Semua Bab Cinta Terlarang Atau Takdir: Bab 71 - Bab 80

107 Bab

Tidak Rela

Aruna tampak cemas, netranya terus memindai ke arah dinding kaca yang membatasi ruang MRI karena di sana kedua orang tua dan keempat kakak laki-lakinya telah berkumpul memandanginya sambil mengobrol dan yang membuat Aruna semakin gelisah adalah sorot mata serta raut wajah mereka tampak serius.Bagaimana kalau mereka mengintrogasi Tezaar dan Tasya?Bagaimana kalau mereka tahu hubungannya dengan Leonhard?Mata Aruna memanas seiring tubuhnya bergerak masuk ke sebuah lubang mesin.Padahal dokter mengatakan memar di leher Aruna tidak serius juga mata Aruna yang merah bukan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di mata, Aruna sendiri sudah mengatakan kalau dia baik-baik saja tapi papi memaksa menginginkan Aruna melakukan banyak pengecekan agar beliau tenang dan yakin kalau apa yang dilakukan Nova tidak berdampak buruk baginya.“Leon … maafin aku.” Aruna bergumam kemudian terisak.Aruna merasa bersalah kalau sampai Leonhard dihabisi oleh papi dan keempat kakaknya.Semestinya dia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Hukuman

“Aku baik-baik saja …,” kata Aruna menatap Enzo dengan binar di mata yang menunjukkan penuh cinta meski sebenarnya palsu.“Maaf aku baru sampai, tadi aku sedang meeting sewaktu mendapat kabar tentangmu … aku baru membaca pesan Ghaza setelah meeting selesai.” Enzo tampak menyesal, dia mengecup lagi kening Aruna.“Eeeuhhh ….” Papi Arkana yang benar-benar jengah bangkit dari kursi.“Aku mengerti dan lagi aku baik-baik aja, sayang.” Nada suara Aruna tercetus manja membuat senyum Enzo berubah kaku karena mendapatkan balasan manis tersebut.“Apa yang terjadi?” Enzo bertanya, maksudnya apa yang terjadi dengan Aruna sampai dilarikan ke rumah sakit dan apa yang terjadi dengan Aruna sampai bersikap manis.Seingatnya mereka tidak sedang menutupi aib Leonhard.“Kamu tahu istrinya Enzo yang waktu itu ketemu di pesta?” Aruna ceritanya sedang mengadu.“Iya … ada apa dengannya?” Enzo mendengarkan dengan serius.“Dia cemburu karena pak Leon dan aku sering berhubungan tentang bisnis, tadi dia d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Menghadapi Sendirian

“Aruna serius ya waktu minta kalian melupakan kejadian kemarin, biarkan Aruna selesaikan ini sendiri dulu …,” kata Aruna memohon di tengah sarapan pagi di rumah papi.Berhubung tidak ada cedera serius di tubuh Aruna dari hasil pemeriksaan kemarin maka dokter mengijinkan Aruna pulang.“Iya sayang,” kata papi cepat menghindari perdebatan.“Tapi kami tetap ngawasin kamu ya, De.” Narashima buka suara.Tubuh Aruna kaku menatap Narashima dengan kedipan mata cepat.“Terserah … kalau enggak capek mah.” Kalau Aruna terang-terangan menolak pasti mereka akan curiga jadi memilih kalimat tersebut. “Lagian memangnya apa yang bisa Nova lakuin sama Aruna? Apartemen Aruna deket dari kantor, Aruna dianter jemput driver, apartemen Aruna juga dijaga ketat.” Tapi menambahkan alasan-alasan agar sang kakak tidak perlu mengkhawatirkannya, pasalnya dia jadi tidak leluasa bertemu Leonhrad jika diawasi terus.“Kalau gitu tugas kamu menghandle pak Leon—papi alihkan ke bu Maria-atasan kamu,” kata papi santa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Menerima Tawaran Aruna

