Home / Romansa / Ayo Menikah, Mas Duda! / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Ayo Menikah, Mas Duda!: Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

Bab 31: Kembali ke Kenyataan

Galih percaya jika kebaikan akan kembali kepada dirinya sendiri. Hal itu juga yang membuatnya hanya fokus belajar ketika masih duduk di bangku sekolah. Bahkan ketika menyelesaikan pendidikan tinggi, dia sama sekali tak tertarik untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dia tak pernah sekalipun berpacaran sebelum bertemu dengan Amel di usianya yang kedua puluh tiga tahun.Ketika itu, dia yang sedang membantu ayahnya di Percetakan Gemilang bertemu dengan mahasiswi cantik yang membuat Galih tertarik. Galih memberanikan diri untuk mendekati perempuan itu, dimulai dari perkenalan, lalu berlanjut dengan saling bertukar pesan singkat.Dari sana, hubungan Galih dan Amel berlanjut ke tahap saling mengenal pribadi masing-masing. Galih menganggap Amel adalah pelengkap dunianya. Dia yang selalu tak ingin melakukan kesalahan, sedangkan Amel adalah orang yang akan menertawakan kesalahan itu.“Amelia Soedjono, will you marry me?” Galih mengutarakan perta
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 32: Masa Lalu

Aster mengikuti langkah panjang-panjang Galih dengan terburu-buru hingga hampir tersandung kakinya sendiri. Gadis itu tahu jika kekasihnya tak suka dengan kehadiran Rasyid.“Kang, kita mau ke mana?” tanya Aster, karena lelaki itu terus menarik tangannya untuk mengikuti langkah lelaki itu.Galih tak menjawab. Dia tak punya tujuan, hanya terus mengayunkan langkah hingga lelah. Ketika langkahnya terhenti, Galih menoleh sekeliling. Dia menatap Aster yang terengah-engah.Galih melepaskan tangan Aster ketika melihat kotak neon berkedip-kedip menampilkan nama Penginapan Vella itu. “Aku mau masuk ke situ, Neng. Kalau kamu memang cinta dan percaya sama aku, kamu cukup ikutin aku,” kata Galih, memberi isyarat dengan dagunya.Mata Aster terbelalak sesaat. Ketika lelaki bertubuh tegap itu mengayun langkah mendahuluinya, dia menyusul lelaki itu dengan langkah kecilnya.‘Yang paling penting aku harus tetep sadar dan harus bisa
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 33: Masih tentang Masa Lalu

Aster melambaikan tangan pada Galih usai lelaki itu mengantarnya kembali sampai depan pintu rumah. Gadis itu mengayun langkah menuju kamar. Dia tersenyum-senyum membayangkan ingatan semalam.“Kang Jamal ternyata bisa romantis banget. Dan yang paling penting, dia ngejaga aku dan nggak mau ngelakuin hal-hal yang lebih dari itu. Aku beruntung bisa sama dia,” gumamnya sambil menatap langit-langit kamar kontrakannya.Aster membuka ponselnya, beberapa pesan masuk dari nomor tanpa nama di kontaknya membuat Aster mengernyit. Dia membuka pesan itu.[+62 86533421111]: besok jam 2 siang aku tunggu di Cafe BougenvilleAster membalas pesan itu, menanyakan identitas pengirim pesan itu. Ketika balasan pesan itu masuk tak lama kemudian, Aster mendadak terkejut.[+62 86533421111]: RasyidAster menghembuskan napas setelah menarik napasnya dalam-dalam. Dia butuh oksigen lebih banyak untuk mengisi paru-parunya agar bisa
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 34: Undangan Ulang Tahun

