All Chapters of Suamiku Bukan Tukang Ojol Biasa: Chapter 11 - Chapter 20

68 Chapters

Bab 11a - Garis Dua

Karena Mas Aldo merengek terus, dengan terpaksa aku membuatkan sambal rujak untuknya. Tapi tentunya dengan cabe yang sedikit. Aku tak mau perutnya sakit karena memakan sambal rujak yang pedas.Tak lama kemudian aku hidangkan mangga muda itu beserta sambal rujaknya. Kulihat matanya berbinar - binar seperti saat melihat rujak mangga itu.Mas Aldo langsung menyantapnya dengan lahap. Aku begitu sangat terkejut saat melihat Mas Aldo memakan mangga muda itu begitu lahapnya. Mas Aldo seperti tak merasakan asamnya mangga muda itu. Aku mencoba mencicipi sedikit mangga itu. Namun baru satu gigit, bahuku sudah berkedik karena rasanya sangat asam sekali. Astaga mengapa Mas Aldo sangat lahap memakannya. Kulihat raut wajah suamiku berubah bahagia setelah menyantap mangga muda itu. Aku hanya berharap semoga saja Mas Aldo tidak sakit perut setelah ini.Aku melanjutkan kegiatanku memasak yang sempat tertunda. Sedangkan Mas Aldo sudah beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk mem
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 11b - Garis Dua

Barang yang diberikan oleh perawat itu adalah sebuah alat tes kehamilan. Aku tak asing dengan benda itu karena aku pernah membelinya untuk temanku. Apakah aku hamil saat ini?Namun aku tak ingin berharap dulu sebelum semuanya terbukti. Aku juga tak merasakan tanda - tanda kehamilan seperti temanku dulu. Seperti mual di pagi hari dan mengidam makanan tertentu. Tiba - tiba saja dokter itu melontarkan pertanyaan padaku."Boleh saya bertanya, kapan terakhir ibu haid?""Hmnn sekitar satu bulan lalu dok. Memang apa hubungannya dengan haid saya dok. Kan yang sakit suami saya," aku di buat bingung dengan ucapan dokter itu."Suster tolong antar ibu ini ya, untuk diperiksa urine nya.""Baik dokter."Suster mengantarkanku menuju ke kamar mandi. Aku tahu jika dokter menyuruhku melakukan tes kehamilan. Akhirnya aku menurut saja. Siapa tahu memang aku sedang dalam keadaan hamil.Suster memberikanku wadah untuk tempat urineku. Aku menurut dan melakukan apa yang di suruh suster itu. Setelah melakuka
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 12a - Rencana Pindah Rumah

Setelah menghubungi seseorang, Mas Aldo langsung mengajakku pulang. Namun aku baru menyadari sesuatu jika ponsel Mas Aldo baru. Yang lebih membuatku terkejut, ponsel itu berlogo apel. Yang sudah bisa kupastikan jika harganya sangat mahal.Aku ingin bertanya tentang ponsel Mas Aldo yang baru itu. Dan juga maksud dari perkataan Mas Aldo jika kami akan pindah ke rumah yang baru. Lebih baik, aku tanyakan nanti saat tiba rumah kontrakan.Mas Aldo langsung memesan taksi online agar kami bisa segera pulang. Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah berhenti dihadapan kami. Sepertinya ada seseorang yang akan turun dari mobil itu. Aku pun tak memperhatikannya dan sibuk melihat ponselku. Saat aku fokus dengan ponselku, tiba - tiba Mas Aldo menepuk pundakku. Aku pun terkejut di buatnya."Astaghfirullah mas, bikin kaget saja.""Hehehe maaf sayang. Habis dari tadi aku panggil kamu, kamu malah sibuk dengan ponselmu.""Oh maaf ya mas. Karena terlalu fokus, aku gak dengar Mas Aldo memanggilku.""Ya sudah
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 12b - Rencana Pindah Rumah

