Semua Bab Dinikahi Calon Adik Ipar: Bab 51 - Bab 60

88 Bab

Bab 51. Bukan soal Cushion

Bravo Beauty Fest menjadi salah satu agenda akbar andalan Pandega Mall yang dinanti-nanti setiap tahun. Kali ini, pameran kecantikan tersebut dimeriahkan ratusan jenama kosmetik yang tentu saja menawarkan berbagai promo spesial dan diskon menarik.Sejak resmi dibuka tiga hari lalu, ribuan orang telah datang berkunjung. Tak hanya berburu produk kecantikan incaran, banyak pula yang sengaja datang untuk menyimak berbagai workshop seru. Terlebih, selalu ada figur publik yang dihadirkan sebagai pembicara, mulai dari kalangan ahli kecantikan hingga selebritas.“Halo, semua! Senang sekali bisa bertemu teman-teman semua,” sapa Jingga dengan senyum hangat.Jingga baru saja diperkenalkan sebagai duta merek untuk jenama kecantikan yang belakangan tengah naik daun. Pembawaan ramah dan percaya diri membuat orang-orang antusias mendengarkan setiap kata yang Jingga ucapkan.Sebelumnya, sang pembawa acara juga telah memperkenalkan seorang dokter estetika yang didapuk menjadi pengisi workshop bersama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 52. Lumayan Puas

“Soalnya saya punya kenalan, dia lebih pilih ganti cushion-nya sekalian aja biar nggak ribet.”Senyuman Kanya melebar saat menyadari perubahan kecil pada raut wajah Jingga. Meski cuma sekejap mata, dia yakin perempuan itu jengkel padanya.Lalu, seolah tahu kalau ada yang tengah berjalan menuju dirinya, Kanya menoleh ke belakang. Jingga pun refleks mengikuti arah pandang Kanya dan segera mendapati Sena yang tampak melangkah pelan memasuki area workshop.Pria itu tersenyum kepada Kanya seraya menunjuk jam tangan dengan jemarinya. Isyarat kecil yang begitu mudah dipahami semua orang, tak terkecuali si pembawa acara.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 53. Kapan Punya Anak?

“Kamu sama Sena masih belum mau punya anak?”Kanya tersenyum kecut mendengar pertanyaan ibunya. Inilah yang membuatnya enggan datang ke rumah orang tuanya. Perkara kapan punya momongan tak pernah absen dibahas.Berbeda dengan mertuanya, orang tua Kanya memang sangat berharap dirinya cepat hamil. Tak cuma Kanya, mereka pun kerap melemparkan pertanyaan serupa pada Sena.“Belum waktunya, Bunda.”Kanya tahu jawaban seperti itu tidak akan langsung membuat ibunya diam. Namun, memangnya dia bisa bilang apa lagi? Tak mungkin mengaku kalau dia dan Sena bahkan belum pernah bercinta, kan?“Sebaiknya jangan ditunda-tunda lagi, Kanya. Anak itu membuka pintu rezeki.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 54. Penerus Bisnis Keluarga

“Pamerannya sukses besar, ya, Mas Mada?” Mada, pria yang ditanya Indra, langsung tersenyum. “Lumayan,” jawabnya.“Permintaan ekspor ke Belanda bisa dibilang paling tinggi dari tahun ke tahun. Ternyata memang orang-orang di sana banyak yang sudah kenal dan suka dengan produknya Gayatri Silver.”Indra mengangguk-angguk. Wajahnya tampak antusias. “Kita harus banyak-banyak berterima kasih pada diaspora di sana. Mereka itu promotor budaya Indonesia terbaik.”Mada pun menganggukkan kepalanya mantap, sepakat dengan ucapan ayah mertua adiknya itu. “Berkat para diaspora, semakin banyak masyarakat lokal yang terpincut dengan produk kerajinan Indonesia,” ujar Mada.Acara makan malam hari ini diadakan orang tua Kanya untuk menyambut kepulangan Mada, anak sulung mereka. Sepekan belakangan, Mada mewakili perusahaan keluarganya yang berpartisipasi dalam pameran kerajinan Indonesia di Amsterdam, Belanda. Pada acara yang digelar KBRI Den Haag itu, Mada sekaligus didapuk menjadi mentor bisnis bagi b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 55. Mau Bikin Anak?

