Beranda / Fantasi / Kesatria Garuda / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Kesatria Garuda: Bab 1 - Bab 10

26 Bab

TAKDIR YANG TERPILIH

Hujan gerimis membasahi tanah di tengah hutan lebat yang gelap. Malam itu, udara terasa dingin, dan suara binatang malam bersahut-sahutan, menciptakan suasana mistis yang mencekam. Ardian menarik napas panjang, menyeka keringat yang bercampur dengan tetesan hujan di dahinya.Di depannya, berdiri sebuah candi kuno yang tertutup lumut dan akar pohon raksasa. Batu-batu besar yang sudah lapuk memperlihatkan usianya yang mungkin sudah mencapai ratusan tahun. Candi itu tersembunyi di balik lebatnya hutan, jauh dari jangkauan manusia.Ardian mendekati gerbang utama candi, meraba pahatan relief di dinding. Gambar seekor burung raksasa dengan sayap membentang menghiasi pintu batu yang terkunci rapat. Di bawahnya, terdapat tulisan dalam aksara kuno yang sulit ia mengerti."Burung ini… Garuda?" gumam Ardian.Jantungnya berdebar. Ia ingat cerita kakeknya tentang para kesatria di zaman dahulu yang memiliki kekuatan Garuda, penjaga keseimbangan dunia. Namun, itu hanyalah legenda yang diceritakan tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Tanda Garuda

Hembusan angin dingin menyapu tubuh Ardian, membawa aroma tanah basah dan lumut dari dalam candi kuno. Kakinya masih sedikit gemetar, namun genggamannya pada tombak Garuda semakin erat. Cahaya keemasan dari pusaka itu perlahan meredup, tetapi percikan energi masih mengalir di sepanjang gagangnya, berdenyut seolah hidup.Di hadapannya, pasukan bayangan berdiri diam, hanya mata merah mereka yang menyala dalam gelap. Ardian menelan ludah. Dadanya naik turun, jantungnya berpacu cepat.Kemudian, tanpa peringatan—mereka menyerang.Salah satu makhluk bayangan melompat ke arahnya, cakarnya yang panjang dan tajam mengarah ke dadanya. Refleks Ardian langsung bekerja. Dengan gerakan spontan, dia mengayunkan tombaknya, dan seketika gelombang cahaya keemasan meledak dari ujung senjata itu, menghantam makhluk tersebut dan meledakkannya menjadi asap hitam.Dua makhluk lain menyergap dari samping, dengan kecepatan yang hampir mustahil dihindari. Ardian menggerakkan tubuhnya ke belakang, nyaris menghi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Serangan Pasukan Hitam

Langit Kota Rantau Senja berubah kelam, awan hitam bergulung-gulung menutupi cahaya bulan. Udara yang tadinya sejuk mendadak berat, membawa aroma busuk yang menusuk hidung. Di kejauhan, terdengar jeritan, suara benda-benda pecah, serta gemuruh langkah makhluk-makhluk yang bukan berasal dari dunia manusia.Ardian berdiri di atas bukit kecil, memandang kota kecil itu dengan mata yang tak berkedip. Apa yang ia lihat di bawah sana bukanlah sekadar kekacauan—ini adalah kehancuran total.Rumah-rumah terbakar, api menjilat-jilat ke langit, membentuk siluet mengerikan. Jalanan yang biasanya sepi di malam hari kini dipenuhi oleh sosok-sosok hitam berasap, berjalan menyeret kaki mereka yang tak berbentuk, mata merah mereka berkilat dengan kelaparan."Pasukan Hitam..." bisik Ardian.Pria berjubah hitam di sebelahnya, yang sebelumnya mengajaknya ke gua rahasia, mengangguk pelan. "Mereka datang lebih cepat dari dugaanku."Ardian mengepalkan tangannya. Ia belum sepenuhnya memahami kekuatan yang diw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Perjalanan ke Gunung Keramat – Ardian Mencari Jawaban atas Kekuatannya

