Tous les chapitres de : Chapitre 71 - Chapitre 80

85

71. Paksa Aku

Lova menegang, tegak, lalu menoleh ke sisi kirinya, sedikit berbalik setengah tubuh. Bukan dirinya yang terkena tembakan dari King, melainkan ....“Arrgggh! Sialan kau, Blackwood!” erangnya marah, sekaligus kesakitan parah. Kaki kanannya tertembak.“Jack, bawa dia ke rumah sakit. Nanti, jangan biarkan siapa pun menjemputnya, kecuali kepala keluarga Gerardo.”Jack muncul dari balik kegelapan. Sejak tadi dia menonton aksi King dengan bersandar di tiang lampu jalan yang mati. Membandingkan cara King dan Red dalam hal menembak. Kedua-duanya luar biasa. Jack enggan memberi nilai berbeda. Kakak adik yang punya ciri khas setiap kali beraksi.Lova mendekati King. Kesadaran menguasai dirinya perlahan-lahan dari pengaruh alkohol. Pria mengerikan yang ada di depannya saat ini, bukan sedang mencarinya. Seolah tadi bicara padanya, padahal ditujukan untuk Ayer—si suaminya yang berengsek!“Sejak kapan kau tahu dia mengikutiku?” tanya Lova. Matanya melirik ke arah Jack yang sedang menyeret Ayer menuj
last updateDernière mise à jour : 2025-03-26
Read More

72. Permainan yang Selalu Berbeda

Bergidik yang bukan ngeri, melainkan memacu gejolak menantang dalam diri, Mina mengiyakan dengan memajukan kepalanya. Mencari cara tercepat membuatnya segera mendapatkan apa yang mereka mau bersama.Sebelum memulai, Mina menahan tangan King untuk diciumi telapak tangannya dan dijilati penuh perasaan, lalu mendongak sambil membiarkan tatapan matanya seakan merasuki tatapan King yang menajam padanya.Mina berkata setengah mengancam. “Bersiaplah. Kali ini, sepertinya aku akan menggigit sampai puas.”Tawa kecil menggema dari King, suara yang dalam dan sedikit serak, seolah menantang ancaman Mina tadi. “Gigit sesukamu, jangan harap aku akan diam saja.” Tangannya yang semula diciumi Mina kini bergerak cepat, mencengkeram dagu istrinya dengan kekuatan yang tidak bisa ditawar, memaksa wajah Mina tetap menghadap ke atas, terkunci dalam tatapannya yang liar.Mina tidak mundur. Dengan gerakan yang hampir seperti tarian, dia menurunkan tubuhnya dari tepi ranjang, lututnya menyentuh lantai, sengaj
last updateDernière mise à jour : 2025-03-26
Read More

73. Derita si Ibu Pengganti

Sepertinya benar apa yang dipikirkan oleh Zara, bahwa King dan Red, mencintai Mina secara brutal. Persaingan di antara keduanya tidak tampak dari luar.“Lalu?”Jack duduk setengah tertidur. Karena tampak tidak berniat meneruskan ceritanya, Red menendang pelan kaki Jack. “Hei, lalu apa yang terjadi? Ayer mati?”“Biarkan aku tidur sebentar, Red.”“Akan kuberi kau libur dua hari jika mau bercerita sampai tuntas sekarang.”Tawaran Red membuka kedua mata Jack lebar-lebar. Namun perlu sikap sok jual mahal dulu. Dengan Red dia memang harus begitu. “Dua hari terlalu singkat.”“Sialan kau!” Red kembali menendang kaki Jack yang duduk berjarak di sisinya.“Tambah dua hari.”Red meninju pundak Jack yang tidak disambut perlawanan sama sekali oleh si empunya tubuh. “Cepat ceritakan sebelum aku berubah pikiran dengan menjadikanmu samsak tinjuku.”Mau diancam bagaimanapun oleh Red, Jack tidak pernah merasa takut. Dia hanya menghormati si tuan dengan cara yang tidak perlu dimengerti.“Kepala keluarga
last updateDernière mise à jour : 2025-03-26
Read More

