All Chapters of Pengantin yang Tak Diinginkan: Chapter 41 - Chapter 50

65 Chapters

Masih Bertahan

Rachel melanjutkan ceritanya, "Alex tidak menyadari perubahan sikap Shania. Ia terlalu sibuk dengan hubungannya dengan Maura. Tapi, aku bisa melihat perubahan itu. Shania menjadi lebih tertutup dan tidak lagi ceria seperti dulu."Ethan mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami apa yang terjadi antara Shania, Alex, dan Maura."Apa yang terjadi kemudian?" tanya Ethan, penasaran dengan kelanjutan cerita.Rachel mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Shania mencoba untuk melupakan Alex dan fokus pada studinya. Tapi, ia tidak bisa menghindari Alex dan Maura, karena mereka berdua selalu bersama-sama. Shania merasa sakit hati dan kecewa, tapi ia tidak bisa menunjukkan perasaannya itu kepada Alex."Ethan mengangguk, memahami perasaan Shania. "Aku mengerti sekali posisinya. Lalu, apa yang akhirnya Shania lakukan?" Ethan bertanya lagi.Rachel tersenyum sedih, "Pada akhirnya Shania malah menerima lamaran Alex setelah kekasihnya itu tiba-tiba pergi meninggalkannya setahun yang lalu
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Mencecar

Rachel menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Shania memang tidak bisa bertahan melihat kemesraan Alex dan Maura. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan Alex karena ia sudah terlalu jauh terlibat dalam hubungan itu."Ethan mengernyit, tidak memahami maksud Rachel. "Apa yang membuat Shania tidak bisa meninggalkan Alex?" tanya Ethan penasaran. Rachel tersenyum sedih. "Shania merasa bersalah karena telah mencintai Alex, tapi tidak bisa memiliki hatinya. Ia juga merasa bersalah karena telah menikah dengan Alex, tapi tidak bisa membuatnya bahagia."Ethan menghela napas dalam-dalam, mencoba memahami kompleksitas perasaan Shania. "Apa yang akan Shania lakukan sekarang?" tanya Ethan, ingin tahu lebih lanjut.Rachel menggeleng. "Aku tidak tahu. Shania masih belum tahu apa yang ingin dilakukannya. Tapi, aku tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus hidup dalam kesedihan dan kekecewaan," ujar Rachel berbohong. Ia tidak mungkin menceritakan rencana Shania yang memilih pergi ke luar negeri kepad
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Apa Ini Sungguhan?

Alex tidak menjawab, ia malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Shania. Shania merasa takut dan berusaha berontak lebih keras, tapi Alex terlalu kuat. Bahkan, ia semakin terpacu ketika dadanya menempel dengan tubuh Shania yang kenyal. "Alex, tolong!" pintanya lagi, suaranya mulai terdengar panik.Tapi, Alex tidak peduli. Ia malah semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Shania.Shania merasa sangat takut dan berusaha berontak dengan segala kekuatannya. Tapi, Alex terlalu kuat dan ia tidak bisa melepaskan diri.Saat itu, Shania merasa sangat putus asa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa berharap bahwa Alex akan segera sadar dan melepaskannya.Namun, ketakutannya semakin menjadi ketika Alex berhasil menciumnya. Alex bahkan menekan kepalanya agar Shania tidak sampai melepaskan diri. Shania merasa sesak ketika Alex melakukannya dengan nafsu yang begitu membara. Kekuatannya seketika melemah seiring pagutan Alex di bibirnya yang semakin intim dan panas. Menyadari perl
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Perubahan Sikap

