Share

Bab 31

last update Last Updated: 2025-03-12 21:14:24

Sepanjang perjalanan, Nicholas terus memikirkan ucapan sang ibu. Entah apa saja yang Rose katakan hingga bisa membuat ibunya begitu menginginkan dirinya.

“Wanita itu telah mencuci otak ibuku,” geram William, tetapi ketika bertatap muka dengan Rose, ia merasa tertarik begitu kuat, apalagi mantan kekasihnya kini terlihat lebih cantik.

“Dan sekarang, pak William dalam pengaruh sihirnya. Wanita itu telah bermain api, dia bahkan tidak takut dianggap wanita kedua dalam rumah tangga orang lain,” lanjut Nicholas mencemaskan Rose.

Ia kembali ke tempat tinggal Rose sebelumnya, tempat yang biasa dikunjungi jika begitu lelah dengan pekerjaan. Akan tetapi, semua berakhir ketika Diana datang dan menawarkan cinta untuknya. Cinta yang ia butuhkan, seperti sentuhan dan kepuasan.

Sekali lagi, ia mengutuk kebodohan Rose yang menolak bersamanya, andai saja, wanita itu tidak menjual maha, sudah pasti mereka menjadi sepasang kekasih yang bahagia.

Ia turun dari mobil, berjalan ke arah depan untuk memastika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 32

    Di dalam mobil, William dan Rose saling terdiam. Perkataan Matilda kembali mengusik hati kecilnya.Ia menoleh ke arah William yang terlihat begitu santai seolah tak terjadi apa pun sebelumnya.“Kenapa?” tanya William tanpa menoleh.“Tidak,” jawab Bella kembali menatap ke arah jalan.“Jangan dipikirkan. Nenek bukan wanita yang tega, sehingga kau sampai memikirkan banyak hal,” tukas William lembut.“Aku tahu dia hanya bercanda, tapi bagaimana jika kau dan Kanaya–”“Tidak akan terjadi apa pun antara kamu. Dia sudah seperti adik bagiku, Rose.” William menarik Rose lebih dekat ke arahnya. Menekan tombol untuk menghalangi si sopir melihat kegiatan mereka.“Willie, ini di mobil,” bisik Bella begitu terkejut. Ia sudah berada di atas pangkuan William dengan mudahnya.“Aku tahu, untuk itu diamlah!” serunya.Suasana semakin mencekam, Rose menelan ludah kasar ketika melihat wajah William yang semakin mendekat ke arahnya.“William,” ujar Rose kembali.Pria itu terkekeh kecil, ia membenarkan rambut

    Last Updated : 2025-03-13
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 33

    Ethan menatap Nicholas dengan tenang, kemudian menepuk pundaknya pelan. “Lebih baik Anda fokus dengan pekerjaan Anda Pak. Tentang Bu Rose, lebih baik kita tidak perlu membahasnya.”Nicholas membuang napas pelan, ia menatap lurus pada Ethan yang tetap tenang, “Anda pasti tahu tentang sesuatu, kan? Apa hubungan Rose dengan pak William?”Tersenyum kecil, Ethan menghembuskan napas, “Saya hanya asisten Pak William. Pekerjaan saya hanya memastikan semua berjalan dengan baik, termasuk pekerjaan Anda.”Nicholas memicingkan mata, ia tahu jika Ethan tidak mungkin akan memberikan informasi padanya.“Anda tahu sesuatu dan menyembunyikan,” ujar Nicholas, “saya hanya ingin tahu di mana dia sekarang, jika Anda mengetahuinya tolong beritahukan padaku.”Sekali lagi, Ethan menarik sudut bibirnya begitu tipis, “Saya sudah banyak membuang waktu. Baiklah, Pak. Selamat bekerja.”Nicholas membuang napas kasar, ia mengepalkan tinju ke arah Ethan yang semakin menjauh. Pria itu begitu sulit memberitahu kebenar

