Semua Bab Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Bab 191 - Bab 195

195 Bab

190.

“Aku lapar. Mas Devran lama sekali!” Nayra mengusap mulutnya dengan tisu.“Ah. Maaf, aku kelamaan karena harus muter-muter tanya dulu penjual yang kau sebuatkan tadi.”Devran mencoba berbesar hari untuk tidak marah. Diletakkan bungkusan makanan itu ke meja biar Nayra bisa mencicipinya nanti.Setidaknya Nayra juga sudah mau makan.“Kamu memesan makanan ini?” Devran memperhatikan kotak makanan yang sudah di tutup Nayra. Itu nama restauran yang tadi mereka datangi.“Kiki yang membelikannya,” ujar Nayra.“Its oke, tidak apa, kok. Yang penting kamu mau makan?” jawab Devran mengulas senyum.Nayra melihat bungkusan-bungkusan yang dibawa Devran. Sayangnya dia sudah kenyang. Jadi sudah tidak bernapsu makan lagi.“Mau makan ini juga?” Devrab bersemangat membuka makanan yang dibelinya.“Mas Devran saja yang makan, aku kan sudah makan?” ujar Nayra.Devran sebenarnya senang, Intonasi suara Nayra saat berbicara dengannya sudah normal lagi. Walaupun raut wajah Nayra yang masih dingin.“Asal kamu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

191.

Legaaa...Tak ada lagi gumpalan yang terasa mengeras di bagian buah dadanya. Rasa nyerinya pun sudah hilang. Hanya saja, melihat wajah Devran yang terlihat begitu sumringah, Nayra sebal sekali. Ingin rasanya dia menonjok muka pria itu.“Kenapa sebal? Aku kan cuma membantumu.” Devran melihat Nayra yang baru keluar dari kamar mandi dan kini sudah kembali memakai bajunya.“Harusnya aku tampung asiku untuk anakku.” Nayra bergumam, sedikit menyesali kehilangan asi pertama yang berharga untuk buah hatinya karena sang pria dewasa ini malah doyan menghisapnya.“Ya kamu kesakitan begitu? Mana tega aku?” Devran tak mau disalahkan.“Modus! Bilang saja mau cari kesempatan.” Nayra sebenarnya hanya tengsin. Dia masih perhitungan dengan penolakan Devran dan sekarang tak mau saja pria itu mengiranya masih begitu menginginkannya.Devran jadi tertantang mendengar Nayra seolah tidak menikmati apa yang barusan dilakukannya. Dia tahu, sejutek apa Nayra kali ini tidak akan bisa menyembunyikan sebuah keny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

192.

Melihat Devran malah mengunci pintu kamar, Nayra menyipitkan matanya. Pasti pria ini ke-ge-er-an sendiri.Karenanya Nayra buru-buru menandasi. “Mas Devran mau pergi, kan? Ponselku ketinggalan di rumah gang cemara, tolong mintakan Kiki mengantarnya, ya?”Nayra langsung melangkah melewati Devran duduk di sofa dan melanjutkan merajutnya. Membiarkan pria itu terbengong melihatnya.“Nay?” panggil Devran dengan raut kecewa.“Ya, Mas?” Nayra menoleh sebentar dan kembali fokus dengan benang rajutnya.“Kau dandan begitu, kupikir berubah pikiran dan mau melanjutkan kemesraan kita?” Devran menghampiri Nayra dan duduk di sampingnya. Mencoba kembali barangkali Nayra kasihan padanya yang sudah lapar batinnya.“Dandan apa?” Nayra melirik Devra heran. Apa yang salah dengan dandanannya?Oh, Nayra ingat. Pria ini selalu mesum kalau Nayra memakai pakaian tipis begini. Ini kan di kamar sendiri. Sah-sah saja Nayra mau pakai apapun. “Hhg!” terdengar napas kasar penuh kekecewaan dari Devran dan dia la
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

193.

Devran sengaja mampir ke rumah cemara untuk mengambil ponsel Nayra. Sekalian saja karena arah apartemennya melewati rumah itu. Nayra memang sedikit teledor kalau perkara ponsel.Ketika kembali melajukan mobilnya, ponsel yang diletakkannya di dasbor mobil itu tiba-tiba berkedip. Devran melihatnya sekilas. Ada Nama yang membuat pegangan tangannya semakin mengerat.“Sialan! Masih punya muka dia menghubungi Nayra!” gumamnya.Tapi sepertinya ini kesempatan bagi Devran untuk memberi pelajaran bagi pria itu. Sekalian mau tahu apakah dia sudah mendengar kabar tentang dirinya yang sudah tahu yang sebenarnya.“Lihat saja apa alasan pria brengsek itu besok?” [Nay, apa kabarnya bayi mungil di perut mamanya? Sudah tidak rewel dan buat mamanya mual muntah, kan?]Pesan dari Ananda terbaca oleh Devran saat memeriksa pesan-pesan pria itu pada Nayra selama ini. membacanya membuat Devran muak sekali. Pria ini sok perhatian sekali pada istrinya.Walau begitu Devran juga jadi tersentil. Disaat dia menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

194.

Saat terbangun Nayra merasa kakinya pegal semua. Tidak tahunya ada kaki besar yang menindih kakinya.“Mas? Maaas?!” Nayra menggoyang tubuh itu.“Hah, apa?” Devran terbangun.“Capek semua ini, Mas. Kakinya disingkirin!” Nayra masih mencoba mendorong tubuh besar Devran.Apa tidak pikir-pikir saat memeluk Nayra? Untung tidak mengenai perutnya.Entahlah. Sejak kapan pria ini sudah balik ke kamar. Nayra juga lelah. Sampai tidak tahu sepanjang malam dipeluk dan ditindih pria ini.“Eh, maaf, Sayang!” Devran baru berjingkat dari memeluk Nayra.“Lain kali jangan peluk lagi, Mas.”“Astaga, Nay. Hanya peluk doang, lho. Enggak mau juga?” Devran protes. Sebegitunya Nayra tidak mau dipeluknya.Padahal maksud Nayra bukan karena tidak mau. Tapi karena ingi menyelamatkan bayinya dari pola tingkah bapaknya.Melihat Devran bangkit begitu saja ke kamar mandi, Nayra jadi merasa bersalah.Dia memang masih sebal dan kesal pada pria itu. tapi sebenarnya juga meridukannya.Mungkin sebentar meletakkan rasa s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status