All Chapters of DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA: Chapter 21 - Chapter 30

70 Chapters

BAB 21 DI TAMAN SAMPING 1

Serena tampak asyik dengan kertas berisi desain perhiasan berbagai bentuk. Gelang, kalung, cincin, dan anting, semua ada. Gadis itu tampak tekun. Kegemaran Serena yang satu ini kadang membuat dia seolah tenggelam di dalamnya. Jika sudah begitu, Serena tidak akan mendengar suara lain. Atau dia tidak akan peduli akan hal lain yang terjadi di sekitarnya.Beberapa waktu berada di The Palace. Tidak ada kegiatan lain yang bisa Serena lakukan selain membuat desain. Gadis itu menghela napas setelah beberapa waktu, bosan juga rasanya.Dia ingin keluar, tapi bagaimana jika Al tak mengizinkannya. Kata Max, pria itu sangat susah dibujuk. Namun Max menyarankan agar Serena mencobanya.Putri Nereida sesaat terdiam. Dia kembali teringat akan ibunya. Bagaimana caranya agar dia bisa mencari tahu kabar ibunya. Apa dia baik-baik saja? Atau ....Pikirannya mendadak buntu. Moodnya untuk mendesain sirna seketika. Serena lantas menyimpan semua desainnya. Memasukkannya ke dalam laci lantas menguncinya.Suasa
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

BAB 22 DI TAMAN SAMPING 2

Al bergerak maju, saat dahan patah. Sudah bisa dipastikan Serena bakal jatuh. Dan benar saja, tubuh gadis itu meluncur turun bersama patahan dahan. Pria tinggi besar tersebut, sigap menangkap raga Serena, sempat menoleh ke belakang, guna memastikan hanya rumpuat tanpa batu kerikil yang jadi tempat landing mereka. Serena menjerit ketakutan, dengan Al lekas mendekap tubuhnya juga melindungi kepala sang gadis. Brukk! Bunyi dua badan di atas rerumputan terdengar. Tapi tak seorangpun mendekat untuk menolong. Anak buah Al sangat tahu, jika sang tuan tidak memanggil, artinya Al tidak mau dibantu. Al dan Serena tampak tersengal. Dada keduanya bergerak naik turun dengan cepat. Tangan Al lekas menurunkan gaun Serena yang tersingkap sampai pinggang. Untungnya gadis itu memakai hot pants hingga hanya pahanya yang terekspose. "Bodoh!" Kata itu terucap begitu saja dari bibir Al. Dia pandangi Serena yang masih terbaring di atas tubuhnya. Satu posisi yang membuat Al menggeram kesal. "Kau y
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

BAB 23 MENYUKAIMU SEKALIGUS MEMBENCIMU

Malam menjelang puncak, ketika Al melangkah memasuki kamar Serena. Satu kebiasaan yang cepat Al pahami adalah Serena menyukai kegelapan jika suasana hatinya sedang tidak bagus.Al menduganya demikian. Dua kali dia mendapati kamar Serena gelap saat sang gadis marah dan sedih. Pria itu berjongkok di sisi ranjang. Dia mana satu tangan Serena terjulur, memperlihatkan bekas merah penuh luka di punggungnya.Tak ada kata yang terucap, hanya tangan Al yang sibuk bekerja. Olesan benda kental berwarna bening membuat Serena berjengit tapi tak sampai bangun. Sensasi dingin membuat kulit Serena membaik seketika.Ingat, Max adalah dokter sekaligus ilmuwan jenius yang pernah Al temui. Dari otaknya bisa lahir benda berbahaya yang bisa mengancam umat manusia. Sekaligus obat yang sangat mujarab. Salah satunya yang baru saja Serena dapatkan. Sesaat Al memandang paras sang istri yang terlelap. Sudut bibirnya tertarik melihat bibir bengkak Serena.Al perlahan mengeluarkan sebutir pil yang kemudian dia g
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB 24 KEJAM SEKALI

