All Chapters of Pengantin yang Tak Diinginkan: Chapter 31 - Chapter 40

65 Chapters

Sore Kelabu

Kamar tamu mendadak terasa mencekam bagi Shania saat melihat seringai di bibir Alex. Ia yang sempat terbaring, mencoba bangun demi melihat gerakan lelaki di depannya itu. "Jangan macam-macam, Lex!" seru Shania khawatir akan aksi Alex yang akan menyakitinya. "Tidak ada yang akan macam-macam. Apa yang akan aku lakukan, memang seharusnya aku lakukan. Sebagai seorang suami, aku berhak melakukannya padamu."Kalimat Alex semakin menjurus. Terlebih saat ikat pinggang dengan brand ternama yang dikenakan di celananya, dilepaskan dan dilemparkan begitu saja ke sembarang arah. "Mungkin aku harus meminta maaf karena sudah membiarkan kamu hingga akhirnya berlaku kurang ajar, yakni menjalin hubungan dengan lelaki lain yang tidak sepantasnya kamu lakukan." Alex mulai berorasi. "Mungkin aku akan merutinkan kegiatan kita sebagai pasangan suami istri, supaya kamu tidak berlaku sembarangan lagi seperti sebelumnya," lanjutnya membuat Shania dilanda ngeri. Shania menggeleng, takut. "Tidak perlu. Kita
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Mendapat Jawaban

Sore itu Ethan pergi mengunjungi kedua orang tuanya. Sudah sebulan terakhir ia tidak datang berkunjung sebab pekerjaan yang begitu menyita waktunya sampai-sampai untuk bersalam sapa dengan orang-orang tersayangnya itu ia tidak mampu. Seorang gadis berusia remaja adalah sosok yang membukakan pintu untuknya. Tampak cantik dengan seragam SMA-nya dengan rambut panjang dikuncir kuda. "Wah, ada angin apa nih datang ke sini?" tanya remaja itu yang tak lain adalah Bella, adik Ethan. Ethan tidak menjawab, ia hanya mengucek rambut adiknya sebagai respon atas sindiran yang dilontarkan. "Ih! Berantakan tahu, Kak!" seru Bella kesal. Tak suka rambutnya yang baru saja dirapikan, harus kembali acak-acakan sebab ulah jahil kakaknya tersebut. "Ayah udah pulang?" tanya Ethan yang mendapat anggukan dari sang adik. "Baru atau dari tadi?" tanya Ethan lagi. Namun, bukannya mendapat jawaban, Ethan malah mendapat tatapan sinis dari Bella melalui ekor matanya. "Sebulan enggak ke sini, jangan sampai lupa
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Kesal dan Terusik

Alex masuk ke sebuah klub malam di mana Maura mengajaknya bertemu. Di sebuah bangku yang posisinya sedikit ke pojok, Maura duduk bersama sepasang kekasih yang sedang memadu cinta. Pemandangan tersebut membuat Alex memalingkan mukanya jengah. "Alex! Di sini?" seru Maura tersenyum sembari melambaikan tangannya. Alex berjalan pelan menuju sang kekasih. Beberapa meja yang ia lewati juga menunjukkan pemandangan yang sama di mana para pasangan tua atau pun muda yang beraksi tak mengenal malu. Mereka berciuman dengan tangan yang tidak tinggal diam diiringi musik dari disc jockey yang memainkan lagu di atas stage. "Hai, Lex! Apa kabar?" sapa seorang pria yang duduk di dekat Maura, yang saat itu sedang memangku kekasihnya dalam posisi yang sangat intim. "Hem, baik." Alex menjawab pertanyaan yang kawan Maura lontarkan. Sikapnya terlihat malas dan tak semangat. "Lama banget, Lex. Lagi pacaran, ya, sama istri kamu?" tanya Maura terdengar meledek. Tawa tersungging di bibirnya. Bahkan pasangan
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Masih Berlanjut

