หน้าหลัก / Romansa / Gairah Liar Istriku / Bab 24. "Dapatkan kartu As-nya..."

แชร์

Bab 24. "Dapatkan kartu As-nya..."

ผู้เขียน: Gibran Dangumaos
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-15 04:09:35

Dalam perjalanan pulang, Nara menatap layar ponselnya yang masih kosong dari balasan pesan Dita. Berkali-kali ia mencoba menelepon, namun tak ada jawaban. Ia mendesah pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Kemana Dita? Kenapa ponselnya masih tidak aktif? Dia bilang sedang di luar kota. Kemana sebenarnya? Apakah memang tidak ada sinyal di sana? Aneh." Nara menghela napas dengan kesal, mencoba menghilangkan rasa gelisah yang kian meradang. "Dita tak biasanya sulit dihubungi. Apa mungkin ada hal lain yang sedang terjadi?"

Pertanyaan demi pertanyaan yang tak terjawab selalu memenuhi pikirannya hingga Nara tiba di rumah. Ia meletakkan tasnya di sofa dan mulai mengamati sekeliling. Perasaan aneh itu masih ada.

Langkahnya melambat saat ia berjalan menuju ruang tamu, matanya menelisik tiap sudut ruangan dengan lebih teliti dari biasanya. Ada sesuatu yang terasa ganjil, sesuatu yang tidak seperti biasanya.

Perhatiannya tiba-tiba tertuju pada rak buku di sudut ruangan. Dahinya berkerut saa
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Gairah Liar Istriku   Bab 25. Two in One

    Di rumah Reno.Reno menatap Dita dengan ekspresi datar, meskipun dalam kepalanya berbagai kemungkinan mulai ia susun. Wanita di hadapannya ini tidak pernah datang tanpa maksud-maksud tertentu. Dan kali ini, ia tak akan membiarkan Dita mengendalikan situasi."Masuklah," ucap Reno akhirnya, sedikit melangkah ke samping agar Dita bisa masuk.Dita tersenyum kecil, melangkah masuk dengan anggun seolah ia sudah menguasai keadaan. "Ehm, akhirnya, kamu mulai belajar bisa menerima kehadiranku, Reno."Reno tak menggubrisnya. Ia berjalan ke meja, menuangkan dua gelas anggur. Ia tak menawarkan, tapi menaruh salah satunya di depan Dita. Wanita itu hanya tersenyum, lalu duduk dengan santai di sofa seolah tempat ini adalah miliknya."Aku datang bukan hanya untuk basa-basi, Reno." Dita menatapnya tajam. "Aku hanya ingin tahu, apakah kamu benar-benar ingin membantu Nara?"Reno menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyesap anggurnya pelan. "Aku ingin Nara sadar siapa suaminya sebenarnya. Itu saja."Dita ter

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • Gairah Liar Istriku   Bab 26. Berubah

    "Kamu seharusnya lebih berhati-hati, Nara..."Suara itu terdengar begitu dingin, menusuk langsung ke dalam tulang-tulangnya. Nara menahan napas, tubuhnya membeku seketika. Perlahan, ia menoleh ke belakang, dan jantungnya seolah berhenti berdetak saat melihat wajah yang begitu familiar. Arka."Kamu?" bisik Nara, matanya melebar penuh keterkejutan dan ketidakpercayaan.Arka tersenyum miring, tetapi senyuman itu tidak lagi seperti dulu. Tidak ada kelembutan, tidak ada kasih sayang. Hanya ada sesuatu yang gelap, sesuatu yang mengancam."Kamu kenapa ada di sini, hah?" suara Nara bergetar, amarah dan kekecewaan bercampur menjadi satu.Arka melepaskan cengkeramannya, tetapi tidak mundur. Ia menatap Nara dengan intens, seolah ingin membaca isi kepalanya. "Aku datang untuk memastikan sesuatu, Nara."Nara mengerutkan kening. "Memastikan apa? Bahwa aku masih bisa kamu permainkan?" suaranya meninggi, kini didorong oleh emosi yang sudah tak terbendung. "Aku pikir kamu berbeda, Arka. Aku pikir kamu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
  • Gairah Liar Istriku   Bab 27. "Lelaki Mana Yang Menolak Kemolekan Tubuhmu... "

