Beranda / Fantasi / Kesatria Garuda / Jalan Menuju Dimensi Astral

Share

Jalan Menuju Dimensi Astral

Penulis: Khomairoh
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 07:23:45

Pintu antara dunia manusia dan roh terbuka.

Keheningan menyelimuti pegunungan setelah pertempuran sengit melawan pasukan Raja Bayangkara. Kabut hitam yang semula menutupi langit kini perlahan memudar, meninggalkan langit malam yang dipenuhi bintang. Namun, bagi Ardian, Raka, dan Sita, kemenangan ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar.

Ki Jaga Samudra menatap Ardian dengan sorot mata tajam. "Kau telah membuktikan keberanianmu, tetapi perjalanan kita masih panjang. Ada sesuatu yang harus kalian ketahui."

Ardian mengangguk, masih menggenggam Tombak Langit yang kini mulai meredup. "Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Ki Jaga Samudra menarik napas dalam. "Untuk benar-benar mengalahkan Bayangan Kelam dan menghentikan kebangkitan Raja Bayangkara, kita harus pergi ke Dimensi Astral."

Sita mengerutkan kening. "Dimensi Astral?"

Ki Jaga Samudra mengangguk. "Dimensi Astral adalah dunia di mana roh-roh kuno bersemayam. Di sana, kita bisa mendapatkan jawaban tentang bagaimana menghan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kesatria Garuda   Sayap Garuda Terbangun

    Pijar cahaya menyelimuti Ardian, Sita, dan Raka saat mereka melangkah melewati gerbang Dimensi Astral. Sensasi ringan menyeruak di tubuh mereka, seolah-olah jiwa mereka meninggalkan dunia nyata. Seketika, mereka terlempar ke dalam kehampaan tak berbatas—hamparan langit ungu dengan aliran cahaya berkilauan seperti bintang yang jatuh."Apa ini…?" bisik Raka, suaranya terdengar bergema.Sita melangkah hati-hati di atas tanah yang tak terlihat, seolah mengapung di udara. "Dimensi Astral… tempat di mana batas antara dunia manusia dan roh melebur menjadi satu."Namun, sebelum mereka bisa menyadari sepenuhnya lingkungan baru itu, pusaran energi hitam tiba-tiba muncul di langit, membentuk siluet sosok tinggi bersayap hitam. Suara gemuruh terdengar saat sosok itu membuka matanya—mata merah menyala penuh kebencian."Sang Pewaris Cahaya… akhirnya datang," suara itu bergema dalam pikiran mereka.Ardian menegang. "Siapa kau?"Sosok itu melayang turun, memperlihatkan wujudnya—makhluk setengah manus

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Kesatria Garuda   Rahasia Istana Langit

    Gerbang cahaya di Dimensi Astral perlahan memudar begitu Ardian, Sita, dan Raka melewatinya. Mereka muncul di tempat yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Di hadapan mereka terbentang langit luas berwarna biru keemasan, dengan awan-awan putih yang menggumpal seperti daratan. Dari kejauhan, sebuah istana megah melayang di udara, diselimuti cahaya yang berpendar lembut. Pilar-pilar tinggi dari batu putih menopang bangunan raksasa itu, dan di atasnya, burung-burung raksasa berwarna emas berterbangan, membawa aura keagungan."Di mana kita?" Raka berbisik, matanya membelalak kagum.Sita memandang ke sekeliling dengan ekspresi waspada. "Aku belum pernah melihat tempat seperti ini… Ini bukan hanya dimensi lain, ini seperti tempat suci."Ardian melangkah maju, sayap api yang baru saja ia bangkitkan masih berdenyut lembut di punggungnya. Entah kenapa, hatinya merasa terpanggil ke tempat ini. Ada sesuatu yang familiar dalam keagungan Istana Langit.Tanpa peringatan, suara berat menggema dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Kesatria Garuda   Lawan Dari Masa Lalu - Seorang Prajurit Kuno Menantangnya

