Beranda / Romansa / One Night Stand / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab One Night Stand: Bab 11 - Bab 20

27 Bab

Bab 11: Terus Melawan

***"Club ini tutup!" seru seorang pria kepada Victor dan Olso, berusaha menghalangi jalan mereka untuk masuk ke dalam club.Di depan club, ternyata ada dua pria yang berjaga. Sementara itu, petugas yang seharusnya menjaga tempat itu telah mereka bunuh, dan nasib mayatnya entah dibuang ke mana."Aku tahu ini tengah malam, tapi bisakah jangan membuat lelucon?" sarkas Olso, menatap kedua pria itu dengan tatapan bengis secara bergantian. Di sampingnya, Victor hanya diam, menatap kedua pria itu dengan tatapan datar dan tajam.Setelah jeda sejenak, Olso melanjutkan, "Kau bilang club ini sudah tutup. Kau pikir aku buta sehingga tidak bisa melihat mobil-mobil para pengunjung yang terparkir di sana?"Kedua pria itu sontak saling melirik, memberi isyarat lewat anggukan kepala. Detik berikutnya, dengan gesit mereka mengangkat senjata yang tersembunyi di balik punggung dan mengacungkannya ke arah Olso dan Victor.Namun, dalam hitungan detik, Olso tak kalah sigap. Ia meraih pergelangan tangan sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 12: Nathan Cemburu

***“Pelan-pelan, sakit,” keluh Mary.“Tahan sebentar,” jawab Victor, berusaha tenang.“Iya, tapi tetap sakit,” protes Mary, mencengkram pergelangan tangan Victor yang kekar, berusaha menahan gerakan pria itu yang tengah membersihkan luka di sudut bibirnya.“Sedikit lagi selesai. Tahan!” Victor menjauhkan tangan Mary dari dirinya dan melanjutkan membersihkan luka memar di bibir wanita itu.“Sudah, nanti saja,” tolak Mary lagi, kali ini mundur sedikit dan menciptakan jarak antara mereka. “Sangat perih, aku tidak tahan. Pipiku juga nyeri.”Victor menatapnya dengan jengkel. “Dan membiarkan lukamu seperti itu? Bagaimana kalau nanti infeksi?” Ia mendekat lagi, meraih tangan Mary untuk membawanya kembali ke pinggir wastafel.Mereka berada di apartemen Mary, baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Sebelumnya, Mary melarang Victor untuk masuk, tetapi pria itu tidak menghiraukan larangannya dan tetap memaksa masuk. Akhirnya, Mary menyerah karena merasa percuma melanjutkan protes. Victor tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 13: Tidur Dengan Wanita Lain

***“Aku hanya bertanya, Mary. Lantas, pertanyaanku membuatmu tersinggung?” Nathan mendudukkan tubuh di samping Mary, tidak melepaskan pandangannya dari wanita itu.Sejenak, Mary terdiam, mencerna ucapan Nathan. “Dari segi mana aku tersinggung?” lantas membalas tatapan mata dingin pria itu.“Aku bertanya,” Nathan memperjelas.“Dan pertanyaan mu membuatku bingung, Nathan. Bukankah tadi sudah aku jawab, kalau aku baik-baik saja? Apakah ada yang salah dengan jawabanku itu? Kalau iya… lantas dimana salahnya? Tolong, kasih tahu aku,” Mary yang tadinya duduk bersandar di sofa, sontak menegakkan tubuhnya dan menatap dalam mata pria itu.Nathan tidak langsung membalas. Ia menarik pandangannya dari Mary, lantas menatap lurus ke depan. Menghela napas, ia berusaha mengusir rasa sesak yang terasa berat di dadanya.“Aku sebagai kekasihmu merasa tidak berguna. Wanitanya dalam bahaya, tapi tidak tahu apa-apa. Seharusnya kau menghubungiku saat kamu membutuhkan pertolongan, bukan malah membiarkan pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 14: Map Cokelat

