Semua Bab Ranjang Suamiku Yang Membeku: Bab 41 - Bab 50

65 Bab

41. Senekad itu?

"Sory, mamas tampanku sudah menjemput!" jawab Via sambil berlari menjauhi Dimas. Meninggalkan kekehan Dimas yang masih banyak pekerjaan harus dia urus karena ketidakhadiran Bosnya, "Bapak, Bapak! Semoga berhasil ya!" gumam Dimas prihatin dengan Lingga. Dimas mengetahui perjalanan cinta Tuannya itu sejak awal sebelum menikah sampai saat ini, tentu dia ikut berharap. Bia kemudian merapikan rambutnya sekejap di lift, setelah itu dia keluar menemui Byakta yang sudah menunggu di loby depan. "Mas!" "Masuk, Sayang!" jawab Byakta sambil membuka pintu mobilnya dari dalam. Bia kemudian masuk dan duduk, "Bagaimana, hari ini?" tanya Byakta. "Lancar, Mas! Hari ini tenang sekali kantor tidak ada, Bapaknya!" jawab Bia sambil bercanda. Membuat Byakta ikut terkekeh, "Memangnya bapakmu itu kemana?" timpal Byakta sambil mulai melajukan mobilnya. "Di Pasuruan, mungkin akan cukup lama di sana, Mas!" "Proyek baru dengan Horison itu?" "Hmm!" jawab Bia. Bia belum pernah bercerita jika Lingga suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

42. Tidak Pantas.

"LANTAS?" pekik Bia kesal, "APA AKU HARUS MEMPERKOSAMU, AGAR HAMIL DAN KAMU BARU AKAN MENIKAHIKU? HARUSKAH AKU SENEKAD ITU, MAS?" Deg! Byakta sontak menepikkan mobilnya, kemudian meraih Bia ke dalam dekapannya, "Sabar! Sebentar lagi! Tidak seperti itu, jangan hancurkan keberkahan rumah tangga dengan kenekadan itu, Sayang!" lirih Byakta. Sontak membuat Bia tak bisa menahan tangisannya! Sikap Byakta yang seperti ini selalu membuat Bia luluh. Byakta tak pernah membalas teriakannya dengan teriakan, tapi pelukan hangat yang menenangkan! Maka dari itu, dua tahun Bia bertahan dalam hubungan yang tidak tau akan berlabuh di mana. Pelaminankah? Atau justru kandas yang menyisakan lubang di hatinya? "Kenapa, Mas? Apa Bia kurang cantik? Apa Bia kurang baik? Apa Bia tidak cukup setara dengan, Mas Byakta?""Sssttt!" desis Byakta melerai pelukannya dan meletakkan jari telunjuknya di ujung bibir Bia, "Kamu sempurna! Aku yang banyak kurangnya, Sayang!" "Menurutku, tidak!" Byakta hanya memand
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

43. Apa Aku tega

"Bukan, Nak! Byakta takut jika menikah nanti Ibu akan kesepian! Ibu sudah tekankan jika Ibu tidak kesepian! Byakta takut, dilema antara Ibu dan kamu! Padahal Ibu sudah bilang, kalian tidak harus tinggal di sini, nanti jika kalian berdua tetap bekerja, Anak-anak kalian bisa menemani Ibu! Tapi, dia tetap berat, mungkin karena dia merasa Ibu tanggung jawabnya!" lirihnya sedih, "Dia tidak ingin melukai Ibu, ataupun istrinya!" "Bu!" "Ibu sedih, Ibu mau dia memiliki kebahgiaannya!"Deg! Bia kini tau alasan Byakta masih terus menggantungkan hubungan mereka! "Padahal, Bia tidak masalah jika tinggal di sini! Bia jadi punya Ibu!" lirihnya. "Benarkah, Nak?"Bia mengangguk, "Tinggal di apartemen sendiri itu tidak enak, Bu! Seperti orang hilang!" candanya mencairkan suasana lagi. Bu Btari kemudian terkekeh mendengarnya. "Bahas apa sih, bahagia banget!" sindir Byakta yang sejak tadi di anggurin. "Bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

