All Chapters of Terpaksa Jadi Istri CEO Casanova: Chapter 111 - Chapter 120

133 Chapters

Bab 111: Ketika Kata-Kata Menyakitkan

Malam semakin larut, membiarkan kegelapan merayap ke setiap sudut apartemen. Hanya pantulan cahaya dari gedung-gedung tinggi yang masih menyala, membentuk siluet kota yang seakan tak pernah tidur.Namun, di dalam ruangan itu, kesunyian terasa lebih pekat dari biasanya.  Amara berdiri di dekat jendela, lengannya melingkupi tubuhnya sendiri seolah mencari kehangatan yang tak kunjung ia temukan. Cahaya lampu jalan membias di permukaan kaca, menciptakan bayangan dirinya yang samar, seakan mencerminkan kebingungan yang berputar di dalam kepalanya.Udara dingin dari AC menyentuh kulitnya, menusuk hingga ke tulang. Tapi bukan itu yang membuatnya menggigil.  Di belakangnya, Laksha terduduk di sofa. Bahunya jatuh, tubuhnya tampak tenggelam dalam bayangan ruangan yang temaram. Salah satu tangannya terangkat, mengusap wajahnya seakan ingin menghapus beban yang terus menghimpitnya.Ia tampak begitu berbeda.  Bukan Laksha yang arogan. &
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 112: Tamu yang Tak Diundang

Kaca-kaca tinggi ballroom hotel mewah itu memantulkan cahaya lampu kristal yang berkilauan, menciptakan permainan cahaya yang menari di permukaan lantai marmer.Ruangan itu luas dan megah, dengan langit-langit yang tinggi dihiasi ukiran-ukiran rumit, sementara tirai beludru merah tua menjuntai anggun di sepanjang dinding.Aroma anggur tua, parfum berkelas, dan bunga segar dari rangkaian mawar putih yang tersebar di berbagai sudut bercampur menjadi satu, melengkapi atmosfer eksklusif malam itu.  Di tengah gemerlap pesta, suara denting gelas beradu, tawa ringan, dan percakapan penuh basa-basi berpadu dalam simfoni sosial yang seharusnya terasa hangat dan menyenangkan.Orang-orang bergaun mahal dan jas rapi melayang di antara pelayan yang membawa nampan berisi sampanye dan canapé, berbincang dengan senyum tertata dan gestur anggun.  Namun bagi Amara, semua itu terasa jauh. Seperti melihat dunia lain dari balik kaca tebal—indah
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 113: Di Antara Keraguan dan Genggaman Tangan

Dari kejauhan, Laksha melihatnya.  Ruangan itu penuh dengan orang-orang berkelas, berpakaian rapi, berbincang dengan gelak tawa dan suara gelas beradu yang memenuhi udara. Lampu-lampu kristal menggantung di langit-langit tinggi, memancarkan cahaya keemasan yang membias di dinding marmer.Aroma anggur dan parfum mewah bercampur, menciptakan atmosfer eksklusif khas acara keluarga berpengaruh seperti ini.  Namun, di antara kemewahan itu, hanya satu sosok yang menarik perhatian Laksha—Amara.  Ia berdiri di sudut ruangan, tampak seperti bagian dari dekorasi tetapi dengan aura yang terlalu nyata untuk diabaikan. Rambutnya yang tergerai lembut jatuh di bahunya, gaun hitam sederhana yang ia kenakan membalut tubuhnya dengan anggun, tetapi bukan itu yang membuat Laksha terpaku.Ada sesuatu dalam cara bahunya menegang, bagaimana matanya menyipit sejenak setiap kali seseorang melewatinya, dan bagaimana jemarinya mencengkeram gelas sampa
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 114: Takut yang Tak Pernah Terucap

