Semua Bab Dinikahi Calon Adik Ipar: Bab 61 - Bab 70

89 Bab

Bab 61. Kenangan Cincin Tunangan

Ternyata memang dari Jingga, tetapi perempuan itu menyuruh orang lain untuk memberikannya kepada Kanya.'Udah terima hadiahnya? Semoga suka …!'Gelisah menyergap hati Kanya saat sekali lagi membaca pesan yang barusan dikirim Jingga.“Mas …,” ucap Kanya lirih sambil memperlihatkan layar ponselnya kepada Sena.Sena menarik napas dalam-dalam, lalu menuntun Kanya untuk duduk di kursi yang buru-buru dia dekatkan ke istrinya.“Mau dibuka di rumah aja?” tanya Sena lembut, khawatir karena Kanya mendadak tampak lesu.Akan tetapi, Kanya menggelengkan kepala. Dia ingin tetap mengetahui isi amplop itu sekarang juga.Didampingi Sena yang berdiri di sisinya, tak butuh waktu lama untuk membuka amplop cokelat tersebut. Kanya mengintip terlebih dahulu dan melihat hanya ada dua lembar kertas foto di sana.Perlahan, Kanya mengeluarkan lembaran tersebut dari dalam amplop. Baru melihat foto pertama saja, rasanya sudah menyesakkan bukan main. Dia juga merasakan tangan Sena yang menyentuh bahunya sedikit me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 62. Pengakuan Kanya

‘Udah tidur?’Kanya ingin mengetuk pintu kamar Sena, tetapi rasanya terlalu ragu. Sudah lewat pukul satu dini hari. Bagaimana jika dia ternyata mengganggu Sena yang mungkin sudah tidur nyenyak?Jadi, Kanya coba menghubungi Sena lewat pesan singkat. Setahu dia, suaminya punya kebiasaan mengaktifkan mode hening sebelum tidur. Getar singkat notifikasi pesan masuk mestinya bukan masalah besar. Misal memang sudah terlelap, Sena tidak akan terjaga karenanya.‘Belum.’Sena tampaknya memang belum tidur. Sebab, hanya dalam hitungan detik, Kanya sudah menerima pesan balasan dari Sena.Jika Sena belum tidur, Kanya berharap mereka bisa bicara berdua sekarang juga. Jadi, Kanya segera mengetik dua kata berbunyi, “Mau ngobrol?” Namun, belum sempat dikirim, sudah keduluan Sena. ‘Kamu butuh apa?’Kanya terdiam sesaat, lalu menghapus pesan yang telah diketik sebelumnya. Pertanyaan Sena membuatnya menemukan cara untuk mengajak suaminya mengobrol tanpa harus mengatakan ayo bicara.‘Hot chocolate.’‘Bik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 63. Ceraikan Aku, Mas!

Kanya masih menangis sesenggukan beberapa saat setelah mengungkapkan perasaannya pada Sena. Air matanya terus mengalir tanpa bisa ia hentikan.Di sisi lain, Sena hanya diam. Matanya tertuju pada wajah Kanya yang berantakan oleh air mata, tetapi pikirannya mengambang entah ke mana. Tatapannya kosong, seolah kata-kata Kanya tadi cuma gema samar yang terlalu sulit dicerna. "Jatuh cinta sama aku …?”Suara Sena terdengar parau, setengah berbisik. Sepenuhnya bingung, tak tahu bagaimana harus merespons pengakuan cinta Kanya.Kanya mengangguk lemah, belum sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Isaknya sudah mulai mereda, tetapi napasnya masih tersengal.Sena menarik napas dalam-dalam, lalu sedikit menjauhkan tubuhnya yang sejak tadi condong ke arah Kanya."Sejak kapan …?” tanya Sena, masih dengan suara yang begitu lirih.Sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, Kanya menggelengkan kepala. Nyatanya, dia memang tidak tahu sejak kapan perasaan itu muncul.Bahkan setelah menganalisa begitu ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 64. Harusnya Cerai Saja!

