Beranda / Romansa / Gairah Liar Istriku / Bab 19. Diantar Tubuh Moleknya

Share

Bab 19. Diantar Tubuh Moleknya

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 16:26:05

Rama duduk di kursi kerja di kantornya, tangannya mengepal di atas meja. Pikirannya kalut, gelisah menunggu kabar dari Nara yang tak kunjung datang. Sejak istrinya pergi ke apartemen Dita, tak ada satu pun pesan atau telepon yang masuk darinya.

Pandangannya sesekali jatuh ke ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia ingin menelepon Nara, menanyakan keadaannya, memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Tapi di saat bersamaan, egonya menahannya. Ia tidak ingin terlihat terlalu khawatir, apalagi jika benar dugaannya bahwa Nara masih menyimpan sesuatu dengan Dita.

Ketika akhirnya ia meraih ponsel dan hampir menekan kontak Nara, tiba-tiba suara lembut mengalihkan perhatiannya.

"Ini jadwal rapat bulan ini, apakah Bapak mau merubahnya?"

Rama mengangkat kepalanya dan mendapati sekretaris pribadinya, Soraya, sudah berdiri di sampingnya dengan senyum profesional. Wanita itu mengenakan kemeja putih yang pas di tubuhnya, sedikit terbuka di bagian atas, memperlihatkan belahan dada yang samar. Rok
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Liar Istriku   Bab 20. "Kamu Menginginkan Ini Bukan"

    Reno masih berbaring di kasur, tubuhnya terkunci di bawah Dita yang agresif mencumbunya. Napasnya berat, pikirannya kacau. Ia harus segera mengambil tindakan sebelum keadaan semakin sulit dikendalikan. Matanya melirik ke arah boneka panda di atas meja. Instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tersembunyi pada boneka panda itu—kamera pengintai.Namun, saat ini ia tidak bisa bergerak leluasa. Dita masih menekan tubuhnya dengan liar, jemarinya mencakar dada Reno, meninggalkan jejak merah di kulitnya."Dita, kau harus menelepon Nara sekarang." Suara Reno terdengar kasar, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.Dita berhenti sejenak, matanya menyipit penuh selidik. "Kenapa aku harus meneleponnya?"Reno menarik napas dalam-dalam, menahan diri untuk tidak kehilangan kesabaran. "Katakan padanya bahwa kau sedang berada di luar kota menemui adikmu yang sakit. Itu akan membuatnya pergi."Dita menatap Reno lama, sebelum akhirnya menyeringai. "Dan jika aku menurutimu, apa yang akan kudapatkan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Gairah Liar Istriku   Bab 21. "Kita Lanjutkan Di Luar Jam Kantor Saja, Pak"

    Dita terbangun dengan tubuh terasa remuk redam. Otot-ototnya masih berdenyut akibat permainan panas yang ia lalui beberapa jam lalu. Ia tersenyum tipis, membiarkan jemarinya menelusuri bekas cakaran dan gigitan di kulitnya. Sensasi itu membuatnya bergidik geli. Reno benar-benar tahu bagaimana memperlakukan dirinya.Namun, ada sesuatu yang kurang.Dita menggigit bibirnya, merasakan ada kehampaan yang tak bisa dijelaskan. Malam bersama Reno seharusnya cukup untuk memuaskan dahaganya, tapi tetap saja ada celah kosong yang tak bisa terisi. Ia menghela napas, membuang pikiran-pikiran aneh yang mulai menguasai benaknya.Saat ia menoleh ke samping, harapannya sedikit runtuh. Tempat tidur di sebelahnya kosong. Reno sudah pergi.Dita mengerang kesal, tapi kemudian ia menyeringai. Tentu saja Reno akan pergi. Ia bukan tipe pria yang akan berlama-lama setelah semuanya selesai.Ia bangkit perlahan, menarik selimut yang menutupi tubuhnya, lalu turun dari tempat tidur. Ketika langkahnya membawanya k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Gairah Liar Istriku   Bab 22. Libido

