All Chapters of Pengantin yang Tak Diinginkan: Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

Terkena Mental

Rachel tampak tak percaya dengan cerita yang baru saja Shania ceritakan. "Jadi, kamu pernah meminta dijodohkan dengan Alex?""Ya. Tapi, terlambat." Shania tersenyum miris. Pandangannya kembali menerawang. Bayangan pernikahan yang ia bayangkan akan indah, tercoreng dengan pemaksaan yang Alex lakukan dalam keadaan mabuk. Telah membuat hatinya sakit, Shania memilih untuk melupakan apa yang telah terjadi. Kini ia harus membuka lembaran baru dengan melupakan sosok Alex yang seharusnya sejak awal tidak pernah melamarnya "Pernikahanku dengan Alex adalah sebuah kesalahan. Aku yang terlalu bahagia sampai mengabaikan kebahagiaanku yang sebenarnya." Shania menatap Rachel yang tampak benderai air mata. "Alex tak pernah mencintaiku, seharusnya aku sadari itu sejak awal. Dan bukannya malah meminta ayah dan ibu melamarkannya untukku.""Tapi, waktu itu Alex menolak," sahut Rachel berusaha menghapus air mata di pipinya. "Ya, karena Alex menolak itu seharusnya aku tidak menerimanya saat ia gantian
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Mencari Tahu

Setelah sampai ruangan, Alex bergegas memanggil Brian, sahabat sekaligus sekretarisnya. "Kamu tahu hubunganku dengan Maura sekarang bukan?""Ya. Bersenang-senang di atas tangisan wanita lain." Brian berkata sarkas. Tapi, hal tersebut tidak membuat Alex tersinggung. Alex hanya memutar bola matanya, malas. Ia seolah sudah tak lagi peduli dengan nyinyiran orang-orang tentang hubungan tak pantas yang ia lakukan bersama Maura. "Sepertinya papa sudah tahu. Orang-orang brengsek itu bicara saat meeting berlangsung. Sial sekali!" umpat Alex kesal. Teringat di benaknya saat salah seorang manajer mengeluh atas gosip para karyawan tentang interaksi antara dirinya dengan Maura yang dianggap berlebihan. "Tapi, aku setuju dengan keluhan itu. Kamu tidak mengaca, Lex. Seharusnya kamu tidak melakukan itu di sini."Alex mengernyit. "Kamu itu sahabatku atau bukan? Kok kamu malah membela mereka."Brian mengambil tempat duduk di depan Alex, yang terhalang meja kerja berukuran lumayan besar. "Dalam ha
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Pertemuan Dua Sahabat Lama

Suasana kafe tempat pertemuan Rachel dan Brian terlihat cukup ramai. Jam menunjuk ke angka lima sore di mana sudah banyak orang bubar kantor dan memilih nongkrong sebelum pulang ke rumah. Pemilihan tempat adalah tugas Rachel, seperti yang selalu ia lakukan dahulu ketika masih sering pergi dengan Brian. Seperti sore itu, tempat yang berada di sudut ibukota yang belum pernah keduanya kunjungi —sudah ada dalam list, tapi belum sempat mereka wujudkan. Brian sudah tiba lebih dulu dan menunggu Rachel di salah satu meja yang ada di pojok kafe. Lelaki itu tampak memainkan ponsel ketika gadis yang ia tunggu datang dan menyapanya. "Hai!"Brian memandang Rachel yang berdiri di sampingnya. "H-hai!" balasnya sedikit canggung. Sudah lama keduanya tidak bertemu, membuat suasana terasa kurang nyaman. Namun, seperti kebiasaannya, Brian tetap menyapa Rachel sembari mengecup pipi kanan dan kiri gadis itu. "Apakah aku membuatmu menunggu lama?" tanya Rachel yang kemudian memilih tempat duduk di depan
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Batal Datang

