Semua Bab Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick: Bab 51 - Bab 60

79 Bab

Bab 51

Hari ini Serena hanya fokus merawat ibunya di rumah sakit. Dia menemani dan melayani apa yang Lydia butuhkan, dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Serena tidak ingin meninggalkan ibunya sendirian, bahkan untuk sejenak pun.Dia membantu ibunya makan, minum,dan melakukan kegiatan lainnya yang diperlukan. Serena juga selalu memastikan bahwa ibunya merasa nyaman dan tidak mengalami kesulitan apa pun. Hingga tanpa terasa jam telah menunjukkan pukul lima sore, Serena baru saja menyuapi Lydia makan dan minum obat. “Jika kamu mau pulang, maka kamu bisa pulang sekarang. Kamu pasti lelah dan besok masih harus bekerja,” tutur Lidya membuat Serena menatap ibunya. “Iya Bu, nanti Serena akan pulang. Ada yang ibu butuhkan lagi?” tanya Serena dengan lembut Dia memang telaten merawat ibunya dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Tidak ada Sayang, pulanglah sekarang. Sebentar lagi jam kerja pulang pasti macet jadi kamu harus pulang sekarang agar tidak terjebak macet.”“Baiklah, Serena akan pulan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Bab 52

Malam telah larut ketika Serena terbangun dari tidurnya. Gadis itu merasakan kelaparan yang mendesak, memaksanya bangkit dari peraduan hangatnya. Dengan langkah gontai, dia berjalan menuju dapur yang hanya diterangi cahaya rembulan yang menembus jendela.Serena mengambil paket mie instant dari rak dan sebutir telur dari kulkas. Dengan gerakan yang masih kaku karena baru bangun tidur, dia mulai memasak. Air mulai mendidih dalam panci, sementara Serena memecahkan telur ke dalamnya, menunggu dengan sabar sambil mengaduk perlahan.Suasana dapur yang sunyi hanya sesekali dipecahkan oleh bunyi gemericik air dan desis mie yang mulai matang. Serena memandang jam dinding, melihat jarum jam yang terus bergerak, merenungi kesendirian malam itu sambil menunggu mie siap disantap.Sementara itu, Kendrick masih sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerja, terpisah oleh dinding yang menghadang suara dan kehangatan. Meski bekerja keras, sesekali dia menghela napas, merindukan kebersamaan yang hanya bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 53

Di tengah hiruk-pikuk kantor, sebuah notifikasi pesan masuk tiba-tiba saja membuat Serena terhenyak. Matanya segera tertuju pada layar ponsel yang tergeletak di atas meja kerjanya. Kendrick. [Sayang, aku ingin makan siang bersama. Aku tunggu saat jam makan siang ya.]Serena yang membaca itu langsung membuat otaknya berpikir keras apa yang harus dia jawab. Serena. [Apa itu akan aman, Ken? Aku takut jika seseorang menanyakan keberadaanku.]Kendrick. [Evan maksudnya?]Serena menelan ludahnya dengan susah payah, Kendrick dengan mudah menebak apa yang Serena pikirkan. Evan memang suka sekali mencari keberadaan dirinya, meskipun sudah beberapa kali dia menolak ajakan Evan. Tapi, pria itu seakan tidak lelah. Serena pun tak bisa terus menghindar karena dia merasa hutang budi dengan Evan yang memberikannya pekerjaan. Belum sempat Serena membalas, Kendrick sudah kembali mengirim pesan. Kendrick. [Dia ada janji makan siang dengan klien, jadi kamu bisa tenang.]Senyum Serena tanpa sadar m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 54

