Home / Romansa / Ayo Menikah, Mas Duda! / Bab 32: Masa Lalu

Share

Bab 32: Masa Lalu

Author: Mita Yoo
last update Last Updated: 2025-03-30 16:10:01

Aster mengikuti langkah panjang-panjang Galih dengan terburu-buru hingga hampir tersandung kakinya sendiri. Gadis itu tahu jika kekasihnya tak suka dengan kehadiran Rasyid.

“Kang, kita mau ke mana?” tanya Aster, karena lelaki itu terus menarik tangannya untuk mengikuti langkah lelaki itu.

Galih tak menjawab. Dia tak punya tujuan, hanya terus mengayunkan langkah hingga lelah. Ketika langkahnya terhenti, Galih menoleh sekeliling. Dia menatap Aster yang terengah-engah.

Galih melepaskan tangan Aster ketika melihat kotak neon berkedip-kedip menampilkan nama Penginapan Vella itu. “Aku mau masuk ke situ, Neng. Kalau kamu memang cinta dan percaya sama aku, kamu cukup ikutin aku,” kata Galih, memberi isyarat dengan dagunya.

Mata Aster terbelalak sesaat. Ketika lelaki bertubuh tegap itu mengayun langkah mendahuluinya, dia menyusul lelaki itu dengan langkah kecilnya.

‘Yang paling penting aku harus tetep sadar dan harus bisa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 33: Masih tentang Masa Lalu

    Aster melambaikan tangan pada Galih usai lelaki itu mengantarnya kembali sampai depan pintu rumah. Gadis itu mengayun langkah menuju kamar. Dia tersenyum-senyum membayangkan ingatan semalam.“Kang Jamal ternyata bisa romantis banget. Dan yang paling penting, dia ngejaga aku dan nggak mau ngelakuin hal-hal yang lebih dari itu. Aku beruntung bisa sama dia,” gumamnya sambil menatap langit-langit kamar kontrakannya.Aster membuka ponselnya, beberapa pesan masuk dari nomor tanpa nama di kontaknya membuat Aster mengernyit. Dia membuka pesan itu.[+62 86533421111]: besok jam 2 siang aku tunggu di Cafe BougenvilleAster membalas pesan itu, menanyakan identitas pengirim pesan itu. Ketika balasan pesan itu masuk tak lama kemudian, Aster mendadak terkejut.[+62 86533421111]: RasyidAster menghembuskan napas setelah menarik napasnya dalam-dalam. Dia butuh oksigen lebih banyak untuk mengisi paru-parunya agar bisa

    Last Updated : 2025-03-31
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 34: Undangan Ulang Tahun

    Pertemuan di Cafe Bougenville itu semakin membuat Aster jatuh hati pada Galih. Pasalnya, lelaki tampan berstatus duda dengan anak satu itu bukan hanya melindunginya tetapi juga secara gentle mengakui statusnya di depan Ryn, sahabat Aster.Dia bahkan memperkenalkan Jason sebagai anak kandungnya, sekaligus mengatakan keseriusan untuk menjalin hubungan ke jenjang lebih serius bersama Aster. Gadis itu bahagia, karena Ryn bukan hanya mendukung hubungan mereka tetapi juga mendoakan agar hubungan itu bertahan sampai pernikahan bahkan hingga maut memisahkan.Aster sampai tersenyum-senyum mengingat kejadian itu ketika dia duduk di meja kerjanya. Semua pengunjung Perpustakaan hari itu bahkan merasakan kebahagiaannya.Aster membuka buku kumpulan puisi karya Mita Yoo itu, membaca dalam hati bait puisi di sana.Kita adalah anomali yang disatukan semesta. Kau dengan ketenanganmu, sedang aku serupa sumbu pendek yang bisa meledak kapan saja.

    Last Updated : 2025-04-01
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 35: Rencana Jason

    Selama sepuluh tahun, Jason selalu menyerahkan urusan dekorasi ulang tahunnya pada event organizer yang dibayar oleh Galih untuk mengurusi semuanya. Namun, di ulang tahunnya yang akan menginjak angka sebelas, dia ingin melakukan semuanya sesuai dengan keinginannya.Jason berdiskusi dengan orang dari event organizer itu mengenai konsep yang diinginkannya. “Aku mau konsepnya superhero kayak Papa. Kak Tara tahu ‘kan? Papaku orangnya dingin banget kalau lagi kerja, tapi dia bisa ketawa kalau udah ketemu sama aku. Terus, aku juga nggak mau ngundang orang banyak-banyak. Aku maunya privat aja, mungkin seratus orang cukup. Ada temen-temen deket aku sama keluarga. Yang paling penting, nanti harus ada home band yang nyanyiin lagu buat dansa. Terus hiasan balon-balonnya, warna gold sama navy, bisa?”“Baik, kalau begitu Jason mau yang seperti ini?” perempuan itu menunjukkan gambar di tablet miliknya.Jason mengangguk setelah melihat rancangan konsep itu. “Tapi nanti tolong siapin pembawa acara bu