Malam itu, setelah pertempuran sengit di Kota Rantau Senja, Ardian berdiri di tengah puing-puing yang masih mengepulkan asap. Kemenangannya atas Pasukan Hitam bukanlah akhir dari segalanya. Ia tahu, di balik kemenangan ini, ada pertanyaan yang belum terjawab."Apa sebenarnya tanda di punggungku ini?" Ardian bergumam, memandang luka berbentuk sayap di punggungnya yang masih terasa panas.Pria berjubah hitam yang menolongnya sebelumnya melangkah mendekat. "Jika kau ingin jawaban, kau harus pergi ke Gunung Keramat. Hanya di sanalah kau akan menemukan kebenaran tentang dirimu.""Gunung Keramat?" Ardian mengernyit."Ya," pria itu mengangguk. "Dulu, para leluhur Kesatria Garuda pernah bersembunyi di sana, meninggalkan petunjuk bagi pewaris mereka. Jika kau benar-benar ingin memahami kekuatanmu, kau harus pergi ke sana."Ardian menatap ke arah pegunungan di kejauhan. Siluetnya terlihat samar di bawah cahaya rembulan yang mulai menembus awan. Gunung itu terasa memanggilnya.Tanpa ragu, ia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Ki Jaga Samudra

Setelah melewati ujian di Gunung Keramat, Ardian merasa kekuatan dalam dirinya semakin kuat. Namun, ia juga tahu bahwa pemahaman tentang kekuatan ini masih terbatas. Pesan terakhir dari gulungan kuno menyiratkan bahwa masih ada jalan panjang yang harus ia tempuh.Sebelum meninggalkan kuil tua itu, Ardian merenung sejenak di depan altar batu berbentuk burung Garuda. Ia merasakan bahwa perjalanan ini bukan sekadar tentang pertarungan dan kekuatan, tetapi juga tentang menemukan jati diri yang sebenarnya.“Ke mana aku harus melangkah sekarang?” gumamnya.Tiba-tiba, suara lembut terdengar di dalam pikirannya."Carilah Ki Jaga Samudra. Ia yang akan membimbingmu memahami makna sejati dari kekuatan yang kau miliki."Ardian mengernyit. Nama itu asing baginya. Namun, tanpa ragu, ia memutuskan untuk mencari sosok tersebut.Perjalanan Menuju Pesisir SamudraBerdasarkan petunjuk yang ia temukan di gulungan kuno, Ardian mengetahui bahwa Ki Jaga Samudra tinggal di sebuah tempat terpencil di pesisir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Mimpi Garuda

Malam itu, setelah meninggalkan gua Ki Jaga Samudra, Ardian duduk di tepian pantai. Ombak berdebur lembut di kakinya, sementara bulan menggantung tinggi, memantulkan cahaya perak di atas air. Ia menggenggam batu biru pemberian gurunya erat-erat.Hatinya masih dipenuhi berbagai pertanyaan. Apa makna sebenarnya dari kekuatan ini? Siapa yang pertama kali memiliki kekuatan Garuda? Dan yang paling penting—kenapa takdir memilihnya?Angin laut bertiup sepoi-sepoi, membawa aroma garam dan suara nyanyian malam. Perlahan, rasa kantuk menyerangnya. Tanpa disadari, matanya mulai terpejam.Dan saat itulah semuanya dimulai.---Penglihatan di Alam MimpiArdian terbangun dalam dunia yang berbeda. Langit di atasnya merah membara, seolah dilalap api. Di sekelilingnya, tanah tandus membentang luas, dengan reruntuhan bangunan yang terbakar.Ia melihat sosok seorang pria berdiri di kejauhan. Sosok itu mengenakan baju zirah emas dengan simbol Garuda di dadanya. Matanya menyala seperti matahari, dan di pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Latihan Pertama: Mengendalikan Kekuatan Garuda

Mentari pagi perlahan menyingsing di ufuk timur, mengusir kegelapan yang menyelimuti dunia. Di tepi pantai yang sunyi, Ardian berdiri dengan tubuh tegap, merasakan hembusan angin laut yang seakan membisikkan nasihat kepadanya. Hari ini adalah hari yang penting. Hari di mana ia akan mulai memahami dan menguasai kekuatan Garuda yang telah diwariskan kepadanya.Di tangannya, batu biru pemberian Ki Jaga Samudra masih tergenggam erat. Cahaya lembut memancar darinya, seperti menyatu dengan denyut nadi Ardian. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya sebelum memulai latihan pertamanya.Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Ia menoleh dan melihat seorang pria tua berambut putih panjang berdiri tidak jauh darinya. Pakaiannya sederhana, tetapi tatapannya penuh ketegasan dan kebijaksanaan."Jadi, kau sudah siap?" suara pria itu dalam, penuh wibawa.Ardian mengenali pria itu. Ia adalah Ki Jaga Samudra, guru yang telah memberinya batu biru dan membimbingnya dalam menemukan asal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Sita Dan Raka