    Suara ketukan pintu menggema di ruangan. Rama dan Soraya saling bertukar pandang, sekilas ketegangan tersirat di mata Soraya sebelum ia menunduk dan memasang ekspresi profesional. Dengan cepat, ia merapikan rok dan blazernya, sementara Rama mengambil napas dalam, menyesuaikan kembali kemejanya agar terlihat lebih rapi."Masuk!" suara Rama terdengar berat, masih menyisakan sisa gairah yang belum tersalurkan.Pintu terbuka, dan seorang wanita dengan setelan kasual melangkah masuk. Nara, istrinya, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tatapan matanya langsung menangkap ekspresi tegang Soraya dan wajah Rama yang masih sedikit merah. Ada sesuatu di ruangan ini, sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak.Sejak pagi, Nara sudah merasa ada yang tidak beres. Perkataan Dita, sahabatnya, terus terngiang di kepalanya. "Aku tahu sesuatu tentang Rama," kata Dita tadi malam dengan nada misterius. "Tapi aku tidak bisa bilang begitu saja. Aku cuma ingin kamu lebih peka."Nara m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Gairah Liar Istriku   Bab 23. "Aku Akan Menunggumu, Rama,"

    Sementara di ruang kerja Rama, Soraya masih berdiri di tempatnya, kedua tangannya saling menggenggam erat, berusaha meredakan kegugupan yang tiba-tiba muncul saat Nara datang tadi. Akan tetapi, begitu pintu tertutup dan kehadiran Nara tak lagi menjadi ancaman lagi, Soraya menoleh ke arah Rama dengan ekspresi yang lebih santai, bahkan sedikit menggoda."Kamu terlalu tegang, Pak," gumamnya pelan, melangkah mendekati Rama. "Dia hanya datang sebentar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Rama menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang maki kalut. "Nara bukan wanita bodoh, Soraya. Aku tak bisa terus bermain-main tanpa risiko ketahuan oleh dia."Soraya tersenyum tipis, jemarinya dengan luwes menyusuri dada Rama yang masih tertutup kemeja. "Lalu? Apa itu berarti kita harus berhenti padahal kita baru memulainya, hm?" bisiknya, matanya menatap lekat ke dalam mata Rama, penuh dengan tantangan.Rama menggenggam tangan Soraya, menghentikan gerakannya. "Dengar Soraya, aku tak mau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Gairah Liar Istriku   Bab 24. "Dapatkan kartu As-nya..."

    Dalam perjalanan pulang, Nara menatap layar ponselnya yang masih kosong dari balasan pesan Dita. Berkali-kali ia mencoba menelepon, namun tak ada jawaban. Ia mendesah pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri."Kemana Dita? Kenapa ponselnya masih tidak aktif? Dia bilang sedang di luar kota. Kemana sebenarnya? Apakah memang tidak ada sinyal di sana? Aneh." Nara menghela napas dengan kesal, mencoba menghilangkan rasa gelisah yang kian meradang. "Dita tak biasanya sulit dihubungi. Apa mungkin ada hal lain yang sedang terjadi?"Pertanyaan demi pertanyaan yang tak terjawab selalu memenuhi pikirannya hingga Nara tiba di rumah. Ia meletakkan tasnya di sofa dan mulai mengamati sekeliling. Perasaan aneh itu masih ada.Langkahnya melambat saat ia berjalan menuju ruang tamu, matanya menelisik tiap sudut ruangan dengan lebih teliti dari biasanya. Ada sesuatu yang terasa ganjil, sesuatu yang tidak seperti biasanya.Perhatiannya tiba-tiba tertuju pada rak buku di sudut ruangan. Dahinya berkerut saa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Gairah Liar Istriku   Bab 25. Two in One

