All Chapters of Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir: Chapter 71 - Chapter 80

88 Chapters

Patah Dan Kalah

Seperti biasanya, Lewis berangkat sangat pagi sekali.Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kalaupun ada meeting, dia hanya akan berangkat sangat pagi sesekali saja. Bukan berurutan terus menerus seperti ini. Lalu ia mengirim pesan untuk membawakan Levi baju ganti dan akan menjemputnya usai sekolah. Perilaku Levi tetap sama seperti hari kemarin.Berlarian kesana kemari dengan membawa sesuatu di tangannya tanpa kenal lelah. Menggumam tanpa arti bahkan sulit tidur jika tidak diberi obat. Jika Ralin berusaha memperbaiki keadaan Levi tapi tidak dengan Lewis yang membebaskan segalanya, ia bisa apa?Lewis juga sulit sekali ketika Ralin hendak mengajaknya berbicara tentang Levi. Hingga tiba pada satu malam, Levi pulang bersama Lewis. Bocah itu terlihat tidak bersemangat dan tidak aktif. Ketika Ralin akan mengajarinya kembali melahap menu sehat, bocah itu tertidur di lantai dengan mata sayu. Saat tangannnya meraih Levi, ada sesuatu yang tidak beres."Lev, kamu demam?"Tangannya
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Oh ... Manis Sekali

David sudah pergi dari kamar rawat Levi sejak tiga jam yang lalu.Namun air mata Ralin masih merembes perlahan sembari memangku Levi. Tidak ada isakan yang keluar dari bibirnya meski hatinya hancur berkeping. Bagaimana tidak, benih cinta yang sempat tumbuh di hatinya untuk Lewis, kini harus dimusnahkan. Lewis telah menemukan wanita yang ia cintai dan sebentar lagi mungkin akan menjadi ibu untuk Levi. Ralin tidak mungkin terus menerus mempertahankan cinta yang tidak seharusnya. Dan disisa statusnya sebagai ibu tiri Levi, dia akan memenuhi hati putra tirinya itu dengan cinta dan kasih yang membuatnya ingat bahwa Ralin pernah ada menemani hari-harinya. Kemudian Levi yang tadi tertidur di atas pangkuan Ralin, bergerak pelan dengan mata mengantuk. Ralin buru-buru menghapus air matanya. "Hai jagoan, Ibu. Haus?"Kepala Levi mengangguk dengan menatap Ralin. Kemudian tangan Ralin mengambil air putih yang ada di nakas kamar rawat inap Levi dan meminumkannya. Dengan kondisi sakit seperti in
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Jangan Teteskan Air Matamu

“Beliau sudah pulang, Nyonya.”“Jangan panggil aku Nyonya, Vid! Yang pantas kamu panggil Nyonya itu Zaylin! Bukan aku!”Secara tidak sadar Ralin menunjukkan kekesalannya sekaligus ... kecemburuannya.“Maaf, Lin.”“Iya.”Kemudian David melirik tas yang Ralin bawa.“Kamu bawa apa?”“Pakaian ganti Den Mas sama Levi. Apa kamu malam juga ikut nginep disini?”“Nggak. Pak Lewis bilang kalau kamu udah datang, aku bisa pulang.”Ralin kemudian mendesah panjang nan lelah sambil bersedekap dan menyandarkan punggungnya di kursi.“Kenapa?”“Males aja.”“Lin?”“Apa?”“Kalau kamu nggak ada rasa ke Pak Lewis, kenapa mesti males ketemu beliau?”Deg!Ralin merutuki kebodohannya yang kentara sekali jika dirinya menyukai Lewis. Kecemburuannya yang tidak disembunyikan secara rapi akhirnya terbaca juga oleh David.Kemudian Ralin tertawa hambar untuk menutupi kebodohannya.“Ya ampun, Vid. Aku ini cukup sadar diri sama posisiku yang cuma jadi baby sitternya Levi. Nggak lebih. Kamu aja yang mikirnya kepanjangan
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Mencabik - Cabik Hatinya Sendiri