"Mati kau! Mati kau!" Ucap Serena seraya memasukkan cairan bening transparan tanpa warna ke dalam sup yang terhidang di meja makan.Gadis itu dengan cepat mengaduknya. Lantas berlari naik ke kamarnya kembali, begitu mendengar suara mobil mendekat. Beberapa orang di The Palace akan ada yang pulang untuk makan malam. Al termasuk yang paling tepat waktu saat makan malam. Sesuai harapan Serena, Al pulang. Setelah mencuci tangan dia duduk di kursinya. Menemaninya ada Beita.Al mengambil makanannya lebih dulu. Serena tampak antusias melihat Al langsung memakan supnya."Mati kau!" Gumam Serena penuh semangat. Al hanya diam sesaat, sebelum akhirnya menarik mangkok sup ke depannya. Al memakan supnya seorang diri. Sementara Beita lebih memilih steak-nya.Serena jelas melongo, kenapa Al tidak apa-apa. Padahal Serena sudah menuang seluruh isi botol ke dalam sup."Masak dia tidak mati. Padahal di sini tertulis Polonium, deathly poison," gumam Serena sambil memandangi botol racun yang tampak koso
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB 25 JANGAN SOK TAHU

"Dia kebal racun, gila! Ini gila!"Serena frustasi sendiri begitu tahu Al tidak mempan oleh racun apapun. Bahkan racun polonium yang boleh dibilang sama mematikannya dengan racun botulium, bisa Al atasi."Kau pikir untuk apa aku bekerja untuknya. Inilah yang kulakukan. Menjaga tubuhnya dari semua ancaman termasuk racun."Ucapan Max kembali terngiang di telinganya, membuat Serena bergidik ngeri. Dia pikir manusia kebal racun hanya ada di zaman kuno, itupun karena pengaruh sihir. Tidak tahunya di era seperti ini, teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk membuat tubuh manusia tidak mempam oleh serangan racun.Serena masih mondar mandir di kamarnya. Sampai suara mobil membuat gadis itu berlari ke jendela. Alterio pulang. Mendadak kengerian menyergap Serena. Dia takut Al kembali menuntut balas padanya. "Bagaimana ini? Kemarin dia hampir membunuhku. Sekarang kalau dia mau balas aku lagi bagaimana?"Serena merapat ke dinding, dia takut menghadapi Al. Tapi setelah lama menunggu, dia tidak men
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB 26 CUCI MOBIL

"Mau ke mana?" Aduh! Serena balik mundur lagi ketika Felix menarik sling bag miliknya. "Mau cari bus," balas Serena berharap Felix akan melepaskan sling bag-nya. Namun pria di depannya justru tertawa. "Kau carilah di map, mana ada bus lewat sini." Perkataan Felix membuat Serena manyun. Hal itu membuat Felix sadar. "Oh, sorry. Kau tidak punya ponsel." Menyedihkan, seumur hidup Serena belum pernah memiliki ponsel. Apalagi sejak dia masuk The Palace. Ponsel tidak punya, uang apalagi. Sebenarnya tadi Serena asal saja mengatakan ingin mencari bus, padahal uang satu senpun dia tidak punya. Dia cuma berharap bertemu keberuntungan di jalan. Ada orang baik yang mau memberinya tumpangan ke Royal Diamond. Yang penting bisa pergi dulu ke sana, masalah pulang pikir nanti. Saat itulah, Max dan yang lain muncul dari arah pintu. Biasanya Felix akan satu mobil dengan Max. Al dengan Beita. Dan pasutri itu pasti satu kendaraan. Namun pagi itu, Serena langsung dibuat mual ketika empat mobil dian
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB 27 TROUBLEMAKER

Motor besar Al berhenti di satu tempat yang membuat Serena mengerutkan dahi. Tempat seperti basement tapi lebih pribadi."Kerja di sini?"Al tidak menjawab, dia hanya melepas helm, menyisir rambut dengan jari untuk kemudian berjalan menuju lift.Serena hanya melongo diam. Sampai suara Al membuat perempuan itu terkejut. Keduanya masuk ke lift yang kemudian bergerak cepat menuju lantai sepuluh.Selama itu tak ada yang bicara. Serena diam-diam melihat ke arah Al. Pria di depannya, karakter sebenarnya seperti apa.Kalimatnya pedas, tak pernah terdengar ramah, tapi segala tindak tanduknya membuat Serena berpikir kalau Al peduli padanya."Peduli apa, dia hanya ingin menyiksaku, membuatku bingung. Pria sepertinya patut dibenci," batin Serena."Sudah selesai memaki?"Eh? Serena membekap mulutnya sendiri. Al cenayang ya, bisa tahu apa yang Serena pikirkan.Serena hanya diam, tidak berani membalas pertanyaan Al. Dia salah tingkah sendiri, ketahuan mengumpat pria yang selama naik motor tadi, mem
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB 28 MISSING HOME