“Memangnya, Mas Mada tahu apa soal aibnya Jingga?”Kanya menggeser duduknya, lalu menepuk cepat sisi yang kosong. Mada menuruti perintah adiknya dengan senyuman mengejek. Pikirnya, mudah sekali membuat Kanya penasaran.“Aku mungkin tahu lebih banyak ketimbang kamu,” kata Mada yang kini duduk di samping Kanya.Ego Kanya agak tersentil mendengar kakaknya mengklaim tahu lebih banyak soal kisah cinta Sena di masa lalu.“Soal selingkuh? Kalau cuma itu, aku juga tahu,” ujarnya sinis.“Selingkuhnya sama berapa orang, kamu tahu?”Mata Kanya membola. Satu tangan terangkat untuk menutup mulutnya yang terbuka lebar. Mada berdecak sombong, lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Nggak cuma satu, lho. Parah banget, kan? Playing victim banget, padahal dia yang salah.”“Sena sebenarnya cuma perlu buka mulut soal alasan mereka putus. Sederhana, tapi kayaknya suamimu punya pertimbangan berbeda.”Kanya menghela napas lagi. “Kata dia, harus hati-hati biar orang itu nggak terprovokasi untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 56. Saat Ciuman di Sofa ….

Jika boleh blak-blakan, Kanya sejujurnya menyukai ciuman Sena yang agresif dan memabukkan. Saat bibir mereka bertaut, Sena seolah menuntut seluruh perhatiannya, membuat kewarasan Kanya lenyap begitu saja.Kanya suka cara Sena menyentuhnya saat mereka berciuman. Ada kehangatan menggairahkan yang mengalir dari setiap sentuhan Sena. Kanya merasa dipuja di antara napas mereka yang saling beradu.“Kita bisa coba bikin sekarang kalau kamu mau.”Bagaimana rasanya jika kehangatan itu berlanjut? Membayangkan cumbuan itu berubah menjadi sesuatu yang intim dan panas, rasanya ingin—astaga, Kanya!Kanya mengerjap, buru-buru mengusir bayangan liar yang muncul di kepalanya. Malu pada diri sendiri karena pikirannya lari ke mana-mana hanya karena satu kalimat yang diucapkan Sena.“Jangan bercanda, deh, Mas! Mana bisa aku …”“Nggak bisa, kan?” potong Sena sambil mengubah posisinya menjadi terlentang.“Kamu nggak bisa melakukan itu dengan seseorang yang nggak kamu cintai. Iya, kan?”Jantung yang berdeta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 57. Sebelum Badai Kembali Menerjang

Lebih dari sepekan sejak berhadapan langsung dengan Jingga di acara pameran kecantikan, hidup Kanya memang bisa dikatakan baik-baik saja. Rasanya tenang karena Jingga tidak lagi mengusiknya.Hidup seolah kembali damai seperti sebelum Jingga muncul di kafenya untuk pertama kali beberapa waktu lalu. Tidak ada pesan menyebalkan yang diterima Kanya dari perempuan itu. Tidak ada kiriman foto meresahkan juga.Jingga tak mengunggah konten yang kesannya menyindir Kanya atau apa pun yang bisa jadi bahan gosip. Antusiasme publik terhadap cinta segitiga antara Jingga, Sena, dan Kanya juga perlahan tenggelam.Namun, situasi yang terlalu tenang memang bisa menipu. Mungkin saja badai yang lebih besar akan segera datang setelahnya. Bikin waswas.Perasaan waswas itulah yang kini menyelinap di hati Kanya saat melihat nama Jingga tertera di layar ponselnya. Setelah cukup lama tidak ada pergerakan apa pun, mengapa tiba-tiba Jingga menghubunginya lagi?Kanya menepikan mobil di bahu jalan, lalu sepenuhnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 58. Murahan …?