Ralin menurut kemudian duduk di ujung sofa tanpa mau menatap Lewis. Menurutnya corak lantai jauh lebih menarik dari pada menatap wajah Lewis. Di malam yang benar-benar hening itu ditemani lampu kamar yang temaram, Ralin menunggu Lewis membuka suara. Namun selama beberapa menit berlalu, pria itu masih tetap diam. Dan Ralin benci dengan suasana seperti ini. "Lin?"Akhirnya pria itu bersuara. "Ya?" ucapnya tanpa mau menatap Lewis. "Maaf."Kepala Ralin mengangguk pelan sembari menatap lantai.Satu hal yang membuat Ralin salut pada Lewis. Pria itu mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Tak peduli setinggi apapun status sosialnya. "Aku ... aku tahu aku salah. Maaf.""Iya."Memangnya apa yang bisa Ralin katakan selain memberi Lewis maaf?Lagi pula jika ia tidak memberi maaf, masalah ini akan terus berlaru-larut dan Ralin sendiri yang akan stres. "Aku kelewat batas, Lin. Aku nyesel udah maki-maki kamu kayak tadi."Ralin mengangguk dan kembali berkata ... "Iya, Den Mas."Mendengar j
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Menelan Pil Pahit

Lewis seperti enggan untuk bercerita namun Ralin tetap setia menatap pria itu. Menunggunya menjelaskan asal muasal perceraian mereka di masa lalu. Hingga menimbulkan pertentangan keras dari Ibunda dan Ayahnya Lewis. Karena setahu Ralin, kedua orang tua Lewis itu sangat baik, hangat, dan mengayomi anak-anaknya. Dan rasanya tidak mungkin mereka tiba-tiba membenci Zaylin tanpa ada sebab yang kuat. Kemudian Lewis mengulurkan kelingking kanannya lalu Ralin balas menautkan kelingkingnya."Janji. Jangan obral rahasia ini ke orang lain.""Iya."Lewis melepas tautan kelingking mereka dan menatap Ralin di keremangan lampu. "Aku dan Mas Luis bersahabat baik sama Zaylin. Bahkan waktu menempuh pendidikan ke Inggris, kami selalu bareng-bareng, Lin."Ralin memasang pendengarannya baik-baik. Jangan sampai satu kata pun tak terdengar jelas olehnya. "Pelan tapi pasti, aku jatuh hati padanya. Tapi Zaylin justru jatuh hati sama Mas Luis. Aku nggak bisa bilang apa-apa, kecuali merelakan mereka bersatu
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Setelah Menceraikanmu

Wanita itu sangat cantik dengan penampilan rapi dan elegan khas perempuan karir. Kulit putih wajahnya membuat make up tipis yang dikenakan terasa pas. Dan rambut panjangnya yang sedikit bergelombang itu terurai indah.Sadar jika sang nyonya yang sesungguhnya telah kembali, kemudian Ralin turun dari ranjang dan berdiri sambil menundukkan pandangan. Meski dirinya adalah istri sah Lewis, tapi pada kenyataan statusnya tetaplah baby sitter Levi. "Ini Ralin. Dia yang biasa merawat Levi. Kamu bisa belajar dan tanya banyak hal ke dia."Jika dilihat dari dekat, Lewis memang sangat cocok berdampingan dengan Zaylin. Mereka setara dan saling melengkapi. Pantas jika Levi terlahir dengan paras yang tampan pula. Tidak ada jabat tangan diantara Ralin dan Zaylin karena wanita itu hanya tersenyum tipis ke arah Ralin lalu menghampiri Levi seraya membawa mainan kesukaan Levi. Puzzle. "Levi udah makan?" Tanya Zaylin.Kepala Levi mengangguk dan tangannya bergerak membuka pembungkus puzzle. Lalu ia menci
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Mencium Bibirnya

Satu bulan yang lalu ..."Sekian rapat hari ini. Semangat inovatif, komitmen, dan kerja keras. Terima kasih."Lewis menutup rapat umum pemegang saham dengan senyum kelegaan karena kerja kerasnya terbayar dengan naiknya laba perusahaan. Hal itu sekaligus membuktikan pada kembarannya, Luis, keluarga, dan orang-orang yang memandang remeh dirinya jika ia juga bisa unggul seperti Luis. Bahwa Lewis juga bisa menjalankan roda bisnis keluarga.Bukan hanya berkutat dengan dunia seni yang dipandang tidak memiliki nilai besar dalam menopang kehidupan. Kemudian David berjalan mendekat dan berbisik. "Pak, ada tamu.""Siapa?""Nyonya."Lewis kemudian menoleh setelah menutup laptopnya. "Ralin?" Tanyanya dengan menautkan kedua alis. Lewis setengah tidak percaya jika Ralin tiba-tiba datang ke pabrik. Padahal Lewis tidak pernah menunjukkan dimana pabrik berada pada istri sandiwaranya itu."Bukan, Pak.""Lalu? Siapa?"Rasa penasaran Lewis terkulik karena David biasanya memanggil Ralin dengan sebutan
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Apa Ada Wanita Selain Aku?