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 34

    Ethan berjalan di belakang Rose yang sejak tadi hanya melangkah tanpa mengambil satu barang pun. Pria itu hampir ingin berteriak, berharap William menggantikan dirinya. Sorot matanya berbinar sejenak ketika melihat Rose mengulurkan tangan, seolah hendak mengambil sesuatu di rak. Namun, harapannya sirna begitu saja saat wanita itu kembali meletakkan barang tersebut dan berlalu tanpa membawa apa pun. “Bu, apakah Anda tidak tertarik dengan tas di sana?” tanya Ethan, segera menghadang langkah Rose yang hendak berbelok ke arah lain. Rose menoleh ke arah yang ditunjuk Ethan, memperhatikan deretan tas yang tertata rapi di lemari kaca. “Tidak,” jawabnya singkat. Dalam hatinya, ia tahu harga tas terkecil di sana bisa mencukupi kehidupannya selama bertahun-tahun. “Tas di sini terjamin keasliannya, Bu. Beberapa istri direktur rela menghabiskan banyak uang hanya untuk memiliki salah satunya,” jelas Ethan dengan tenang. “Anda lihat tas berwarna hitam dengan merek ternama itu?” Rose me

    Last Updated : 2025-03-16
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 35

    “Buka mulutmu.” Rose menyodorkan sendok berisi makanan di depan mulut sang suami. Ia sengaja ingin menghindari suasana panas karena begitu lelah.“Rose, aku tahu kau sengaja melakukan ini. Kau tidak rindu padaku?” decak William kesal.“Buka dulu mulutmu. Kau harus mencoba masakan istrimu,” paksa Rose masih tetap sabar.Menarik napas panjang, William membuka mulut dan menerima suapan istrinya. Ia tersenyum lembut dengan tatapan hangat, “Aku merasa pernikahan kita adalah yang paling luar biasa,” ungkapnya, “kau paket komplit.”“Artinya ini enak?”“Hum tentu saja. Ini enak,” jawabnya kembali membuka mulut.“Syukurlah. Aku senang karena kau suka masakanku,” desahnya, mengingat ke belakang, Nicholas tak pernah sekalipun memuji masakannya.“Ini enak, kau juru masak terbaik setelah masakan ibuku,” sambung William seiring dengan tatapan matanya mulai berubah.Sesaat ruang makan terasa aneh, William terlihat tak bersemangat dalam kunyahannya, “Andai saja ibu masih ada, dia akan memuji dirimu j

    Last Updated : 2025-03-18
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 36

    Tawa William pecah, seketika rasa ingin mengolok Nicholas lenyap begitu saja. Mantan kekasih Rose itu hanya bisa menyembunyikan rasa malunya dari balik senyum kecil.“Maafkan saya jika telah lancang, Pak. Saya mengira, istri Anda cemburu karena Anda dekat dengan wanita lain,” ujar Nicholas.“Hum, kau benar,” kata William, kehadiran Kanaya mungkin saja mengganggu Rose, sehingga wanitanya merasa rendah diri.“Kalau begitu, apa yang bisa kuberikan padanya. Aku ingin dia melihat bahwa aku ini begitu mencintainya,” terang William berterus terang.Nicholas terdiam sesaat. Ini bukan hal sulit untuknya, apalagi dia juga memiliki wanita yang mudah marah jika cemburu.“Wanita menyukai barang-barang mewah,” kata Nicholas, “istri Anda mungkin saja telah mendapatkan semua, untuk itu saya menyarankan membawanya untuk berlibur.”“Berlibur?” ulang William memikirkan, “ini tidak bisa, kita memiliki banyak agenda di kemudian hari.”Nicholas tersenyum memahami, “Anda benar. Tapi, tidak ada salahnya memb

    Last Updated : 2025-03-19
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 37

    “Katakan saja kenapa kau datang selarut ini?” William yang belum sempat membersihkan diri melepas kemeja miliknya dan menyampirkan di badan kursi.Melihat otot tangan William yang kekar serta leher yang begitu kokoh, Kanaya menelan ludah kasar. Ia mendekat dengan tanpa sadar, meremas tangan William dengan erat.“William, ototmu–”“Kanaya,” tegur William membaca isi kepala temannya.Wanita kru mengerucutkan bibir, ia melepas tangan William dan duduk di sofa. “Sebelum menikah dengannya, kau tidak pernah seperti ini. Sekarang, aku merasa kau semakin jauh.”“Coba cari kekasih, Kanaya. Hidupmu akan lebih baik ketika mendapatkan seseorang yang paham dengan dirimu.”“Mana bisa aku mencari pria lagi, aku, kan–”“Jangan macam-macam. Kau sudah seperti adik bagiku,” kata William.“Tapi, aku menginginkanmu, William. Katakan saja padaku jika pernikahan kalian hanya pernikahan palsu, ya kan?”William menarik napas panjang sebelum menatap Kanya datar, “Jangan bicara omong kosong.”Kanaya menggigit b

    Last Updated : 2025-03-22
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 38

