Nara menatap layar ponselnya dengan frustrasi. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Dita, tapi panggilannya selalu berujung pada nada mati. Pikirannya kacau. Rasa gelisah yang merayap di benaknya sejak menerima telepon dari Dita tadi tak juga hilang. Ia ingin segera pergi ke apartemen Dita untuk memastikan rahasia apa yang ia ketahui tentang Rama, tapi jam di dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari.Ia menundukkan kepala, menggigit bibir, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Ponsel masih ia genggam erat, seakan menunggu keajaiban bahwa Dita akan tiba-tiba menelepon balik. Tapi layar tetap gelap, sunyi, tidak ada tanda-tanda kehidupan.Di sisi lain, Rama yang sudah selesai mandi, sejak tadi memperhatikan sikap gelisah Nara hingga sampai mereka beranjak tidur. Ia memejamkan mata, menghela napas berat, lalu beranjak mendekat. Dengan hati-hati, ia melingkarkan lengannya di pinggang Nara dari belakang, merapatkan tubuhnya ke tubuh Nara.“Kamu kenapa sih?” tanya Rama
Last Updated : 2025-03-04 Read more