“Selamat untuk kebebasanmu, Senja.” Senja mendengus pelan, menutup pintunya lalu mengangguk, “Terima kasih.” “Ayo. Aku punya hak istimewa untuk mentraktirmu. Lagipula, ini hari besar untukmu. Perayaan wajib.” Senja melirik sekilas ke arah Astrimei yang berdiri dengan gesture sopan, menatap ke arahnya sambil tersenyum. “Aku punya ide lebih baik, ini perayaan kebersamaan. Astrimei juga mengambil bagian menolongku, bukan?” katanya sambil menatap ke arah Reinaldo. Pria yang lebih muda empat tahun itu mengernyit. Ia memahami, sekali lagi Senja menghindari untuk berdua-duaan dengannya. Padahal sekarang adalah momen yang pas. Melihat Reinaldo bertampang keberatan, cepat-cepat Senja menambahkan. “Aku ingin menikmati kebebasan ini dulu,” gumamnya, lalu tanpa menunggu persetujuan Reinaldo lagi, ia menghampiri Astrimei. “Kemasi barang-barangmu, ayo ikut. Aku ingin mentraktir makan malam.” “Saya ikut Madam dan Tuan Rei?” tanyanya sambil menunjuk ke dadanya sendiri. “Hm.” Senja menyeli
Terakhir Diperbarui : 2025-02-26 Baca selengkapnya