Akun gosip OmonganNyinyirTetangga menyebut bahwa pernikahan Sena dan Kanya membuat keluarga pihak perempuan untung besar. Bisnis yang sempat terancam gulung tikar, akhirnya bisa bangkit.“Nggak cuma itu, si cewek juga memanfaatkan pernikahannya untuk keuntungannya sendiri. Sekarang dia termasuk penulis terkenal, kan? Menurut kalian, kenapa buku-bukunya bisa laris banget? Gara-gara jual kemesraan nggak, sih?”“Buku dia emang bukan soal cinta-cintaan, tapi kalian mending ngaku aja, deh. Banyak yang beli bukunya karena suka lihat momen mesra si cewek sama suaminya, kan? Iya, kan? Masa nggak, sih?”“Mimin aja sempat beli satu gara-gara gemes sama interaksi manis mereka. Eh, ternyata semua itu palsu. Sekarang rasanya pengen buang bukunya. Males banget lihat ada buku karya penipu yang mejeng di raknya Mimin.““Pasti bakal ada yang tanya, ‘Kenapa si cowok mau-mau aja disuruh pura-pura mesra sama si cewek? Masa nggak bisa nolak?’ Nah, ini alasannya juga bikin Mimin makin kesel sama si cewek.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 65. Pingsan Kesakitan

“Ini mau ke mana …?”Kanya bertanya dalam kondisi setengah sadar. Beberapa saat lalu, samar-samar dia mendengar Sena memanggil namanya dengan nada panik, tetapi dia tak yakin apa yang terjadi setelah itu. Rasanya seolah tiba-tiba saja dirinya sudah ada di mobil bersama Sena.“Rumah sakit.”Sena menjawab pertanyaan Kanya tanpa sedikit pun menoleh. Dia fokus menyetir, mengebut agar bisa segera sampai rumah sakit. Sesekali dirinya juga membunyikan klakson saat menganggap pengendara lain menghalangi lajunya.“Ngapain ke rumah sakit …?” Kanya kembali bertanya sambil menggeliat kecil. Kedua tangannya bergerak perlahan menyentuh perut bagian bawah. Keningnya berkerut menahan nyeri.Gestur tidak nyaman dan ekspresi kesakitan itu tertangkap oleh ekor mata Sena.“Perutnya sakit?” tanya Sena setelah melirik sekilas istrinya. “Sebentar lagi kita sampai. Maaf, ya. Nanti kita langsung ke IGD biar cepat ditangani.”Di sela upayanya menahan rasa sakit yang membuat kepalanya pusing, Kanya tersenyum t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 66. Kehangatan yang Menenangkan

Sampai beberapa saat yang lalu, setiap kali teringat momen pengakuan cinta Kanya, Sena masih selalu berjibaku dengan pedih. Hatinya terluka membayangkan betapa menyesalnya Kanya karena merasa jatuh cinta pada orang yang salah.Namun, baru saja dia menemukan celah untuk tidak melulu gundah. Setidaknya, kini dia jadi tahu mengapa pipi Kanya merona karena mendengar pertanyaannya.“Efek adik bayi kangen sama bapaknya, ya?”Sena tersenyum melihat Kanya salah tingkah, tetapi tak bisa berbuat apa-apa karena perutnya sakit.Saat menemani Kanya di rumah sakit tadi, Sena menggunakan waktu yang ada untuk membaca artikel sebanyak-banyaknya tentang nyeri haid. Apa saja penyebabnya? Sesakit apa rasanya sampai perempuan yang mengalaminya bisa pingsan? Bagaimana cara meredakannya? Sena bahkan mencari tahu secara spesifik soal peran pasangan dalam kondisi tak mengenakkan itu.Sekarang saatnya praktik. Jadi, pria itu bangkit dari ranjang, tetapi bukan untuk meninggalkan Kanya. Berjalan cepat mengitar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 67. Bos Bertangan Dingin