    Cahaya keemasan dari Istana Langit masih menyelimuti tubuh Ardian. Sayap Garuda yang baru saja ia bangkitkan kini terasa lebih kokoh, lebih kuat, seolah mengakui keberadaannya sebagai pewaris sah kekuatan itu. Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa ujian sesungguhnya masih menantinya."Kemana kita harus pergi sekarang?" tanya Sita, matanya menatap Syahruzan dengan penuh harap.Syahruzan memejamkan mata sesaat, lalu membuka kedua tangannya. Sebuah peta bercahaya muncul di udara, menunjukkan sebuah tempat yang tersembunyi di balik gunung-gunung hitam."Di balik Pegunungan Bayangan, ada sebuah gerbang menuju Kuil Para Kesatria," kata Syahruzan. "Di sana, para leluhur Kesatria Garuda pernah bertarung. Tetapi, sebelum kau bisa mencapai gerbang itu, kau harus melewati ujian terakhir: menghadapi lawan dari masa lalu."Raka mengerutkan kening. "Lawan dari masa lalu? Maksudmu... sesuatu yang berhubungan dengan Kesatria Garuda pertama?"Syahruzan mengangguk. "Benar. Kau akan menghadapi salah sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Kesatria Garuda   Kutukan Kesatria Lama

    Gerbang Para Kesatria kini berdiri kokoh di hadapan Ardian, Sita, dan Raka. Cahaya keemasan yang terpancar dari ukiran-ukiran kuno di permukaannya tampak berpendar, seolah menanti mereka untuk melangkah masuk. Angin berhembus pelan, membawa aroma batu tua dan energi sihir yang masih tersisa dari zaman kuno.Ardian menatap gerbang itu dengan perasaan bercampur aduk. Di satu sisi, ia merasa dirinya telah berkembang pesat sejak pertama kali memperoleh kekuatan Sayap Garuda. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang menggelayut dalam benaknya.“Kita benar-benar akan masuk?” Raka bertanya, suaranya mengandung sedikit keraguan.“Kita tidak punya pilihan,” jawab Sita. “Ini satu-satunya jalan untuk memahami sepenuhnya kekuatan yang dimiliki Ardian.”Ardian mengangguk, lalu melangkah maju. Begitu ia menyentuh permukaan gerbang, simbol burung Garuda yang terukir di sana bersinar terang. Dalam sekejap, gerbang terbuka dengan sendirinya, mengungkapkan sebuah lorong panjang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Kesatria Garuda   Pertemuan Dengan Hanoman

    Setelah mengalahkan Valash dan memperoleh warisan baru dari Kesatria Garuda, Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka. Gerbang Para Kesatria kini berada di belakang mereka, dan di depan, terbentang jalan setapak yang berujung pada sebuah hutan lebat dengan pepohonan raksasa yang menjulang tinggi ke langit.Angin yang bertiup di antara pepohonan membawa bisikan aneh, seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan. Tidak ada suara burung ataupun binatang lainnya, hanya keheningan yang mencekam.Memasuki Hutan Langit"Tempat ini... terasa berbeda," gumam Sita sambil memegang erat tongkat sihirnya."Ya, ada energi yang kuat di sini. Seperti ada sesuatu yang tertidur," tambah Raka, matanya awas menatap sekeliling.Ardian, yang berada di depan, berhenti sejenak. "Aku merasa seperti sedang dipanggil. Ada sesuatu yang menunggu kita di dalam."Tanpa ragu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan memasuki hutan. Semakin dalam mereka berjalan, semakin pekat kabut putih yang men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Kesatria Garuda   Makhluk Dari Kegelapan

    Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka setelah menerima petunjuk dari Dewa Hanoman. Langit di atas mereka mulai mendung, seolah alam semesta sendiri memahami bahwa bahaya yang lebih besar menanti. Kabut tipis menyelimuti jalan setapak yang mereka lalui, dan setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat, seakan ada energi gelap yang berusaha menghambat perjalanan mereka.Jejak KegelapanSita menegang. “Kalian merasakannya?” bisiknya pelan.Raka mengangguk. “Ada sesuatu yang mengawasi kita. Energinya… tidak seperti yang pernah kita temui sebelumnya.”Ardian merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia menggenggam Kristal Hanoman yang baru saja ia terima, berharap bisa merasakan sesuatu yang dapat membimbing mereka. Namun, yang ia rasakan hanyalah gelombang energi aneh yang membuat udara di sekitar mereka terasa lebih dingin.Tiba-tiba, sebuah suara gemuruh terdengar. Tanah di sekitar mereka bergetar, dan dari balik pepohonan raksasa, muncul sosok yang begitu menyeramkan. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Kesatria Garuda   Perjalanan Ke Kota Cahaya

