"Ah, sudah, sudah! Gak usah drama panjang!" suara Rani memotong kasar. Ia beranjak dari sofa, meraih tangan Nindi dengan penuh semangat. "Nindi, ayo kita ke salon. Kamu jadi traktir aku, kan?"Nindi tersenyum manis. "Tentu dong, Kak."Rani mendengus, menatap Ayu sejenak dengan tatapan meremehkan. "Udah, Ma. Aku balik duluan. Ngapain sih lama-lama deket sama dia? Mana bau lagi..."Tanpa menunggu balasan, Rani menarik Nindi keluar rumah. Suara tawa mereka terdengar semakin menjauh.Hayati bangkit, merapikan tas tangannya dengan angkuh. "Sapa juga yang betah lama-lama di sini. Jaka, antar Mama ke arisan."Jaka mengangguk, bersiap pergi. Namun, sebelum melangkah keluar, Hayati menoleh ke arah putranya sekali lagi, suaranya dipenuhi peringatan."Ingat ya, Jaka. Jangan sampai kamu ceraikan Ayu. Mama gak mau buang uang buat bayar pembantu. Lagipula, Nindi gak boleh capek. Dia anak pejabat terhormat, jangan sampai kami membuat dia mende
Huling Na-update : 2025-03-12 Magbasa pa