Shania berjalan masuk ke kamarnya dalam kondisi rumah yang sudah gelap. Pelayan sudah mematikan lampu meski jam baru menunjukkan angka sembilan malam. Alhasil, ia harus berjalan dari ruang depan sampai naik tangga menuju kamarnya di lantai dua. Setibanya di kamar, Shania tidak langsung menyalakan lampu kamar. Ia hanya menekan lampu tidur yang ada di atas nakas. "Dari mana kamu?" Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki saat Shania hendak melepas pakaiannya. "A-Alex!" seru Shania, yang mengenal suara suaminya itu. Ia begitu terkejut karena lelaki itu ada di kamarnya. Sontak ia kembali mengenakan pakaiannya kembali. "Sedang apa kamu di sini?" tanya Shania kemudian menyalakan lampu kamar. Sosok lelaki yang begitu ia cintai itu tengah duduk di pojok ruangan, menatap tajam padanya di atas sofa tunggal berwarna silver yang kerap Shania duduki bila sedang santai membaca buku. Alex, dalam balutan piyama berwarna biru dongker, menatap Shania. Kaki yang disilangkan, saling menopang satu d
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bersikap Lucu

Shania tertawa. Ia kemudian berbalik dan meninggalkan Alex. Tapi, suaminya malah menahan dan mencengkeram tangannya begitu kuat. "Kamu ini kenapa sih?" tanya Shania menatap kesal sang suami. "Jangan bersikap kurang ajar. Bila aku sedang bicara, jangan pernah berani untuk menghindar apalagi pergi."Shania melepas cengkeraman Alex dengan mengibaskan tangannya kuat. "Kamu ini sepertinya benar-benar sudah mabuk. Setelah kamu berkata ingin kembali pada Maura dan membolehkan aku pergi pulang ke rumah orang tuaku, hari ini untuk kedua kalinya kamu menodaiku. Kamu melukai hatiku juga mengkhianati hubunganmu dengan Maura. Dan sekarang, tiba-tiba sekali kamu membutuhkan validasi bahwa kita adalah pasangan suami istri. Sebetulnya ada apa dengan dirimu ini?" tanya Shania menggeram kesal. Alex terdiam. Kata-kata yang terlontar dari mulut Shania membuatnya berpikir bahwa hari ini memang telah terjadi sesuatu pada dirinya. "Memang apa yang salah, kita masih suami istri 'kan? Tidak ada agama man
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Rasa Penasaran

Semua karyawan memandang takjub saat kaki mereka berdiri di depan teras sebuah kafe yang terlihat eye catching. Sebuah kafe yang cukup luas dengan parkiran yang memadai, membuat anak buah Ethan, termasuk dirinya memandang tak percaya. Ethan yang bukan pribadi suka hang out, memang tidak tahu mengenai tempat yang ia kunjungi sekarang. Bahkan, dari sekian banyak karyawan Ethan, tak ada satu pun dari mereka yang mengetahui ada tempat tersebut. "Ini keren banget, sumpah!" seru Fiersa yang mendapat anggukan Mita di sebelahnya. Teman-temannya yang lain pun mengangguk setuju saat Fiersa memuji tempat tersebut. "Kok kita bisa enggak tahu ada tempat ini, ya? Gimana bisa!" seru mereka tak percaya. Tatapan kagum dan tak percaya semakin tampak di wajah anak-anak muda tersebut ketika sudah memasuki ruangan kafe. "Kamu tahu dari mana ada tempat kaya gini?" tanya Fiersa pada Shania. "Ehm, sebenarnya kafe ini belum lama launching, sekitar tiga bulan yang lalu-lah. Aku tahu tempat ini, karena p
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Sikap Aneh

Suasana kafe semakin malam semakin seru ketika Rachel sebagai pemilik, ikut serta dalam perayaan keberhasilan tim Ethan yang telah selesai dalam mengerjakan proyek di PT. A. Sebagai sahabat, Shania senang karena bisa berbagi kebahagiaan dengan perempuan yang malam itu berpenampilan formal sebab baru pulang dari kantor. Begitu juga dengan para karyawan Ethan, yang tidak sungkan bersikap santai hingga bercanda meski sang pemilik kafe ada beserta mereka. Mereka justru senang dan bergembira bersama karena sikap Rachel yang sangat ramah dan ceria. Semua bisa berbaur dengan asik membuat pesta tersebut berjalan seru, tapi tidak menghilangkan keakraban. "Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Rachel pada Shania di tengah keseruan karyawan Ethan yang sudah mulai bernyanyi di ruang karaoke. "Ehm, beberapa udah aku cicil," jawab Shania santai. "Sudah nentuin kemana tujuan kamu?"Shania mengangguk. "Sudah.""Kemana?" Rachel terus bertanya karena penasaran. Namun, Shania malah tersenyum s
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Apa Lagi Ini?