    Di rumah Reno.Reno menatap Dita dengan ekspresi datar, meskipun dalam kepalanya berbagai kemungkinan mulai ia susun. Wanita di hadapannya ini tidak pernah datang tanpa maksud-maksud tertentu. Dan kali ini, ia tak akan membiarkan Dita mengendalikan situasi."Masuklah," ucap Reno akhirnya, sedikit melangkah ke samping agar Dita bisa masuk.Dita tersenyum kecil, melangkah masuk dengan anggun seolah ia sudah menguasai keadaan. "Ehm, akhirnya, kamu mulai belajar bisa menerima kehadiranku, Reno."Reno tak menggubrisnya. Ia berjalan ke meja, menuangkan dua gelas anggur. Ia tak menawarkan, tapi menaruh salah satunya di depan Dita. Wanita itu hanya tersenyum, lalu duduk dengan santai di sofa seolah tempat ini adalah miliknya."Aku datang bukan hanya untuk basa-basi, Reno." Dita menatapnya tajam. "Aku hanya ingin tahu, apakah kamu benar-benar ingin membantu Nara?"Reno menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyesap anggurnya pelan. "Aku ingin Nara sadar siapa suaminya sebenarnya. Itu saja."Dita ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Gairah Liar Istriku   Bab 26. Berubah

    "Kamu seharusnya lebih berhati-hati, Nara..."Suara itu terdengar begitu dingin, menusuk langsung ke dalam tulang-tulangnya. Nara menahan napas, tubuhnya membeku seketika. Perlahan, ia menoleh ke belakang, dan jantungnya seolah berhenti berdetak saat melihat wajah yang begitu familiar. Arka."Kamu?" bisik Nara, matanya melebar penuh keterkejutan dan ketidakpercayaan.Arka tersenyum miring, tetapi senyuman itu tidak lagi seperti dulu. Tidak ada kelembutan, tidak ada kasih sayang. Hanya ada sesuatu yang gelap, sesuatu yang mengancam."Kamu kenapa ada di sini, hah?" suara Nara bergetar, amarah dan kekecewaan bercampur menjadi satu.Arka melepaskan cengkeramannya, tetapi tidak mundur. Ia menatap Nara dengan intens, seolah ingin membaca isi kepalanya. "Aku datang untuk memastikan sesuatu, Nara."Nara mengerutkan kening. "Memastikan apa? Bahwa aku masih bisa kamu permainkan?" suaranya meninggi, kini didorong oleh emosi yang sudah tak terbendung. "Aku pikir kamu berbeda, Arka. Aku pikir kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Gairah Liar Istriku   Bab 27. "Lelaki Mana Yang Menolak Kemolekan Tubuhmu... "

    Di sebuah gudang tua yang remang-remang, suara sepatu hak tinggi Dita menggema di lantai beton. Wajahnya merah padam, matanya menyala penuh amarah. Di hadapannya, seorang pria bertubuh kekar berdiri dengan ekspresi datar, sama sekali tak terpengaruh oleh amukan Dita. Beberapa anak buah lainnya berdiri di sekitar, memperhatikan dengan cermat. Mereka tahu Dita bukan orang yang mudah diajak kompromi, tapi kali ini situasinya berbeda."Kalian itu bodoh atau memang sengaja mau cari mati?" suara Dita melengking tajam, gemanya terdengar jelas di dalam gudang yang nyaris kosong. "Aku menyuruh kalian merebut ponselnya, bukan menjualnya, tolol!"Pria yang dipanggil Bandi itu mengangkat bahunya dengan santai. "Kami cuma menjalankan perintah, Bu Dita. Anda bilang rebut ponselnya, tapi tidak bilang kalau ponsel itu harus diserahkan ke Anda. Lagipula, kami butuh uang, dan menjual ponsel itu keputusan terbaik saat itu." Suaranya tetap tenang, nyaris tanpa rasa bersalah.Dita mengepalkan tangan, raha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • Gairah Liar Istriku   Bab 58. Obsesi Gila