    Setelah menghadapi serangan makhluk kegelapan yang semakin kuat, Ardian, Sita, dan Raka memutuskan untuk mencari bantuan dari para Penjaga Suci di Kota Cahaya. Hanoman pernah menyebut bahwa hanya dengan cahaya sejati, mereka bisa melawan kegelapan yang mengancam dunia. Dengan tekad yang bulat, mereka melanjutkan perjalanan, menempuh jalur yang jarang dilewati manusia.Jalan Menuju Kota CahayaPerjalanan mereka tidak mudah. Hutan yang sebelumnya menjadi tempat pertempuran melawan makhluk bayangan kini berubah menjadi lembah berkabut yang penuh jebakan. Mereka harus melewati sungai berarus deras, mendaki tebing curam, dan menavigasi jalanan berbatu yang berbahaya."Kota Cahaya... Hanoman bilang kota itu tersembunyi dari dunia luar, hanya bisa ditemukan oleh mereka yang benar-benar mencari kebenaran," kata Ardian sambil melihat peta yang mereka peroleh dari kuil Hanoman."Jadi bagaimana kita tahu bahwa kita berjalan di jalur yang benar?" tanya Raka, sambil membersihkan keringat di dahiny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Kesatria Garuda   Pedang Langit & Tombak Garuda – Ujian Api dan Es

    Setelah disambut oleh Aurel, Pemimpin Penjaga Suci di Kota Cahaya, Ardian, Sita, dan Raka dihadapkan pada ujian yang menentukan kelayakan mereka menerima bantuan. Ujian ini tidak berbentuk pertarungan fisik seperti yang mereka alami sebelumnya, melainkan sebuah uji coba mental dan spiritual yang menguji kekuatan batin mereka. Ujian Api: Ardian Ardian dibawa ke sebuah ruangan yang dipenuhi api yang berkobar-kobar. Api ini bukan api biasa, melainkan api yang menyala dengan kekuatan energi gelap, api yang mampu membakar jiwa dan raga. Di tengah kobaran api itu, muncul bayangan seorang kesatria yang sangat mirip dengan Ardian, namun dengan mata yang menyala merah seperti bara api. Bayangan itu adalah representasi dari sisi gelap Ardian, keraguan dan ketakutan yang terpendam dalam dirinya. "Kau lemah, Ardian," suara bayangan itu menggema, "Kau tidak pantas memegang Tombak Langit. Kekuatanmu hanya akan membawamu pada kehancuran." Api semakin membesar, menjilat-jilat tubuh Ardian. Ia mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Kesatria Garuda   Bertemu dengan Penguasa Kegelapan

    Kebebasan Sita hanya sementara. Saat mereka bertiga berusaha meninggalkan ruangan rahasia di Istana Hitam, sebuah kekuatan gelap yang dahsyat menghadang mereka. Raja Bayangkara, penguasa kegelapan yang telah lama menebar teror di dunia, muncul dalam wujudnya yang sebenarnya.Raja Bayangkara MunculRuangan rahasia itu bergetar hebat. Dinding-dindingnya retak, dan lantai bergetar seakan-akan akan runtuh. Udara menjadi semakin dingin dan mencekam, dipenuhi energi gelap yang pekat. Dari tengah-tengah kegelapan, sebuah sosok muncul. Sosok itu tinggi dan besar, tubuhnya dibalut jubah hitam yang berkibar-kibar seperti sayap kelelawar. Wajahnya tersembunyi di balik bayangan, tetapi matanya yang menyala merah menyala tampak seperti dua bara api neraka."Kalian berani menyusup ke istana-Ku?" suara Raja Bayangkara menggema, suaranya dalam dan menggetarkan, seperti suara guntur yang menggelegar. "Kalian telah membuat kesalahan besar."Raja Bayangkara bukanlah makhluk biasa. Ia adalah enti

  • Kesatria Garuda   Menyusup ke Istana Hitam – Upaya Penyelamatan yang Berbahaya

    Kalung giok Sita, dengan ukiran simbol misteriusnya, membawa Ardian dan Raka ke sebuah lokasi yang tak terduga: Istana Hitam, sebuah benteng megah namun menyeramkan yang menjulang di puncak gunung vulkanik yang gelap. Simbol pada kalung itu ternyata adalah lambang Istana Hitam, sebuah tempat yang diyakini sebagai markas utama kekuatan kegelapan.Istana Hitam: Benteng KegelapanIstana Hitam bukanlah bangunan biasa. Terbuat dari batu obsidian hitam yang mengkilap, ia memancarkan aura jahat yang mencekam. Menara-menaranya yang tinggi dan runcing menusuk langit, seperti cakar-cakar raksasa yang siap mencengkeram dunia. Udara di sekitarnya terasa berat, dipenuhi energi gelap yang pekat, dan suara-suara bisikan yang mengerikan menggema dari dalam istana. Makhluk-makhluk kegelapan berpatroli di sekitar istana, menjaga gerbangnya yang kokoh.Ardian dan Raka menyadari bahwa menyusup ke Istana Hitam adalah misi yang sangat berbahaya. Mereka harus menggunakan semua keterampilan dan kecerda