    Di sebuah gudang tua yang remang-remang, suara sepatu hak tinggi Dita menggema di lantai beton. Wajahnya merah padam, matanya menyala penuh amarah. Di hadapannya, seorang pria bertubuh kekar berdiri dengan ekspresi datar, sama sekali tak terpengaruh oleh amukan Dita. Beberapa anak buah lainnya berdiri di sekitar, memperhatikan dengan cermat. Mereka tahu Dita bukan orang yang mudah diajak kompromi, tapi kali ini situasinya berbeda."Kalian itu bodoh atau memang sengaja mau cari mati?" suara Dita melengking tajam, gemanya terdengar jelas di dalam gudang yang nyaris kosong. "Aku menyuruh kalian merebut ponselnya, bukan menjualnya, tolol!"Pria yang dipanggil Bandi itu mengangkat bahunya dengan santai. "Kami cuma menjalankan perintah, Bu Dita. Anda bilang rebut ponselnya, tapi tidak bilang kalau ponsel itu harus diserahkan ke Anda. Lagipula, kami butuh uang, dan menjual ponsel itu keputusan terbaik saat itu." Suaranya tetap tenang, nyaris tanpa rasa bersalah.Dita mengepalkan tangan, raha

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
  • Gairah Liar Istriku   Bab 29. "Miliki Aku, Rama"

    Apartemen Soraya yang terletak di lantai tinggi sebuah gedung mewah itu diselimuti aura keintiman yang memabukkan. Lampu-lampu redup menerangi ruangan dengan nuansa hangat, sementara aroma parfum mewah yang lembut menguar di udara, menciptakan atmosfer yang penuh gairah.Di dalam kamar tidur yang luas, Rama berdiri diam beberapa detik, mengamati Soraya yang sedang berbaring santai di atas ranjang besar berlapis sprei satin berwarna merah tua. Soraya mengenakan gaun tidur tipis yang nyaris transparan, memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya tergerai liar di atas bantal, sementara bibirnya yang merah merekah melengkung dalam senyuman penuh godaan.“Kau hanya akan berdiri di sana, Rama?” tanyanya dengan suara serak yang dipenuhi nada menggoda.Rama tersenyum kecil, matanya menyapu tubuh Soraya dengan tatapan penuh hasrat. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia mulai melangkah mendekat, gerakannya perlahan namun penuh kepastian, seperti seorang pemburu yang sedang mendeka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
  • Gairah Liar Istriku   Bab 29. Buih -Buih Cinta

    Nara yang awalnya hanya merasa gelisah kini benar-benar ketakutan. Suara motor Reno yang meraung di depan rumahnya membuatnya refleks berlari keluar, tanpa menyadari bahaya yang ada di belakangnya.Sosok pria bercadar yang hampir menyergapnya terhenti sejenak. Ia menyadari bahwa rencananya gagal kali ini. Dengan cepat, ia berbalik menuju jendela yang digunakannya untuk masuk. Tanpa suara, ia melesat keluar, menyelinap ke dalam gelapnya malam sebelum Reno sempat melihatnya.Begitu Nara membuka pintu depan, Reno sudah turun dari motornya dengan ekspresi cemas. “Nara! Kamu baik-baik saja?” tanyanya, langkahnya cepat mendekat.Nara mengangguk, meskipun hatinya masih berdebar. “Aku merasa ada sesuatu yang aneh malam ini, Reno. Seperti ada yang mengawasiku…”Reno melirik ke sekeliling dengan tatapan tajam dan tampak waspada. Lampu-lampu jalanan yang temaram membuat bayangan-bayangan panjang berkelebat di sudut-sudut halaman. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres, tetapi tidak melihat siapa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
  • Gairah Liar Istriku   Bab 30. Dendam Soraya

    Suasana di apartemen Soraya terasa sunyi, meskipun televisi di ruang tamu menyala, menampilkan film laga yang diputar di saluran televisi kabel. Rama duduk di sofa dengan santai, satu tangan memegang remot dan tangan lainnya menggenggam kaleng bir yang sudah setengah kosong. Pandangannya tertuju pada layar, tetapi pikirannya melayang entah ke mana. Ia tidak benar-benar memperhatikan adegan demi adegan yang berlangsung.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Soraya berdiri di depan wastafel dengan ponsel di tangannya. Jemarinya bergerak cepat di atas layar, mengetik pesan yang penuh dengan kemarahan terselubung.“Kalian gagal? Bagaimana mungkin dia bisa lolos? Bukankah kalian sudah menyusun rencana dengan matang?”Pesan itu terkirim, dan beberapa detik kemudian, tanda centang biru muncul. Tidak butuh waktu lama sebelum balasan tiba.“Kami hampir berhasil, tetapi Reno tiba-tiba muncul. Itu di luar dugaan.”Soraya mendengus pelan, rahangnya mengeras. Ia mengetik lagi, kali ini dengan lebih