Shania mungkin tidak menyangka dengan informasi yang baru saja Alex berikan tentang hubungannya dengan Maura yang ternyata hanya sebatas hubungan biasa, tanpa ada hal istimewa yang selayaknya para peselingkuh lakukan di luaran sana. Tapi, apakah Shania akan percaya begitu saja? Tentu tidak, meski Alex mengatakan dengan mimik wajah serius —yang jika orang lain lihat akan langsung menilai bahwa yang diucapkannya adalah nyata, Shania tidak langsung menelan bulat-bulat apa yang suaminya itu katakan. Apalagi bukan sekali dua kali Shania melihat kemesraan yang Alex dan Maura lakukan ketika sedang berada di kantor. Keduanya terlihat tidak sungkan untuk berlaku mesra meski ada banyak orang di depan mereka. Hingga malam menjelang dini hari, Alex berhasil membuat malam yang dingin menjadi hangat sebab keintiman yang dilakukannya bersama sang istri. Shania tidak menolak kali ini. Setelah rencana yang dibuatnya untuk pergi dari kehidupan Alex bersama anak yang ada di dalam kandungannya, bukan s
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Benar-benar Tak Mengerti

Sepanjang hari itu Shania lebih banyak melamun di meja kerjanya. Komputer di depannya terus menyala, benar-benar diabaikan. Bukannya tidak ada yang menyadari sikap Shania tersebut, tapi beberapa teman membiarkan sebab pekerjaan mereka yang lebih penting dibanding peduli dengan urusan yang tengah perempuan itu pikirkan. Bunyi ketikan di keyboard menjadi latar suara di mana saat ini Shania berada. Sama sekali tidak mengganggunya sampai suara dering ponsel miliknya menjerit untuk ke sekian kalinya minta diperhatikan. 'Rachel,' gumam Shania saat melihat nama sang sahabat terpampang dengan poto profilnya yang berpose kocak. "Ya, hallo!" sapa Shania setelah menarik tombol hijau di layar. "Ya Tuhan! Shania! Kamu ini sedang apa? Aku sejak tadi mengirim pesan dan menghubungi, tapi tidak juga direspon."Shania mengerutkan kening. "Kamu tanya aku sedang apa? Kamu sadar enggak, jam berapa sekarang? Jadi, tahu dong di mana dan sedang apa aku ini." Shania meninggikan suaranya, heran sebab perta
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Dukungan Rachel

"Beberapa waktu yang lalu, Alex mempersilakan aku untuk pergi meninggalkan rumah.""Aku sudah tahu cerita itu, Shania!" Rachel memotong, protes sebab cerita Shania yang diulang. Sahabatnya itu terkekeh. "Sorry. Tapi, ini memang ada hubungannya, Chel.""Oke! Apa itu?" Rachel tampak berusaha sabar. "Aku sudah bilang padamu juga bukan kalau sikap Alex berubah beberapa waktu belakangan, lebih tepatnya setelah kita bertengkar waktu itu."Rachel mengangguk sembari menikmati calamari yang ia pesan. Saus Tartar yang dihidangkan sebagai pelengkap, membuat cemilan yang disantapnya semakin sempurna. Bahkan, di situasi siang itu saat Shania menceritakan apa yang terjadi padanya semalam. "Semalam saat ia dengan tiba-tiba datang menjemputku, hal yang tentu saja di luar kebiasaan Alex, bahwasanya apa yang dia lakukan benar-benar di luar prediksiku sama sekali."Rachel masih mengunyah sambil fokus mendengarkan. Inti dari cerita Shania belum sampai, sehingga membuatnya masih harus ekstra mendengark
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Maura yang Kesal

Shania tidak mau terhanyut dalam godaan yang Alex lakukan. Ia tak mau membenarkan ucapan Rachel kalau dirinya larut dalam aksi lelaki itu padanya. 'Tidak ada yang terlena!''Tidak ada yang terperdaya!'Suara-suara di dalam pikiran Shania terus menggema, seolah memaksa supaya dirinya tidak jatuh terjerembab dalam godaan yang semakin intens suaminya berikan. Sentuhan demi sentuhan, baik dengan tangan atau bibirnya, Alex lakukan tanpa peduli Shania terpengaruh atau tidak. Hingga satu suara yang keluar tanpa sadar meski sudah Shania tahan, meluncur bebas membuat Alex kembali menyeringai. 'Suara ini kenapa membuatku candu. Anehnya aku sangat menyukai dan merindukannya,' batin Alex seiring bibirnya yang terus bergerilya di tubuh Shania, meski istrinya itu tetap fokus pada pekerjaannya. Masih dengan pertahanan Shania, tak berapa lama terdengar suara dering telepon pada ponsel milik Alex. Lelaki itu pun menghentikan aksinya dan memilih untuk menerima panggilan. Shania melirik melalui ekor
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Kembali Tersakiti