    "Aku tadinya gak tega, sungguh," lanjutnya, matanya menerawang ke lampu-lampu jalanan di bawah sana. "Tapi kau yang memaksa, Arka. Kau berani berkhianat padaku. Kau ancam rencanaku. Bahkan kau sempat menakut-nakuti aku dengan pesan-pesan itu... kau pikir aku akan diam saja? Kau pikir kau bisa memegang kendali?"Dita tertawa lagi, kali ini lebih keras. Wajahnya bersinar oleh rasa puas yang tak bisa disembunyikan. Angin malam menyibak sebagian rambutnya, tapi ia tak peduli."Terpaksa, Arka... terpaksa sekali. Tapi terima kasih, ya? Kau sudah jadi senjata pembuka jalan untuk rencana besar ini. Indah sekali... kematianmu bahkan lebih dramatis dari yang kuharapkan."Ia menutup jendela perlahan, lalu berjalan ke arah meja kecil di dekat sofa. Di sana, laptop terbuka dengan tab-tab yang masih menyala: satu berita utama tentang kecelakaan Arka, satu lagi tentang profil perusahaan milik Rama, dan satu jendela obrolan pesan pribadi yang belum ia balas—dari Soraya.Dita menyipitkan mata, membaca

  • Gairah Liar Istriku   57. impian Dita

    Hening menyelimuti kamar hotel mewah itu. Lampu temaram dari dinding hanya menyoroti sebagian tubuh Rama yang tertidur di atas ranjang, masih mengenakan kemeja kusut dan celana bahan yang tidak sempat diganti. Napasnya berat dan teratur, bau alkohol masih samar tercium dari tubuhnya.Nara duduk di ujung ranjang, punggungnya membungkuk, tangan meremas-remas jemari sendiri tanpa sadar. Matanya terus melirik ke arah Rama, memastikan pria itu benar-benar tertidur pulas. Tapi bukan itu yang membuat hatinya berdebar kencang.Pikiran Nara sudah melayang jauh sejak beberapa jam lalu. Ia tidak bisa tidur. Tidak setelah berita duka tentang Arka memenuhi layar TV beberapa jam sebelumnya. Dan sekarang, bayang-bayang itu kembali menghantuinya dengan lebih nyata, lebih mengerikan."Arka..." bisiknya pelan, nyaris tak bersuara.Ia memejamkan mata, mengingat kembali detik-detik terakhir sebelum semuanya berubah.Nara menoleh lagi ke arah suaminya yang terbaring tanpa kesadaran. Tak ada ketenangan dal

  • Gairah Liar Istriku   Bab 56, Puzzle

    Di ujung sambungan, Soraya mengerutkan kening. “Reno?” Ia mengulang pelan, seolah ingin memastikan ia tidak salah dengar. “Kau yakin?”“Dia satu-satunya yang punya akses ke Arka tanpa menimbulkan kecurigaan. Dia dekat dengan Nara. Bisa saja Arka sempat membuka mulut, atau… atau ada informasi yang sampai ke Reno.”“Tunggu,” potong Soraya cepat, nadanya tak setuju. “Itu terdengar terlalu dipaksakan. Reno bahkan bukan bagian dari lingkaran ini, Dita. Dia bukan tipe orang yang main kotor. Bahkan, terlalu bersih menurutku.”“Justru karena itu,” sahut Dita tajam. “Orang-orang seperti dia... yang tampak bersih dan tak tahu apa-apa... biasanya menyimpan sesuatu yang lebih berbahaya.”“Tapi membunuh Arka? Ayolah, Dit. Itu terlalu jauh untuk seseorang seperti Reno. Dia tidak punya cukup alas an, kan?”Dita menghela napas kasar. “Siapa yang tahu apa yang dia dengar dari Nara? Siapa tahu dia mulai curiga tentang Arka? Tentang kita?”Soraya terdengar ragu. “Kalau benar Reno pelakunya, itu artinya