44. Bolehkah, Mah?

Naya bimbang! Jika kembali pada Lingga, dirinya yang akan menderita dan tidak bahagia, apa Nendra akan bahagia? Pasti tidak! Bukankah, ikatan antara ibu dan anak sudah terjalin luar biasa? Sama saja, Nendra akan merasakan neraka, kan? 'Andai saja, Mas! Lubang di hatiku tidak sedalam ini! Teramat sakit saat mengingat pernikahan kita, Mas!' batinnya. Cukup lama, Naya akhirnya kembali menetralkan dirinya dan memilih bergabung. "Nendra sudah melupakan, Mama, ya? Kenapa tidak mengajak Mama menikmati sunset!" candanya merengut. "Mama kan kerja! Sini, Mah, duduk sebelah Nendra!" pintanya. Dan Naya kemudian duduk, Nendra tak lupa meraih tangan Mamanya, mencium punggung tangan Mamanya, pipi, hidung, mata, dan terakhir dahi mamanya, "Mamaku terbaik sepanjang masa!" bisiknya kemudian. Ya, rutinitas setiap Naya pulang kerja! Hal itu juga yang selalu membuat Naya takjub, bahkan merasa tak membutuhkan laki-l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

45. Apapun

Nendra sontak menoleh pada Naya, "Mama, bolehkah?" "Gak bisa, sayang! Mama sama Papa udah gak bisa tinggal bersama!" lirih Naya menangkup wajah Nendra, mencoba memberikan pengertian, "Seperti neraka! Nendra tidak suka hidup seperti itu, bukan?""Neraka tidak enak, banyak tangisan! Dada Nendra akan sesak!" Naya mengangguk, "Ya seperti itu! Mama janji, kita akan jalan bersama di akhir pekan, senin sampai jumat sama mama! Kalau ingin diantar sekolah sama Mama dan Papa boleh, nanti atur jadwal sama Papa! Ya?" tanya Naya. Sontak Nendra kembali menghadap ke depan dengan murung tanpa menjawab. Gurat kecewa tercetak jelas di wajahnya. "Apa tidak bisa, Nay? Demi Nendra!" lirih Lingga dengan ekspresi memohon. Lingga benar-benar tidak tega melihat Nendra! Hatinya sesak melihat kesedihan itu! Rasa bersalahnya semakin menjadi-jadi. Naya hanya diam! Ketiganya, akhirnya terdiam dengan pikiran Masing-masin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

46. Menyetujui.

"Setelah dua bulan, maka ceraikan aku, Mas!" lirihnya tegas. JEDAR! Bagai tersabar petir di siang bolong, Lingga mematung menatap istrinya dengan tatapan nanar. Tak ada keraguan sama sekali di mata tajamnya saat meminta cerai! 'Kemana mata teduh yang dulu selalu kau tujukan padaku, Nay! Aku yang menghilangkannya? Apa ini sungguh hukumanmu, padaku? Apa kamu benar-benar tak lagi mencintaiku, sampai sangat ngotot berpisah?' batin Lingga sesak. Di cahaya remang kamar rawat inap VIP, hatinya hancur dan patah mendengar permintaan istrinya! Cerai? Kata yang selalu membuat Lingga dulu marah besar. Namun kali ini, Lingga benar-benar tidak bisa marah dengan Naya. Hanya rasa bersalah dan cinta yang ada di hatinya, bahkan saat istrinya terlihat begitu dekat dengan laki-laki lain, dia tak sanggup marah. Membayangkan kesulitan Naya selama ini, hamil dan melahi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

47. Terpaksa

"Pulang?" tanya Naya karena seingatnya, Lingga akan menemani Nendra sampai pulang dari rumah sakit. "Papa gak enak badan, Mah! Mukanya kayak bengkak, matanya bengkak, bibirnya bengkak! Papa tadi kayak hulk, Ma!" lirih Nendra. Deg! 'Apa jangan-jangan!' "Besok Papa kesini buat jemput pulang, Nendra sudah boleh pulang besok, kata Papa!" "Oh!" jawab Naya yang masih fokus kepikiran Lingga. Mengingat keadaan semalam saat mereka berbincang, Lingga tampak sedih dan terguncang. "Jam berapa, Papa pulang?" "Dua jam lalu, Mah!" jawab Nendra. Bersamaan dengan jawaban Nendra, ponselnya berbunyi ada panggilan masuk dari nomer yang tidak Naya save. 'Apa ini nomer, Mas Lingga?' batinnya sambil menerima panggilan itu, "Pagi, Mbak Naya, ini Bia! Mohon maaf mengganggu, Mba, apa sekarang Mbak Naya bersama dengan Bapak Lingga? Nomer ponselnya tidak aktif saya hubu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