Evan langsung menghampiri Kendrick dan melayangkan pukulan ke arahnya. Serena yang terkejut pun berteriak, tak sampai disana. Kendrick yang tidak terima membalas pukulan Evan membuat Serena segera menghentikan keduanya agar tidak berhenti saling memukul.Serena berada dihadapan Kendrick untuk menenangkan pria itu. "Kendrick, stop! Jangan memukulnya lagi," kata Serena dengan suara yang lembut.Sedangkan Evan menatap keduanya dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Dia terlihat marah dan kecewa, tapi juga ada sedikit kesedihan di matanya. Evan tak terima Kendrick mencium Serena dan dia berpikir Kendrick mempermainkan Serena. Evan langsung menarik tangan Serena. “Jangan mempermainkan hati, Kak!” seru Evan dengan tatapan tajam. “Siapa yang mempermainkannya?”“Serena dengarkan aku, percaya padaku. Kak Kendrick memiliki kekasih, jadi jangan dengarkan ucapannya.”“Kekasih?” Serena menatap dengan penuh tanda tanya. “Iya dia telah memiliki wanita di sampingnya, bahkan mereka tinggal bersama.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 55

Pulang kerja, Serena langsung pulang tanpa menjenguk ibunya. Dia tak berani menghubungi Kendrick setelah kejadian tadi siang. Serena yang sampai di mansion Kendrick pun segera turun dari taxi. Namun, dia melihat sebuah mobil yang tak asing datang. Mobil itu berhenti tak jauh dari dia, Serena berdiri terpaku saat sosok Evan keluar dari mobil hitam yang tampak kilau. Jantungnya berdegup kencang, kakinya gemetaran, dan tangan dingin memegang tasnya dengan erat. Di kantor, Serena memang menghindari Evan, dia tak mau membuat Kendrick semakin marah. Evan pun menghampiri Serena, dia menuntut penjelasan tentang hubungan dia dan Kendrick. “Evan, apa yang kamu lakukan disini?” suara Serena terdengar gugup. "Apa yang terjadi antara kamu dan kak Kendrick?" tanya Evan dengan suara yang keras.Serena menghindar, tapi tangannya dicengkram oleh Evan. "Jawab aku, Serena!" tuntut Evan. Nadia yang ada di sana pun tampak bingung, harus melakukan apa.“Semuanya sudah dijelaskan oleh Kendrick bukan?”“A
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 56

Sinar matahari yang lembut menerobos masuk melalui celah-celah gorden, membangunkan Serena dari tidur lelapnya. Ketika dia membuka matanya, tidak ada Kendrick di kamar itu. Dia langsung terduduk, memperhatikan setiap sudut kamar. Tiba-tiba, suara serak Kendrick yang lembut menyapa, "Selamat pagi, Sayang," membuat jantung Serena berdebar kencang.Kendrick muncul di pintu kamar dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya. Di tangan kanannya, dia membawa sepiring nasi goreng yang masih mengepul. Aroma rempah-rempah yang meresap sempurna dalam nasi goreng itu langsung menyeruak mengisi ruangan, menggoda indera penciuman Serena. Pria itu berjalan mendekat, meletakkan piring di meja samping tempat tidur Serena.Serena memandangi Kendrick dengan tatapan yang bercampur aduk. Di satu sisi, dia terpesona dengan sikap romantis yang ditunjukkan oleh Kendrick. Di sisi lain, ada rasa bingung yang mendalam. Meski bingung, Serena tidak bisa mengelak dari perasaan hangat yang mengalir dalam d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 57

Matahari terik menyengat di atas kepala, ketika Kendrick dan Serena melangkah keluar dari salon. Jam tangan di pergelangan tangan Kendrick menunjukkan pukul dua siang, mengingatkan bahwa sudah saatnya mereka mencari makan siang. Mereka berdua berjalan menuju mobil Kendrick yang terparkir tidak jauh dari salon. Dengan gerak cepat, Kendrick membukakan pintu untuk Serena sebelum dia sendiri masuk dan menghidupkan mesin.Mobil melaju membelah jalan raya yang lengang, ketenangan hanya sesekali terganggu oleh suara klakson dari kejauhan. Tiba-tiba, suasana hening di dalam mobil dipecah oleh suara perut Serena yang berbunyi keras, tanda lapar yang tidak bisa ditunda lagi. Mendengar itu, Kendrick segera menoleh ke arah Serena dengan alis terangkat.Serena, yang terperanjat dengan reaksi spontan Kendrick, merasakan pipinya memanas. Dia buru-buru menutupi perutnya dengan tas tangan, mencoba menyembunyikan rasa malunya. Dia berharap suara musik dari radio mobil bisa menutupi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 58