74. Di Depan Cermin

“Perempuan?” Logan hampir saja membuat si dokter wanita mendapat serangan jantung. Suaranya menggelegar memenuhi ruang pemeriksaan.“Bagus. Gadis kecilku akan tumbuh besar tanpa beban.” Indila berucap lega dalam hati. Diam-diam tersenyum.Pemeriksaan dilanjutkan tanpa perhatian dari Logan. Pria paruh baya itu benar-benar sibuk dengan pikirannya sendiri. Terus begitu sampai Indila dan si dokter selesai membahas kondisi kehamilan yang akan memasuki trimester akhir.Sudah biasa bagi Indila bertemankan kecanggungan dan ketidaknyamanan berada di samping Logan. Apalagi semenjak hamil, segalanya kian berubah. Makin menyesakkan berada di satu ruang bersama Logan.“Tidak peduli dia lahir sebagai anak perempuan, tetaplah garis keturunanku yang akan kudidik sama dengan anak laki-laki.” Akhirnya Logan memutuskan. Kegelisahan seakan memukul Indila begitu keras. Telapak tangannya langsung berkeringat. Tenang, tenanglah. Logan pasti cuma menggertak untuk membuatnya takut.“Kau masih mengharapkan pu
last updateDernière mise à jour : 2025-03-27
Read More

75. Hadiah Ciuman

“Kau menang.” King mundur sambil menarik Mina ke dalam pelukan, menjatuhkan diri mereka ke atas kasur. Bertubi ciuman didapatnya dari si istri yang berusaha keluar dari cengkeraman kedua lengan besarnya. “Jangan terburu-buru.”“Aku sudah terlambat hampir setengah jam.” Pelan Mina berusaha melunakkan pelukan King yang posesif. Sangat lembut caranya dengan mengusap di sepanjang lengan si suami terlebih dulu sampai akhirnya benar dekapan King mengendur dan terlepas.“Kuantar.” King beranjak. Baru akan meraih kemejanya, Mina sudah lebih dulu mendekat, membantunya. “Kapan si jalang itu akan melahirkan bayinya?”“Dia punya nama, King.” Mina mengecup sekilas dagu King sambil mengancingkan kemeja. “Zara melahirkan masih agak lama.”“Putri ayah sebentar lagi akan lahir.”Kegiatan Mina mengancingkan kemeja King, spontan terhenti. “Bayi perempuan?” Begitu senang sampai matanya melebar, begitu pun dengan senyumnya.“Katanya begitu. Pekan depan mereka menikah.”Mina kembali dibuat terkejut. Kali i
last updateDernière mise à jour : 2025-03-27
Read More

76. Waktunya Berpisah

Setelah tertawa, Mina mengangguk, mendekatkan wajahnya pada si suami. “Ide bagus.”Red begitu menikmati ciuman dari Mina. Awalnya tidak dibalas, namun ketika mendapat celah yang tepat, langsung diterkam.Tidak bisa melanjutkan lebih jauh lagi, Mina menekan kedua telapak tangannya di dada Red, di bawah air. Napasnya sudah terengah-engah.“Sayang?” Red menundukkan tatapan, mencuri lihat ekspresi Mina yang tampak kelelahan. “Kau tidak apa-apa? Ada yang salah?”Red menatap Mina dengan khawatir, tapi alisnya berkerut, tangannya menarik Mina ke pelukannya di bawah air hangat dengan gerakan tegas. “Kau lelah, ya? Ck, harusnya aku tahu dari tadi,” gumamnya, suaranya rendah tapi ada nada kesal pada diri sendiri, lalu mencium kening Mina cepat, hampir kasar.Mina bersandar di dada Red, matanya setengah terpejam, “Maaf, Sayang, aku cuma butuh istirahat.”Red mendengus pelan, tangannya mengusap punggung Mina dengan kuat tapi tidak kasar. “Istirahat saja, aku tidak akan memaksamu. Tapi lain kali k
last updateDernière mise à jour : 2025-03-28
Read More

77. Pernikahan

“Em, sepertinya begitu.” Berusaha tidak memperlihatkan kekesalan beserta kekecewaan, Red mengangguk, merelakan istrinya pergi menemui kakaknya. Mina sudah melepas diri sepenuhnya dari Red, tapi kemudian mengingat Zara. Didekatinya Red dengan cepat sambil berkata, “Jaga dia. Ingat, bayi kita ada padanya. Pastikan semua yang dia butuhkan terpenuhi. Andai kau keberatan, beritahu aku.”Red mengangguk, merebut wajah Mina sambil dihadiahkan sebuah ciuman kilat.Red menahan napas sejenak setelah bibirnya meninggalkan Mina. Matanya menelusuri wajah istrinya, mencoba menghafal setiap detail sebelum harus melepaskannya lagi—meskipun ini bukan pertama kalinya.“Pergilah,” katanya akhirnya, suaranya terdengar datar, tapi genggaman di pinggang Mina sedikit lebih erat sebelum dia benar-benar melepaskan.Mina menatap si suami pertama sejenak, seperti ingin memastikan semuanya baik-baik saja, lalu akhirnya berbalik, meninggalkan Red seperti biasa.Red menatap punggung Mina yang menjauh. Berat di dad
last updateDernière mise à jour : 2025-03-29
Read More

