Seperti kemarin, hari ini pun, setelah pagi itu Kay pergi, dia tidak pernah terasa ada lagi di depan ruangannya. Livy membuang semua tanda tanya di hatinya, dengan berlaku sibuk, bercanda dan menikmati kebersamaan dengan anak susunya yang lucu, Albern.Bibi Eden, terus mencoba memperbaiki hubungan keduanya, lewat penjelasan tipis yang menyoroti kebaikan dan kesabaran Kay.“Nyonya… Semenjak Nyonya Livy sudah sadar dan masih di rawat di sini, Tuan Kay sepertinya benar-benar lupa kalau dia memiliki rumah mewah. Dia lebih memilih tidur di depan.” Bibi Eden mencoba tertawa pelan, agar pembahasannya tidak membuat Livy canggung.“Atau mungkin… memang Nyonya Livy-lah tempat pulangnya,” lanjut Bibi Eden. Membuat Livy teringat dengan ucapan Kay.“Bi… Aku tidak memintanya,” jawab Livy.Bibi Eden mengangguk. “Tuan Kay memang kejam, Nyonya. Tapi, semua itu karena dia tidak tahu yang sebenarnya.”“Setidaknya kekejamannya sudah membuat saya membuka mata kalau dia juga tidak sebaik itu, Bi. Dia bisa
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-20 อ่านเพิ่มเติม