mengangguk pelan sebelum menutup mata dan tumbang di sofa.Di tengah kesadaranku yang samar, aku menyadari teman-teman mulai pergi satu per satu.Setelah Wenny selesai muntah, sepertinya dia tertidur di kamar mandi. Kakak iparnya yang menemukannya, lalu bersama pegawai tempat itu, mereka memapahnya keluar.Aku tidak tahu sudah tidur berapa lama, sampai pundakku diguncang seseorang."Kak Nora, kakakku sudah datang. Aku juga harus pergi ... kamu mau ikut, nggak?" tanya Dolyn membangunkanku dengan suara lembut.Aku menyipitkan mata sebentar, otakku masih
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status