Pesawat telepon yang ada di atas meja kerja Aruna berdering.Dia meraih gagang telepon lalu menempelkannya di telinga.“Bu … ada bu Nova telepon.” Tasya memberitahu terdengar ragu.“Sambungkan,” titah Aruna dengan jantung berdebar kencang.“Baik, Bu.” Setelah nada bip, Aruna tahu kalau telah tersambung dengan Nova.“Hallo?” Aruna bersuara lebih dulu.“Kita harus bicara.” Seenaknya Nova memerintah.“Bicaralah,” kata Aruna santai.“Temui aku di coffe shop sebelah gedung kantor kamu.” “Lalu kamu akan mencekikku lagi?” Aruna tertawa sumbang. “Jangan berharap!” serunya dengan nada meledek.“Mana mungkin aku mencekikmu di depan banyak orang!” Nova meninggikan suara.Aruna termenung sedang menimbang.“Kita bicara baik-baik atau ….” Kalimat Nova menggantung.“Atau apa?” tantang Aruna kesal.“Kalau kamu menghancurkanku maka aku juga enggak segan menghancurkanmu dan Leon.” Mendengar nama Leonhard disebut membuat Aruna akhirnya mengiyakan pertemuan itu.Aruna belum sempat disku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Melewati Semua Bersama

Aruna : Leon.Satu kata itu Aruna kirim dalam pesan singkat kepada Leonhard.Setelah bernegosiasi dengan Nova, Aruna jadi lebih berani menunjukkan kepemilikannya kepada Leonhard.Untuk yang pertama kali, dia menghubungi Leonhard lebih dulu di luar urusan bisnis.Leonhard yang tengah berkutat dengan MacBooknya tersenyum membaca pesan dari Aruna.Leonhard : Kamu merindukanku?Balasan Leonhard membuat Aruna juga tersenyum.Aruna : Sangat, bisa kamu datang ke apartemenku?Leonhard mengirim emotikon terkejut dengan mata dan mulut membulat serta kedua tangan menangkup pipi.Aruna balas mengirim emotikon tertawa hingga meneteskan air mata.Aruna : Ada yang ingin aku bicarakan.Dan seketika senyum di bibir Leonhard memudar, dia curiga hubungannya dengan Aruna akan kandas.Leonhard tidak langsung membalas, dia masih membuka ruang pesan dengan Aruna dan menatapnya berlama-lama.Aruna : Aku rindu.Leonhard mengangkat kedua a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Hubungan Sembunyi-Sembunyi

Aruna terjaga karena tidak merasakan tangan Leonhard memeluk tubuhnya lagi.Dia menegakan punggung dan mendapati Leonhard sedang berkutat dengan MacBook di meja riasnya.Menoleh ke samping, melalui jam yang digantung di dinding Aruna tahu kalau waktu menunjukkan pukul tiga pagi.Tadi malam setelah Leonhard terbuka mengenai perusahaan di Singapura dan Aruna memberi saran yang telah dipendamnya beberapa hari ini—Leonhard menggendong Aruna ke kamar dan menurunkannya di atas ranjang,Pria itu hanya membuka kemejanya kemudian memeluk Aruna, menenggelamkan wajahnya di dada Aruna.Tidak berlangsung lama, Aruna mendengar dengkuran halus Leonhard yang sudah memasuki alam mimpi.Leonhard seperti tidak tidur selama berhari-hari jadi ketika bertemu Aruna langsung melampiaskan kantuknya.“Leon,” panggil Aruna dari atas ranjang.Leonhard menoleh lalu senyum manis terlihat jelas di wajah tampannya yang dipantuli sinar dari layar MacBook.“Masih pagi, tidur lah lagi …,” kata pria itu sembari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Memata-matai

Gundah menyerang Nova beberapa hari terakhir, meski pesannya kepada Leonhard selalu dibalas dan pria itu juga selalu memberitahunya saat hendak pergi ke Singapura tapi tetap saja Nova merasa resah dan gelisah, khawatir perselingkuhannya terungkap.Nova tidak bisa seratus persen mempercayai Aruna.Dia tidak fokus lagi menjalankan bisnis, lebih banyak melamun di ruangannya.Tok …Tok …Suara ketukan di pintu membuat Nova memerintahkan seseorang di luar sana agar masuk.Ceklek …“Maaf Bu, ada customer yang komplain.” Gadis pelayan toko bernama Ayu melangkah pelan mendekat sambil membawa satu potong blouse. “Komplain kenapa?” Nova bertanya.Belum apa-apa ekspresi wajah Nova tampak kesal.“Ini Bu, katanya bagian tangan yang berwarna merah luntur saat dicuci dan mengenai bagian badannya yang berwarna putih … bajunya jadi rusak dan customer-nya minta ganti.” Nova meraih blouse itu untuk dia teliti, mengembuskan nafas jengah lantas mengesah.“Kenapa bisa kaya gini sih!” Dia mele
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Berubah

