Semua Bab Well, Hello Again, Mr. CEO!: Bab 11 - Bab 20

31 Bab

Antara Kenyataan dan Kesalahan

Seakan tidak memberi kesempatan bagi Mauryn untuk bernapas sebentar saja, Felix menghampiri Mauryn yang sedang asyik menyantap makan siang di kantin kantor. Kebetulan, wanita itu sedang duduk sendiri.Saat menyadari kedatangan seseorang, Mauryn hanya menatapnya tanpa berkata apa pun sambil terus mengunyah makanan di dalam mulutnya."Nggak enak kalau makan sendiri," ucap Felix, bersiap menyuap makanannya."Saya nggak makan sendirian." Mauryn melirik ke belakang, tepat saat Saskia dan Nadine berjalan membawa nampan makanan menuju ke arah mejanya, menggerutu karena pelayanan makan siang sangat lalai.Felix menyadari kehadiran mereka, sedikir canggung tetapi tetap mempertahankan sikapnya."Bukan kamu, tapi saya," ucapnya pada akhirnya.Dia kenapa, sih? Nggak bisa biarin aku tenang sehari aja, batin Mauryn.Saskia dan Nadine bergabung dengan mereka dengan ekspresi bingung. Bagaimana mungkin Mauryn sudah akrab dengan CEO baru mereka? Dan yang elbih aneh, untuk apa seorang CEO mekilih makan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bos Menyebalkan

Mauryn memandangnya dengan tatapan waspada. "Maksud Bapak apa?"Felix menyeringai kecil. "Kamu bilang, dulu, waktu kita masih kuliah ... kamu pernah suka sama saya."Mendengar itu, jantung Mauryn langsung berhenti satu detik."Saya—apa?""Ya," kata Felix santai. "Saya nggak tau apa kamu masih ingat. Tapi kamu mengatakan itu dengan cukup jelas malam itu."Mauryn terdiam. "Itu ... saya pasti lagi mengigau."Jujur, dia tidak ingat pernah mengatakan hal semacam itu.Felix tetawa pelan. "Mungkin." Lalu, dia mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, suaranya merendah. "Atau mungkin nggak."Mauryn berusaha keras mengingat apa benar dia mengatakan itu dengan gelisah. Apa benar dia memang mengatakannya? Jika iya, semuanya telah kacau.Namun, di tengah situasi yang menegangkan bagi Mauryn itu, seseorang datang membuyarkannya."Pak Felix!"Mauryn dan Felix langsung menoleh ke sumber suara. Seorang staf dengan pakaian ketat yang memperlihatkan tubuh seksinya, kancing bajunya sengaja dibuka sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Wanita dengan Kepribadian Ganda

Saat menunggu jadwal film mereka diputar, Mauryn dan Felix duduk di kafetaria yang ada di bioskop itu sembari menikmati popcorn dan kopi. Awalnya semua berjalan biasa saja. Obrolan ringan tentang pekerjaan, dilm, dan hal-hal sepele lainnya mengisi waktu mereka. Tapi, seperti takdir bermain-main, mata Mauryn tiba-tiba menangkap sosok yang tak asing baginya. Evan. Bersama Freya. Seakan waktu melambat, mata mereka betemu sesaat. Alih-alih merasa bersalah atau canggung, Evan justru bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Seakan-akan, dia tak pernah menyakuti Mauryn. Seolah-olah, mereka tidak memiliki sejarah panjang yang berakhir dengan pengkhianatan. Mauryn langsung merasa mual. Dia sudah cukup menjatuhkan air mata tadi siang. Tapi malam ini? Tidak lagi. Biar bagaimanapun, dia masih memiliki yang namanya harga diri. Jika Evan bisa hidup bahagia setelah mencampakkannya, maka dia juga bisa. Dia menegakkan punggungnya, mengambil napas panjang, lalu tersenyum kecil sebelum menoleh ke Felix.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Menghibur dan Dihibur