Udara malam membungkus mereka dalam keheningan yang berat, seolah waktu melambat di antara embusan angin yang menyusup lembut.Amara berdiri di balkon, jemarinya mencengkeram pagar besi yang dingin, jari-jarinya sedikit gemetar, entah karena suhu malam atau pergulatan batinnya sendiri. Rambutnya yang tergerai ikut menari tertiup angin, beberapa helai menggelitik pipinya, tapi ia tak menghiraukannya. Jakarta masih terjaga di bawah sana, denyut kehidupannya tak pernah benar-benar padam. Lampu-lampu kota berkelip seperti bintang yang jatuh ke bumi, jalanan dipenuhi kendaraan yang melaju tanpa henti, gedung-gedung tinggi berdiri angkuh dalam siluet gelapnya.Tapi di sini, di balkon kecil ini, dunia terasa begitu jauh.  Di belakangnya, terdengar suara pintu geser yang bergerak pelan, diikuti dentingan halus saat menutup kembali. Amara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang. Laksha.  Pria itu mendekat, langkahnya mantap tapi t
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 115: Langkah yang Tak Pergi

Hujan turun perlahan di luar, menelusuri kaca jendela dalam garis-garis tipis yang berkilauan di bawah sorot lampu jalan. Langit kelabu menggantung rendah di atas kota, seakan hendak menelan hiruk-pikuk Jakarta yang tak pernah benar-benar tidur.Tapi di dalam kamar itu, segalanya terasa berbeda—lebih sunyi, lebih dingin, seolah waktu melambat dalam keheningan yang berat.  Amara duduk di lantai, punggungnya bersandar pada sisi ranjang. Ujung jari-jarinya terasa mati rasa, mencengkeram erat selembar foto usang yang tepinya mulai terkelupas. Wajah-wajah di dalamnya tampak samar di bawah cahaya lampu meja, seperti kenangan yang perlahan memudar.Bahunya bergetar pelan, napasnya tersengal dalam jeda-jeda yang tidak beraturan, seakan setiap tarikan terasa seperti beban yang menghimpit dadanya. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia duduk di sana, menangis dalam diam.Yang ia tahu, ada sesuatu yang kosong di dalam dirinya—lubang yang tak kunjung bi
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 116: Persimpangan Takdir

Pagi itu, aroma tanah basah masih tersisa di udara, bercampur dengan hembusan angin sejuk yang menerobos masuk dari jendela yang sedikit terbuka. Tirai putih tipis bergoyang pelan, membiarkan sinar matahari pagi menyelinap ke dalam kamar, menciptakan bayangan lembut di atas lantai kayu yang dingin.Kehangatan samar dari cahaya keemasan itu bertolak belakang dengan suasana hati Amara yang masih terperangkap dalam kebimbangan.Ia duduk di tepi ranjang, jari-jarinya melingkari cangkir kopi yang mulai kehilangan hangatnya. Uap tipis yang tadi sempat mengepul kini menghilang, sama seperti kejernihan pikirannya yang semakin kabur.Pandangannya kosong, menerawang jauh, kembali ke malam sebelumnya—ke genggaman tangan Laksha yang terasa lebih lama dari seharusnya, ke tatapan teduh yang tak pernah ia sangka bisa muncul dari pria itu, dan ke kata-kata samar yang terus bergema di benaknya."Mungkin... itu bukan hal yang buruk."Kalimat itu menggema, meno
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 117: Bayang-Bayang Radit

Hujan semalam telah meninggalkan jejak embun di dedaunan taman belakang rumah keluarga Wijanarko. Sisa-sisa hujan itu masih mengilap di permukaan daun kamboja yang tumbuh di sudut halaman, menebarkan aroma samar yang bercampur dengan wangi tanah basah.Udara pagi terasa sejuk, menyelinap melalui celah jendela dan membelai kulit dengan kesejukan yang lembut. Langit masih sedikit kelabu, seperti enggan beranjak dari sisa mendung semalam, memberikan suasana syahdu yang seolah menyimpan rahasia di balik megahnya rumah itu.Di lantai dua, Amara berjalan perlahan menyusuri koridor panjang yang sepi. Langkahnya nyaris tak bersuara, sandal rumah yang dikenakannya hanya menimbulkan gesekan halus dengan marmer dingin di bawah kakinya.Namun, hatinya justru terasa bising, penuh oleh suara-suara dari pikirannya sendiri.Sejak kedatangan Reza pagi ini, pikirannya terus berkecamuk. Tawaran itu masih ada dalam genggamannya—bukan secara harfiah, tetapi ia bisa mera
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 118: Retakan di Balik Rahasia