Andi sudah bekerja keras sejak pagi. Cukup banyak agenda yang dibatalkan sehingga mesti ada berbagai penyesuaian untuk penjadwalan ulang. Sebagian pada akhirnya tetap harus berjalan dengan mendelegasikan manajer terkait untuk mewakili Sena.Tak cuma itu, Andi juga mesti berurusan dengan ayah bosnya. Kegaduhan di media sosial membuat semua orang cemas, tak terkecuali sang komisaris utama. Namun, Sena malah tak bisa dihubungi.Andi saat itu belum tahu apa yang terjadi pada Kanya sehingga membuat Sena tiba-tiba meninggalkan kantor dan pergi entah ke mana. Meski begitu, tidak sulit baginya untuk mengetahui alasannya.Untungnya, hanya dengan mengatakan bahwa Sena menghilang karena mencemaskan Kanya, Andi bisa membuat pemilik Pandega Group itu tampak lebih tenang. Jelas sekali bahwa prioritas Indra hari ini sama dengan anaknya: Kanya.Hari sudah gelap setelah Andi membereskan sejumlah urusan lain. Meski begitu, bukan berarti dia bisa istirahat. Alih-alih pulang ke apartemen, Andi bertolak k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 68. Itu Bukan Cuma Rumor

Ada bara yang menyala di kedua mata Mika setelah mendengar apa saja yang dialami Kanya kemarin. Keningnya berkerut marah, rahangnya mengeras. Bahkan, es krim jumbo di pangkuannya rasanya jadi tak cukup dingin untuk meredakan api di hatinya.Mika berulang kali mengumpat saat Kanya bercerita tentang datangnya tiga teman SMA dan omongan nyinyir mereka. Meski begitu, umpatan itu masih keluar dari mulutnya dengan suara tertahan.Namun, ketika Kanya menceritakan tentang bingkisan teror yang ternyata kiriman Jingga, Mika sungguh tak bisa menahan diri. Berbagai makian terlontar lancar dari bibirnya. “Sialan!”“Bukan kamu, tapi dia yang jalang!”“Bangsat!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 69. Cintanya Sungguhan

“Sena gimana? Emangnya dia mau menceraikan kamu?”Mika telah mengurai pelukannya. Namun, kedua tangannya masih menggenggam jemari Kanya. Meski barangkali tak seberapa banyak, ia berharap genggamannya dapat menghantarkan energi baik untuk sahabatnya.Kanya menggeleng lemah. Helaan napasnya kemudian terdengar penuh rasa putus asa.“Tapi aku bakal terus minta cerai sampai dia mau,” ungkap Kanya tanpa ragu.Sayangnya, di mata Mika yang telah berteman dengan Kanya sejak mereka remaja, keraguan yang coba disembunyikan tetap terbaca jelas.“Kenapa, sih, Sena nggak mau cerai?” Mika hati-hati bertanya. “Bukannya dia nggak akan kehilangan apa-apa, ya?”Kanya kembali menggelengkan kepala. Dia juga bingung dengan sikap Sena padanya.‘Tugasku adalah menjagamu seumur hidup, Kanya. Sampai kapan pun, perceraian jelas bukan pilihan.’Pernyataan yang Sena ucapkan dini hari tadi kembali terngiang di benak Kanya.“Katanya, tugas dia adalah menjagaku seumur hidup.”Satu alis Mika refleks terangkat. “Tugas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 70. Mual-Mual

Suasana canggung jelas sekali menyelimuti meja makan. Namun, Andi merasa hanya dirinya yang tidak nyaman dengan kecanggungan itu.Zidan yang duduk di sampingnya terlihat enak saja menyantap spageti bolognese bikinan Sena. Begitu pula dengan Mika yang sedang menikmati suapan pertama tanpa bersuara.Perhatian Andi perlahan tertuju pada Sena yang duduk di ujung meja layaknya kepala keluarga. Sena sama sekali belum menyentuh makanannya sebab ada hal lain yang lebih penting bagi sang bos.Kanya?Iya, tentu saja.Memangnya, siapa lagi kalau bukan Kanya?Sena memerhatikan Kanya dengan tatapan mata yang seolah tak mau berkedip. Sena tampak begitu fokus hingga Andi curiga bosnya mungkin tanpa sadar lupa bernapas.Di sisi lain, Kanya terlihat tak selera makan. Dia hanya memainkan spageti dengan garpu tanpa berniat menyantapnya sedikit pun.“Coba dulu sesuap. Kalau rasanya nggak cocok atau bikin kamu mual lagi, ya, udah. Nggak usah diterusin, nggak apa-apa.”Sena bicara dengan nada yang sangat l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status