48. Pertimbangkan lagi

Tertidur pulas! Melupakan semua masalah kantor sejenak! Isi kepalanya sedang sangat berisik dan ingin beristirahat. Namun, tak lama Bia datang karena khawatir setelah menelpon Naya, rapat akhirnya diundur. Lingga mengerjap saat seseorang menyentuhnya, "Ap—" ucapannya terpotong saat mendapati dokter tengah memeriksanya. "Siapa yang memangil, dokter?" tanyanya. "Bu Bia, Pak!" "Dimana, Dia?" Cklek! "Mengambilkan bubur untuk Anda, Pak!" Bersamaan dengan itu Bia masuk dengan membawa semangkok bubur di tangannya, "Ngapain ke sini? Siapa yang menyuruhmu?" ketus Lingga. "Rapatnya mundur, Bapak! Jadi saya khawatir dengan Bapak!" jawabnya pelan. "Aku hanya ingin tidur!" "Tapi akhir-akhir ini jantung Bapak tidak baik-baik saja! Aku khawatir Bapak serangan jantung lagi! Bapaknya sih, kenapa juga tidak memberi kabar!" Huh! Lingga hanya bisa menarik nafas pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

49. Menang Banyak

Pagi ini, Lingga sudah bersiap dengan satu koper penuh di bagasinya untuk menjemput putranya. Lingga sudah berjanji akan datang saat dia keluar dari rumah sakit, setelah itu akan tinggal bersama mereka dua bulan sesuai perjanjian. Senyum tidak pernah lepas dari sudut bibirnya! Apalagi saat memasuki kawasan rumah sakit. Jantungnya berdetak kencang seperti biasanya, tak sabar bertemu dua harta berharganya yang baru ketemu setelah delapan tahun hilang. Cklek! "Warr! Papa Batman belikan Superman untuk si ganteng!" seru Lingga sambil bersembunyi di balik mainan Superman yang besar. "Wahhh! Papa datang! Papa ... Papa!" seru Nendra tidak sabar. Membawa senyuman manis itu sampai ke bibir Naya, putranya yang sejak semalam menunggu Papanya itu akhirnya tersenyum bahagia. Lingga kemudian mendekat Nendra dan memeluk erat putranya, "Apa Nendra sudah lebih baik?" tanya Lingga. "Iya, Pah! Nendra sudah sehat d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

50. Memulai 2 bulan

Lingga membuka pintu sambil tersenyum lebar kemudian membuka gerbang rumahnya. Sedang Naya hanya bisa menggeleng, dia tau suaminya jelas sengaja melakukan itu. Suaminya tengah berusaha menggodanya, 'Semakin kamu mendekat, semakin tinggi bentengku, Mas! Kita tidak akan bisa bersama, kita hanya saling menyakiti!' batinnya meyakinkan pikirannya sendiri. Naya masih sangat memegang teguh keyakinanya, jika mereka hanya akan terus menyakiti! Lingga kemudian memarkirkan mobil, dan Naya turun sambil meraih kunci di dasbor mobil Linggar begitu saja. Lingga melihat Naya mulai membuka pintu rumah dengan santai, membuat bibirnya tersenyum lebar, 'Iya, disinilah kamu seharusnya pulang! Dirumah suamimu, Nay! Di rumah kita!' batinnya senang. Setidaknya Naya tidak canggung dan biasa saja pulang di rumahnya, rumah tempat mereka akan menempuh keluarga yang bahagia setidaknya dua bulan dan jika Lingga beruntung semoga bisa berhasil membawa Naya dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status