Serena perlu beberapa waktu untuk menyadari apa yang tengah terjadi. Sementara di depannya, Thalia berdiri dengan wajah tidak suka. Perempuan itu tentu tak pernah menduga akan bertemu Serena di tempat ini.Sebenarnya sangat mustahil bagi Serena untuk muncul di sini tanpa campur tangan Al. Pria itu perlu mem-validasi sesuatu hingga dia terpaksa mengeluarkan Serena dari The Palace.Thalia berdecak kesal melihat tampilan Serena. Dia pikir putri Nereida akan disiksa bahkan dihabisi. Tapi lihatlah Serena sekarang. Gadis itu tampil cantik dalam balutan pakaian yang Thalia tahu berharga mahal."Sialan! Si Inzaghi itu malah memelihara anak haram ini. Apa karena Serena berhasil menyenangkannya?" Ekspresi wajah Thalia berubah jijik, membayangkan Serena sudi disentuh laki-laki tua, juga doyan kawin. Label murahan lekas Thalia sematkan di jidat Serena.Serena yang tadi mendengar Anthony babak belur cukup terhibur hatinya. Kenapa tidak sekalian dimatikan saja. Kan habis cerita si pemain perempuan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB 29 KANDIDAT YANG SEMPURNA

"He! Tunggu!" Thalia mengejar Serena yang lebih dulu keluar dari ruang seleksi. Pengumuman pemenang kompetisi akan dilakukan setelah makan siang. "Kalau kau sampai diterima bekerja di tempat ini, aku tidak akan membiarkan ibumu hidup," ancam Thalia. "Kamu tidak akan berani melakukannya. Aku akan lapor polisi jika kau menyentuh ibuku," Serena balik mengancam. Thalia tertawa mendengar ucapan Serena. "Memangnya ada yang mau mendengarmu. Kau itu bukan siapa-siapa!" "Aku memang bukan siapa-siapa. Tapi Tuan Alterio Inzaghi jelas orang penting. Kau bilang Anthony babak belur dihajar tuan Inzaghi. Maka sentuh ibuku, kalau kau ingin kakakmu kembali dipukuli." Thalia melotot melihat Serena berani membalasnya. Gadis di depannya berubah. Serena jadi lebih tangguh. Tidak mudah digertak. Walau begitu, Thalia punya satu senjata untuk menyerang Serena. "Jadi ini yang kau dapat dari melayani si tua bangka, doyan kawin itu. Kau jual dirimu, kau tukar dengan hal yang kau inginkan, termasuk berad
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

BAB 30 DASAR ANAK HARAM

Serena kembali ke ruang kompetisi dengan wajah berbinar. Dia kenyang plus dapat ponsel. Dia setengah tidak percaya ketika Al mengembalikan ponsel tadi padanya."Untukku?" Serena tidak percaya. Pasalnya ponsel itu terlihat mahal, mana mungkin Al memberikannya begitu saja pada Serena."Ada beberapa nomor di kontaknya. E wallet juga sudah terisi. Kau tahu cara menggunakannya?"Tunggu! Jadi benar, ponsel ini untuknya? Serena nyaris melompat saking senangnya. Seumur-umur baru kali dia punya ponsel. Komplit dengan saldo e wallet yang membuat Serena nyengir sendiri. Dia punya uang, yey dia punya uang.Dengan senyum lebar macam Joker, Serena masuk ke ruang seleksi. Di mana sudah ada beberapa orang yang kembali dari makan siang."Hai, boleh kita kenalan?" Seorang gadis berkacamata menyapa Serena lebih dulu."Tentu saja, aku Serena.""Aku Pevita. Panggil saja Pevi."Dalam sekejap, Serena sudah mempunyai beberapa teman. Meski masih malu-malu, tapi Serena senang sekali. Sejenak kesedihannya soal
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status