  • Gairah Liar Istriku   Bab 56. Siapa Yang Merencanakan

    Nara melangkah mundur perlahan. Napasnya mulai sesak.Dan saat ia berdiri di depan TV yang masih menayangkan ulang gambar mobil Arka yang hancur, satu hal menjadi semakin jelas.Kematian Arka bukan kecelakaan biasa.Soraya masih terjaga di dalam kamar hotelnya, duduk di tepi ranjang dengan mata menatap layar ponsel yang menampilkan berita duka terbaru. Arka, pria yang selama ini menjadi pion dalam permainan busuk mereka, dinyatakan tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Soraya membaca ulang berita itu beberapa kali, mencoba menyaring setiap informasi yang tertera di layar: lokasi kecelakaan, kondisi mobil, dan terutama detail mencurigakan bahwa sopir truk yang menabrak mobil Arka diduga meloncat dari kendaraan beberapa detik sebelum benturan.Semuanya terlalu rapi. Terlalu sempurna.Soraya memicingkan mata, bibirnya mengerucut, dan jemarinya mulai bergerak cepat mengetik sebuah nama di layar ponsel. Ia menelpon Dita. Butuh tiga nada sambung sebelum akhirnya suara Dita terdengar di ujun

  • Gairah Liar Istriku   Bab 55. Kerja Bagus

    Tubuh Nara membeku di ambang pintu.Dua orang pria berdiri di depannya. Salah satunya tampak mengenakan seragam hitam sederhana, jelas seorang staf hotel—mendorong sebuah kursi roda perlahan.Dan di atas kursi roda itu...Nara menelan ludah. Matanya membelalak, napas tercekat di tenggorokan.Rama.Suaminya sendiri, duduk limbung di kursi roda, tubuhnya terkulai dengan kepala tertuinduk. Kemejanya kusut, beberapa kancing terbuka, dan wajahnya merah padam karena alkohol."Apa yang terjadi…?" gumam Nara, setengah tidak percaya.“Maaf, Ibu. Tadi beliau berada di bar dan… tampaknya terlalu banyak minum. Beliau sempat berpesan kepada bartender untuk diantar ke kamar ini kalau sudah tidak sanggup berdiri,” ucap staf hotel itu, sopan, sedikit tergesa.Tanpa pikir panjang, Nara membuka pintu lebar-lebar. “Cepat bawa masuk, Pak”Mereka mendorong kursi roda perlahan melewati ambang pintu.Nara menyingkirkan tas dan sepatu yang berserakan di lantai, lalu membantu staf bar itu memindahkan Rama ke

  • Gairah Liar Istriku   Bab 54. Rencana Kecil Rama

    Tujuannya adalah ke bar hotel.Tempat ia pernah duduk seorang diri bertahun-tahun lalu… saat konflik dalam hidupnya tak bisa ia lawan dengan logika.Dan malam ini, ia kembali kesana.Lift naik perlahan.Di dalam kotak sempit itu, Rama menyandarkan punggungnya ke dinding baja, menunduk."Aku pengecut, ya?" batinnya lirih."Aku tidak sanggup berhadapan dengan Nara?"Angka terus berganti di panel: 10... 14... 19..."Tapi di bar… setidaknya aku bisa diam. Mungkin ada satu gelas yang bisa bikin semua ini berhenti sebentar."Denting lift terdengar.Pintu terbuka pelan.22.Udara berbeda menyambutnya. Lampu remang, suara musik jazz dari kejauhan, aroma alkohol dan kayu tua.Langkah Rama pelan saat menyusuri lorong.Ia tidak lagi memikirkan alasan atau kata maaf.Ia hanya ingin duduk.Dan lupa.Bar hotel tampak sepi.Seorang bartender tengah membersihkan gelas di sudut meja panjang.Beberapa kursi kosong berjejer di depan cermin besar yang memantulkan pantulan kelam wajah Rama sendiri.Ia men