    William memicingkan mata ketika Rose mencoba melepaskan pelukan mereka, “Apa kau marah? Kau cemburu?” tanya William mulai menggoda.“Tidak, untuk apa aku cemburu padanya,” ketus Rose memalingkan wajah.“Kalau begitu jelaskan padaku kenapa wajahmu masam?” William menahan tawa.“Tidak,” bantahnya.William tersenyum tipis, lalu dengan lembut mengapit dagu Rose agar kembali menatapnya. “Lalu kenapa memalingkan wajahmu dariku?”Rose melepas tangan William lembut, ia menarik napas pelan dan berkata, “Jangan mengada-ada. Aku hanya tidak suka melihatmu terlalu dekat dengannya.”William menarikkan sebelah alisnya. “Jadi, kau hanya tidak suka atau melihatku dengan, atau itu kata lain dari kata cemburu?”Rose menggigit bibir dalam, ia kembali memalingkan wajah menyembunyikan rona yang semakin memerah. “Berhenti menggodaku Willie.”“Tidak sebelum kau mengakui perasaanmu.” William semakin kekeh, ia kembali memeluk Rose semakin eratnya.Jantung keduanya berdebar begitu kencang. Tidak ada di antara

    Last Updated : 2025-03-23
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 39

    “Nicholas, apa maksudmu?” Diana mencegah keinginan kekasihnya yang terkesan berlebihan.“Tunggu sebentar saja. Aku akan kembali lebih cepat untukmu.” Nicholas mengusap lengan Diana lembut.“Tidak mau,” tolak Diana, “jika kau pergi dengannya, aku akan kembali dan kita berakhir.”Nicholas mendesah khawatir, ia melirik bawaannya yang berada di tangan, kemudian menatap Diana dan Rose secara bergantian.“Rose, tolong jangan buat kekacauan,” tegas Nicholas, “aku tidak bisa menolongmu jika pemilik rumah keberatan dengan dirimu.”Rose menarik napas pelan, ia menatap Diana dan Nicholas secara bersama, “Aku tidak butuh perhatian kalian berdua,” kayanya, “jika kau tidak suka dengan keberadaanku, maka menjauhlah!”“Rose!” geram Nicholas mulai terpancing, “kau bukan siapa-siapa. Bukan berarti kau dekat dengan pak Ethan lantas kau berani berada di tempat ini, ya.”Rose memutar mata malas, “Terima kasih karena sudah mengingatkan siapa aku. Tapi, dari pada kau bersusah payah, lebih kalian berdua masu

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 53

    Di rumah sakit swasta. Rose melangkah dengan tergesa, tak lupa dengan penutup wajah yang harus dipakai setiap kali ia keluar. Bukan keinginannya, tetapi beberapa minggu yang lalu, ketika ia keluar ke supermarket. Orang-orang berdesakan hanya untuk menangkap gambar dan mengabadikan dalam ponsel mereka.“Ibu, kau di sini?” Rose menghentikan langkah ketika tak sengaja bertabrakan dengan Margaret hingga penutup wajahnya hampir saja tersingkap.“Rose, ada apa dengan wajahmu, kenapa memakai benda itu?” tanya Margaret bingung.Rose membenarkan dengan cepat kain penutup wajahnya, kemudian membawa Margaret ke tempat yang lebih sepi. Wanita itu, berbicara dengan napas terengah karena takut ada yang menyadari keberadaannya.“Aku baik-baik saja,” katanya, “Ibu periksa lagi?” tanya Rose melihat kondisi ibu Nicholas.Margaret belum menjawab, tetapi pria lain sudah berjalan mendekat ke arah mereka berdua. Margaret tersenyum, ia meminta Rose berbalik dan melihat siapa yang ada Bersama mereka.“Rose,

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 52

    Matilda mengerutkan kening, “Aku hanya ingin melindungi cucuku,” katanya setelah lama terdiam, “bisa saja kan kau mengatur banyak rencana untuknya.”Rose menggeleng. "Apakah aku terlihat sangat jahat, Nek?"Belum menjawab, terdengar ketukan kecil beberapa kali dari arah luar. Rose dan Matilda menoleh ke arah pintu yang terbuka. Pria itu melangkah dengan tatapan lurus ke arah istrinya yang terlihat begitu tegang. Sementara Matilda, ia membenarkan duduknya seraya melirik tatapan keduanya yang tak putus.“Maaf karena aku terlambat,” kata William mengecup kepala Rose di hadapan sang nenek. Rose mengerjap cepat dengan wajah memerah, ia melirik pada Matilda yang menatap mereka berdua tanpa ekspresi apa pun.“Kalian sedang membahas apa?” tanya William berpura-pura, “Bagaimana keadaanmu Nek, maaf karena aku baru bisa membawa Rose untukmu.”Matilda mendesah pada cucunya, “Kau sudah memutuskan?” William tersenyum tipis, ia meraih tangan Rose lembut. “Aku ingin tetap Bersama dengan istriku, a