  • Kesatria Garuda   Sita dalam Bahaya – Penculikan di Lembah Bayangan

    Di ambang "Lubang Neraka," Ardian, Sita, dan Raka dihadapkan pada tantangan baru yang mengerikan. Bukan hanya medan yang ekstrem dan makhluk-makhluk kegelapan yang mengintai, tetapi juga sebuah ancaman yang lebih personal dan berbahaya: penculikan Sita.Lembah Bayangan"Lubang Neraka" ternyata bukanlah sebuah jurang tunggal, melainkan sebuah sistem gua bawah tanah yang luas dan kompleks, terbentang di bawah gunung berapi yang telah lama mati. Untuk mencapai jantung "Lubang Neraka," mereka harus melewati Lembah Bayangan, sebuah lembah yang dipenuhi dengan energi gelap yang pekat. Udara di sini terasa lebih berat, lebih dingin, dan lebih mencekam daripada di tempat lain. Bayangan-bayangan bergerak dengan cepat, seperti hantu-hantu yang tak terlihat, dan suara-suara bisikan yang mengerikan menggema di antara tebing-tebing yang curam.Ardian memimpin di depan, Pedang Langit siap membelah kegelapan. Raka mengikuti di belakang, Tameng Perisai Suci melindungi mereka dari serangan-seran

  • Kesatria Garuda   Dunia yang Terancam – Kegelapan Mulai Menyebar

    Meninggalkan Kota Cahaya, Ardian, Sita, dan Raka dihadapkan pada kenyataan yang jauh lebih mengerikan daripada yang pernah mereka bayangkan. Dunia di luar kota suci itu telah berubah menjadi medan perang antara cahaya dan kegelapan, dan kegelapan tampak menang.Kehancuran yang MenyebarLangit yang sebelumnya biru cerah kini menjadi kanvas gelap yang dihiasi awan hitam pekat, bagaikan luka menganga di wajah dunia. Matahari, jika terlihat, hanya berupa cakram pucat yang tak mampu menembus kegelapan. Udara terasa berat, dipenuhi energi negatif yang menyesakkan dada, seolah-olah dunia itu sendiri sedang menahan napas dalam kesakitan. Tanah yang subur dan hijau kini berubah menjadi gurun yang tandus dan retak-retak, bagaikan kulit yang mengering dan pecah-pecah karena dehidrasi. Pohon-pohon layu dan mati, ranting-rantingnya yang patah seperti tulang-tulang yang rapuh. Sungai-sungai mengering, danau-danau menguap, meninggalkan jejak-jejak kehancuran yang tak terhitung jumlahnya.Suara

  • Kesatria Garuda   Pedang Langit & Tombak Garuda – Menemukan Senjata Baru

    Setelah melewati ujian Nyai Rengganis, Ardian, Sita, dan Raka memasuki Kota Cahaya. Bukan hanya bangunan-bangunan berkilau yang menyambut mereka, tetapi juga aura damai yang menyelimuti kota suci ini. Udara terasa lebih ringan, bersih, dan dipenuhi energi positif yang menyegarkan jiwa. Namun, kedamaian itu tak berlangsung lama. Aurel, Pemimpin Penjaga Suci, menyambut mereka dengan senyum ramah, namun matanya menyimpan keprihatinan yang mendalam. "Kalian telah membuktikan keberanian dan kekuatan batin kalian," kata Aurel, suaranya lembut namun berwibawa. "Namun, perjalanan kalian masih jauh dari selesai. Kegelapan semakin mengancam, dan kita membutuhkan kekuatan lebih untuk menghadapinya." Aurel menjelaskan bahwa para Penjaga Suci telah lama menyimpan senjata-senjata sakti, menunggu pemilik yang layak. Senjata-senjata ini bukan sekadar senjata biasa, tetapi artefak yang dipenuhi kekuatan gaib, yang mampu melawan energi gelap yang semakin kuat. Ujian selanjutnya bukanlah uji coba ment

