Share

49. Menang Banyak

Author: Roro Halus
last update Last Updated: 2025-02-24 10:02:16

Pagi ini, Lingga sudah bersiap dengan satu koper penuh di bagasinya untuk menjemput putranya.

Lingga sudah berjanji akan datang saat dia keluar dari rumah sakit, setelah itu akan tinggal bersama mereka dua bulan sesuai perjanjian.

Senyum tidak pernah lepas dari sudut bibirnya!

Apalagi saat memasuki kawasan rumah sakit.

Jantungnya berdetak kencang seperti biasanya, tak sabar bertemu dua harta berharganya yang baru ketemu setelah delapan tahun hilang.

Cklek!

"Warr! Papa Batman belikan Superman untuk si ganteng!" seru Lingga sambil bersembunyi di balik mainan Superman yang besar.

"Wahhh! Papa datang! Papa ... Papa!" seru Nendra tidak sabar.

Membawa senyuman manis itu sampai ke bibir Naya, putranya yang sejak semalam menunggu Papanya itu akhirnya tersenyum bahagia.

Lingga kemudian mendekat Nendra dan memeluk erat putranya, "Apa Nendra sudah lebih baik?" tanya Lingga.

"Iya, Pah! Nendra sudah sehat d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   50. Memulai 2 bulan

    Lingga membuka pintu sambil tersenyum lebar kemudian membuka gerbang rumahnya. Sedang Naya hanya bisa menggeleng, dia tau suaminya jelas sengaja melakukan itu. Suaminya tengah berusaha menggodanya, 'Semakin kamu mendekat, semakin tinggi bentengku, Mas! Kita tidak akan bisa bersama, kita hanya saling menyakiti!' batinnya meyakinkan pikirannya sendiri. Naya masih sangat memegang teguh keyakinanya, jika mereka hanya akan terus menyakiti! Lingga kemudian memarkirkan mobil, dan Naya turun sambil meraih kunci di dasbor mobil Linggar begitu saja. Lingga melihat Naya mulai membuka pintu rumah dengan santai, membuat bibirnya tersenyum lebar, 'Iya, disinilah kamu seharusnya pulang! Dirumah suamimu, Nay! Di rumah kita!' batinnya senang. Setidaknya Naya tidak canggung dan biasa saja pulang di rumahnya, rumah tempat mereka akan menempuh keluarga yang bahagia setidaknya dua bulan dan jika Lingga beruntung semoga bisa berhasil membawa Naya dan

    Last Updated : 2025-02-24
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   51. Mendiang Ibuku

    'Pantas saja, Nendra menjadi anak yang pengertian, baik, dan romantis! Menerima semua keadaan bahkan saat kamu menolak keinginannya kemarin!' batin Lingga."Benar, Pah!" lirihnya. Mendengar suara itu, Lingga kemudian mendekati Naya dan mencium pelipisnya, "Terima kasih sudah membesarkan dan mendidik anak kita menjadi anak yang hebat!" ucapnya kemudian mendekati Nendra, "Anak Papa, Terima kasih menjadi anak yang penurut pada Mama! Sebagai hadiahnya nanti kita makan malam di luar ya? Kita dinner!" ucap Lingga "Yeee! Beneran, Pah? Kita dinner dinner kayak cerita temen-temen, Nendra?" tanyanya. "Bagaimana memang cerita temen-temen, Nendra?" tanya Lingga akhirnya. "Makanan mewah, banyak sekali di meja dengan kedua orang tuanya, baju bagus dan ditempat tinggi! Mereka bilang mereka di hotel!" jawab Nendra. Deg! Ucapan itu membuat Lingga dan Naya berdebar bersamaan. "Lalu?" tanya Lingga. "Mereka bilang

    Last Updated : 2025-02-24
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   52. Tidak ya Tidak

    Deg! Ucapan Lingga membuat Naya kembali ke masa itu! Bohong, jika Naya tidak sakit hati atas perlakuan Lingga. Namun, Naya juga cukup terkejut karena Lingga masih mengingat itu, biasanya laki-laki akan cenderung melupakan kan. "Tidak masalah, Aku juga sudah melupakan!" jawabnya datar. "Maafkan aku!" "Naiklah, Hanya di depan Nendra ya Mas! Jangan ulangi memelukku seperti ini!" tegas Naya. "Aku tidak bilang hanya didepan Nendra! Aku bilang seperti suami istri pada umumnya selama dua bulan, Sayang!" bisiknya. "Stop, Mas! Kamu berjanji tidak melewati batasanku!" ketusnya. Lingga kemudian melepaskan pelukannya, "Aku ke atas kalau gitu!" "Hmmm!" Siang itu, akhirnya Lingga ke kamar atas dan menemani Nendra tidur sambil memesan banyak keperluan untuk dinner. Dan Naya, memilih untuk membuka beberapa pekerjaan, cutinya masih satu hari lagi, namun Naya bingung mau melakukan apa.