Namun aku tak mempedulikan lagi bagaimana reaksi pemilik kontrakan ini. Salahnya sendiri tak pernah menggubris ucapanku. Tapi jika harus pindah hari ini, rasanya aku belum siap. Karena nantinya akan banyak barang - barang yang harus dibawa."Ya benar sih mas, apa yang kamu katakan itu. Aku sudah berulang kali komplain namun tak pernah digubrisnya. Tapi mas, ini mendadak sekali. Aku belum membereskan semuanya.""Nanti aku bantu ya sayang untuk membereskan barang - barang kita. Sebaiknya kita hanya membawa barang yang penting - penting saja karena di tempat yang baru nanti, semua perabotannya sudah lengkap.""Apa kamu yakin mas? Tempat tidur, sofa, dan lain sebagainya apa gak dibawa?""Berikan kepada para tetangga yang membutuhkan saja sayang. Lagipula barang kita juga tak terlalu banyak."Aku sedikit terkejut dengan ucapan Mas Aldo. Memang barang - barang ini kita beli dengan harga murah. Karena uang kami dulu tak cukup untuk membeli barang yang baru. Akhirnya kami memutuskan mencari b
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 13a - Pindah ke Rumah Mewah

"Diva! Kenapa kamu tak bilang kepadaku jika ingin pindah dari rumah kontrakanku.""Bukan maksud saya gak ingin bilang sama ibu. Hanya saja Mas Aldo tiba - tiba saja mengajak kami untuk pindah hari ini. Sebenarnya sebentar lagi saya berencana akan ke rumah. Namun ternyata Bu Rani sudah kedahuluan datang ke sini," ku berusaha menjelaskannya dengan lembut pada Bu Rani. Tapi memang sifat Bu Rani saja yang tak mau mendengarkan penjelasan orang lain."Halah alesan saja kamu. Bilang saja kamu tak mau membayar kontrakan bulan depan. Mumpung kamu disini, segera bayar kontrakanmu itu. Lalu kamu boleh pergi dari rumah itu.""Tapi Bu, saya kan tak melanjutkan sewanya. Jadi saya ya tak ada kewajiban untuk membayar," aku tak terima saat Bu Rani menagih uang kontrakan untuk bulan depan."Apa yang dikatakan Diva benar itu bu. Jangan jadi orang yang zalim bu. Bu Diva sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan sewanya lagi," Bu Retno berbicara menggebu - nggebu seakan tak menyetujui ucapan Bu Rani. Namun
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 13b - Pindah ke Rumah Mewah

"Ibu - ibu, saya dan Mas Aldo pamit ya. Maaf jika selama ini kami ada salah, kami mohon maaf yang sebesar - sebesarnya.""Kami semua juga minta maaf ya Diva. Kalau selama ini kami ada salah, tolong di maafkan."Aku tersenyum dan menyalami mereka satu persatu. Aku akan sering datang kesini untuk menyapa mereka. Setelah itu kami pamit pulang karena masih banyak hal yang harus kami urus.Saat berjalan kembali ke rumah kulihat dari kejauhan mobil mewah yang mengantarkan kami tadi pagi sudah terparkir didepan. Terlihat Pak Joko sudah menunggu kami didepan pintu rumah itu."Maaf pak Joko menunggu lama ya.""Tidak pak, saya baru saja datang.""Dek, apa sudah semua barang - barangnya?""Sudah mas, tinggal bawa saja."Mas Aldo masuk kerumah untuk memindahkan barang - barang kami ke dalam mobil. Tak banyak hanya pakaian dan berkas penting saja. Pak Joko membantu kami untuk memasukkan semua barang - barang itu."Sudah semua dek, ayo kita berangkat.""Lho mas, kita gak naik motor kamu?""Oh ya ma
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 14a - Kejujuran Mas Aldo

Aku tersadar dan sudah berada di sebuah kamar yang sangat mewah dan luas. Aku mencoba bangun, namun tiba - tiba saja kepalaku terasa pusing."Nyonya apa anda tidak apa - apa?"Kulihat disampingku telah berdiri 3 orang wanita dengan berpakaian layaknya pelayan. Mengapa mereka memanggilku nyonya . Aneh sekali, padahal aku bukan pemilik rumah ini.Lalu di mana Mas Aldo. Apa aku dan Mas Aldo akan tinggal disini? Atau pekerjaan baru yang dimaksudnya apakah menjadi pembantu dirumah ini? Sebenarnya aku tak masalah, tapi rumah ini begitu sangat besar dan mewah. Kalau mengontrak rumah ini, tentu saja tak mungkin. Aku sangat yakin jika kami akan di pekerjakan di sini. Seperti ketiga pelayan yang sedang berdiri disampingku. Namun kenapa Mas Aldo tidak bercerita padaku tentang hal ini?Aku mencoba bangkit dari tidurku untuk meringankan rasa sakit kepalaku ini. Beberapa pelayan itu membantuku bersandar di ranjang ini. Benar - benar nyaman sekali tempat tidur ini. Andai setiap hari aku bisa tidur
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 14b - Kejujuran Mas Aldo