Amara melangkah mundur, dadanya terasa sesak, seolah udara di sekitarnya mendadak menipis. Jantungnya berdegup kencang, tetapi sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, sikunya tanpa sengaja menyenggol vas bunga kecil di atas meja dekat koridor.Brak!Suara pecahan porselen menghantam lantai, memecah keheningan yang sejak tadi menggantung di udara. Sejenak, dunia seolah membeku. Amara menahan napas, telinganya menangkap suara langkah mendekat dari balik pintu ruang kerja.Jantungnya berdebar semakin liar.Pintu terbuka.Di ambang pintu, Indira dan Aditya berdiri dalam bayang-bayang cahaya lampu temaram. Mata Indira sedikit membulat saat melihatnya, tetapi hanya sesaat sebelum ia kembali menguasai ekspresinya.Sementara itu, tatapan Aditya berubah tajam, rahangnya mengeras. Ada sesuatu di matanya—kesadaran mendadak bahwa rahasia yang selama ini ia jaga rapat mungkin telah terungkap oleh orang yang salah.Amara menelan ludah, berusah
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 119: Panggung Milik Lidya

Siang itu, langit Jakarta tampak mendung, seolah ikut menahan napas bersama seluruh penghuni rumah keluarga Wijanarko. Angin berembus perlahan, menggoyangkan tirai tipis di jendela besar ruang tamu, sementara suasana di dalam rumah terasa berat, seakan gravitasi bertambah berkali lipat.Namun di luar, dunia terus berputar tanpa peduli.Dalam hitungan jam, berita itu telah menyebar ke segala penjuru—mengalir deras di layar ponsel, terpampang di headline berbagai situs berita, dan berulang kali ditayangkan di televisi."Pernikahan Laksha Wijanarko Hanyalah Kontrak?!""Skandal Besar! CEO Wijanarko Group Menikahi Wanita Misterius Demi Warisan?""Bukti Terungkap: Cinta atau Kesepakatan Bisnis?"Amara menatap layar ponselnya dengan jantung berdegup kencang. Jemarinya sedikit gemetar saat ia menggulir halaman demi halaman artikel yang muncul tanpa henti.Foto-fotonya dengan Laksha terse
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 120: Aku Memilihnya

Kilatan lampu kamera terus menyambar seperti kilat di malam badai, menciptakan pantulan menyilaukan di lantai marmer lobi utama Wijanarko Group.Udara dipenuhi dengung suara wartawan yang saling bersahutan, memanggil nama Laksha, menuntut jawaban atas skandal yang telah mengguncang dunia bisnis dan sosialita Jakarta.Di tengah kepungan mikrofon dan tatapan penuh tuntutan, Laksha berdiri tegap—seolah badai yang berputar di sekelilingnya tak lebih dari angin sepoi. Setelan hitamnya tetap rapi tanpa cela, namun ada sesuatu yang berbeda di matanya malam itu.Biasanya tajam dan dingin, kini ada sesuatu yang lebih dalam—bukan sekadar kemarahan, bukan sekadar perlawanan.Di belakangnya, Amara berdiri sedikit menjauh. Dadanya terasa sesak melihat pria itu berdiri di bawah sorotan lampu, seperti sosok dalam lukisan yang dipajang di tengah galeri, diamati dan dihakimi dari segala arah.Rahang Laksha mengeras, jemarinya mengepal di sisi tubuhnya,
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1
...
91011121314
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status