    Last Updated : 2025-02-25
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   53. Tanpa Ayah

    Bentakan Naya membuat Nendra terdiam dan Lingga terkejut, "Kamu kenapa, Nay?" tanya Lingga, "Kenapa harus membentak Nendra?" lirihnya. Naya hanya diam tanpa menjawab pertanyaan, Lingga. Sedangkan Nendra sendiri menjadi murung dan hampir menangis. Lingga melirik sejenak Naya yang sedang menetralkan hatinya, kemudian menepikan mobilnya sejenak. Lingga raih tangan sang istri kemudian memeluknya, "Udah Okey?" tanya Lingga lirih, "Maafkan aku, aku tau kau trauma dengan hotel, kan? Tapi jangan lampiaskan pada putra kita! Marahlah denganku saja, Nay!" bisiknya lirih.Lingga usap punggung Naya dengan lembut. Naya tetap tak menjawab apapun, hanya debaran dada yang bisa Lingga rasakan setelah itu. Sesaat, Naya melerai pelukan hangat itu dan menoleh pada Nendra, "Maafkan, Mama, ya?" lirihnya. Putranya yang menunduk kini menunjukkan wajahnya dan mengangguk, "Nendra gak apa-apa kalau tidak tidur di hotel kok, Ma!" Uca

    Last Updated : 2025-02-25
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   54. Obat Penenang

    Lingga sontak membalik keadaan, kemudian menangkup wajah Naya, "Aku tau, kau menderita selama ini, maafkan aku! Aku tak tau, berapa ribu air matamu yang sudah jatuh!" Menatap luasnya netra hitam Naya yang begitu menenggelamkan, "Yang aku tau, sangat berat harus hidup sendiri dengan Nendra! Dan aku pun tau bagaimana perasan Nendra!" "Kamu tidak tau!" jawab Naya datar. "Aku Nendra kecil itu! Aku, Nay!" lirihnya parau, "Kau dengar ucapannya tadi, itu persis yang aku pikirkan saat aku kecil, aku ingin bekerja giat agar ibuku tidak lagi bekerja! Tidak lagi berkorban!" lirihnya. "Aku tidak sedang berkorban!" kekeh Naya.Lingga mengusap rambut Naya yang tergerai panjang itu sambil tersenyum, "Tapi aku yakin, Nendra tidak akan merasakan itu, karena aku ada di sini walau kita tidak bersama! Aku akan menghormati semua keputusanmu sesuai janjiku, kebahagiaanmu nomer satu!" Setelah itu, Lingga membawa Naya dalam pelukannya, mendengar de

    Last Updated : 2025-02-25
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   55. Apa ini hukuman?

    "Xanax? Untuk apa obat penenang ini, Mas?" gumamnya terkejut. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dengan tangan yang mulai gemetar, 'Mas Lingga mengonsumsi obat penenang selama ini? Kenapa?'Naya dengan cepat memasukkan kembali obat itu, dia mulai khawatir dan penasaran sejak kapan suaminya mengonsumsi obat tidur ini. Yah, Naya cukup tau jika xanax mengandung bahan aktif alprazolam untuk antidepresan atau penenang ini biasa juga digunakan untuk obat tidur. "Apa jangan-jangan?" Naya sontak meletakkan kembali celana itu dan keluar dari kamarnya, pergi ke taman yang bergabung dengan kolam renang di samping restaurant hotel. "Hallo, Bia? Bisa bicara?" tanya Naya setelah panggilannya terhubung. "Iya, Mbak. Ada apa?" tanyanya. "Begini, Aku melihat Mas Lingga minum obat diam-diam sebelum tidur, obat apa ya?" tanya Naya. Bia diam cukup lama, karena tak tau harus menjawab apa. "Bia?"