Angin berhembus lembut di sepanjang bibir pantai. Mentari yang mulai meninggi memancarkan sinarnya ke atas ombak yang berkilauan. Ardian masih terduduk di atas pasir, napasnya terengah-engah setelah latihan berat yang baru saja ia jalani. Tubuhnya masih terasa panas, dipenuhi sisa energi dari latihan menggunakan Sayap Garuda dan Cakar Petir.Di kejauhan, dua sosok mendekat dengan langkah ragu. Sita dan Raka, dua sahabat yang telah lama menemani Ardian sejak kecil, akhirnya menemukan keberadaan Ardian setelah sekian lama mencarinya."Ardian!" seru Sita sambil melambaikan tangan.Ardian menoleh dan sedikit terkejut. "Sita? Raka?"Raka mengangguk. "Kami akhirnya menemukanmu! Kau menghilang begitu saja tanpa kabar!"Ardian bangkit berdiri, lalu menatap kedua sahabatnya dengan rasa bersalah. Sejak ia menerima batu biru dari Ki Jaga Samudra, kehidupannya berubah drastis. Ia terlalu sibuk berlatih dan mempersiapkan diri untuk menguasai kekuatan Garuda, sampai-sampai ia lupa memberi kabar kep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Jejak Leluhur

Misteri Kesatria Garuda TerdahuluApi unggun masih menyala redup ketika Ki Jaga Samudra menatap dalam ke arah Ardian, Sita, dan Raka. Malam itu terasa lebih sunyi dibanding biasanya. Angin pantai berhembus pelan, membawa suara ombak yang bergulung-gulung di kejauhan.“Ada sesuatu yang harus kalian ketahui sebelum perjalanan ini dimulai,” kata Ki Jaga Samudra dengan nada dalam.Ardian menatap gurunya dengan penuh perhatian. “Apa itu, Guru?”Ki Jaga Samudra menarik napas panjang. “Kisah tentang Kesatria Garuda yang mendahuluimu, Ardian.”Sita dan Raka saling berpandangan. Mereka tahu Ardian telah menerima kekuatan Garuda, tetapi mereka belum pernah mendengar tentang pewaris sebelumnya.Ki Jaga Samudra mengeluarkan gulungan naskah kuno. Kertasnya tampak lusuh dan usang, tetapi saat dibuka, terlihat lukisan seorang lelaki bersenjata tombak dengan aura cahaya di sekelilingnya.“Ia dikenal sebagai Rakai Surya, Kesatria Garuda pertama,” jelas Ki Jaga Samudra. “Ia hidup ratusan tahun yang lal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Ancaman Di Hutan Hitam

Bertarung dengan Roh JahatMalam itu, angin berembus lebih dingin dari biasanya. Di depan mereka terbentang hutan lebat yang dikenal sebagai Hutan Hitam, tempat yang konon dihuni oleh roh-roh jahat yang menjaga rahasia kegelapan. Ki Jaga Samudra berdiri di hadapan Ardian, Sita, dan Raka dengan ekspresi serius."Ini adalah ujian yang harus kalian lewati," kata Ki Jaga Samudra. "Hanya dengan menaklukkan kegelapan di dalam hutan ini, kalian bisa menemukan petunjuk tentang bagaimana menyegel kembali Bayangan Kelam."Ardian mengepalkan tangannya. "Aku siap, Guru."Ki Jaga Samudra mengangguk. "Ingat, jangan sampai terpisah. Roh-roh jahat di dalam sana akan mencoba mengacaukan pikiran kalian."Tanpa ragu, mereka bertiga melangkah masuk ke dalam hutan. Semakin jauh mereka berjalan, semakin pekat kegelapan yang menyelimuti. Tidak ada suara burung, tidak ada desir angin—hanya keheningan mencekam yang terasa seperti tengah mengawasi mereka.---Bayangan di Antara PepohonanSita berjalan di sampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status