"Kamu ini kenapa sih? Belakangan ini sikapmu aneh sekali!" Shania berseru kesal. Namun, Alex tampaknya mengabaikan ucapan Shania karena selanjutnya ia masih memaksa istrinya itu untuk segera pulang. "Aku akan pulang kalau sudah selesai." Shania menjawab santai. "Kalau begitu jangan salahkan aku kalau akan ada hal yang mengejutkan terjadi."Shania mengernyit. "Memang apa yang terjadi?""Bukan kejutan kalau aku memberi tahumu. Jadi, aku tanya sekali lagi, kamu mau pulang sekarang atau nanti?" Alex kembali bertanya. Shania pun tetap pada jawabannya. "Aku akan pulang kalau sudah selesai."Bukan Shania yang memutuskan panggilan, tapi Alex yang langsung mematikan ponselnya setelah Shania memberi keputusan. "Dia ini kenapa sih?" tanya Shania heran. Sejak tadi Alex bersikap aneh. 'Tidak! Tapi, sejak sepekan yang lalu,' batin Shania yang kemudian memilih tak peduli. Ia pun kembali ke ruangan karaoke. Bergabung dengan teman-temannya yang masih asik bernyanyi. "Ada apa?" tanya Rachel berb
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Kejutan

Semua orang memandang sosok lelaki yang selama ini terlihat penuh karisma dalam balutan pakaian formal —jas dan dasi, mendadak santai dengan pakaian kasual. Tidak hanya Shania yang terkejut, tapi Rachel dan Ethan, terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya tatkala melihat sosok Alex berdiri tak jauh dari mereka. "Pak Alex," ucap Ethan pelan. Meski ia sudah tahu hubungan Shania dengan Alex, tapi ia tetap tak menyangka akan kehadiran pengusaha itu di depan mereka.Entah apa yang terjadi, padahal sebelumnya Alex menutup-nutupi hubungannya dengan Shania. Tapi sekarang, justru hal tersebut berbanding terbalik. Ethan menilai sepertinya Alex tengah ingin menunjukkan sesuatu kepadanya. Alex berjalan menghampiri saat orang-orang di depannya tidak mengatakan apapun. Ia lalu berhenti tepat di depan Shania. "Aku lihat mobilmu di rumah. Jadi, aku memutuskan untuk menjemputmu di sini." Alex berkata pada Shania yang menatapnya dalam diam. Tatapan istrinya masih terlihat tak percaya dengan
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Mengorek Kisah Masa Lalu

Bulan yang terlihat utuh dengan warna terang menyinari semesta, menjadi saksi ketika Rachel dan Ethan akhirnya melanjutkan obrolan. Kafe yang sejatinya tutup, kini terbuka untuk si pemilik dengan membiarkan para karyawannya pulang. "Biasanya insting lelaki itu lemah dibanding perempuan, tapi entah apa yang ada pada dirimu, kenapa kamu seolah tahu sekali tentang masalah yang sedang dihadapi oleh Shania." Rachel memulai obrolan setelah karyawannya menyediakan minuman dan snack untuknya juga Ethan. "Sejak kapan kamu menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Shania?" tanya Rachel kemudian. Ethan menghela napas panjang. Lelaki itu seolah ingin mengambil ancang-ancang untuk melepaskan uneg-uneg yang selama ini mendekam di dalam pikirannya. "Sejak pertama ia bekerja di perusahaanku."Rachel diam. Ia melihat kedua mata Ethan yang menatap lurus ke luar. "Shania sudah terlihat murung sejak awal bekerja. Meski ia selalu menutupi dengan sikap ceria di depan anak-anak yang lain, tapi aku tahu k
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status