Beranda / Fantasi / Kesatria Garuda / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Kesatria Garuda: Bab 11 - Bab 20

26 Bab

Tombak Langit

Mendapatkan Senjata Suci GarudaAngin pegunungan bertiup lembut ketika Ardian, Sita, dan Raka melangkah melewati jalur bercahaya yang terbentuk setelah pertarungan mereka di Hutan Hitam. Cahaya itu bagaikan nyala api biru yang merayap di sepanjang tanah, membimbing mereka menuju tempat tersembunyi di balik kabut tipis.Ki Jaga Samudra berjalan di depan mereka, matanya tajam menatap jalur yang berkelok naik ke perbukitan."Kita akan menuju Puncak Langit," kata Ki Jaga Samudra. "Di sanalah senjata suci Garuda disembunyikan, Tombak Langit."Ardian menggenggam erat jimat Garuda yang tergantung di lehernya. "Tombak Langit?""Ya," Ki Jaga Samudra mengangguk. "Senjata yang hanya bisa digunakan oleh pewaris sejati Garuda. Konon, tombak itu adalah kunci untuk menyegel kembali Bayangan Kelam."Mereka bertiga saling pandang. Bayangan Kelam semakin kuat setiap harinya, dan tanpa senjata yang cukup kuat, mereka tak akan bisa menghadapinya.Perjalanan ke Puncak Langit tak mudah. Mereka harus melewa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Makhluk Raja Bayangkara

Angin dingin berdesir di puncak pegunungan ketika Ardian, Sita, dan Raka turun dari Puncak Langit, membawa Tombak Langit yang bersinar dengan kekuatan suci. Cahaya keemasan dari tombak itu menerangi jalur berbatu yang mereka lalui. Ki Jaga Samudra berjalan di depan mereka, sesekali menatap langit yang semakin gelap."Kita harus segera pergi dari sini," ucapnya. "Bayangan Kelam tidak akan tinggal diam setelah kita mendapatkan senjata ini."Ardian menggenggam tombak erat-erat. "Apa mereka akan langsung menyerang?"Ki Jaga Samudra mengangguk. "Bukan mereka, tetapi makhluk-makhluk kegelapan dari Raja Bayangkara."Sita menelan ludah. Nama Raja Bayangkara sudah lama menjadi legenda menakutkan. Ia adalah penguasa kegelapan yang berada di bawah kendali Bayangan Kelam, dan pasukannya adalah makhluk-makhluk yang tidak bisa mati dengan cara biasa."Tidak ada waktu untuk ragu," kata Raka, matanya menatap tajam ke depan. "Ayo kita segera turun sebelum mereka menemukan kita."Namun, seolah alam men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Jalan Menuju Dimensi Astral

Pintu antara dunia manusia dan roh terbuka.Keheningan menyelimuti pegunungan setelah pertempuran sengit melawan pasukan Raja Bayangkara. Kabut hitam yang semula menutupi langit kini perlahan memudar, meninggalkan langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, bagi Ardian, Raka, dan Sita, kemenangan ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar.Ki Jaga Samudra menatap Ardian dengan sorot mata tajam. "Kau telah membuktikan keberanianmu, tetapi perjalanan kita masih panjang. Ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Ardian mengangguk, masih menggenggam Tombak Langit yang kini mulai meredup. "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"Ki Jaga Samudra menarik napas dalam. "Untuk benar-benar mengalahkan Bayangan Kelam dan menghentikan kebangkitan Raja Bayangkara, kita harus pergi ke Dimensi Astral."Sita mengerutkan kening. "Dimensi Astral?"Ki Jaga Samudra mengangguk. "Dimensi Astral adalah dunia di mana roh-roh kuno bersemayam. Di sana, kita bisa mendapatkan jawaban tentang bagaimana menghan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Sayap Garuda Terbangun