    Last Updated : 2025-04-02
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 36: Ulang Tahun Jason

    Aster semula ragu untuk menjawab telepon masuk dari nomor tak dikenalinya. Dia hanya membiarkan sambungan telepon itu terputus dengan sendirinya.Sebuah pesan masuk melalui aplikasi pesan daring muncul di notifikasi dorong ponselnya. Kening Aster berlipat-lipat melihat isi pesan itu.[+62 8122234555]: halo, tante. ini aku, Jason. Aku dpt nomr tante dr papa“Ini nomor Jason? Ya ampun! Mimpi apa aku sampe dihubungi sama anaknya,” katanya.Aster segera membalas pesan itu.[Aster]: hai, Jason. Kalau gitu tante save kontaknya yaTak lama setelah menyimpan nomor ponsel Jason di kontak, dering telepon masuk kembali terdengar di ponsel Aster. Gadis itu menjawabnya, lalu berdehem sebelum bersuara.“Halo,” katanya.“Tante. Ini nomor Jason,” sahutan suara dari telepon itu membuat Aster menutup mulutnya untuk menutupi suara tawanya.“Iya, tante udah simpen nomor kamu,” jawab Aster.“Kalau gitu, aku mau ngundang tante ke acara ulang tahun aku. Tante bisa ‘kan kosongin jadwal buat aku?”Aster membu

    Last Updated : 2025-04-03
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 37: Nikmati Pestanya!

    Semua mata tertuju pada kedatangan Galih dengan perempuan cantik berambut cokelat itu. Jason segera memeluk Galih.“Akhirnya Papa nggak terlambat. Aku hampir aja nyoret Papa dari Kartu Keluarga kita.”Galih tertawa-tawa. “Mana bisa nyoret kepala keluarga dari Kartu Keluarga. Malah sebaliknya, dong!”“Ya bisa aja! Nanti aku ikut ke Kartu Keluarga Om Evan,” sahut Jason, asal.Pandangan Jason terarah pada gadis berambut cokelat dengan blazer pink dan rok span di bawah lutut itu. “Halo, Jason. Masih ingat Tante?”“Masih. Tante Tasya ‘kan? Sekretaris Papa,” katanya.Tasya tersenyum, “bener, banget! Ini, Tante bawain kado buat kamu. Selamat ulang tahun, ya!” Gadis itu menyerahkan kotak besar dengan bungkus kado motif dinosaurus pada Jason.Jason menerimanya dengan senyum lebar, “makasih banyak, Tante! Tante Tasya boleh duduk dulu sambil nunggu acaranya mulai,” kata Jason sambil mengarahkan gadis itu ke kursi khusus tamu undangan.Galih menggeleng karena takjub dengan tingkah Jason menyambut

    Last Updated : 2025-04-04
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 38: Games

    Perempuan di sisi Aster tertawa mengejek. Hal itu membuat Aster mengepalkan tangannya. Namun, sebelum Aster berdiri untuk melayangkan sebuah tamparan atau pukulan di pipi perempuan itu, seorang wanita cantik duduk di antara mereka.“Mbak Mayang, kenapa duduk di sini? Itu suaminya lagi main game, nanti hadiahnya batal karena pasangannya nggak hadir, lho,” kata wanita cantik itu.“Saya cuma lagi kenalan sama pacarnya Galih kok! Ternyata dia orang miskin! Nggak cocok banget sama Galih!”“Ini pesta ulang tahun Jason lho, Mbak. Dan kayaknya Mbak Mayang terlalu ikut campur urusan orang lain,” katanya.Perempuan yang sebelumnya mengejek Aster itu berlalu meninggalkan kursinya. Aster menyeringai.“Terima kasih banyak, Anda sudah membela saya,” kata Aster.Wanita cantik di sisinya menoleh, sambil tersenyum dia mengulurkan tangannya pada Aster. “Saya Dea, kita belum sempat berkenalan, Kakak Ipar,” kata wanita itu.Aster menjabat tangan wanita cantik di sisinya, “eh, nggak usah panggil kayak git

