Beranda / Romansa / One Night Stand / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab One Night Stand: Bab 1 - Bab 10

26 Bab

Bab 1: Malam Yang Kelam

“Akkhh…” teriakan kesakitan Mary terdengar memilukan, tetapi Victor tidak peduli. Pria itu mendorong pinggulnya hingga berhasil menerobos inti tubuh Mary, merobek selaput darah keperawanan wanita itu.“Argh… fucking shit!” erang Victor, menyadari betapa nikmatnya penyatuan yang dia rasakan ini. “Tubuhmu nikmat sekali,” bisiknya di telinga Mary. ***Beberapa jam sebelumnya…London, UK…“Halo sayang.”“Ya sayang,” sahut wanita cantik bernama Mary Poppins itu. Ia memanfaatkan bahu untuk menahan ponsel di telinga, sementara kedua tangannya sibuk menyiapkan tas kerjanya dan beberapa barang yang dibutuhkan.“Kamu habis ngapain sampai terlambat begini, hem?” tanya seorang pria di ujung telepon yang merupakan kekasih Mary. Namanya Nathan.“Tadi aku sempat ketiduran setelah mengobrol dengan Jihan, sayang. Aku lupa menyetel alarm,” jawab Mary sambil menegakkan tubuh dan berputar ke kiri dan kanan sekadar memastikan tidak ada barang yang ketinggalan.Di ujung telepon, terdengar helaan napas pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

BAB 2: Pria Bajingan

***Setelah pertemuan singkat dengan klien, Nathan langsung kembali ke hotel tempat ia menginap selama berada di luar kota. Di dalam kamar, Nathan duduk di sofa dekat ranjang dengan ponsel di tangan kanannya. Ia mengutak-atik perangkat canggih tersebut sejak tadi, berulang kali menghela napas gusar. Nathan menghubungi Mary berkali-kali, tetapi panggilan teleponnya tak kunjung dijawab oleh sang kekasih. Ia hanya ingin memberitahu Mary bahwa sekarang ia sudah sampai dan berada di hotel.Sayangnya, wanita itu justru tidak menjawab teleponnya. Nathan tampak cemas karena sebelumnya Mary hampir tidak pernah bersikap seperti ini.“Apakah mungkin dia sangat sibuk? Makanya, tidak sempat menjawab teleponku,” gumam Nathan pelan, menerka-nerka keadaan kekasihnya di sana.Kemudian, ia menghela napas. “Ya sudahlah, sebaiknya aku kirim pesan singkat saja. Kalau nanti dia sudah tidak sibuk, pasti akan membacanya. Itu yang lebih penting,” pikirnya.Setelah itu, Nathan segera mengetik pesan untuk dik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 3: Nathan Gelisah

***Setibanya di apartemen, Mary langsung bergerak menuju kamar mandi. Ia menanggalkan semua kain yang melekat di tubuhnya dengan gerakan kasar, membuatnya robek. Setelah itu, Mary melangkah ke bilik shower.Ia menyalakan air, membiarkan tubuh telanjangnya disiram deras sambil menggosok kulitnya dengan kasar. Ia berharap, dengan cara ini, ia bisa menghapus semua bekas sentuhan pria bajingan itu semalam.Mary tak peduli lagi dengan kulitnya yang tampak memerah; ia terus menggosok tanpa ampun. Di sisi lain, air matanya bercampur dengan air shower, tetapi isak tangisnya tetap terdengar menyayat hati.Selain karena ia memiliki seorang kekasih, dan mereka sudah merencanakan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, Mary juga sangat membenci Victor—bahkan sejak jauh sebelum ia mengenal Nathan.Semakin banyak ia mendengar curhatan pilu sahabatnya, Jihan, tentang semua perlakuan menjijikan Victor, semakin besar rasa jijiknya dan bencinya terhadap pria itu.Namun kini, takdir se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 4: Lebih Baik Mengakhiri