    Last Updated : 2025-02-26
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   56. Tuan Pencemburu

    Sakit tersendiri dalam hatinya saat mendapati kenyataan bahwa Lingga pun menderita sama sepertinya. Naya seakan tertampar oleh kenyataan itu! Namun, apa yang bisa dia lakukan? Apa dengan bersama luka mereka akan sembuh? Atau mungkin akan semakin sakit karena bersama dengan orang yang sama. "Naya!" Mendengar suara itu, Naya kemudian berbalik dan mendapati Brian sedang berdiri di belakangnya, "Kamu, disini?" "Iya, ada pertemuan dengan kolega bisnisku! Aku tadi tidak yakin itu, kamu! Ternyata mataku tidak salah! Kenapa kamu di sini?" "Bersama Nendra dan Papanya!" jawab Naya singkat. "Kalian menginap?" tanya Brian dengan ekspresi yang kurang enak di lihat. "Hmmm!" "Astaga Naya, aku yakin kamu masih mencintai dia! Baru satu hari dan kalian menginap di hotel! Nendra hanya alasanmu saja, kan?" tuduh Brian cemburu, "Oh aku lupa, kalian masih sah suami istri, bukan? Atau jangan-jangan kalian—"

    Last Updated : 2025-02-26
  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   57. Tanyakan pada Mamamu

    Dan keterdiaman itu, tidak berakhir bahkan saat sarapan di sebuah resto dan pada saat sampai di rumah. Lingga tetap mendiamkan Naya. Entah kenapa, Naya juga merasa salah tingkah didiamkan begitu, Padahal biasanya dia akan masa bodoh! Justru dia yang sering mendiamkan Lingga. "Mama bawakan cemilan untuk Nendra dan Papa!" ucapnya membawakan semangkuk besar pie apel kesukaan Nendra saat Lingga dan Nendra tengah menonton kartun. "Wah, Mama buat Pie! Papa, Pie buatan Mama paling enak sedunia! Papa harus cobain, ayo!" ajak Nendra sambil mengambil sendoknya dan sendok Papanya. Naya pun mengambil sendoknya, hal itu membuat Lingga sedikit menghangat. Pie apel membasuh kekecewaan! Satu mangkuk bertiga membuat Lingga merasa hangat, seperti keluarga yang indah. "Aku mau ini, ini dan ini!" ucap Nendra menunjuk pada buah kiwi, strawberry dan terakhir menyendok satu besar ke

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   65. Menghangatkan

    Byakta seakan tertampar dengan ucapan adiknya itu kemudian mengangguk dan melirik Lingga, "Mas tidak akan melakukan hal pengecut seperti itu, Dek! Tenanglah!" jawab Byakta. Dan Lingga yang tersindir telak itu hanya bisa diam, nyatanya dia juga merasa pengecut dengan ulahnya itu. Naya tau maksud Byakta, namun tak ingin memanjangkan masalahnya, Naya kemudian turun dari pelaminan bersama Lingga. Sedang Nendra, masih duduk di pangkuan Bu Btari, karena neneknya masih mengurungnya, Nendra pun juga masih betah dengan neneknya. Ikatan batin itu dengan mudah terjalin, sama seperti saat pertama dekat dengan Lingga. Sedang Naya dan Lingga duduk di bawah pelaminan, di meja bundar yang sudah di sediakan, Lingga memberikan tisu baru pada Naya untuk mengusap sisa air matanya."Makasih, Mas!""Kamu, bahagia?" tanya Lingga dengan senyumannya. Naya mengangguk, "Akhirnya aku bisa bertemu dengan Ibu dan Masku! Aku tidak pernah membayangkan pertemuan yang seperti ini!""Padahal kamu bisa datang seja

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   64. Berbahagialah

    Mereka kemudian berangkat menuju hotel tempat resepsi itu berlangsung, kebetulan mereka sudah melakukan ijab kabul pagi tadi. Dan siang sampai malam ini, adalah resepsi pernikahannya! Suasana tampak ramai. Terdengar pula suara pemandu acara dari luar Ballroom, Lingga sudah mempersiapkan dengan pembawa acaranya. "Dan, acara selanjutnya ada sebuah persembahan istimewa kepada pengantin kita!" seru pembawa acara dan dilanjut sorakan. "Langsung, saja! Silahkan!" pekiknya. Ting! Suara alunan musik mulai berdenting, sebuah lagu yang akan Naya dan Lingga berduet, untuk pasangan suami istri itu. `Tiba saatnya kita saling bicaraTentang perasaan yang kian menyiksaTentang rindu yang menggebuTentang cinta yang tak terungkap`Lingga memulai lagunya dengan sangat indah, bersamaan dengan pintu Ballroom terbuka. Deg! `Sudah terlalu lama kita berdiamTenggelam dalam gelisah yang tak teredamMemenuhi mimpi-mimpiMalam kita`Naya melanjutkan dengan suara merdunya, bersamaan dengan air mata s