***Seharian itu, Nathan tidak tenang. Ia tampak sangat gelisah memikirkan peristiwa di mana Daisy tidur di atas ranjangnya sambil ia memeluk wanita itu. Nathan merasa bersalah terhadap Mary, kekasihnya. Ia merasa seperti seorang pengkhianat, meskipun sebenarnya tidak ada niat buruk terhadap Daisy.Kini, Nathan dihadapkan pada sebuah dilema. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus jujur kepada Mary, meski itu berisiko membuat wanita itu marah dan mungkin meninggalkannya? Atau sebaiknya ia diam saja, bersikap seperti biasa, dan berusaha melupakan kejadian itu?Ah, Nathan benar-benar bingung.Di sisi lain, setelah Daisy pergi, rasa penasaran Nathan semakin menggelayuti pikirannya. Ia ingin tahu bagaimana bisa Daisy terpaksa tidur bersamanya. Akhirnya, Nathan memutuskan untuk memeriksa rekaman CCTV yang ada di kamarnya.Setelah melihat rekaman tersebut, Nathan menghela napas berat. Benar, Daisy tidak bersalah. Wanita itu sudah berusaha menolak, tetapi tetap tidak berdaya.Satu fakta y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 15: Terbongkar

***Di dalam sebuah kamar, beberapa helai pakaian pria, mulai dari kaos kasual hingga celana jeans yang tampak lusuh, berserakan di lantai. Di sisi lain, pakaian wanita terlihat lebih beragam. Namun, yang paling mencolok adalah sejumlah pakaian dalam wanita yang tergeletak di lantai. Bra berenda berwarna merah muda dan celana dalam. Setiap potongan pakaian tersebut seolah menyimpan cerita malam yang penuh gairah dan emosi, tetapi kini hanya tergeletak tak berarti. Di atas ranjang king size, dua sosok berbeda jenis kelamin terlelap, hanya dibalut selimut putih yang melindungi mereka. Dalam tatapan sekilas, tampak bahwa keduanya mungkin telanjang di bawah selimut itu. Sang wanita terbaring miring, sementara sang pria memeluknya hangat dari belakang.Pemandangan ini tampak manis dan romantis, seolah mereka adalah pasangan suami istri yang sangat bahagia. Kaki mereka menyembul dari balik selimut, memperlihatkan betis atas, dengan kaki sang pria melilit kaki mulus wanitanya.Gambaran in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 16: Ulah Victor

***Sakit, tentu saja. Hatinya hancur, jangan tanyakan lagi.Begitu pedih semua kalimat yang dilontarkan oleh Nathan kepada Mary. Pria yang sangat dicintainya ternyata adalah orang yang menoreh luka paling dalam di hatinya.Hinaan Nathan terhadap dirinya melekat kuat dalam ingatan. Bahkan segar sampai sekarang.Apakah Mary sakit hati? Jawabannya tentu saja ya!Mungkinkah Mary akan menyimpan dendam terhadap Nathan? Oh, itu mustahil terjadi. Mary sangat mencintai pria itu. Meskipun hatinya dibuat hancur, sampai kapan pun Mary tak akan bisa membencinya.Lantas bagaimana dengan Jihan? Seperti apa sekarang sosok itu di mata Mary, setelah Nathan membandingkan dirinya dengan wanita itu sedemikian rupa?Bagi Mary, Jihan tetaplah satu-satunya sahabat baiknya. Tidak peduli dunia mau berkata apa tentang Jihan, Mary akan tetap menyayangi wanita itu.Hanya saja, apa yang telah menimpa dirinya akan membuat Mary terlihat berbeda ke depannya. Mungkin dia akan lebih merasa insecure saat berhadapan den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 17: Hamil, Mungkinkah?

***“Hai, Olso,” seru seorang wanita baru saja turun dari mobil mewah miliknya dan menyapa Olso. Bibir tebalnya membentuk senyum ramah, meskipun pria yang disapanya terlihat menghela napas. Dari raut wajahnya, jelas bahwa pria itu tidak menyukai kehadirannya. Olso terpaksa mengulas senyum, meskipun wajahnya terasa kaku. 'Apa yang mau dilakukan gundik ini?' batinnya.Kylie, wanita berusia 28 tahun, adalah putri dari salah satu Mafia berpengaruh di kota ini. Ayahnya memiliki hubungan kerja yang erat dengan Victor, dan pengaruhnya sangat besar dalam kesuksesan Victor mengembangkan bisnis Dominic di kota ini. “Victor ada di dalam?” tanya Kylie. Padahal ia bisa melihat mobil pria itu terparkir di depan rumah, yang artinya Victor berada di sana.“Ya, dia ada di dalam, Kylie. Silakan masuk. Maaf, aku tidak bisa menemanimu karena ada urusan penting. Aku harus pergi,” jawab Olso. Ia terpaksa bersikap ramah kepada Kylie karena tahu siapa Ayah wanita itu. Olso tidak ingin membuatnya tersinggun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 18: Positif Hamil