Pijar cahaya menyelimuti Ardian, Sita, dan Raka saat mereka melangkah melewati gerbang Dimensi Astral. Sensasi ringan menyeruak di tubuh mereka, seolah-olah jiwa mereka meninggalkan dunia nyata. Seketika, mereka terlempar ke dalam kehampaan tak berbatas—hamparan langit ungu dengan aliran cahaya berkilauan seperti bintang yang jatuh."Apa ini…?" bisik Raka, suaranya terdengar bergema.Sita melangkah hati-hati di atas tanah yang tak terlihat, seolah mengapung di udara. "Dimensi Astral… tempat di mana batas antara dunia manusia dan roh melebur menjadi satu."Namun, sebelum mereka bisa menyadari sepenuhnya lingkungan baru itu, pusaran energi hitam tiba-tiba muncul di langit, membentuk siluet sosok tinggi bersayap hitam. Suara gemuruh terdengar saat sosok itu membuka matanya—mata merah menyala penuh kebencian."Sang Pewaris Cahaya… akhirnya datang," suara itu bergema dalam pikiran mereka.Ardian menegang. "Siapa kau?"Sosok itu melayang turun, memperlihatkan wujudnya—makhluk setengah manus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Rahasia Istana Langit

Gerbang cahaya di Dimensi Astral perlahan memudar begitu Ardian, Sita, dan Raka melewatinya. Mereka muncul di tempat yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Di hadapan mereka terbentang langit luas berwarna biru keemasan, dengan awan-awan putih yang menggumpal seperti daratan. Dari kejauhan, sebuah istana megah melayang di udara, diselimuti cahaya yang berpendar lembut. Pilar-pilar tinggi dari batu putih menopang bangunan raksasa itu, dan di atasnya, burung-burung raksasa berwarna emas berterbangan, membawa aura keagungan."Di mana kita?" Raka berbisik, matanya membelalak kagum.Sita memandang ke sekeliling dengan ekspresi waspada. "Aku belum pernah melihat tempat seperti ini… Ini bukan hanya dimensi lain, ini seperti tempat suci."Ardian melangkah maju, sayap api yang baru saja ia bangkitkan masih berdenyut lembut di punggungnya. Entah kenapa, hatinya merasa terpanggil ke tempat ini. Ada sesuatu yang familiar dalam keagungan Istana Langit.Tanpa peringatan, suara berat menggema dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Lawan Dari Masa Lalu - Seorang Prajurit Kuno Menantangnya

Cahaya keemasan dari Istana Langit masih menyelimuti tubuh Ardian. Sayap Garuda yang baru saja ia bangkitkan kini terasa lebih kokoh, lebih kuat, seolah mengakui keberadaannya sebagai pewaris sah kekuatan itu. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ujian sesungguhnya masih menantinya."Kemana kita harus pergi sekarang?" tanya Sita, matanya menatap Syahruzan dengan penuh harap.Syahruzan memejamkan mata sesaat, lalu membuka kedua tangannya. Sebuah peta bercahaya muncul di udara, menunjukkan sebuah tempat yang tersembunyi di balik gunung-gunung hitam."Di balik Pegunungan Bayangan, ada sebuah gerbang menuju Kuil Para Kesatria," kata Syahruzan. "Di sana, para leluhur Kesatria Garuda pernah bertarung. Tetapi, sebelum kau bisa mencapai gerbang itu, kau harus melewati ujian terakhir: menghadapi lawan dari masa lalu."Raka mengerutkan kening. "Lawan dari masa lalu? Maksudmu... sesuatu yang berhubungan dengan Kesatria Garuda pertama?"Syahruzan mengangguk. "Benar. Kau akan menghadapi salah sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Kutukan Kesatria Lama