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-26
  • Gairah Liar Istriku   Bab 1. Batal Selingkuh

    Nara berdiri di depan cermin besar di kamar tidurnya. Gaun satin hitam yang membalut tubuhnya mempertegas keanggunan sekaligus aura sensualnya. Dengan tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya tak memandang pantulan dirinya di cermin. Ia hanya terpaku pada layar ponsel di atas meja rias yang baru saja menampilkan sebuah pesan singkat dari Arka:“Sudah siap, sayang? Aku di lobi.”Dehaman kecil keluar dari bibirnya, setengah menikmati getaran-getaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situasi ini, Hati Nara serasa dikepung oleh ketegangan tak kasat mata."Arka, aku sungguh merindukan semua sentuhanmu. Dan aku tidak sabar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati berdebar kencang saat membaca pesan yang baru saja Arka kirimkan.Untuk sesaat, gairah liarnya tak bisa lagi ia padamkan, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan memabukkan yang s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
  • Gairah Liar Istriku   Bab 2. Bayang-Bayang Sahabat

    Ternyata yang muncul bukan Rama. Di depan pintu telah berdiri Dita, sahabatnya yang beberapa hari ini baru pulang dari luar negeri. Sahabat sedari masa SMA dulu. Nara memandang sosok itu dengan perasaan campur aduk. Ia merasa lega karena ternyata yang mengetuk pintu bukanlah Rama, Meski perasaan yang gak keruan bercampur dengan kegelisahan masih menguasai hatinya. Dita tersenyum tipis, membawa aura tenang yang anehnya menenangkan sekaligus mengintimidasi. Ia tampak seperti seseorang yang tahu lebih banyak daripada yang seharusnya."Dita? Malam-malam begini, ada apa?" tanya Nara, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik nada terkejut."Maaf jika aku membuatmu terkejut, Nara. Aku tahu ini mendadak," jawab Dita lembut, matanya tajam menatap Nara, "Tapi aku harus membicarakan semua ini ke kamu. Ada hal penting yang perlu kamu tahu."Nara terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan, memberi isyarat agar Dita masuk ke kamarnya. Ia melirik ponsel yang masih tergeletak di lantai dengan layar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-16

บทล่าสุด

  • Gairah Liar Istriku   Bab 30. Dendam Soraya

    Suasana di apartemen Soraya terasa sunyi, meskipun televisi di ruang tamu menyala, menampilkan film laga yang diputar di saluran televisi kabel. Rama duduk di sofa dengan santai, satu tangan memegang remot dan tangan lainnya menggenggam kaleng bir yang sudah setengah kosong. Pandangannya tertuju pada layar, tetapi pikirannya melayang entah ke mana. Ia tidak benar-benar memperhatikan adegan demi adegan yang berlangsung.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Soraya berdiri di depan wastafel dengan ponsel di tangannya. Jemarinya bergerak cepat di atas layar, mengetik pesan yang penuh dengan kemarahan terselubung.“Kalian gagal? Bagaimana mungkin dia bisa lolos? Bukankah kalian sudah menyusun rencana dengan matang?”Pesan itu terkirim, dan beberapa detik kemudian, tanda centang biru muncul. Tidak butuh waktu lama sebelum balasan tiba.“Kami hampir berhasil, tetapi Reno tiba-tiba muncul. Itu di luar dugaan.”Soraya mendengus pelan, rahangnya mengeras. Ia mengetik lagi, kali ini dengan lebih

  • Gairah Liar Istriku   Bab 29. Buih -Buih Cinta

    Nara yang awalnya hanya merasa gelisah kini benar-benar ketakutan. Suara motor Reno yang meraung di depan rumahnya membuatnya refleks berlari keluar, tanpa menyadari bahaya yang ada di belakangnya.Sosok pria bercadar yang hampir menyergapnya terhenti sejenak. Ia menyadari bahwa rencananya gagal kali ini. Dengan cepat, ia berbalik menuju jendela yang digunakannya untuk masuk. Tanpa suara, ia melesat keluar, menyelinap ke dalam gelapnya malam sebelum Reno sempat melihatnya.Begitu Nara membuka pintu depan, Reno sudah turun dari motornya dengan ekspresi cemas. “Nara! Kamu baik-baik saja?” tanyanya, langkahnya cepat mendekat.Nara mengangguk, meskipun hatinya masih berdebar. “Aku merasa ada sesuatu yang aneh malam ini, Reno. Seperti ada yang mengawasiku…”Reno melirik ke sekeliling dengan tatapan tajam dan tampak waspada. Lampu-lampu jalanan yang temaram membuat bayangan-bayangan panjang berkelebat di sudut-sudut halaman. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres, tetapi tidak melihat siapa

