หน้าหลัก / Romansa / Terjerat Cinta Ceo Posesif / บทที่ 31 - บทที่ 40

บททั้งหมดของ Terjerat Cinta Ceo Posesif : บทที่ 31 - บทที่ 40

51

Bab 31

Sepanjang perjalanan, Nicholas terus memikirkan ucapan sang ibu. Entah apa saja yang Rose katakan hingga bisa membuat ibunya begitu menginginkan dirinya.“Wanita itu telah mencuci otak ibuku,” geram William, tetapi ketika bertatap muka dengan Rose, ia merasa tertarik begitu kuat, apalagi mantan kekasihnya kini terlihat lebih cantik.“Dan sekarang, pak William dalam pengaruh sihirnya. Wanita itu telah bermain api, dia bahkan tidak takut dianggap wanita kedua dalam rumah tangga orang lain,” lanjut Nicholas mencemaskan Rose. Ia kembali ke tempat tinggal Rose sebelumnya, tempat yang biasa dikunjungi jika begitu lelah dengan pekerjaan. Akan tetapi, semua berakhir ketika Diana datang dan menawarkan cinta untuknya. Cinta yang ia butuhkan, seperti sentuhan dan kepuasan.Sekali lagi, ia mengutuk kebodohan Rose yang menolak bersamanya, andai saja, wanita itu tidak menjual maha, sudah pasti mereka menjadi sepasang kekasih yang bahagia.Ia turun dari mobil, berjalan ke arah depan untuk memastika
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 32

Di dalam mobil, William dan Rose saling terdiam. Perkataan Matilda kembali mengusik hati kecilnya.Ia menoleh ke arah William yang terlihat begitu santai seolah tak terjadi apa pun sebelumnya.“Kenapa?” tanya William tanpa menoleh.“Tidak,” jawab Bella kembali menatap ke arah jalan.“Jangan dipikirkan. Nenek bukan wanita yang tega, sehingga kau sampai memikirkan banyak hal,” tukas William lembut.“Aku tahu dia hanya bercanda, tapi bagaimana jika kau dan Kanaya–”“Tidak akan terjadi apa pun antara kamu. Dia sudah seperti adik bagiku, Rose.” William menarik Rose lebih dekat ke arahnya. Menekan tombol untuk menghalangi si sopir melihat kegiatan mereka.“Willie, ini di mobil,” bisik Bella begitu terkejut. Ia sudah berada di atas pangkuan William dengan mudahnya.“Aku tahu, untuk itu diamlah!” serunya.Suasana semakin mencekam, Rose menelan ludah kasar ketika melihat wajah William yang semakin mendekat ke arahnya.“William,” ujar Rose kembali.Pria itu terkekeh kecil, ia membenarkan rambut
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
อ่านเพิ่มเติม

Bab 33

Ethan menatap Nicholas dengan tenang, kemudian menepuk pundaknya pelan. “Lebih baik Anda fokus dengan pekerjaan Anda Pak. Tentang Bu Rose, lebih baik kita tidak perlu membahasnya.”Nicholas membuang napas pelan, ia menatap lurus pada Ethan yang tetap tenang, “Anda pasti tahu tentang sesuatu, kan? Apa hubungan Rose dengan pak William?”Tersenyum kecil, Ethan menghembuskan napas, “Saya hanya asisten Pak William. Pekerjaan saya hanya memastikan semua berjalan dengan baik, termasuk pekerjaan Anda.”Nicholas memicingkan mata, ia tahu jika Ethan tidak mungkin akan memberikan informasi padanya.“Anda tahu sesuatu dan menyembunyikan,” ujar Nicholas, “saya hanya ingin tahu di mana dia sekarang, jika Anda mengetahuinya tolong beritahukan padaku.”Sekali lagi, Ethan menarik sudut bibirnya begitu tipis, “Saya sudah banyak membuang waktu. Baiklah, Pak. Selamat bekerja.”Nicholas membuang napas kasar, ia mengepalkan tinju ke arah Ethan yang semakin menjauh. Pria itu begitu sulit memberitahu kebenar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 34