Tidak ada yang lebih diinginkan oleh sepasang insan yang saling dimabuk cinta selain bertemu. Ya, sejak mantap untuk memberi Zaylin kesempatan kedua memperbaiki hubungan rumah tangga mereka yang sempat kandas, Lewis selalu menyempatkan diri mengirim pesan berisi perhatian. Dan Zaylin pun melakukan hal yang sama. Cinta yang dulu Lewis perjuangkan seorang diri, sekarang terasa begitu ringan karena Zaylin pun ikut memperjuangkannya.Jika dulu Lewis berusaha mati-matian membuat Zaylin mencintainya, berusaha mati-matian menghapus nama Luis di dalam hati istrinya itu, bahkan berusaha menjadi seperti yang Zaylin pinta, sekarang semua itu berbalik arah.Zaylin mencurahkan perhatiannya kepada Lewis selayaknya ia saat mencitai Luis. Dulu.[Pesan untuk Lewis : Maaf baru balas, Mas. Aku baru selesai masak cornish pasty sama steak and kidney pie. Kamu mau mampir buat cobain nggak?]Zaylin sudah merubah panggilannya untuk Lewis seperti mereka masih menjadi suami istri.Kemudian Lewis melihat jam d
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Satu Atap Tanpa Pernikahan

"Levi! Astaga!"Zaylin menepuk keningnya sendiri melihat Levi tidak bisa berhenti bergerak. Di arena bermain, di dalam mobil, bahkan ketika Zaylin membawanya ke apartemen. "Levi! Duduk!"Perintah Zaylin tidak digubris Levi. Dia menaiki sofa apartemen lalu berpindah ke kamar dan membuat kekacauan di atas kasur. Menaiki dan melompat-lompat. "Levi! Jangan bikin kekacauan!"Ini adalah pertama kalinya Zaylin menemani Levi dalam mode tidak baik-baik saja. Hanya saja dia tidak menyadarinya. Lalu dia kembali memiliki inisiatif memberi Levi makanan ringan yang disukai anak-anak. Dan itu membuat Levi makin tidak terkontrol.Zaylin hanya bisa menghela nafas panjang nan lelah menghadapi Levi. "Aku bisa gila kalau kayak gini!"Kemudian tidak berapa lama Lewis yang baru pulang dari pabrik pun datang dan melihat kekacauan di apartemen Zaylin. Bunga plastik dan vasnya serta bantal sofa tergeletak di lantai. Ceceran makanan ringan. Dan kamar yang begitu berantakan. Dan Zaylin hanya memasang seny
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Tak Mungkin Sanggup Bersaing

Cinta itu buta kalau berada pada hati yang salah. Lalu membuat seseorang menjadi terluka. Bukan untuk dihujat atas kesalahannya. Melainkan karena dengan luka itu kemudian seseorang akan berubah menjadi versi terbaik dirinya. "Lin, bisa bicara bentar?" ucap David.Kebetulan Ralin berada di rumah dan beberapa hari ini menyibukkan diri seperti mood yang diinginkan. Lalu David mengajaknya berbicara empat mata di taman rumah megah Lewis. "Masih sibuk baca-baca buku tentang hairdressing?" Tanya David dengan duduk di sebelahnya. "Iya. Kenapa?"David tahu apa saja kesibukan Ralin karena hampir setiap waktu ia tidak pernah melepas komunikasi dengan istri main-main tuannya itu."Nggak apa-apa. Oh ya, Den Levi pulang dari rumah sakit hari ini."Kemudian Ralin menoleh dan menatap David."Oh ... syukurlah dia udah sembuh. Pulang jam berapa?""Siang ini.""Kalau siang ini kenapa kamu nggak barengan sama mereka aja? Kok malah kesini sendirian?"David membalas tatapan Ralin dan berucap ... "Karen
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status