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 39: Tanda Tanya Besar

    Obrolan kecil di belakang mereka membuat Aster risih. Beberapa dari mereka bahkan membuat Aster tak habis pikir. Dia pamit pada Galih untuk sedikit memberikan pelajaran pada salah satu dari mereka.‘Kok orang-orang kayak mereka bisa ada di lingkungan keluarga Kang Jamal? Berarti selama ini Kang Jamal juga diomongin sama mereka?’ batinnya menduga-duga.Aster lalu meraih minuman berwarna merah dalam gelas tangkai itu. Dia sengaja berjalan cepat tanpa melepaskan sepatu dengan hak runcing itu. Ketika berada di dekat perempuan yang menyebutnya miskin itu, Aster berpura-pura tersandung kakinya sendiri. Lalu isi minuman dalam gelas tangkai yang dibawanya itu berpindah ke baju yang dikenakan perempuan itu.Aster menutup mulutnya dengan tangan, “astaga! Maaf ya, Kak! Aku beneran nggak sengaja!” Dia buru-buru meraih tisu untuk membersihkan noda kemerahan di baju perempuan itu.“Nggak usah pura-pura kamu! Kamu sengaja ‘kan?” Perempuan itu mendorongnya hingga Aster terhuyung. Namun, dia berhasil

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 40: Gosip

    Aster terbelalak melihat berita di kanal daring itu. Foto seseorang dengan wajah yang dikenalnya. Jarinya menyentuh foto itu, memperbesar foto itu.“Ini… beneran Kang Jamal?” gumamnya.“Jadi selama ini, Kang Jamal itu …”“Aster!” suara seseorang membuat Aster buru-buru memasukkan kembali ponselnya ke saku kemeja.“Maaf, Ren. Lagi senggang jadi buka hape sebentar. Gimana?”“Sistem lagi error ya? Soalnya aku susah masukin daftar buku baru ke katalog,” kata lelaki itu.Aster melihat ke komputernya. Lelaki itu menarik kursi, duduk di dekat gadis cantik yang menjadi penjaga Perpustakaan itu.“Kayaknya memang lagi error. Jaringannya off line nih, Ren. Aku nggak tau kenapa. Tungguin aja sampe normal lagi, Ren,” katanya.Lelaki itu melihat jam tangannya. “Tapi tiga menit lagi istirahat, nih. Makan siang bareng, yuk?”Aster mengangguk pelan. Mungkin saja dia bisa melupakan berita itu dengan mencari suasana baru. “Boleh, deh. Kamu yang traktir, Ren?”“Iya, dong. Aku yang ngajak, ya aku yang bay

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 55: Kamu Mau Kerja?

    Beberapa lembar dokumen di dalam map berwarna merah itu berada di tangan Galih. Dia membolak-balikkan kertas berisi kontak dengan foto gadis itu. Sambil menatap foto itu dan mengusap dengan jarinya, Galih menyeringai.“Pada akhirnya kita memang ditakdirkan berjalan di jalan yang sama, sayang. Dan ini bikin aku gila,” katanya.Pintu ruangan auditorium itu dibuka. Sandra melangkah lebih dekat ke meja Galih.“Semuanya sudah siap, Pak. Pak Galih ingin melihat proses wawancaranya?” tanya Sandra.Galih mengangguk. Sambil menyilangkan kakinya, dia memutar-mutar stylus pen di tangannya.“Ya. Karena saya ingin tahu sampai mana kemampuan mereka. Kalau ada yang bagus, saya bisa langsung rekrut jadi sekretaris saya untuk menggantikan Tasya,” katanya.Sandra mengangguk. Dia memanggil per kelompok yang terdiri dari lima orang pelamar kerja di perusahaan mereka.Rein dan Salma duduk di sisi Sandra. Mereka mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan posisi pekerjaan para pelamar. G

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 54: Melamar

    Sebuah pengumuman lowongan pekerjaan yang diposting di sebuah sosial media berita daring itu membuat Aster tertarik. Dia buru-buru mengubah posisinya yang semula berbaring di atas kasur menjadi duduk.“Bagus banget nih! Cuma butuh pengalaman kerja aja. Ditambah lagi, nggak ada persyaratan usia sama pendidikan minimal. Coba daftar, deh! Daripada nganggur ‘kan? Kali aja bisa lebih cepet move on dari Mas Duda!”Aster membuka laptop miliknya, merangkai kalimat demi kalimat untuk melamar pekerjaan itu. Dia lalu mengarahkan ponselnya untuk membuat foto selfie dirinya, dan mengeditnya dengan aplikasi di ponselnya. Setelah semua persyaratan cukup, Aster lalu mengunggah semua dokumen persyaratan dan surat lamaran kerja itu dalam satu lampiran di e-mail.“Mari kita coba keberuntungan lainnya,” katanya sebelum menekan tombol enter untuk mengirim e-mail itu ke perusahaan yang ditujunya.Sementara itu, Galih sedang memilih beberapa lembar dumi logo perusahaan yang baru didesain ulang oleh tim krea