  • Gairah Liar Istriku   Bab 29. "Miliki Aku, Rama"

    Apartemen Soraya yang terletak di lantai tinggi sebuah gedung mewah itu diselimuti aura keintiman yang memabukkan. Lampu-lampu redup menerangi ruangan dengan nuansa hangat, sementara aroma parfum mewah yang lembut menguar di udara, menciptakan atmosfer yang penuh gairah.Di dalam kamar tidur yang luas, Rama berdiri diam beberapa detik, mengamati Soraya yang sedang berbaring santai di atas ranjang besar berlapis sprei satin berwarna merah tua. Soraya mengenakan gaun tidur tipis yang nyaris transparan, memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya tergerai liar di atas bantal, sementara bibirnya yang merah merekah melengkung dalam senyuman penuh godaan.“Kau hanya akan berdiri di sana, Rama?” tanyanya dengan suara serak yang dipenuhi nada menggoda.Rama tersenyum kecil, matanya menyapu tubuh Soraya dengan tatapan penuh hasrat. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia mulai melangkah mendekat, gerakannya perlahan namun penuh kepastian, seperti seorang pemburu yang sedang mendeka

  • Gairah Liar Istriku   Bab 27. "Lelaki Mana Yang Menolak Kemolekan Tubuhmu... "

    Di sebuah gudang tua yang remang-remang, suara sepatu hak tinggi Dita menggema di lantai beton. Wajahnya merah padam, matanya menyala penuh amarah. Di hadapannya, seorang pria bertubuh kekar berdiri dengan ekspresi datar, sama sekali tak terpengaruh oleh amukan Dita. Beberapa anak buah lainnya berdiri di sekitar, memperhatikan dengan cermat. Mereka tahu Dita bukan orang yang mudah diajak kompromi, tapi kali ini situasinya berbeda."Kalian itu bodoh atau memang sengaja mau cari mati?" suara Dita melengking tajam, gemanya terdengar jelas di dalam gudang yang nyaris kosong. "Aku menyuruh kalian merebut ponselnya, bukan menjualnya, tolol!"Pria yang dipanggil Bandi itu mengangkat bahunya dengan santai. "Kami cuma menjalankan perintah, Bu Dita. Anda bilang rebut ponselnya, tapi tidak bilang kalau ponsel itu harus diserahkan ke Anda. Lagipula, kami butuh uang, dan menjual ponsel itu keputusan terbaik saat itu." Suaranya tetap tenang, nyaris tanpa rasa bersalah.Dita mengepalkan tangan, raha

  • Gairah Liar Istriku   Bab 26. Berubah

    "Kamu seharusnya lebih berhati-hati, Nara..."Suara itu terdengar begitu dingin, menusuk langsung ke dalam tulang-tulangnya. Nara menahan napas, tubuhnya membeku seketika. Perlahan, ia menoleh ke belakang, dan jantungnya seolah berhenti berdetak saat melihat wajah yang begitu familiar. Arka."Kamu?" bisik Nara, matanya melebar penuh keterkejutan dan ketidakpercayaan.Arka tersenyum miring, tetapi senyuman itu tidak lagi seperti dulu. Tidak ada kelembutan, tidak ada kasih sayang. Hanya ada sesuatu yang gelap, sesuatu yang mengancam."Kamu kenapa ada di sini, hah?" suara Nara bergetar, amarah dan kekecewaan bercampur menjadi satu.Arka melepaskan cengkeramannya, tetapi tidak mundur. Ia menatap Nara dengan intens, seolah ingin membaca isi kepalanya. "Aku datang untuk memastikan sesuatu, Nara."Nara mengerutkan kening. "Memastikan apa? Bahwa aku masih bisa kamu permainkan?" suaranya meninggi, kini didorong oleh emosi yang sudah tak terbendung. "Aku pikir kamu berbeda, Arka. Aku pikir kamu