Tepat satu malam Shania berhasil menyelesaikan desainnya. Beberapa kali mulutnya terbuka, tanda ia telah mengantuk. Namun, ia tidak bisa langsung tidur kalau tugas dari Ethan belum selesai. Ia takut atasannya itu akan kecewa karena pekerjaan yang mudah itu tidak sanggup ia tuntaskan. Perlahan Shania bangkit dari atas ranjang. Ia masukkan laptop ke dalam tas kerjanya. Beberapa peralatan kerja yang tadi berserakan di atas ranjang, juga ia rapikan. Ia tak mau kerepotan besok pagi hanya untuk mengurus peralatan kantornya tersebut. "Akhirnya aku bisa tidur sekarang," ucapnya seraya meregangkan kedua tangan ke atas. Kembali ia menguap, benar-benar mengantuk. Namun, tiba-tiba dia teringat dengan ucapan Alex sebelum pergi tadi. "Aku akan pergi dan kembali menemuimu nanti, dan aku harap kamu belum tidur saat aku kembali."Sekali lagi Shania menengok jam di atas nakas. "Jam satu, dan dia tidak kembali."Entah tidak kembali atau memang belum kembali, Shania berusaha untuk tidak mempedulikan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Kecewa Karenanya

Alex terbangun tepat di jam enam pagi. Ia terkejut sebab terbaring di kamar apartemen Maura. Tapi, sosok sang kekasih tidak ada bersamanya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tapi tidak tampak Maura di dekatnya. 'Apa yang terjadi denganku?' batin Alex yang merasa kecolongan sebab tertidur di kamar Maura. Ponsel di atas meja yang berdiri di samping tempat tidur, menjadi perhatiannya kemudian. Alex pun meraih ponselnya, lalu menghubungi seseorang. "Kemana dia?" ucapnya sebab panggilannya yang tak kunjung diterima. Alex mencoba menghubungi kembali nomor yang ada di layar, tapi untuk kesekian kalinya nomor itu tidak juga merespon. Ia mulai kesal karena merasa diabaikan. "Ia tidak pantas marah padaku," ucapnya kesal, lalu melempar ponselnya ke atas bantal. Saat Alex hendak beranjak bangun, pintu kamar terbuka dari luar. Sosok Maura muncul masih dengan pakaian tidur berwarna maroon yang terlihat seksi. "Kamu sudah bangun, Honey?" tanya Maura yang terlihat bahagia. Alex men
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Kondisi Shania

"Alex memang brengsek!" Umpatan itu meluncur dari mulut Rachel penuh emosi. Rachel yang sengaja datang ke kediaman Shania sebelum pergi ke kantor —demi memastikan kondisi sahabatnya itu dikarenakan tidak masuk kerja, kesal bukan main setelah perempuan di depannya menyodorkan sebuah gambar yang Maura kirim semalam. "Dan kamu masih percaya pada Alex?""Siapa yang percaya pada Alex? Sejak ia mengatakan ingin tetap dengan hubungan kami sekarang, aku sudah meyakinkan diriku untuk segera pergi darinya.""Tapi, kamu terlena oleh sikapnya bukan?" Rachel terlihat panas. Blush on yang menyempurnakan make up di wajahnya, terlihat semakin menyala sebab kemarahan yang ia rasakan. Shania diam. Sikapnya membuat Rachel sontak berdecih."Kenapa kamu bereaksi begitu?" sahut Shania tersinggung. "Itu karena kamu berbohong padaku kemarin. Kamu bilang kalau kamu tidak akan terperdaya apalagi terlena dengan sikap Alex yang belakangan hari ini berubah. Tapi, apa yang terjadi sekarang? Kamu terlihat kecew
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status