  • Kesatria Garuda   Pedang Langit & Tombak Garuda – Ujian Api dan Es

    Setelah disambut oleh Aurel, Pemimpin Penjaga Suci di Kota Cahaya, Ardian, Sita, dan Raka dihadapkan pada ujian yang menentukan kelayakan mereka menerima bantuan. Ujian ini tidak berbentuk pertarungan fisik seperti yang mereka alami sebelumnya, melainkan sebuah uji coba mental dan spiritual yang menguji kekuatan batin mereka. Ujian Api: Ardian Ardian dibawa ke sebuah ruangan yang dipenuhi api yang berkobar-kobar. Api ini bukan api biasa, melainkan api yang menyala dengan kekuatan energi gelap, api yang mampu membakar jiwa dan raga. Di tengah kobaran api itu, muncul bayangan seorang kesatria yang sangat mirip dengan Ardian, namun dengan mata yang menyala merah seperti bara api. Bayangan itu adalah representasi dari sisi gelap Ardian, keraguan dan ketakutan yang terpendam dalam dirinya. "Kau lemah, Ardian," suara bayangan itu menggema, "Kau tidak pantas memegang Tombak Langit. Kekuatanmu hanya akan membawamu pada kehancuran." Api semakin membesar, menjilat-jilat tubuh Ardian. Ia mer

  • Kesatria Garuda   Perjalanan Ke Kota Cahaya

    Setelah menghadapi serangan makhluk kegelapan yang semakin kuat, Ardian, Sita, dan Raka memutuskan untuk mencari bantuan dari para Penjaga Suci di Kota Cahaya. Hanoman pernah menyebut bahwa hanya dengan cahaya sejati, mereka bisa melawan kegelapan yang mengancam dunia. Dengan tekad yang bulat, mereka melanjutkan perjalanan, menempuh jalur yang jarang dilewati manusia.Jalan Menuju Kota CahayaPerjalanan mereka tidak mudah. Hutan yang sebelumnya menjadi tempat pertempuran melawan makhluk bayangan kini berubah menjadi lembah berkabut yang penuh jebakan. Mereka harus melewati sungai berarus deras, mendaki tebing curam, dan menavigasi jalanan berbatu yang berbahaya."Kota Cahaya... Hanoman bilang kota itu tersembunyi dari dunia luar, hanya bisa ditemukan oleh mereka yang benar-benar mencari kebenaran," kata Ardian sambil melihat peta yang mereka peroleh dari kuil Hanoman."Jadi bagaimana kita tahu bahwa kita berjalan di jalur yang benar?" tanya Raka, sambil membersihkan keringat di dahiny

  • Kesatria Garuda   Makhluk Dari Kegelapan

    Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka setelah menerima petunjuk dari Dewa Hanoman. Langit di atas mereka mulai mendung, seolah alam semesta sendiri memahami bahwa bahaya yang lebih besar menanti. Kabut tipis menyelimuti jalan setapak yang mereka lalui, dan setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin berat, seakan ada energi gelap yang berusaha menghambat perjalanan mereka.Jejak KegelapanSita menegang. “Kalian merasakannya?” bisiknya pelan.Raka mengangguk. “Ada sesuatu yang mengawasi kita. Energinya… tidak seperti yang pernah kita temui sebelumnya.”Ardian merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia menggenggam Kristal Hanoman yang baru saja ia terima, berharap bisa merasakan sesuatu yang dapat membimbing mereka. Namun, yang ia rasakan hanyalah gelombang energi aneh yang membuat udara di sekitar mereka terasa lebih dingin.Tiba-tiba, sebuah suara gemuruh terdengar. Tanah di sekitar mereka bergetar, dan dari balik pepohonan raksasa, muncul sosok yang begitu menyeramkan. Ma

  • Kesatria Garuda   Pertemuan Dengan Hanoman

    Setelah mengalahkan Valash dan memperoleh warisan baru dari Kesatria Garuda, Ardian, Sita, dan Raka melanjutkan perjalanan mereka. Gerbang Para Kesatria kini berada di belakang mereka, dan di depan, terbentang jalan setapak yang berujung pada sebuah hutan lebat dengan pepohonan raksasa yang menjulang tinggi ke langit.Angin yang bertiup di antara pepohonan membawa bisikan aneh, seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan. Tidak ada suara burung ataupun binatang lainnya, hanya keheningan yang mencekam.Memasuki Hutan Langit"Tempat ini... terasa berbeda," gumam Sita sambil memegang erat tongkat sihirnya."Ya, ada energi yang kuat di sini. Seperti ada sesuatu yang tertidur," tambah Raka, matanya awas menatap sekeliling.Ardian, yang berada di depan, berhenti sejenak. "Aku merasa seperti sedang dipanggil. Ada sesuatu yang menunggu kita di dalam."Tanpa ragu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan memasuki hutan. Semakin dalam mereka berjalan, semakin pekat kabut putih yang men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status