  • Gairah Liar Istriku   Bab 25. Two in One

    Di rumah Reno.Reno menatap Dita dengan ekspresi datar, meskipun dalam kepalanya berbagai kemungkinan mulai ia susun. Wanita di hadapannya ini tidak pernah datang tanpa maksud-maksud tertentu. Dan kali ini, ia tak akan membiarkan Dita mengendalikan situasi."Masuklah," ucap Reno akhirnya, sedikit melangkah ke samping agar Dita bisa masuk.Dita tersenyum kecil, melangkah masuk dengan anggun seolah ia sudah menguasai keadaan. "Ehm, akhirnya, kamu mulai belajar bisa menerima kehadiranku, Reno."Reno tak menggubrisnya. Ia berjalan ke meja, menuangkan dua gelas anggur. Ia tak menawarkan, tapi menaruh salah satunya di depan Dita. Wanita itu hanya tersenyum, lalu duduk dengan santai di sofa seolah tempat ini adalah miliknya."Aku datang bukan hanya untuk basa-basi, Reno." Dita menatapnya tajam. "Aku hanya ingin tahu, apakah kamu benar-benar ingin membantu Nara?"Reno menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyesap anggurnya pelan. "Aku ingin Nara sadar siapa suaminya sebenarnya. Itu saja."Dita ter

  • Gairah Liar Istriku   Bab 24. "Dapatkan kartu As-nya..."

    Dalam perjalanan pulang, Nara menatap layar ponselnya yang masih kosong dari balasan pesan Dita. Berkali-kali ia mencoba menelepon, namun tak ada jawaban. Ia mendesah pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri."Kemana Dita? Kenapa ponselnya masih tidak aktif? Dia bilang sedang di luar kota. Kemana sebenarnya? Apakah memang tidak ada sinyal di sana? Aneh." Nara menghela napas dengan kesal, mencoba menghilangkan rasa gelisah yang kian meradang. "Dita tak biasanya sulit dihubungi. Apa mungkin ada hal lain yang sedang terjadi?"Pertanyaan demi pertanyaan yang tak terjawab selalu memenuhi pikirannya hingga Nara tiba di rumah. Ia meletakkan tasnya di sofa dan mulai mengamati sekeliling. Perasaan aneh itu masih ada.Langkahnya melambat saat ia berjalan menuju ruang tamu, matanya menelisik tiap sudut ruangan dengan lebih teliti dari biasanya. Ada sesuatu yang terasa ganjil, sesuatu yang tidak seperti biasanya.Perhatiannya tiba-tiba tertuju pada rak buku di sudut ruangan. Dahinya berkerut saa

  • Gairah Liar Istriku   Bab 23. "Aku Akan Menunggumu, Rama,"

    Sementara di ruang kerja Rama, Soraya masih berdiri di tempatnya, kedua tangannya saling menggenggam erat, berusaha meredakan kegugupan yang tiba-tiba muncul saat Nara datang tadi. Akan tetapi, begitu pintu tertutup dan kehadiran Nara tak lagi menjadi ancaman lagi, Soraya menoleh ke arah Rama dengan ekspresi yang lebih santai, bahkan sedikit menggoda."Kamu terlalu tegang, Pak," gumamnya pelan, melangkah mendekati Rama. "Dia hanya datang sebentar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Rama menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang maki kalut. "Nara bukan wanita bodoh, Soraya. Aku tak bisa terus bermain-main tanpa risiko ketahuan oleh dia."Soraya tersenyum tipis, jemarinya dengan luwes menyusuri dada Rama yang masih tertutup kemeja. "Lalu? Apa itu berarti kita harus berhenti padahal kita baru memulainya, hm?" bisiknya, matanya menatap lekat ke dalam mata Rama, penuh dengan tantangan.Rama menggenggam tangan Soraya, menghentikan gerakannya. "Dengar Soraya, aku tak mau

  • Gairah Liar Istriku   Bab 22. Libido

    Suara ketukan pintu menggema di ruangan. Rama dan Soraya saling bertukar pandang, sekilas ketegangan tersirat di mata Soraya sebelum ia menunduk dan memasang ekspresi profesional. Dengan cepat, ia merapikan rok dan blazernya, sementara Rama mengambil napas dalam, menyesuaikan kembali kemejanya agar terlihat lebih rapi."Masuk!" suara Rama terdengar berat, masih menyisakan sisa gairah yang belum tersalurkan.Pintu terbuka, dan seorang wanita dengan setelan kasual melangkah masuk. Nara, istrinya, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tatapan matanya langsung menangkap ekspresi tegang Soraya dan wajah Rama yang masih sedikit merah. Ada sesuatu di ruangan ini, sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak.Sejak pagi, Nara sudah merasa ada yang tidak beres. Perkataan Dita, sahabatnya, terus terngiang di kepalanya. "Aku tahu sesuatu tentang Rama," kata Dita tadi malam dengan nada misterius. "Tapi aku tidak bisa bilang begitu saja. Aku cuma ingin kamu lebih peka."Nara m

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status