Mauryn terdiam selama beberapa saat. Dia tidak tahu harus berkata apa. Namun, dia rasa juga harus bercerita agar bisa sedikit menghilangkan beban pikirannya.Wanita itu tersenyum pahit lalu menatap nanar ke depan."Dia potong rambut, dan saya baru melihat kemeja itu. Itu artinya dia pergi ke salon untuk memotong rambutnya dengan model yang lagi trend belakangan ini. Lalu dia juga mencoba kemeja itu di depan cermin ... selagi saya seperti ini." Mauryn menarik napas berat. "Saya akui saya kalah. Saya cuma seorang pecundang. Ini menggelikan, kan?""Nggak ada menang atau kalah dalam hubungan," ucap Felix."Kenapa nggak? Bahkan kenangan pun cuma untuk pemenang. Saat dia memikirkan saya, dia berpikir bahwa saya adalah perempuan yang pernah dia cintai. Cuma itu. Tapi saya justru akan sangat kacau, dan Bapak juga udah liat, kan?"Felix menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, sedikit tidak setuju dengan opini Mauryn. "Kalo memang kamu kalah, terus kenapa? Harusnya kamu berpikir biarpun kamu ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Ajakan Berpacaran

Setelah malam yang panjang, suasana pagi di kantor Lumora Tech masih terasa berat. Kurang tidur dan tekanan tinggi mulai mempengaruhi anggota tim. Mauryn menyesap kopi dinginnya—entah sudah berapa cangkir yang dia minum sejak semalam—sambil menatap jadwal kerja yang semakin padat di layar laptopnya. Email-email berisi eskalasi terus berdatangan, dan tekanan dari pelanggan semakin meningkat.Nadine datang dengan ekspresi lelah, matanya sedikit bengkak. "Saya barusan dapat email dari CloudWave," katanya pelan. "Mereka mempertimbangkan opsi lain kalau kita nggak bisa kasih kepastian minggu ini."Jantung Mauryn berdegup lebih cepat. "Kita bahkan belum mulai uji coba sistemnya! Kalau mereka cabut, dampaknya akan gila-gilaan."Di sudut ruangan, Daffa dan tim teknis sudah mulai mengeluh. Beberapa dari mereka terpaksa mengorbankan akhir pekan demi mengejar timeline yang tidak realistis."Ini nggak bisa diteruskan seperti ini, Bu Mauryn," kata Daffa dengan nada serius. "Tim kita udah mulai kel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Rela Menjatuhkan Harga Diri

Suasana rapat kali ini terasa lebih panas dari rapat sebelumnya yang dilaksanakan tiga jam yang lalu, meskipun pendingin ruangan bekerja maksimal. Suasana tegang sejak rapat sebelumnya masih menggantung di udara. Tim Product Development, Tim Software Engineering, dan Tim Marketing kini duduk melingkar di ruang meeting yang lebih kecil. Tidak ada suara selain ketukan jari di keyboard dan desahan napas berat.Mauryn duduk dengan tangan terlipat di depan dada, mengamati dokumen proyeksi di layar besar. Di sampingnya, Nadine sibuk mengetik catatan diskusi, sementara Daffa terlihat frustasi, meremas botol minumnya."Bagaimana kalau kita coba pilot project? Kita bisa uji teknologi baru dalam skala kecil dulu, sambil tetap memastikan fitur utama yang diminta CloudWave bisa berjalan." Mauryn mencoba untuk memberikan solusi yang paling masuk akal saat ini.Daffa mengernyit. "Kamu maksud MVP dengan limited user?""Exactly," jawab Sophia. "Kalau kita bisa tunjukkan progres dan hasil awal dalam b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Setelah Titik Terendah, Aku akan Bangkit

Mauryn menampar wajah Evan. Dia sudah tak tahan lagi mendengar kata-kata kejam yang terus-menerus menusuk hatinya."Maaf," ucapnya lirih setelah menyadari apa yang baru saja dia lakukan. "Evan ...."Evan tak menanggapinya. Tanpa sepatah kata pun, dia berbalik dan masuk ke dalam apartemennya, meninggalkan Mauryn yang berdiri di depan lobi dengan air mata mengalir deras.Mauryn melangkah gontai ke bangku di depan gedung apartemen dan duduk di sana. Sesak di dadanya terasa semakin berat dia menunduk, mencoba meredakan tangisnya, tetapi tak lama kemudian, dia merasakan kehadiran seseorang.Saat mendongak, dia melihat Felix berdiri di hadapannya. Mata pria itu menatapnya dengan iba, merasa kasihan pada Mauryn.Jika saja dahulu dia tidak menyerah, apakah jalan ceritanya akan berbeda? Setidaknya dia tahu bahwa dia tidak akan menyakiti Mauryn dan membuatnya hancur seperti ini, pikir Felix.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Felix segera duduk di samping wanita itu. Namun, Mauryn juga tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Hujan dan Rasa yang Tak Kunjung Reda