  • Gairah Liar Istriku   Bab 53. Tragis

    Udara malam menyusup masuk dari celah jaket Reno yang belum ia rapatkan sepenuhnya. Lampu-lampu jalan menari di visor helmnya, sementara motornya melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota yang sepi. Tapi pikirannya sama sekali tak tenang.Pertanyaan demi pertanyaan menumpuk di kepalanya, seperti kabut pekat yang menolak tersingkap."Siapa mereka tadi?""Apakah ini semua berkaitan dengan Dita… atau bahkan seseorang yang lebih punya pengaruh di balik semua ini?"Reno menggeleng pelan, mencoba menepis kekalutan itu. Tapi semakin ia menepis, semakin kuat firasatnya bahwa ini bukan hanya soal peringatan biasa.Apalagi saat bayangan mobil Kijang gelap yang menabraknya beberapa hari lalu adalah mobil yanmg sama dengan mobil yang ia kejar tadi. Dan kini, ia yakin, mobil itu tidak muncul secara kebetulan. Ada maksud tertentu. Ada mata yang terus mengawasinya, menunggu momen lengahnya."Sial… ini bukan main-main lagi," gumamnya.Baru saja ia hendak mengalihkan perhatian ke jalan, pa

  • Gairah Liar Istriku   Bab 52. Berbalik Arah

    Begitu suara pintu tertutup dan langkah Rama menjauh di lorong hotel, Soraya membuka matanya perlahan.Ia tak langsung bangkit. Matanya menatap langit-langit kamar hotel yang dihiasi bayangan samar dari lampu temaram. Nafasnya tertahan dalam dada, seolah sedang menimbang sesuatu yang terlalu berat untuk ditelan, tapi terlalu dalam untuk dimuntahkan.Detik demi detik berlalu, dan kesunyian kamar menjadi semakin menyesakkan. Rasa perih yang tak terlihat merayap dari dadanya ke tenggorokan. Mata itu—mata yang tadi tampak kosong—kini mulai berair. Tapi air itu bukan tangis sedih… melainkan bara. Bara cemburu yang membakar lambat-lambat.Rama pergi.Pergi karena wanita itu.Pergi... untuk Nara.“Bangsat...” bisiknya pelan, nyaris tak terdengar. Tapi nada itu mengandung muatan penuh luka.Ia menggulingkan tubuhnya pelan, memunggungi sisi ranjang yang dingin karena hanya separuhnya yang digunakan. Ia memejamkan mata sejenak, seakan berharap perasaan itu mereda. Tapi tidak. Perasaan itu justr

  • Gairah Liar Istriku   Bab 51. Sipa Mereka?

    Jalanan gelap itu berakhir di pelataran luas sebuah Bangunan gudang tua dengan container container kosong teronggok di sana-sini. Cahaya dari lampu motor Reno menyapu permukaan aspal kasar yang retak. Kijang hitam yang ia kejar kini berhenti di ujung halaman, di depan salah satu bangunan tak berplakat.Reno memperlambat laju motornya, jantungnya berdetak keras. Naluri petarungnya mulai menyala.Saat ia bersiap turun dari motor, terdengar suara pintu mobil dibanting.Satu persatu, sosok-sosok gelap bermunculan dari balik bayangan gudang. Lima orang. Enam. Mungkin lebih. Mereka menyebar dengan langkah lambat namun pasti, seperti kawanan serigala yang mengendus mangsa. Beberapa di antara mereka menggenggam pentungan besi. Ada juga yang memegang samurai, kilatan baja menari di bawah sinar bulan.Reno berdiri di samping motornya, matanya menyapu wajah-wajah mereka. Tidak ada yang dikenalnya. Tapi dari sikap mereka, ia bisa menebak, mereka bukan sekadar penjaga gudang.Salah satu dari mere

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status