“Tasya, kamu pulang sama siapa?” Tezaar menghentikan laju motornya di depan Tasya yang berdiri di depan loby.“Pulang sendiri, ini lagi pesan ojeg online.” Tasya menjawab tanpa menatap wajah Tezaar.“Ayo aku antar.” Tezaar menawarkan tumpangan.Tasya mengangkat kepalanya menatap Tezaar sesaat.“Terima ajakannya enggak ya? Gimana kalau nanti aku baper?” Tasya membatin.“Enggak deh, makasih … aku pulang sendiri aja.” Tasya menolak karena kalau sudah baper, dirinya sulit mengendalikan diri.Seperti yang sudah-sudah, menangis setiap malam karena tahu Tezaar ternyata tidak pernah mencintainya.“Kok kamu gitu?” Tezaar tidak terima.“Aku mau ke Supermarket dulu, mau beli skin care dulu terus mau beli makan malam dulu … banyak yang mau aku lakuin, udaaaah … kamu pulang aja sana.” Tasya sedang berusaha menjaga hatinya.Tezaar berdecak lidah kesal. “Kamu kaya sama ke siapa aja, dulu kamu sering minta anter aku ke sana ke sini … aku mau.” “Ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Hancur

Hancur, satu kata yang bisa menggambarkan perusahaan di Singapura saat ini.Jangankan bisa mengejar target dari kakek, yang sudah ada pun tidak bisa Leonhard pertahankan.Sekeras apapun Leonhard berjuang mempertahankan perusahaan tidak akan berhasil kalau yang menghancurkannya ada di dalam perusahaan itu sendiri.Leonhard melempar berkas-berkas yang berserakan di atas meja ke udara.Dia menggeram sembari meremat rambutnya. “Tidak ada yang bisa kita selamatkan?” Leonhard menatap nanar Ava.Ava menggelengkan kepala dengan raut wajah penuh penyesalan.“Kita kumpulkan bukti lalu laporkan kelakuan Mia ke kakek, setidaknya kamu tidak sendirian menanggung ini semua.” Ava malah memberi saran seperti itu padahal Mia adalah kakak kandungnya sendiri.“Tapi Mia kakakku … aku tidak ingin kakek membencinya.” Leonhard masih memikirkan orang lain padahal nasib dirinya berada di ujung tanduk.“Kamu enggak bisa seperti ini, Leon … kamu sudah berusaha, kamu telah bekerja keras untuk perusahaan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Welas Asih

Enam jam perjalanan udara berhasil Leonhard tempuh hingga sampai ke rumah mewah keluarga Lee.Sekuriti langsung membukakan pintu pagar besar itu setelah mengetahui sang tuan muda duduk di kabin belakang taksi yang datang.Leonhard meminta driver menurunkannya di depan rumah utama melewati area rumah kedua orang tuanya.Leonhard di sambut kepala asisten rumah tangga.“Di mana ibu tiriku?” Leonhard bertanya.“Sedang di ruangan sayap kanan bersama nyonya Wulandari, Tuan.” Tanpa menunggu detik berlalu Leonhard menderapkan langkah ke ruangan yang dimaksud.Kehadirannya membuat kedua wanita paruh baya yang dicintai sang papi itu menoleh.“Leon! Apa yang terjadi?” Mami Wulandari menjerit histeris melihat wajah anaknya yang babak belur.Mami langsung memburu Leonhard, mengusap wajahnya yang memar.“Apa yang terjadi, Nak? Katakan sama Mami?” Mami Wulandari menangis.“Leon enggak apa-apa, Mi ….” Leonhard menurunkan tangan mami dari wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status