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 53: Pertengkaran Bocah

    Galih tak menjawab pertanyaan Aster. Dia menyerahkan tas jinjing yang dibawanya untuk Aster.“Buat kamu, Neng. Aku pulang dulu,” katanya lalu kembali mengayun langkah ke mobil.Tak lama kemudian, lelaki tampan itu menancap gas mobilnya. Berlalu dari rumah itu.“Kenapa sih? Apa maksudnya?” Aster yang masih kebingungan hanya bergeming. Lelaki di sampingnya mengerti situasi itu.“Kayaknya dia cemburu sama aku, Kak,” kata lelaki itu.Aster tertawa pelan. “Whaaat? Cemburu?”‘Aku bahkan udah pernah bilang putus sama dia,’ batin Aster.Lelaki itu mengangguk. “Aku cowok lho Kak, ngerti perasaan sesama cowok,” katanya.“Ya. Tapi, hey … cemburu sama kamu? Astaga!” Aster menepuk keningnya sendiri. Lelaki itu tertawa. “Kakak harus peka sama perasaan cowok. Meskipun nggak ada hubungan apa-apa, cowok bakalan cemburu kalau ceweknya sama cowok lain. Apalagi sampe nganterin ke rumah.”“Berarti salah kamu! Kamu yang maksa buat nganterin aku!” kata Aster.Gadis itu menunjuk lelaki muda di sampingnya. D

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 52: Resign

    Aster menyerahkan surat pengunduran diri pada lelaki yang menjadi atasannya selama ini. Dia memberi hormat pada lelaki itu sebelum melangkah ke luar ruangan itu.Di ruang arsip, dia menemui Darren untuk pamit sebagai sesama rekan kerja. “Makasih banyak Ren, kamu udah bantuin aku selama ini.” katanya.Lelaki itu merentangkan tangannya untuk memberi pelukan semangat pada Aster. “Baik-baik, ya. Kamu juga bisa ngabarin aku lewat sosmed atau ngirim undangan pernikahan misalnya.”Aster tertawa. “Iya, nanti kalau aku nikah aku undang kamu,” katanya.“Beneran udah mau nyebar undangan?”Aster menggeleng. “Belum. Aku juga nggak tahu gimana ke depannya, tapi aku bakalan istirahat dulu sebelum nyari kerjaan baru.”Rekan kerja Aster itu mengangguk-angguk. Dia melambaikan tangan ketika Aster berlalu dari ruangan itu.Aster menyusuri jalanan tanpa tujuan. Dia melewati area Kampus dengan suasana hiruk-pikuk itu. Kakinya terus berjalan menyusuri jalanan di sepanjang komplek pendidikan itu. Tiba di per

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 51: Sebuah Kebenaran

    Tanpa memberi kabar apapun, Galih mendatangi rumah petak yang ditempati Aster. Gadis itu terbelalak ketika membukakan pintu untuknya.“Kang Jamal,” gadis itu ingin memeluk laki-laki di hadapannya. Namun, dia tak ingin terlalu mengumbar perasaannya.“Boleh aku masuk, Neng?” tanya Galih.Aster menganggukkan kepala sebagai jawaban. Semburat jingga di langit menjadi saksi bisu perasaan kedua orang yang saling memendam perasaan masing-masing.Galih duduk berhadapan dengan gadis itu. Gadis yang wajahnya masih menghiasi mimpi-mimpi malamnya.“Maaf, saya bikinin kopi dulu, Kang. Tunggu sebentar!” kata Aster, lalu meninggalkan Galih di ruang depan.Galih menggosokkan kedua telapak tangannya. Dia tak tahu harus memulai obrolan mereka dari mana.Aster kembali beberapa menit kemudian, meletakkan cangkir kopi dengan uap mengepul di udara. Galih mengangguk, lalu membuka kancing lengan kemejanya.“Diminum, Kang,” katanya.“Makasih, Neng,” Galih meraih cangkir kopi itu, menyesapnya sedikit sebelum me