Pertemuan di Cafe Bougenville itu semakin membuat Aster jatuh hati pada Galih. Pasalnya, lelaki tampan berstatus duda dengan anak satu itu bukan hanya melindunginya tetapi juga secara gentle mengakui statusnya di depan Ryn, sahabat Aster.Dia bahkan memperkenalkan Jason sebagai anak kandungnya, sekaligus mengatakan keseriusan untuk menjalin hubungan ke jenjang lebih serius bersama Aster. Gadis itu bahagia, karena Ryn bukan hanya mendukung hubungan mereka tetapi juga mendoakan agar hubungan itu bertahan sampai pernikahan bahkan hingga maut memisahkan.Aster sampai tersenyum-senyum mengingat kejadian itu ketika dia duduk di meja kerjanya. Semua pengunjung Perpustakaan hari itu bahkan merasakan kebahagiaannya.Aster membuka buku kumpulan puisi karya Mita Yoo itu, membaca dalam hati bait puisi di sana.Kita adalah anomali yang disatukan semesta. Kau dengan ketenanganmu, sedang aku serupa sumbu pendek yang bisa meledak kapan saja.
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 35: Rencana Jason

Selama sepuluh tahun, Jason selalu menyerahkan urusan dekorasi ulang tahunnya pada event organizer yang dibayar oleh Galih untuk mengurusi semuanya. Namun, di ulang tahunnya yang akan menginjak angka sebelas, dia ingin melakukan semuanya sesuai dengan keinginannya.Jason berdiskusi dengan orang dari event organizer itu mengenai konsep yang diinginkannya. “Aku mau konsepnya superhero kayak Papa. Kak Tara tahu ‘kan? Papaku orangnya dingin banget kalau lagi kerja, tapi dia bisa ketawa kalau udah ketemu sama aku. Terus, aku juga nggak mau ngundang orang banyak-banyak. Aku maunya privat aja, mungkin seratus orang cukup. Ada temen-temen deket aku sama keluarga. Yang paling penting, nanti harus ada home band yang nyanyiin lagu buat dansa. Terus hiasan balon-balonnya, warna gold sama navy, bisa?”“Baik, kalau begitu Jason mau yang seperti ini?” perempuan itu menunjukkan gambar di tablet miliknya.Jason mengangguk setelah melihat rancangan konsep itu. “Tapi nanti tolong siapin pembawa acara bu
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 36: Ulang Tahun Jason

Aster semula ragu untuk menjawab telepon masuk dari nomor tak dikenalinya. Dia hanya membiarkan sambungan telepon itu terputus dengan sendirinya.Sebuah pesan masuk melalui aplikasi pesan daring muncul di notifikasi dorong ponselnya. Kening Aster berlipat-lipat melihat isi pesan itu.[+62 8122234555]: halo, tante. ini aku, Jason. Aku dpt nomr tante dr papa“Ini nomor Jason? Ya ampun! Mimpi apa aku sampe dihubungi sama anaknya,” katanya.Aster segera membalas pesan itu.[Aster]: hai, Jason. Kalau gitu tante save kontaknya yaTak lama setelah menyimpan nomor ponsel Jason di kontak, dering telepon masuk kembali terdengar di ponsel Aster. Gadis itu menjawabnya, lalu berdehem sebelum bersuara.“Halo,” katanya.“Tante. Ini nomor Jason,” sahutan suara dari telepon itu membuat Aster menutup mulutnya untuk menutupi suara tawanya.“Iya, tante udah simpen nomor kamu,” jawab Aster.“Kalau gitu, aku mau ngundang tante ke acara ulang tahun aku. Tante bisa ‘kan kosongin jadwal buat aku?”Aster membu
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 37: Nikmati Pestanya!

Semua mata tertuju pada kedatangan Galih dengan perempuan cantik berambut cokelat itu. Jason segera memeluk Galih.“Akhirnya Papa nggak terlambat. Aku hampir aja nyoret Papa dari Kartu Keluarga kita.”Galih tertawa-tawa. “Mana bisa nyoret kepala keluarga dari Kartu Keluarga. Malah sebaliknya, dong!”“Ya bisa aja! Nanti aku ikut ke Kartu Keluarga Om Evan,” sahut Jason, asal.Pandangan Jason terarah pada gadis berambut cokelat dengan blazer pink dan rok span di bawah lutut itu. “Halo, Jason. Masih ingat Tante?”“Masih. Tante Tasya ‘kan? Sekretaris Papa,” katanya.Tasya tersenyum, “bener, banget! Ini, Tante bawain kado buat kamu. Selamat ulang tahun, ya!” Gadis itu menyerahkan kotak besar dengan bungkus kado motif dinosaurus pada Jason.Jason menerimanya dengan senyum lebar, “makasih banyak, Tante! Tante Tasya boleh duduk dulu sambil nunggu acaranya mulai,” kata Jason sambil mengarahkan gadis itu ke kursi khusus tamu undangan.Galih menggeleng karena takjub dengan tingkah Jason menyambut
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 38: Games