Ethan berjalan di belakang Rose yang sejak tadi hanya melangkah tanpa mengambil satu barang pun. Pria itu hampir ingin berteriak, berharap William menggantikan dirinya. Sorot matanya berbinar sejenak ketika melihat Rose mengulurkan tangan, seolah hendak mengambil sesuatu di rak. Namun, harapannya sirna begitu saja saat wanita itu kembali meletakkan barang tersebut dan berlalu tanpa membawa apa pun. “Bu, apakah Anda tidak tertarik dengan tas di sana?” tanya Ethan, segera menghadang langkah Rose yang hendak berbelok ke arah lain. Rose menoleh ke arah yang ditunjuk Ethan, memperhatikan deretan tas yang tertata rapi di lemari kaca. “Tidak,” jawabnya singkat. Dalam hatinya, ia tahu harga tas terkecil di sana bisa mencukupi kehidupannya selama bertahun-tahun. “Tas di sini terjamin keasliannya, Bu. Beberapa istri direktur rela menghabiskan banyak uang hanya untuk memiliki salah satunya,” jelas Ethan dengan tenang. “Anda lihat tas berwarna hitam dengan merek ternama itu?” Rose me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-16
อ่านเพิ่มเติม

Bab 35

“Buka mulutmu.” Rose menyodorkan sendok berisi makanan di depan mulut sang suami. Ia sengaja ingin menghindari suasana panas karena begitu lelah.“Rose, aku tahu kau sengaja melakukan ini. Kau tidak rindu padaku?” decak William kesal.“Buka dulu mulutmu. Kau harus mencoba masakan istrimu,” paksa Rose masih tetap sabar.Menarik napas panjang, William membuka mulut dan menerima suapan istrinya. Ia tersenyum lembut dengan tatapan hangat, “Aku merasa pernikahan kita adalah yang paling luar biasa,” ungkapnya, “kau paket komplit.”“Artinya ini enak?”“Hum tentu saja. Ini enak,” jawabnya kembali membuka mulut.“Syukurlah. Aku senang karena kau suka masakanku,” desahnya, mengingat ke belakang, Nicholas tak pernah sekalipun memuji masakannya.“Ini enak, kau juru masak terbaik setelah masakan ibuku,” sambung William seiring dengan tatapan matanya mulai berubah.Sesaat ruang makan terasa aneh, William terlihat tak bersemangat dalam kunyahannya, “Andai saja ibu masih ada, dia akan memuji dirimu j
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab 36

Tawa William pecah, seketika rasa ingin mengolok Nicholas lenyap begitu saja. Mantan kekasih Rose itu hanya bisa menyembunyikan rasa malunya dari balik senyum kecil.“Maafkan saya jika telah lancang, Pak. Saya mengira, istri Anda cemburu karena Anda dekat dengan wanita lain,” ujar Nicholas.“Hum, kau benar,” kata William, kehadiran Kanaya mungkin saja mengganggu Rose, sehingga wanitanya merasa rendah diri.“Kalau begitu, apa yang bisa kuberikan padanya. Aku ingin dia melihat bahwa aku ini begitu mencintainya,” terang William berterus terang.Nicholas terdiam sesaat. Ini bukan hal sulit untuknya, apalagi dia juga memiliki wanita yang mudah marah jika cemburu.“Wanita menyukai barang-barang mewah,” kata Nicholas, “istri Anda mungkin saja telah mendapatkan semua, untuk itu saya menyarankan membawanya untuk berlibur.”“Berlibur?” ulang William memikirkan, “ini tidak bisa, kita memiliki banyak agenda di kemudian hari.”Nicholas tersenyum memahami, “Anda benar. Tapi, tidak ada salahnya memb
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
อ่านเพิ่มเติม

Bab 37

“Katakan saja kenapa kau datang selarut ini?” William yang belum sempat membersihkan diri melepas kemeja miliknya dan menyampirkan di badan kursi.Melihat otot tangan William yang kekar serta leher yang begitu kokoh, Kanaya menelan ludah kasar. Ia mendekat dengan tanpa sadar, meremas tangan William dengan erat.“William, ototmu–”“Kanaya,” tegur William membaca isi kepala temannya.Wanita kru mengerucutkan bibir, ia melepas tangan William dan duduk di sofa. “Sebelum menikah dengannya, kau tidak pernah seperti ini. Sekarang, aku merasa kau semakin jauh.”“Coba cari kekasih, Kanaya. Hidupmu akan lebih baik ketika mendapatkan seseorang yang paham dengan dirimu.”“Mana bisa aku mencari pria lagi, aku, kan–”“Jangan macam-macam. Kau sudah seperti adik bagiku,” kata William.“Tapi, aku menginginkanmu, William. Katakan saja padaku jika pernikahan kalian hanya pernikahan palsu, ya kan?”William menarik napas panjang sebelum menatap Kanya datar, “Jangan bicara omong kosong.”Kanaya menggigit b
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 38