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 50: Bahagia untuk Papa

    Aster masih terdiam di posisi sama, sambil menyembunyikan wajah di balik lututnya, dia berkali-kali mencoba untuk tak terpaku pada masa lalu yang melenakan bersama Jamal. Karena sebenarnya yang ada bersamanya bukanlah Jamal, melainkan Galih.Dan Galih sama sekali bukan Jamal. Dari cara berpakaian, berbicara, sampai pekerjaan mereka.“Apa bener aku suka Jamal apa adanya? Kalau gitu kenapa nggak minta dia jadi Jamal aja kalau sama aku? Atau, sebenernya cuma ego aku yang terluka karena ngerasa nggak dianggap sama sekali sama dia?”Aster mengacak sisiran rambutnya. Beberapa kali dia bahkan mengumpat diri sendiri.Tangan gadis itu lalu meraih ponselnya, membuka pesan suara yang dikirimkan oleh kontak yang masih belum berganti nama itu.“Aku sakit Neng, bisa video call nggak? Biar aku bisa ngobatin kangen ini.”Gadis itu tak membalasnya. Dia terlalu enggan untuk membalasnya karena itu sama saja dengan membuatnya terlihat remeh di depan lelaki itu. Dan dia sama sekali tidak ingin lelaki itu

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 49: Sakit Karena Rindu

    “Aku sakit, Neng. Kita bisa video call, nggak? Aku kangen kamu.”Galih mengirimkan kalimat itu melalui pesan suara ke nomor kontak Aster yang masih disimpannya dengan nama Pacar. Jason yang sedang berada di sisi tempat tidur lelaki itu hanya bisa menertawakan tingkah konyol papanya itu.“Ternyata Papa punya kebiasaan unik, ya? Kalau habis putus pasti demam,” kata Jason sambil tertawa.Galih dengan cepat menyanggah, “Papa demam karena kecapekan bukan karena putus.”“Tapi waktu ngedeketin Mama Dea dulu juga gitu ‘kan? Papa sampe sakit waktu itu.” Jason tak mau mengalah dengan argumennya.“Udah dibilangin bukan karena itu, tapi karena Papa kurang istirahat. Jadwal Papa padet banget soalnya,” keluhan kembali keluar dari bibir Galih.Jason kembali mengarahkan termometer infra merah ke kening Galih. Angka 38,7 derajat Celcius dengan lampu indikator merah membuat Jason berdecak.“Demamnya masih belum turun juga. Aku telponin Mama Dea biar sekalian bawa dokter ke sini ya, Pa.”“Eh, jangan! Bu

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 48: Tumbang

    Galih menyandang tas pinggang ke bahunya. Dia mengenakan kaus berkerah dengan celana spandeks dengan sepatu sport yang nyaman. Dia berharap bisa menyelesaikan masalah dengan Aster sekaligus bertemu kembali dengan Iwan dan juga rekan kerja lainnya di Percetakan Gemilang.Galih memutuskan untuk mengendarai Audi merah miliknya karena dia tak lagi harus berperan sebagai Jamal meskipun dia tak keberatan dengan hal itu. Namun, demi menunjang pekerjaannya, dia harus menjadi seorang Galih. Bukan Jamal.Semalam Galih mengirimkan pesan ke nomor Aster, yang berakhir tanpa jawaban dari gadis itu. Hal itu membuatnya ingin mencari jawaban.‘Apa mungkin hubungan kami selesai tanpa penjelasan gitu aja? Gimana dengan rencana kami selama ini? Gimana sama Jason kalau kali ini juga aku harus putus sama perempuan baru yang udah deket sama dia?’ Pertanyaan-pertanyaan itu ada di benak Galih.‘Di saat aku udah bahagia karena dia tahu siapa aku sebenernya dan pekerjaanku, malah masalahnya langsung kayak gini.

  • Ayo Menikah, Mas Duda!   Bab 47: Keras Kepala

    Galih tercenung menatap ponselnya setelah mendengar kalimat kekasihnya itu melalui telepon. Gadis itu bahkan memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Namun, panggilan dari Tasya membuatnya tak bisa menghubungi kembali gadis itu melalui panggilan telepon. Dia kembali menyimpan ponselnya.“Ini Bos, storyboard yang dibikin sama Rein dan Sheela,” kata gadis berambut cokelat yang menjadi sekretaris pribadinya itu lalu menyerahkan tablet berisi rancangan cerita untuk video iklan mereka.Galih meraih tablet yang disodorkan Tasya itu, melihatnya sekilas. “Bagian ini gimana kalau ditambah efek dramatis kayak adegan terbang di film Harry Potter itu? Kayaknya bagus dan lebih relate kayaknya sama audiens yang jadi target pasar.”“Oke, kasih aja catatan di situ, Bos. Tim wardrobe lagi bikin kostum yang sesuai, ala peri tapi versi idol gitu ceritanya.”“Bagus. Sekarang idol lagi disenengin sama semua kalangan. Jadi, visual harus diutamakan di sini. Kalau audio, udah oke?”“Udah, Bos. Rein sama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status