78. Bukti Perjuangan

Langkahnya terseok-seok menuju tempat tidur, mencoba meraih kursi dekat jendela, berpegangan pada meja kayu yang sudah mulai terlihat lusuh. Semua terasa begitu mencekam. Seperti ada banyak hal yang terpendam dalam dirinya, tapi rasa sakit itu memaksa dia untuk mengabaikannya. Semua terfokus pada satu hal—bayi yang semakin mendekat.Detik demi detik terasa lambat. Dia mengumpulkan kekuatan, meskipun lututnya hampir tak mampu menopang tubuhnya yang lelah. Sejak awal hamil, dia sudah terbiasa mandiri—tanpa bantuan Logan, tanpa banyak orang. Tapi ini berbeda. Inilah ujian terberatnya.Pikiran tentang Logan kembali menghantui. Bayangan wajahnya muncul di pikirannya, tetapi segera dia buang jauh-jauh. Tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya menunggu sesuatu yang tidak pasti.Hingga akhirnya, sebuah teriakan keluar dari tenggorokannya. Sebuah teriakan yang penuh keputusasaan, namun di saat yang sama, penuh dengan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dengan setiap tarikan napas ya
last updateDernière mise à jour : 2025-03-29
Read More

79. Gelisah Menanti Akhir Perjuangan

“Mina.” Suara King terdengar tegas dari luar mobil. Pria itu membuka pintu pengemudi dengan gerakan cepat, membuat Mina terkejut.“Hei, ada apa, King?” King menatapnya dalam, mata kelamnya dipenuhi ketegasan yang tidak bisa dibantah. “Kau tidak akan menyetir dalam kondisi seperti itu,” katanya sambil menarik tubuhnya menjauh dari pintu. “Pindah ke kursi penumpang.”“Seperti apa?” Mina tertawa, tawa yang kering.“Tanganmu gemetar, kau gelisah.”“Aku baik-baik saja.” Mina tetap bergeming, meski tahu argumennya tidak akan bertahan lama—King tidak pernah bisa dibantah.King mendekat lebih jauh, satu tangannya bersandar pada atap mobil, menciptakan bayangan besar di atas Mina. “Aku tidak akan mengulanginya, Mina. Pindah sekarang.” Ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat Mina segera menyerah tanpa banyak perlawanan.Mina menelan sisa protesnya, membuka sabuk pengaman, dan keluar dari mobil. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” tanyanya, menatap King yang kini mengambil alih posisi p
last updateDernière mise à jour : 2025-03-29
Read More

80. Perubahan Besar

Red dan Mina masih duduk. Tanpa jarak di antara mereka. Mina menyandarkan kepalanya ke bahu Red, sementara pria itu menggenggam tangan si istri begitu erat—tidak menyakiti. Mereka menunggu, terus menanti.“Harusnya aku selalu ada di sisinya,” gumam Mina akhirnya, suaranya dipenuhi rasa bersalah. Dalam situasi dan kondisi begini, segala perasaan marah serta bencinya pada Zara, benar-benar hilang entah ke mana.Red menoleh, menatap Mina dengan sorot yang lembut tetapi tegas. “Sekarang kau sudah di sini. Kita akan melewati ini bersama."Sebelum Mina sempat menjawab, pintu ruang bersalin terbuka, dan seorang perawat keluar. Mereka berdua langsung bangkit serempak.“Bagaimana dia?” tanya Mina, nadanya nyaris panik.“Zara melewati masa kritisnya. Perdarahannya sudah teratasi, dan kondisinya mulai stabil,” kata perawat itu dengan senyum menenangkan. “Bayi perempuan, sehat dan sempurna.”Mina menutup wajah dengan kedua tangannya, terisak lega. Sementara Red entah bagaimana merasa sangat berbe
last updateDernière mise à jour : 2025-04-01
Read More
Dernier
1
...
456789
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status