Setelah pembahasan Evan, tidak ada lagi yang saling berbicara hingga mobil memasuki area rumah sakit. Serena cukup terkejut dengan keputusan Kendrick yang membawanya ke rumah sakit, terutama dalam keadaan Kendrick yang masih marah padanya.Tapi, Kendrick justru membawa Serena ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya, membuat Serena merasa terharu dan bersyukur. Kendrick tanpa berkata turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Serena, membiarkannya keluar dari mobil dengan lembut.Mereka langsung menuju ke kamar VIP dimana Lydia dirawat. Sebelum membuka pintu kamar rawat inap, Serena meraih tangan Kendrick membuat Kendrick menatapnya. “Jangan marah lagi.”Kendrick tak berkata apapun, dia langsung menarik tubuh Serena untuk masuk ke dalam pelukannya. “Jangan pernah membahas ataupun memikirkan pria lain, aku tak suka.”“Maaf.”Kendrick mengecup kening Serena membuat Serena mendongakkan wajahnya setelah kecupan singkat itu. “Ayo masuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 59

Serena berada di meja kerjanya. Tangannya sibuk mengetik laporan hingga tiba-tiba suara seseorang memanggil namanya.“Serena.”Serena mendongak dan mendapati Evan berdiri di depan mejanya. Hatinya mencelos, jantungnya berdetak lebih cepat. “Pak Evan?” Serena mencoba bersikap profesional, meskipun gelombang kecemasan menyapu dirinya.“Saya mau bicara,” kata Evan, suaranya langsung membuat Serena merasa tegang.Serena meneguk ludah. “Tapi saya sedang—”“Sebentar saja,” potong Evan, membuatnya merasa terjepit dalam situasi yang tidak diinginkan. Dia tidak mungkin menghindari Evan lagi. Serena menatapnya ragu, lalu berdiri dan mengikuti Evan ke ruangan Evan. Suasana di sekitar mereka terasa semakin mencekam, seolah dinding-dinding ruangan menyaksikan mereka.Evan menyilangkan tangan di dada. “Aku hanya ingin mendengar semuanya dari kamu, karena aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang Kakakku katakan.”Serena mengatur nafasnya, berusaha meredakan kecemasan yang mengganggu. “Aku dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 60

Siang itu, Serena dan ketiga rekannya, Melody, Sofia, dan Luna sedang asyik menikmati makan siang di kantin yang ramai. Tawa canda mereka pecah mengiringi lezatnya makanan di depan mata. Tiba-tiba, suasana menjadi sedikit tegang saat Melody melihat Evan berjalan memasuki kantin. Langkah Evan yang biasanya berhenti untuk menyapa Serena kali ini hanya berlalu begitu saja, melewati meja mereka tanpa sepatah kata pun.Ketiga teman Serena itu seakan serentak menoleh ke arah Serena, mencari sebuah penjelasan. Raut wajah mereka bercampur antara keheranan dan kekhawatiran. Serena, yang menyadari perubahan suasana, hanya mengangkat kedua bahunya dengan ekspresi acuh. Bibirnya mengatup, matanya menatap lembut ke arah piringnya, seolah ingin menghindari mata penasaran teman-temannya.Melody, tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya, membuka pembicaraan dengan nada rendah, "Kok tumben Pak Evan tidak menyapamu?” Sofia dan Luna juga mendekatkan kepala mereka, menunggu jawaban dari Serena.Seren
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status