Hujan tengah menyapa semesta di waktu senja menjelang malam. Suara rintiknya menjadi melodi indah yang Tuhan ciptakan untuk manusia nikmati. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun ikut merasakan akan keagungan sang Maha Pencipta, sehingga tak ada yang bisa dilakukan selain mengucap syukur akan nikmat yang diberikan.Pun dengan yang Shania alami saat ini. Menatap jendela kamarnya di vila yang kini menjadi tempat tinggalnya, perempuan itu berkali-kali mengucap syukur akan nikmat yang Tuhan berikan seiring takdir hidup yang tengah dijalani. Dua hari lagi —terhitung dari hari ini, Shania sudah akan berpindah tempat. Tujuannya nanti adalah rumah tantenya, adik kandung sang ibu. Gunawan, suami dari tantenya menghubunginya siang tadi untuk menanyakan kesiapan Shania. Jam berapa take off dan landing, sehingga sang paman bisa memperkirakan jam berapa harus sudah berada di bandara, menjemputnya. "Jangan banyak-banyak membawa barang. Semua keperluanmu bisa dibeli di sini."Begitu pesan ya
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Curhat Tengah Malam

Malam semakin larut ketika Shania masih belum bisa memejamkan kedua matanya. Cerita tentang Brian yang saat ini sedang menjalankan tugas dari Alex, membuatnya sulit untuk tidur. 'Alex meminta Brian untuk mencari tahu, apa saja yang kamu katakan kepada Om Jimmy tentang hubungannya dengan Maura.'Begitu informasi yang Rachel berikan sesaat sebelum menutup panggilan karena sudah sampai di rumah sakit tempat mamanya dirawat. 'Jadi, Alex mencurigai aku?' batin Shania bukannya kesal justru sedih. Lelaki itu bukan hanya membuatnya menderita dengan menjadikan pernikahannya sebagai umpan supaya sang mantan kembali, tapi kecurigaan tentang kabar yang sudah beredar luas di kantor, membuatnya hilang akal hingga menyalahkan siapa saja yang menurutnya turut andil dalam pusara hubungan terlarangnya."Apakah tak ada orang lain yang bisa ia curigai selain aku?" tanya Shania pada dirinya sendiri. "Bukan aku saja yang tahu hubungannya dengan Maura, tapi hampir seluruh orang di kantor tahu dan bisa m
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Kemunculan Shania

Di depan Shania sekarang berdiri rumah besar nan megah milik keluarga Sebastian. Rumah yang sudah lama tidak Shania kunjungi karena beberapa alasan, kini sengaja ia datangi sebelum besok ia meninggalkan negaranya. Shania turun dari mobil dan sudah disambut seorang asisten rumah tangga yang sedang bekerja di teras depan. "Mba Shania! Apa kabar?" Perempuan muda di depannya menyapa dengan wajah ramah penuh senyum. "Baik. Mba Hani juga gimana kabarnya?""Baik, Mba."Istimewanya seorang Shania adalah, ia yang hafal nama semua asisten rumah keluarga Sebastian, yang membuatnya disukai oleh seluruh penghuni rumah. "Mama Hanum ada?" tanya Shania kemudian. "Oh, ada. Nyonya ada di dalam. Tuan juga ada.""Papa Jimmy ada di rumah? Memang enggak ke kantor?""Kurang tahu, Mba."Shania hanya tersenyum menanggapi. Hani bukan asisten pribadi Jimmy, tidak aneh kalau gadis itu tidak tahu tentang urusan majikannya. Akhirnya Shania pun masuk dengan diantar oleh asisten rumah tersebut. Suatu kebanggaa
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Dua Lelaki

Alex tiba di sebuah restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah. Namun ternyata sang papa sudah berada di salah satu meja panjang yang ada di sudut restoran, tampak galak ketika ia menghampiri dan menyapa lelaki paruh baya tersebut. "Kamu terlambat, Lex." Jimmy berkata sinis. Alex yang harus mendaratkan bokongnya di atas kursi, berusaha membalas kalimat papanya itu dengan nada becanda. "Partner bisnis kita juga belum datang bukan? Itu artinya aku belum terlambat," ucapnya sembari terkekeh. Jimmy menatap Alex tak suka. "Mereka sudah datang."Alex sontak mengedarkan pandangannya, mencari orang yang papanya maksud. "Di mana? Aku tidak lihat ada siapapun di sini kecuali kita."Jimmy terlihat mengambil menu di atas meja, lalu pelayan yang berdiri tak jauh darinya bergegas menghampiri. "Calamari dan Nacos." Jimmy menyebut dua menu makanan ringan yang langsung ditulis oleh si pelayan. "Kami akan segera menyiapkannya untuk Anda." Pelayan lantas pergi setelah mencatat pesanan Jimmy. Jimm
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Mengorek Informasi

