Udara malam membungkus mereka dalam keheningan yang berat, seolah waktu melambat di antara embusan angin yang menyusup lembut.Amara berdiri di balkon, jemarinya mencengkeram pagar besi yang dingin, jari-jarinya sedikit gemetar, entah karena suhu malam atau pergulatan batinnya sendiri. Rambutnya yang tergerai ikut menari tertiup angin, beberapa helai menggelitik pipinya, tapi ia tak menghiraukannya. Jakarta masih terjaga di bawah sana, denyut kehidupannya tak pernah benar-benar padam. Lampu-lampu kota berkelip seperti bintang yang jatuh ke bumi, jalanan dipenuhi kendaraan yang melaju tanpa henti, gedung-gedung tinggi berdiri angkuh dalam siluet gelapnya.Tapi di sini, di balkon kecil ini, dunia terasa begitu jauh. Di belakangnya, terdengar suara pintu geser yang bergerak pelan, diikuti dentingan halus saat menutup kembali. Amara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang. Laksha. Pria itu mendekat, langkahnya mantap tapi t
Last Updated : 2025-04-06 Read more