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 51

    William tersenyum tipis seraya meraih tangan Rose, membantu sang istri duduk Kembali pada kursinya. “Ada seseorang yang menemukan berkas awal yang aku buat. Aku merasa dia sengaja ingin membuat kita berjarak.”Rose menatap serius pada William, jika dilihat dengan benar, mereka berdua hanya membentuk hubungan yang rapuh. Tidak ada cinta melandaskan pernikah mereka selain kerja sama yang menguntungkan. Akan tetapi, hingga saat ini, ia pun tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Bekerja di kantor seperti yang ia inginkan.“Lalu, kau jawab apa?” tanya Rose serius.“Tidak ada. Memang aku harus jawab apa?” jawab Willian seraya bertanya.Rose tersenyum getir, ia mengangguk dengan jantung berdebar tak beraturan. “Jika nenek bertanya padaku, harus aku jawab apa?”“Jawab saja seperti yang kau inginkan,” kata William, “karena aku sudah menjawab apa yang seharusnya aku jawab.”Rose Kembali mendesah pelan, “Aku takut. Nenek akan tahu jika malam itu karena kebodohanku,” balas Rose dengan nada berg

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 50

    “Terima kasih,” kata Rose menerima susu dengan campuran peanut butter serta pisang madu.“Jika Anda membutuhkan yang lain, silakan pencet tombol seperti biasa Bu,” kata si pelayan dengan hormat.“Hum, terima kasih. Kau istirahatlah.”Si pelayan berbalik dan meninggalkan kamar dengan langkah terburu, diam-diam ia tersenyum kecil ketika susu buatannya diminum di depan mata.“Aku berharap di rumah ini ada penghuni baru,” katanya dengan suara seperti berbisik.Bersamaan dengan itu, Walliam sudah tiba di kediaman Matilda dengan Langkah yang tergesa. Ia merasa ada yang tidak beres dengan neneknya karena tak biasanya Matilda memanggilnya tanpa perantara asistennya.“Di mana nenekku?” tanyanya pada pria yang telah lama bekerja dengan Matilda. Pria yang paling setia di antara pekerja mereka yang lain.“Beliau ada di dalam,” katanya dengan sopan.William mengangguk kecil, kemudian tersenyum tipis pada pria yang masih setia berdiri di depan pintu, “Istirahatlah Paman, aku yang akan mengingatkan

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 49

    Rose segera menggeleng cepat dengan jantung yang mulai tak karuan. “Tidak ada hal seperti itu, Willie. Aku hanya lelah saja.”William menyipitkan mata, kemudian dengan segera mengangguk. “Baiklah, aku percaya padamu.”Rose berada lega, ia melirik Nicholas yang berada di sebelah William, pria itu juga melirik ke arahnya dengan tatapan yang sulit dibaca.“Silakan Pak Nicholas,” panggil William karena pria itu tidak bergerak dari tempatnya, “kita satu lift bersama.”Tanpa ragu, Nicholas melangkahkan kaki masuk ke dalam, menatap Rose dengan tatapan sinis. Ia berdiri tidak jauh dari keduanya dengan tangan mengepal kuat.“Kau ingin makan apa setelah ini?” tanya William pada Rose, tak peduli di sana ada Nicholas dengan segala kecemasannya.“Aku makan yang sudah disediakan saja,” jawab Rose seadanya.“Kenapa jawabanmu seperti itu?” selidik William, “kau baik-baik saja kan?”William membuang napas pelan, ia menatap Rose yang langsung menampilkan senyum ke arahnya. “Katakan, apa yang mengganggu