Sore hari setelah siangnya bertemu dengan sang papa, Alex sengaja mampir ke rumah orang tuanya. Selain sudah lama tidak mengunjungi sang mama, ia juga mau mencari tahu apa saja yang Shania lakukan saat pagi datang. 'Dia bahkan tidak mengabariku setelah pergi dari rumah? Tapi, tiba-tiba saja ia datang ke sini,' gumam Alex kesal. Lelaki itu turun dari mobilnya, lalu berjalan menuju teras. Biasanya ia akan masuk melewati garasi, tapi kali ini ia sengaja masuk melalui pintu depan.Seorang pelayan membukakan pintu ketika Alex mengetuk pintu dua kali. "Mas Alex! Selamat malam, Mas.""Malam, Bi. Mama ada?" tanya Alex sambil celingak celinguk ke arah dalam rumah. "Ada, Mas.""Kalau papa? Kayanya belum, ya? Mobilnya enggak ada." Alex bertanya sembari melihat ke arah halaman rumah. Tak tampak mobil mewah milik papanya di sana. "Iya, Mas. Kalau bapak belum pulang. Soalnya tadi juga berangkatnya agak siang."Alex mengangguk mengerti. Ia tahu papanya berangkat siang karena ada rapat, dan kebe
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Pergi

Suasana bandara tampak ramai ketika Shania tiba. Bersama Rachel yang setia menemani dari sejak di vila sampai keduanya sampai di mana ia akan memulai kehidupan barunya ke tempat sang tante. Wajah Rachel terlihat sembab. Dari sejak membantu Shania mengemasi barang-barang pribadinya, lalu dalam perjalanan di tengah fokusnya menyetir, Rachel terus menangis. "Sudahlah, Chel. Kalau kamu seperti itu, nanti aku disangka penjahat yang sedang menculik gadis muda tahu enggak!" Shania menggeleng kesal. "Makanya, kalau kamu enggak mau aku nangis, batalin rencana kamu ini." Rachel mulai mengancam. Shania yang sedang melihat papan keberangkatan pesawat, sontak menatap Rachel yang malah melanjutkan tangisnya. "Tolong jangan bahas ini lagi, Chel. Kamu sendiri 'kan kemarin bilang, akan membantuku melupakan semua. Kamu juga bilang, akan menyempatkan untuk mengunjungiku ke sana.""Iya, tapi itu waktu sebelum mama masuk rumah sakit. Aku dilema sekarang karena mama dalam kondisi yang membutuhkan perh
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Menganggap Istimewa

Rachel dan Ethan mampir ke sebuah restoran di sekitaran bandara. Setelah Ethan terlambat bertemu dengan Shania, lelaki itu meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Rachel. "Tapi, aku tak bisa lama." Rachel kembali mengingatkan lelaki di depannya. "Kamu sudah mengatakan itu sebanyak tiga kali." Ethan menyahut dengan wajah gemas, tapi tak menghilangkan raut sedih sebab kepergian Shania. "Tenang saja, aku tak akan lupa. Aku juga harus kembali ke kantor secepatnya." Ethan meyakinkan gadis di depannya untuk tidak perlu khawatir. "Aku cuma mau tahu, apakah Shania telah berpisah dengan Alex?"Rachel tidak terkejut sama sekali. Setelah menghadapi permasalahan Shania, terlalu banyak kejutan demi kejutan yang tidak ia pikirkan sebelumnya. Termasuk tentang berdirinya Ethan di bandara sesaat setelah Shania masuk ke area boarding, yang tidak Rachel sangka sama sekali. "Kamu belum jawab pertanyaanku," sahut Rachel, tidak langsung menjawab pertanyaan Ethan barusan. "Shania mengabariku sema
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status