Keesokan harinya, hujan deras mengguyur pagi yang tertutup oleh langit kelabu. Awan mendung menggantung berat, seolah mencerminkan perasaan yang berkecamuk di dalam hati Mauryn. Saat dia keluar dari mobilnya, langkahnya tertahan sesaat ketika melihat Freya di parkiran. Namun, wanita itu tetap berada di dalam mobilnya, dan Mauryn memilih untuk mengabaikannya.Tanpa memedulikan dinginnya udara pagi, dia membuka payung dan berjalan cepat menuju gedung kantor, membelah hujan yang tak memberi ampun. Namun, dari kejauhan, matanya menangkap sosok yang tak asing—Evan baru saja tiba.Hati Mauryn mencelos saat melihat laki-laki itu berjalan menuju mobil Freya. Dengan gerakan yang begitu familiar, Evan membuka payungnya dan melindungi wanita itu dari hujan. Satu pemandangan sederhana yang mampu menorehkan luka yang lebih dalam di hatinya.Perih. Itu yang Mauryn rasakan. Tadi malam, dia datang pada Evan dalam keadaan mabuk, berharap ada sisa rasa yang masih bisa dia genggam, memohon dan memelas b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Cinta Terlarang

"Sekarang aku ngerti kenapa kamu kayak gitu. Oke, aku nggak akan memohon buat kembali sama kamu lagi. Silakan dapatkan semua perempuan yang mau kamu pacari. Aku nggak akan ganggu kamu lagi," ucap Mauryn, menatap Evan yang berdiri di depannya saat mereka sudah tiba di taman kantor. Nada suaramya terdengar datar, nyaris tanpa emosi.Evan menyilangkan tangan di dadanya, matanya menyipit menatap Mauryn. "Kamu ngajak aku ke sini cuma buat ngasih tau itu?" Dia menyeringai tipis. "Tapi ... belum lama sejak kita putus tapi kamu udah dekat-dekat sama CEO perusahaan ini? Kamu menempel sama dia kayak lem. Semoga dia nggak muak dan nggak merasa tertekan sama sikap kamu."Mauryn memutar bola matanya seolah mendengar lelucon basi. "Emangnya dia itu kamu? Dia sama sekali beda sama kamu. Dia nggak pernah merasa nggak nyaman dengan kehadiran aku. Dan mungkin kamu lupa, dia kan pernah naksir aku. Aku ini emang bego malah milih laki-laki nggak tau diri dibanding membersamai laki-laki mapan itu. Harusnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Baju Baru untuk Mauryn

Dua hari kemudian, tim kembali berkumpul untuk mengulas data dari hasil pilot project."Jadi, berita baiknya, sistem kita cukup stabil untuk dilanjutkan. Berita buruknya... kita menemukan beberapa celah keamanan yang bisa menjadi masalah besar," kata Daffa.Sophia meletakkan dokumen di meja. "We need to fix this before the report is sent to CloudWave."Mauryn mengerutkan kening. "Seberapa besar risikonya?"Daffa menunjuk ke layar. "Jika hacker cukup pintar, mereka bisa mengeksploitasi titik lemah ini dan mengakses data pengguna."Ruangan menjadi sunyi. Ancaman keamanan adalah masalah serius.Felix mengetuk jarinya ke meja. "Prioritaskan ini. Kita tidak bisa memberikan CloudWave alasan untuk menarik diri."Mauryn merasakan tekanan di dadanya meningkat. Waktu semakin menipis, dan tantangan semakin besar.Di luar, hujan mulai turun, menambah atmosfer tegang yang melingkupi tim.Mauryn pergi menuju pantry untuk membuat kopi. Secangkir kopi yang bertengger di tangannya entah kenapa membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status