Gerbang Para Kesatria kini berdiri kokoh di hadapan Ardian, Sita, dan Raka. Cahaya keemasan yang terpancar dari ukiran-ukiran kuno di permukaannya tampak berpendar, seolah menanti mereka untuk melangkah masuk. Angin berhembus pelan, membawa aroma batu tua dan energi sihir yang masih tersisa dari zaman kuno.Ardian menatap gerbang itu dengan perasaan bercampur aduk. Di satu sisi, ia merasa dirinya telah berkembang pesat sejak pertama kali memperoleh kekuatan Sayap Garuda. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang menggelayut dalam benaknya.“Kita benar-benar akan masuk?” Raka bertanya, suaranya mengandung sedikit keraguan.“Kita tidak punya pilihan,” jawab Sita. “Ini satu-satunya jalan untuk memahami sepenuhnya kekuatan yang dimiliki Ardian.”Ardian mengangguk, lalu melangkah maju. Begitu ia menyentuh permukaan gerbang, simbol burung Garuda yang terukir di sana bersinar terang. Dalam sekejap, gerbang terbuka dengan sendirinya, mengungkapkan sebuah lorong panjang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Pertemuan Dengan Hanoman

Setelah mengalahkan Valash dan memperoleh warisan baru dari Kesatria Garuda, Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka. Gerbang Para Kesatria kini berada di belakang mereka, dan di depan, terbentang jalan setapak yang berujung pada sebuah hutan lebat dengan pepohonan raksasa yang menjulang tinggi ke langit.Angin yang bertiup di antara pepohonan membawa bisikan aneh, seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan. Tidak ada suara burung ataupun binatang lainnya, hanya keheningan yang mencekam.Memasuki Hutan Langit"Tempat ini... terasa berbeda," gumam Sita sambil memegang erat tongkat sihirnya."Ya, ada energi yang kuat di sini. Seperti ada sesuatu yang tertidur," tambah Raka, matanya awas menatap sekeliling.Ardian, yang berada di depan, berhenti sejenak. "Aku merasa seperti sedang dipanggil. Ada sesuatu yang menunggu kita di dalam."Tanpa ragu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan memasuki hutan. Semakin dalam mereka berjalan, semakin pekat kabut putih yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Makhluk Dari Kegelapan

Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka setelah menerima petunjuk dari Dewa Hanoman. Langit di atas mereka mulai mendung, seolah alam semesta sendiri memahami bahwa bahaya yang lebih besar menanti. Kabut tipis menyelimuti jalan setapak yang mereka lalui, dan setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat, seakan ada energi gelap yang berusaha menghambat perjalanan mereka.Jejak KegelapanSita menegang. “Kalian merasakannya?” bisiknya pelan.Raka mengangguk. “Ada sesuatu yang mengawasi kita. Energinya… tidak seperti yang pernah kita temui sebelumnya.”Ardian merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia menggenggam Kristal Hanoman yang baru saja ia terima, berharap bisa merasakan sesuatu yang dapat membimbing mereka. Namun, yang ia rasakan hanyalah gelombang energi aneh yang membuat udara di sekitar mereka terasa lebih dingin.Tiba-tiba, sebuah suara gemuruh terdengar. Tanah di sekitar mereka bergetar, dan dari balik pepohonan raksasa, muncul sosok yang begitu menyeramkan. Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Perjalanan Ke Kota Cahaya

Setelah menghadapi serangan makhluk kegelapan yang semakin kuat, Ardian, Sita, dan Raka memutuskan untuk mencari bantuan dari para Penjaga Suci di Kota Cahaya. Hanoman pernah menyebut bahwa hanya dengan cahaya sejati, mereka bisa melawan kegelapan yang mengancam dunia. Dengan tekad yang bulat, mereka melanjutkan perjalanan, menempuh jalur yang jarang dilewati manusia.Jalan Menuju Kota CahayaPerjalanan mereka tidak mudah. Hutan yang sebelumnya menjadi tempat pertempuran melawan makhluk bayangan kini berubah menjadi lembah berkabut yang penuh jebakan. Mereka harus melewati sungai berarus deras, mendaki tebing curam, dan menavigasi jalanan berbatu yang berbahaya."Kota Cahaya... Hanoman bilang kota itu tersembunyi dari dunia luar, hanya bisa ditemukan oleh mereka yang benar-benar mencari kebenaran," kata Ardian sambil melihat peta yang mereka peroleh dari kuil Hanoman."Jadi bagaimana kita tahu bahwa kita berjalan di jalur yang benar?" tanya Raka, sambil membersihkan keringat di dahiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status