Ternyata tak cuma Kanya, Sena juga mendapatkan pesan tak mengenakkan hati dari Jingga.‘Kenapa belum menyerah? Mau aku terus berulah?’Pesan yang diterima Sena lebih singkat, tetapi efeknya tak beda. Jadi cemas dan waswas.Sena mencemaskan apa yang bakal dilakukan Jingga dalam waktu dekat. Lebih dari itu, dia mengkhawatirkan Kanya.“Kalau ada apa-apa, langsung telepon aja. Aku juga udah minta Andi untuk selalu siaga, antisipasi misal kamu kesulitan hubungi aku.”Kanya dapat merasakan kekhawatiran yang tersembunyi di balik kata-kata Sena. Agak aneh, tetapi dia jadi merasa sedikit lebih tenang. Sebab, setidaknya dia tahu bahwa sang suami ada di pihaknya.“Selain memantik gosip kayak tempo hari, memangnya dia bisa ngelakuin apa lagi, sih, Mas? Dia nggak mungkin bertindak lebih dari itu, kan? Sampai mencelakai secara fisik, misalnya.”Bukannya meremehkan. Hanya saja, jika ulah Jingga kembali sebatas mengundang gosip yang tak jelas, Kanya yakin akan bisa mengatasinya. Dia cuma perlu memba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 59. Siapa Orang Kurang Ajar Itu?

“Murahan ….”Kata itu terucap pelan dari mulut Rara. Sangat pelan, hampir seperti gumaman, tetapi masih cukup jelas untuk Kanya dengar. Ini bukan pertama kalinya dia mendengar komentar sumbang seperti itu. Ironisnya, Kanya paling banyak mendengar omongan buruk itu justru di hari pernikahannya. Hari itu, orang-orang berbisik-bisik, bicara jelek tentang dia yang dianggap tak punya perasaan. Orang tuanya bahkan dicap mata duitan yang tega menjual anak perempuannya demi keberlangsungan bisnis keluarga. Ketika kembali mendengarnya hari ini, hati Kanya jelas mencelus. Namun, ia hanya bisa menulikan telinga sambil tersenyum tipis.Vina yang duduk di samping Rara menyenggol lengan Rara dengan sikunya. Tersenyum canggung pada Kanya, dia lalu buru-buru mengalihkan topik obrolan.“Makanannya kenapa belum datang, ya? Tapi emang ini lagi rame banget, sih, ya. Wajar kalau kita perlu nunggu agak lama,” kata Vina.Biarpun tahu cuma basa-basi, keluhan pelanggan tetaplah keluhan pelanggan. Sebagai p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 60. Bingkisan Spesial dari Jingga

Sistem keamanan Kanya Coffee & Bakery sudah terbilang bagus. Kamera pengawas terpasang di sejumlah titik, baik area pelanggan maupun karyawan. Parkiran pun dilengkapi CCTV dan juga seorang petugas sekuriti.Bersama Bastian, Andi mengecek posisi setiap kamera pengawas. Satu per satu, lalu beranjak ke ruang kendali yang sekaligus menjadi ruangan manajer kafe.“Sepertinya ada titik buta di area pelanggan depan,” ujar Andi sambil mengamati sebuah layar besar yang menampilkan rekaman dari semua kamera pengawas.“Apa karena sisi utara nihil? Di sana memang tidak dipasang CCTV. Instalasi di dekat cake showcase dianggap sudah cukup mengover seluruh area itu,” jelas Bastian.“Lebih baik tetap ada supaya lebih optimal,” saran Andi. “Petugas sekuriti juga baiknya ditambah minimal satu.”Mengingat tujuannya adalah meningkatkan sistem keamanan, tentu tidak ada salahnya menambah jumlah kamera pengawas maupun personel satpam. Namun, ada hal lain yang terasa mengganggu bagi Bastian selaku pengelola o
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status