***“Tuan, apakah Anda baik-baik saja?” tanya wanita yang merupakan asisten Nathan, Daisy namanya. Ia memiliki postur tubuh mungil, kulit cerah seputih susu, dan … wajah yang sangat cantik.“Ah, maaf jika saya lancang,” ia tampak gugup ketika ditatap datar oleh Nathan. “Saya hanya mencemaskan keadaan Anda. Sejak tadi … saya melihat Anda tidak fokus. Bahkan, beberapa pertanyaan dari klien cukup lama Anda tangkap.”Sejenak, Nathan menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Ia menegakkan tubuh, kemudian menyandarkan punggung di sandaran sofa. Saat ini, ia dan Daisy masih berada di dalam sebuah ruangan VVIP di restoran setelah mengadakan pertemuan dengan klien.Nathan meraup wajahnya dengan kedua tangan, menandakan betapa gelisahnya ia. Sejak pagi tadi, ia belum bisa mengusir bayangan Mary dari pikirannya.Wanita cantik itu memenuhi pikirannya dan membuatnya khawatir. Rasanya, Nathan ingin pulang saat ini juga untuk menemui kekasihnya itu, memastikan langsung apa yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 5: Ingin Putus?

***Setelah menghabiskan waktu sekitar 15 menit dari club, Nathan tiba di apartemen Mary. Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Nathan keluar dengan langkah terburu-buru menuju lift yang akan membawanya ke lantai tempat unit apartemen kekasihnya berada.Setelah tiba di depan lift, Nathan masuk dan menekan tombol. Pintu lift tertutup rapat, dan beberapa detik kemudian, lift mulai bergerak naik ke lantai yang dituju.Ting!Setelah beberapa saat, lift berbunyi, dan pada saat yang sama, pintu terbuka lebar. Nathan melangkah keluar dari lift menuju unit apartemen Mary.Dengan perasaan berdebar, Nathan kini berdiri di depan pintu apartemen. Ia mengangkat tangan hendak menekan bel, tetapi tiba-tiba ia mengurungkan niatnya. Sudah hampir jam 1 dini hari, dan jika Mary ternyata baik-baik saja dan tertidur, bunyi bel tentu akan mengganggu tidurnya.‘Sebaiknya aku langsung masuk saja,’ pikir Nathan, lalu ia membuka pintu tersebut dengan mudah. Mary sendiri yang memberikan akses masuk ke apart
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 6: Wanita Bar-Bar

***Di atas ranjang, Mary berbaring dengan posisi miring, kedua kakinya ditekuk. Matanya terlihat sembab akibat terlalu banyak menangis. Sejak ditinggalkan oleh Nathan sekitar dua jam yang lalu, yang bisa dilakukan Mary hanyalah menangis.Ia ingin sekali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya kepada Nathan, tetapi di sisi lain, Mary juga takut Nathan tidak akan mempercayainya. Hanya dengan menyampaikan penjelasan tanpa bukti apapun, rasanya mustahil ada orang yang akan mempercayainya, bahkan Nathan, kekasihnya sendiri.Di mata Mary, Nathan adalah pria yang sangat baik dan tulus. Sempurna. Pria itu memperlakukan Mary dengan sangat lembut, sehingga rasanya kecil kemungkinan pria itu akan menyakiti perasaannya andai saja ia berkata jujur.Namun, percayalah, berada di posisi Mary saat ini bukanlah hal yang mudah. Rasa trauma membuat pikirannya kacau, ditambah sudut pandang yang selalu negatif membuatnya kesulitan untuk bercerita kepada orang lain.Mary tidak ingin memendam semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 7: Sebuah Kebetulan

***Jam delapan pagi, cahaya matahari masuk melalui celah-celah tirai jendela kamar Mary. Di atas ranjang, wanita itu tidur pulas, ditemani Nathan yang setia memberikan pelukan hangatnya sepanjang malam.Posisinya yang membelakangi Nathan dan wajahnya yang menghadap ke arah jendela membuat cahaya matahari menerpa kulit wajahnya yang mulus. Detik demi detik, ia mulai terusik oleh rasa hangat yang cenderung panas dan silau, meskipun matanya masih tertutup.Mary bergerak pelan, mengubah posisi tubuhnya untuk menghadap Nathan. Di bawah selimut tebal yang menghangatkan tubuhnya, ia membawa sebelah tangan untuk memeluk pria itu. Wajahnya semakin dekat ke dada bidang pria itu, dan tubuhnya semakin rapat seolah mencari ketenangan.Di sisi lain, Nathan sudah terjaga sejak satu jam yang lalu. Namun, pria itu tak beranjak sedikitpun dari tempat tidur. Ia tidak ingin meninggalkan Mary sebelum wanita itu terbangun.Nathan menggulung senyum, merasakan pelukan erat Mary di tubuhnya, lalu mengecup le
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 8: Makan Siang Bersama