Perempuan di sisi Aster tertawa mengejek. Hal itu membuat Aster mengepalkan tangannya. Namun, sebelum Aster berdiri untuk melayangkan sebuah tamparan atau pukulan di pipi perempuan itu, seorang wanita cantik duduk di antara mereka.“Mbak Mayang, kenapa duduk di sini? Itu suaminya lagi main game, nanti hadiahnya batal karena pasangannya nggak hadir, lho,” kata wanita cantik itu.“Saya cuma lagi kenalan sama pacarnya Galih kok! Ternyata dia orang miskin! Nggak cocok banget sama Galih!”“Ini pesta ulang tahun Jason lho, Mbak. Dan kayaknya Mbak Mayang terlalu ikut campur urusan orang lain,” katanya.Perempuan yang sebelumnya mengejek Aster itu berlalu meninggalkan kursinya. Aster menyeringai.“Terima kasih banyak, Anda sudah membela saya,” kata Aster.Wanita cantik di sisinya menoleh, sambil tersenyum dia mengulurkan tangannya pada Aster. “Saya Dea, kita belum sempat berkenalan, Kakak Ipar,” kata wanita itu.Aster menjabat tangan wanita cantik di sisinya, “eh, nggak usah panggil kayak git
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 39: Tanda Tanya Besar

Obrolan kecil di belakang mereka membuat Aster risih. Beberapa dari mereka bahkan membuat Aster tak habis pikir. Dia pamit pada Galih untuk sedikit memberikan pelajaran pada salah satu dari mereka.‘Kok orang-orang kayak mereka bisa ada di lingkungan keluarga Kang Jamal? Berarti selama ini Kang Jamal juga diomongin sama mereka?’ batinnya menduga-duga.Aster lalu meraih minuman berwarna merah dalam gelas tangkai itu. Dia sengaja berjalan cepat tanpa melepaskan sepatu dengan hak runcing itu. Ketika berada di dekat perempuan yang menyebutnya miskin itu, Aster berpura-pura tersandung kakinya sendiri. Lalu isi minuman dalam gelas tangkai yang dibawanya itu berpindah ke baju yang dikenakan perempuan itu.Aster menutup mulutnya dengan tangan, “astaga! Maaf ya, Kak! Aku beneran nggak sengaja!” Dia buru-buru meraih tisu untuk membersihkan noda kemerahan di baju perempuan itu.“Nggak usah pura-pura kamu! Kamu sengaja ‘kan?” Perempuan itu mendorongnya hingga Aster terhuyung. Namun, dia berhasil
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 40: Gosip

Aster terbelalak melihat berita di kanal daring itu. Foto seseorang dengan wajah yang dikenalnya. Jarinya menyentuh foto itu, memperbesar foto itu.“Ini… beneran Kang Jamal?” gumamnya.“Jadi selama ini, Kang Jamal itu …”“Aster!” suara seseorang membuat Aster buru-buru memasukkan kembali ponselnya ke saku kemeja.“Maaf, Ren. Lagi senggang jadi buka hape sebentar. Gimana?”“Sistem lagi error ya? Soalnya aku susah masukin daftar buku baru ke katalog,” kata lelaki itu.Aster melihat ke komputernya. Lelaki itu menarik kursi, duduk di dekat gadis cantik yang menjadi penjaga Perpustakaan itu.“Kayaknya memang lagi error. Jaringannya off line nih, Ren. Aku nggak tau kenapa. Tungguin aja sampe normal lagi, Ren,” katanya.Lelaki itu melihat jam tangannya. “Tapi tiga menit lagi istirahat, nih. Makan siang bareng, yuk?”Aster mengangguk pelan. Mungkin saja dia bisa melupakan berita itu dengan mencari suasana baru. “Boleh, deh. Kamu yang traktir, Ren?”“Iya, dong. Aku yang ngajak, ya aku yang bay
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status