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   63. Mencintai duluan

    Lingga berhenti di Horison, setelahnya langsung pergi saat Naya sudah turun tanpa banyak kata. "Hiss! Dasar Tuan pemarah!" keluhnya masuk dan hari ini Naya akan serah terima tugasnya pada orang yang akan menggantikan seperti biasa, karena dia akan cuti senin dan selasa. "Naya, kamu jadi cuti sampai selasa?" tanya Pak Kelvin saat Naya akan pulang tengah hari. "Jadi, Pak! Kakak saya menikah di Malang!" "Kamu sudah memutuskan untuk pulang dengan suamimu?" tanya Pak Kelvin. "Iya, Pak!""Semoga terus langgeng! Oh iya, jangan lupa hari rabu kamu ikut saya ke Gresik, ada pertemuan dengan PT. SGD!" "Baik, Pak!""Okey, selamat berkumpul dengan keluargamu!"Setelahnya Naya pamit dan turun ke bawah, karena pasti Lingga sudah menjemputnya. Lingga benar-benar masih marah, terlihat dari dirinya yang tidak menghubungi Naya padahal sudah sampai di depan perusahaan.Naya masuk begitu saja tanpa bicara! Dan Lingga langsung tancap gass ke sekolah Nendra, masih dengan diam seribu bahasa dan tak m

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   62 Didiamkan.

    "PERSETAN DENGAN CITRA! BIAR MEREKA SEMUA TAU, JIKA MEREKA AKAN HANCUR JIKA BERANI MENGUSIK, MILIKKU!" Lingga sangat emosional hingga berteriak pada Naya, sesaat setelah itu dia langsung keluar dari rumah. Lingga hanya mementingkan anak dan istrinya, namun istrinya justru mementingkan citra. Tidak masalah! Walaupun Lingga terkenal bengis dan jahat sekalipun setelah ini, tak peduli. Dalam dunia bisnis, mereka butuh uang dan kemampuan Lingga, bukan? Justru lebih baik jika dia dikenal seperti itu, tak akan ada yang berani menganggu keluarganya. Lingga duduk di balik kemudian sambil menetralkan emosinya. Sedangkan Naya yang ditinggalkan melanjutkan cuci piringnya dengan senyuman tipis.Entah kenapa dia senang mendengar perkataan Lingga, [Milikku] seolah membuat Naya kembali ke jaman dulu. Disaat Lingga dengan semua kearogannya mengklaim dirinya adalah milik Lingga! Perasaan dimiliki dan diatur sebenarnya Naya menyukai itu sebagai wanita didikan ibunya yang Jawa tulen. Sesekali

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   61. Mengusik milikku

    'Apa ini, modus pencurian!' batin Lingga kemudian menaikkan kembali saklar. Brak! Bersamaan dengan lampu menyala, dua orang laki-laki dengan setelan Baju hitam, menggunakan penutup kepala menendang pintu dan pergi begitu saja ditelan gemuruh petir dan derasnya hujan. Tak menunggu lama, Lingga lari menuju ke dalam mencari anak dan istrinya, "Naya! Nendra!" pekiknya panik. Lingga terus berlari menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Keadaan berantakan, "Naya!" pekiknya, "Kamu dimana?" Panik bukan kepalang, saat tidak mendapati Naya di dalam kamar. Jelas tadi dia mendengar teriakan Naya. Lingga kemudian membuka pintu kamar mandi, dan benar saja di ujung sana Naya tengah memeluk Nendra dengan gemetaran. "Nay!" "Mas!" Lingga berlari meraih Naya dan Nendra yang tengah ketakutan ke dalam pelukannya, "Tenang! Kalian aman! Tenang!" lembutnya sambil mengusap punggung Naya yang bergetar