William memicingkan mata ketika Rose mencoba melepaskan pelukan mereka, “Apa kau marah? Kau cemburu?” tanya William mulai menggoda.“Tidak, untuk apa aku cemburu padanya,” ketus Rose memalingkan wajah.“Kalau begitu jelaskan padaku kenapa wajahmu masam?” William menahan tawa.“Tidak,” bantahnya.William tersenyum tipis, lalu dengan lembut mengapit dagu Rose agar kembali menatapnya. “Lalu kenapa memalingkan wajahmu dariku?”Rose melepas tangan William lembut, ia menarik napas pelan dan berkata, “Jangan mengada-ada. Aku hanya tidak suka melihatmu terlalu dekat dengannya.”William menarikkan sebelah alisnya. “Jadi, kau hanya tidak suka atau melihatku dengan, atau itu kata lain dari kata cemburu?”Rose menggigit bibir dalam, ia kembali memalingkan wajah menyembunyikan rona yang semakin memerah. “Berhenti menggodaku Willie.”“Tidak sebelum kau mengakui perasaanmu.” William semakin kekeh, ia kembali memeluk Rose semakin eratnya.Jantung keduanya berdebar begitu kencang. Tidak ada di antara
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 39

“Nicholas, apa maksudmu?” Diana mencegah keinginan kekasihnya yang terkesan berlebihan.“Tunggu sebentar saja. Aku akan kembali lebih cepat untukmu.” Nicholas mengusap lengan Diana lembut.“Tidak mau,” tolak Diana, “jika kau pergi dengannya, aku akan kembali dan kita berakhir.”Nicholas mendesah khawatir, ia melirik bawaannya yang berada di tangan, kemudian menatap Diana dan Rose secara bergantian.“Rose, tolong jangan buat kekacauan,” tegas Nicholas, “aku tidak bisa menolongmu jika pemilik rumah keberatan dengan dirimu.”Rose menarik napas pelan, ia menatap Diana dan Nicholas secara bersama, “Aku tidak butuh perhatian kalian berdua,” kayanya, “jika kau tidak suka dengan keberadaanku, maka menjauhlah!”“Rose!” geram Nicholas mulai terpancing, “kau bukan siapa-siapa. Bukan berarti kau dekat dengan pak Ethan lantas kau berani berada di tempat ini, ya.”Rose memutar mata malas, “Terima kasih karena sudah mengingatkan siapa aku. Tapi, dari pada kau bersusah payah, lebih kalian berdua masu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-24
อ่านเพิ่มเติม

Bab 40

Diana menarik tangan Nicholas pelan, ia melirik ke segala arah dengan wajah malu. “Nico, jangan mulai,” katanya, “biarkan saja dia melakukan apa pun yang dia mau,” bisik Diana mulai jengah. “Kau mau kemana? Kau tidak lihat ini acara besar?” Nico mencoba memelankan suaranya, “di atas saja, ada istri pak Nicholas, jika dia tahu siapa dirimu–” “Rose, baiklah!” Suara William terdengar begitu jelas di telinga semua orang. Nicholas menegang, ia melepaskan tangannya yang memegang tangan mantannya. Kemudian menatap bingung pada Rose yang terlihat tak bereaksi. “Kemarilah!” seru William lagi menarik atensi semua orang ke arah wanita cantik di hadapan Nicholas dan Diana. “Permisi,” ujar Rose melambaikan tangan ke arah Diana yang masih tercengang. “Apa yang terjadi?” bisik Diana masih bingung dengan situasi ini. Nicholas tidak menjawab, ia terus menatap Rose dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada kebingungan yang paling jelas terlihat. Di depan sana, Rose dengan gaun indah dan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
123456
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status