***Setelah selesai mandi Mary buru-buru bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Ia ingin memastikan dugaan bahwa dirinya sedang hamil. Meskipun banyak tanda-tanda yang mengarah ke sana, seperti mual, pusing yang tidak biasa, muka pucat, dan keterlambatan datang bulan, Mary tetap merasa ragu.Kemarin, ia bertanya pada temannya yang bekerja di club mengenai ciri-ciri wanita hamil. Temannya yang sudah menikah dan memiliki anak itu memberikan jawaban yang sama persis dengan gejala yang Mary rasakan, sehingga kekhawatirannya semakin bertambah. Dalam hati, Mary berharap semoga ia tidak benar-benar hamil, meskipun rasa ragu itu terus menghantuinya.Karena ingin memastikan dengan akurat, Mary memutuskan untuk langsung ke Dokter, meskipun ia bisa menggunakan test pack. Setelah bersiap-siap, Mary pergi ke rumah sakit terdekat. Setibanya di sana, ia mendaftarkan diri dan mengambil nomor antrian. Tidak lama kemudian, namanya dipanggil, dan Mary bergegas masuk ke da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 19: Kesempatan Kedua

***Mary tiba di apartemen. Ia membayar taksi, lalu segera turun dan melangkah menuju lobi. Ketika ia berbelok menuju lift, kepalanya pusing lagi dan tiba-tiba mual, padahal Mary belum makan sama sekali. Sarapan pagi ia lewatkan, sengaja karena tidak berselera terhalang oleh rasa mual yang terus menerus menyiksanya.Mary masuk ke dalam lift dan menekan tombol. Pintu lift tertutup rapat, dan lift bergerak naik. Tak lama kemudian, lift tiba di lantai tempat unit apartemennya berada.Saat Mary melangkah keluar dari lift, kedua matanya sontak membelalak melihat sosok yang berdiri di depan pintu apartemennya. Nathan? Apa yang pria itu lakukan di sana? Mary menggelengkan kepala sambil menutup mulut dengan sebelah tangan. Ia buru-buru bersembunyi, berbelok ke lorong agar Nathan tidak dapat melihatnya.‘Astaga, dia hampir saja melihatku. Dia mau apa lagi sih datang ke sini?’ batin Mary, menyandarkan punggung pada tembok dengan napas terengah-engah sambil menekan dadanya yang berdebar kencang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Bab 20: Pergi

***Mary duduk termenung di sofa, sambil menyandarkan punggungnya. Dengan kedua tangan, ia mengusap wajahnya, merasakan kegusaran yang menggelayuti pikirannya. ‘Kalau aku tetap tinggal di sini, Nathan pasti akan datang lagi dan membuat semuanya semakin rumit. Tapi jika aku pergi, ke mana aku harus pergi? Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini,’ bisiknya dalam hati.Bagaimana sekarang? Apa yang harus ia lakukan untuk menghindari Nathan?Semalam, Mary sempat merasa tenang karena menyangka Nathan sangat marah padanya. Dia berpikir pria itu akan membencinya selamanya. Namun, kenyataannya jauh dari harapannya. Pagi ini, Nathan datang ke apartemennya, mengungkapkan permohonan maaf dan mengaku sangat menyesali perbuatannya kemarin.‘Kenapa Nathan berubah begitu cepat?’ pikir Mary. "Kemarin, dia sangat marah padaku. Bahkan tatapan penuh kebenciannya masih segar dalam ingatanku. Apa yang membuat Nathan begitu mudah mengubah keputusannya?’Mary merasa bingung, berusaha memahami perubaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status