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   60. Pencurian

    Naya masih merasa sedikit bersalah jika melihat Lingga meminum obat itu, karena secara tidak langsung, dirinyalah penyebabnya. Dan seperti biasa keduanya akan tertidur dengan pikiran mereka masing-masing. "Eghhh!" lenguh Lingga yang pertama kali bangun pagi ini, "Oh, Astaga! Pantas saya dia selalu marah setiap pagi!" keluh Lingga sambil menarik tangannya yang terparkir di salah satu aset Naya. Lingga memukuk tangannya sendiri! Setelahnya, Lingga akan mencium Naya dan Nendra seperti biasa kemudian berdiri. Meraih ponselnya, "Hallo, dok!" —"Oh iya, saya sempatkan nanti sore ke sana!" —"Saya sudah mulai bangun pagi enak dan sendiri, Dok!" —"Sudah berkurang, Dok!" —"Oke!"Naya mendengar panggilan itu karena pura-pura masih tidur itu, kemudian membuka matanya. "Mau kemana, Mas?" tanya Naya. L

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   59. weekend pertama

    Setelahnya Lingga melepas putranya dan menatapnya dalam, "Yuk, Mama udah nungguin!" Nendra mengangguk dan menurut.Mengeringkan tubuhnya, dan berpakaian yang sudah Naya siapkan di kasur itu untuk Lingga dan Nendra seperti biasaSatu hal yang selalu Lingga syukuri, istrinya itu benar-benar mengurusnya juga dengan baik. Seperti suami istri pada umumnya. "Mama!" pekik Nendra setelah berganti pakaian berlari menuju dapur, "Nendra sudah tampan! Sudah wangi!"Naya tersenyum dan merengkuh putranya, "Sini, Sayang! Hmmmm, harumnya!""Siap ke bromo hari ini!""Baiklah, kita sarapan dulu sebelum ke bromo!" ajak Naya sambil menggeser kursinyanya untuk makan. Sesat Lingga menyusul dan duduk du sebelah Naya, berhadapan dengan Nendra. "Waw, Terima kasih, Ma, untuk makanannya!" ucap Lingga sambil mengecup pelipis Naya. "Terima kasih, Ma, makanannya!" ucap Nendra mengikuti. "Iya!"

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   58. Terselip harap

    Tanpa Lingga sadari, Naya ada di ambang pintu dan mendengarkan ucapannya. Cukup terharu, karena selama ini Lingga benar-benar selalu mempertimbangkan hatinya. "Boleh, Nak!" Sahutnya kemudian mendekat, "Tapi tidak hari ini ya? Dua minggu lagi, kita datang di pernikahan Pak dhemu!" "Pak Dhe?" "Iya, Kakaknya Mama Dua minggu lagi menikah! Kamu mau kan, datang? sekalian Nendra kenalan sama Nenek!" "Mau! Mau! Mau!" sorak Nendra, "Nendra punya nenek setelah ini!" Naya tersenyum tipis, "Hari ini, kita ke bromo aja? Bagaimana?" tawar Naya. "Yey! Mau Mama! Nendra pengen banget ke bromo naik mobil jip!" "Ya udah mandi sana!"Mendengar itu, Nendra sangat bersemangat untuk jalan-jalan mereka minggu ini. Menyisakan Lingga yang masih menatap Naya dengan senyumannya, semakin hari rasanya semakin tidak iklhas melepaskan wanita luar biasa di depannya itu. Lingga sudah sangat nyaman di keluarga keci

  • Ranjang Suamiku Yang Membeku   57. Tanyakan pada Mamamu

    Dan keterdiaman itu, tidak berakhir bahkan saat sarapan di sebuah resto dan pada saat sampai di rumah. Lingga tetap mendiamkan Naya. Entah kenapa, Naya juga merasa salah tingkah didiamkan begitu, Padahal biasanya dia akan masa bodoh! Justru dia yang sering mendiamkan Lingga. "Mama bawakan cemilan untuk Nendra dan Papa!" ucapnya membawakan semangkuk besar pie apel kesukaan Nendra saat Lingga dan Nendra tengah menonton kartun. "Wah, Mama buat Pie! Papa, Pie buatan Mama paling enak sedunia! Papa harus cobain, ayo!" ajak Nendra sambil mengambil sendoknya dan sendok Papanya. Naya pun mengambil sendoknya, hal itu membuat Lingga sedikit menghangat. Pie apel membasuh kekecewaan! Satu mangkuk bertiga membuat Lingga merasa hangat, seperti keluarga yang indah. "Aku mau ini, ini dan ini!" ucap Nendra menunjuk pada buah kiwi, strawberry dan terakhir menyendok satu besar ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status