"Kamu tenang ya. Aku akan menjawabnya satu - persatu. Mungkin saat ini waktu yang tepat untuk kamu tahu sayang siapa sebenarnya diriku ini.""Maksud kamu apa mas?""Sebenarnya ini adalah rumahku. Rumah yang sudah kupersiapkan untukmu. Maaf jika selama ini aku berpura - pura miskin di hadapanmu. Aku hanya ingin mencari istri yang benar - benar mencintaiku apa adanya.""Selama ini aku sering dikecewakan oleh mereka karena ternyata selama ini wanita yang mendekatiku hanya mengincar hartaku saja. Aku memberikan mereka ujian pada mereka dengan mengatakan aku mengalami bangkrut dan jatuh miskin. Mendengar hal itu, mereka perlahan - lahan menjauhiku.""Hingga akhirnya aku bertekad mencari seorang wanita yang benar - benar mencintaiku bukan karena harta. Aku pun menyamar menjadi tukang ojol. Dan tanpa disengaja kita akhirnya bertemu. Tiba - tiba saja aku merasakan perasaan yang aneh saat bertemu denganmu sayang. Setiap malam aku selalu terbayang - bayang olehmu. Aku pikir itu hanya perasaan
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 15a - Semangkok Mie Instan

"Pak, besok aku dan Mas Aldo akan kesana.""Baiklah nak, kalau begitu bapak tutup dulu teleponnya. Bapak tunggu dirumah. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Belum saatnya keluargaku tahu siapa sebenarnya Mas Aldo. Aku tak ingin mereka memanfaatkan Mas Aldo nantinya jika tahu ternyata Mas Aldo orang kaya."Sayang ada apa?""Hmnn itu mas, bapak menyuruh kita kesana.""Kalau begitu kita besok kesana ya sayang.""Tapi mas, aku ingin kita berpura - pura seperti dulu. Jangan sampai mereka tahu siapa kamu sebenarnya," Mas Aldo terkejut mendengar permintaanku."Lho kenapa sayang? Bukankah lebih baik kita jujur saja. Aku gak ingin lagi kita dihina lagi sayang. Terutama oleh ibu dan kakak tirimu itu.""Belum saatnya mas. Aku hanya tak ingin mereka memanfaatkanmu saja. Biarlah mereka tahu dengan sendirinya.""Baiklah terserah kamu saja sayang. Ya sudah ayo kita beristirahat di kamar. Aku sangat lelah sekali hari ini sayang. Apalagi ada pekerjaan mendadak tadi.""Iya mas, ayo."Mas Aldo menggande
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 15b - Semangkok Mie Instan

Lagi - lagi aku dibuat takjub dengan kemewahan dapur rumah ini. Begitu lengkap dan mewah peralatan dapurnya. Kulihat seorang pelayan sedang sibuk membereskan peralatan masaknya di dapur. Sepertinya dia koki dirumah ini. Karena kulihat pakaiannya serba putih. Pelayan itu menyadari kehadiranku dan langsung menghampiriku."Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?""Hmnn suami saya ingin makan mie rebus. Apa ada mie instan disini ya.""Ada nyonya, sebentar akan saya buatkan.""Oh tidak perlu. Biar saya saja yang membuatnya. Suami saya ingin makan mie buatan saya.""Baik kalau begitu nyonya."Pelayan itu menyiapkan peralatan yang aku butuhkan. Tak butuh waktu lama aku sudah selesai memasak mie instan kesukaan Mas Aldo. Setelah selesai kubawa makanan itu kepadanya. Kulihat Mas Aldo tersenyum bahagia melihat semangkok mie yang kubuatkan tadi. Mas Aldo melahap makanan itu sampai habis. Aku hanya menggeleng - nggelengkan kepalaku melihat tingkahnya."Sayang, aku berangkat bekerja dulu ya. Ingat k
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status