***Jika sebelumnya Mary selalu antusias saat mengunjungi kediaman Hilton yang mewah dan megah, kali ini terasa berbeda. Ia menyadari ada sesuatu yang tidak nyaman di dalam hatinya ketika berada di tengah keluarga kekasihnya.Keluarga Nathan, yang sangat tulus dan ramah kepadanya, justru membuat Mary merasa bersalah. Dia merasa seperti seorang pengkhianat yang tidak pantas berada di sana. Meskipun tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah terjadi padanya, Mary merasa malu yang luar biasa. Ia merasa seolah-olah sedang ditelanjangi di depan banyak orang.Tak tahu harus berbuat apa, saat kakinya melangkah memasuki kediaman yang megah itu, dadanya berdebar-debar dan perasaan tidak nyaman semakin merayap, membuatnya gelisah."Kamu kenapa, sayang?" tanya Nathan, yang menghentikan langkahnya dan menatap lekat-lekat pada Mary yang juga berhenti di sampingnya. Keningnya tampak berkerut, menunjukkan kebingungan atas reaksi kekasihnya yang ia sadari."Hah..?" Mary terkejut oleh pertanyaan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 9: Hinaan Mary Terhadap Victor

***Sebelumnya, Victor menuju toilet bersama temannya, Olso. Namun, temannya itu sudah selesai terlebih dahulu dan meninggalkannya di toilet untuk kembali ke ruang tengah, bergabung dengan Dominic dan Nathan di sana.Namun, sebuah kebetulan kembali membuat Victor dan Mary terjebak dalam situasi tak diinginkan. Tanpa sengaja, Mary pun masuk ke dalam toilet tempat Victor berada. Betapa terkejutnya wanita itu ketika melihat kehadiran pria bajingan itu di sana!Tanpa berpikir panjang, Mary segera berusaha mundur untuk keluar dari toilet tersebut. Namun sialnya, dia kalah cepat dari Victor, yang sudah mengunci pintu toilet dan memerangkap tubuhnya di antara pintu.Mary membuka bibirnya, hendak mengatakan sesuatu, tetapi Victor sigap membungkam mulutnya dengan sebelah tangan, sementara tangan yang satunya lagi digunakan untuk menahan kedua tangan Mary di atas kepala."Uussttt... diam, Baby," bisik Victor di depan wajah Mary. Pria itu lalu mengulas senyum smirk di wajahnya.Mary terhenyak, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 10: Mary Dalam Bahaya

***"Kau ini kenapa, huh? Tiba-tiba bersikap begini, gegabah tanpa berpikir panjang," Olso berkata sambil menyetir, melirik Victor yang duduk di sampingnya. "Nathan itu keponakan Tuan Dominic, dan dia sangat sayang terhadap keponakannya, seperti putranya sendiri. Dan kau... kau malah dengan beraninya mengganggu kekasih dari keponakannya itu. Mereka akan segera menikah, Victor. Berhentilah berbuat gila, jangan sampai semua tindakanmu itu menghancurkan apa yang selama ini kita bangun. Kepercayaan Tuan Dominic. Hubungan baik kita dengannya jangan sampai hancur hanya karena kau mengejar Mary."Di sisi lain, Victor hanya diam, mendengarkan dengan seksama omelan panjang lebar Olso tanpa berniat membalas."Aku tidak tahu persis apa alasanmu kali ini. Tapi yang jelas, aku tidak percaya kalau alasannya karena cinta. Kau tidak mungkin mencintai Mary, kan? Sementara Jihan sendiri belum bisa kau lupakan," Olso melanjutkan, tampak belum puas mengomeli temannya itu.Ya, Olso sangat kesal dengan Vi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status