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 48

    “Maafkan aku,” kata Kanaya dengan wajah menyesal, “aku buatkan makanan cobalah!” William membuang napas pelan, ia menatap rantang yang ada di atas meja, “Bukankah kau masih sakit? Kenapa–” “Aku sudah sembuh, lihatlah sudah bisa memasak dan datang untukmu.” William menoleh ke arah pintu di mana Rose yang baru keluar dengan senyum tipis di bibirnya. Melihat itu, Kanaya pun berbalik dan mendesah kecewa. “Aku kira hanya kau saja yang di sini,” ungkap Kanaya merasa kesal. Rose berjalan ke arah keduanya, kemudian memilih duduk di sebelah William dengan tenang. “Hai Kanaya.” “Tidak bisakah kau tidak mengekor pada William?” ketus Kanaya. Rose menoleh pada suaminya, kemudian menatap Kanaya dalam kembali, “Maafkan aku, tapi salahnya di mana?” William tersenyum tipis, meraih tangan Rose dan mengecupnya. “Benar, tidak ada yang salah.” Mendengus kesal, Kanaya dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria. Ia membuka rantang bawaannya dan membukanya di hadapan keduanya. “

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 47

    Setibanya di kantor, William turun dengan sang istri di sebelahnya. Semua mata kembali tertuju pada wanita yang pernah bekerja sehari di kantor, semakin cantik dengan aura yang begitu terang.Edwin yang malam itu juga syok hanya mematung di sebelah Nicholas yang mengepalkan tangan.“Pantas saja, Bu Rose sangat cantik, dia istri pak William,” bisik Edwin seolah tak menerima kenyataan ini.Nicholas mencoba untuk memamerkan senyum ketika keduanya berjalan ke arah mereka.“Selamat siang Pak.” Nicholas membungkuk kecil sebagai penghormatan, “selamat siang, Bu Rose.”William mengangguk. “Setelah makan siang, masuk ke ruanganku.”Nicholas tersenyum tipis. Ia kembali menganggukkan kepala tanda hormatnya, membiarkan William dan Rose melewatinya begitu saja.“Aku masih tidak mengangka ini,” kata Edwin, tatatapan masih tetap lurus pada Rose yang begitu anggun.“Wanginya saja masih bisa tercium, pak William sangat beruntung.”Nicholas mengepalkan tangan tatkala tak sengaja melihat tangan William

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 46

    Setelah memeriksa kesehatan Margaret, Rose mencari keberadaan Diana seperti yang Margaret inginkan. Akan tetapi, wanita yang akan menjadi istri Nicholas itu entah pergi ke mana.“Maaf Ibu, tapi sepertinya Diana sudah kembali,” lapor Rose merasa menyesal.“Bagaimana bisa dia meninggalkan kita dengan mobil putraku?” geram Margaret tak habis pikir.Rose melirik pada pria suruhan William yang hanya diam tak bergerak sejak tadi, “Ibu ikut saja dengan kami, aku akan antarkan ini kembali.”Margaret melirik pada pria tersebut, wajah datar dengan tubuh besar yang menakutkan, “Ibu bisa pulang dengan taksi saja, Rose.”“Tidak perlu, Ibu,” tolak Rose, “aku akan antarkan Ini sampai rumah, tapi sebelum itu, kita makan dulu, ya.”Margaret menggeleng cepat. “Tidak perlu Nak. Ibu tidak mau menjadi beban untukmu.”“Eh, tidak seperti itu, Bu. Ayo, aku juga sangat lapar,” ajak Rose dengan senyum hangat.Mereka meninggalkan rumah sakit saling bergandengan, tak melihat jika di sudut ruangan ada seseorang b

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 45

    Di kediaman William, pria itu turun dengan tergesa ke lantai bawah karena tak biasanya Rose tidak menyiapkan pakaian kerjanya seperti biasa.“Di mana istriku?” tanyanya pada pelayan yang berada di ruang makan. Ia duduk dan menyesal teh miliknya yang masih hangat.Si pelayan menoleh dengan gugup. Ia tersenyum lembut sebelum menjawab. “Ibu keluar beberapa menit sebelum Anda kembali, Pak. Kemungkinan akan kembali malam hari."Sebelum bokongnya benar-benar menempel pada kursi, William terlihat mengerut kening. “Malam hari? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal?”Si pelayan menelan ludah kasar, ia ingin menjelaskan, tetapi William lebih cepat meninggalkan ruang makan dan berjalan ke ruang kerjanya. Di ruang tengah, ia bertemu dengan Ethan yang terlihat menegang.“Katakan apa yang kau ketahui?”Ethan mencoba untuk tersenyum, “Saya tidak tahu apa-apa Pak.”“Cari dia dan bawa kembali!” pinta William tidak ingin tahu.“Pak, tapi kita ada pertemuan satu jam lagi. Bagaimana jika–”William memija

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status