Share

Kemunculan Shania

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2025-04-05 22:57:50

Di depan Shania sekarang berdiri rumah besar nan megah milik keluarga Sebastian. Rumah yang sudah lama tidak Shania kunjungi karena beberapa alasan, kini sengaja ia datangi sebelum besok ia meninggalkan negaranya.

Shania turun dari mobil dan sudah disambut seorang asisten rumah tangga yang sedang bekerja di teras depan.

"Mba Shania! Apa kabar?" Perempuan muda di depannya menyapa dengan wajah ramah penuh senyum.

"Baik. Mba Hani juga gimana kabarnya?"

"Baik, Mba."

Istimewanya seorang Shania adalah, ia yang hafal nama semua asisten rumah keluarga Sebastian, yang membuatnya disukai oleh seluruh penghuni rumah.

"Mama Hanum ada?" tanya Shania kemudian.

"Oh, ada. Nyonya ada di dalam. Tuan juga ada."

"Papa Jimmy ada di rumah? Memang enggak ke kantor?"

"Kurang tahu, Mba."

Shania hanya tersenyum menanggapi. Hani bukan asisten pribadi Jimmy, tidak aneh kalau gadis itu tidak tahu tentang urusan majikannya.

Akhirnya Shania pun masuk dengan diantar oleh asisten rumah tersebut. Suatu kebanggaa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Dua Lelaki

    Alex tiba di sebuah restoran yang jaraknya tak jauh dari rumah. Namun ternyata sang papa sudah berada di salah satu meja panjang yang ada di sudut restoran, tampak galak ketika ia menghampiri dan menyapa lelaki paruh baya tersebut. "Kamu terlambat, Lex." Jimmy berkata sinis. Alex yang harus mendaratkan bokongnya di atas kursi, berusaha membalas kalimat papanya itu dengan nada becanda. "Partner bisnis kita juga belum datang bukan? Itu artinya aku belum terlambat," ucapnya sembari terkekeh. Jimmy menatap Alex tak suka. "Mereka sudah datang."Alex sontak mengedarkan pandangannya, mencari orang yang papanya maksud. "Di mana? Aku tidak lihat ada siapapun di sini kecuali kita."Jimmy terlihat mengambil menu di atas meja, lalu pelayan yang berdiri tak jauh darinya bergegas menghampiri. "Calamari dan Nacos." Jimmy menyebut dua menu makanan ringan yang langsung ditulis oleh si pelayan. "Kami akan segera menyiapkannya untuk Anda." Pelayan lantas pergi setelah mencatat pesanan Jimmy. Jimm

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Mengorek Informasi

    Sore hari setelah siangnya bertemu dengan sang papa, Alex sengaja mampir ke rumah orang tuanya. Selain sudah lama tidak mengunjungi sang mama, ia juga mau mencari tahu apa saja yang Shania lakukan saat pagi datang. 'Dia bahkan tidak mengabariku setelah pergi dari rumah? Tapi, tiba-tiba saja ia datang ke sini,' gumam Alex kesal. Lelaki itu turun dari mobilnya, lalu berjalan menuju teras. Biasanya ia akan masuk melewati garasi, tapi kali ini ia sengaja masuk melalui pintu depan.Seorang pelayan membukakan pintu ketika Alex mengetuk pintu dua kali. "Mas Alex! Selamat malam, Mas.""Malam, Bi. Mama ada?" tanya Alex sambil celingak celinguk ke arah dalam rumah. "Ada, Mas.""Kalau papa? Kayanya belum, ya? Mobilnya enggak ada." Alex bertanya sembari melihat ke arah halaman rumah. Tak tampak mobil mewah milik papanya di sana. "Iya, Mas. Kalau bapak belum pulang. Soalnya tadi juga berangkatnya agak siang."Alex mengangguk mengerti. Ia tahu papanya berangkat siang karena ada rapat, dan kebe

    Last Updated : 2025-04-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Pergi

    Suasana bandara tampak ramai ketika Shania tiba. Bersama Rachel yang setia menemani dari sejak di vila sampai keduanya sampai di mana ia akan memulai kehidupan barunya ke tempat sang tante. Wajah Rachel terlihat sembab. Dari sejak membantu Shania mengemasi barang-barang pribadinya, lalu dalam perjalanan di tengah fokusnya menyetir, Rachel terus menangis. "Sudahlah, Chel. Kalau kamu seperti itu, nanti aku disangka penjahat yang sedang menculik gadis muda tahu enggak!" Shania menggeleng kesal. "Makanya, kalau kamu enggak mau aku nangis, batalin rencana kamu ini." Rachel mulai mengancam. Shania yang sedang melihat papan keberangkatan pesawat, sontak menatap Rachel yang malah melanjutkan tangisnya. "Tolong jangan bahas ini lagi, Chel. Kamu sendiri 'kan kemarin bilang, akan membantuku melupakan semua. Kamu juga bilang, akan menyempatkan untuk mengunjungiku ke sana.""Iya, tapi itu waktu sebelum mama masuk rumah sakit. Aku dilema sekarang karena mama dalam kondisi yang membutuhkan perh

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Menganggap Istimewa

    Rachel dan Ethan mampir ke sebuah restoran di sekitaran bandara. Setelah Ethan terlambat bertemu dengan Shania, lelaki itu meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Rachel. "Tapi, aku tak bisa lama." Rachel kembali mengingatkan lelaki di depannya. "Kamu sudah mengatakan itu sebanyak tiga kali." Ethan menyahut dengan wajah gemas, tapi tak menghilangkan raut sedih sebab kepergian Shania. "Tenang saja, aku tak akan lupa. Aku juga harus kembali ke kantor secepatnya." Ethan meyakinkan gadis di depannya untuk tidak perlu khawatir. "Aku cuma mau tahu, apakah Shania telah berpisah dengan Alex?"Rachel tidak terkejut sama sekali. Setelah menghadapi permasalahan Shania, terlalu banyak kejutan demi kejutan yang tidak ia pikirkan sebelumnya. Termasuk tentang berdirinya Ethan di bandara sesaat setelah Shania masuk ke area boarding, yang tidak Rachel sangka sama sekali. "Kamu belum jawab pertanyaanku," sahut Rachel, tidak langsung menjawab pertanyaan Ethan barusan. "Shania mengabariku sema

    Last Updated : 2025-04-10
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Rahasia Terbongkar

    Sudah beberapa hari sejak Alex mengunjungi kediaman orang tuanya, sejak itu juga ia terlihat tidak masuk kantor. Asisten pribadi Jimmy, bahkan sampai mendatangani Alex di rumahnya. Namun, lelaki itu tidak ada di sana. Jimmy marah besar karena sang putra melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan dengan bolos bekerja berhari-hari, melewati beberapa meeting dengan para klien hingga harus re-schedule berkali-kali. Pengusaha itu bahkan harus memerintahkan sang asisten untuk mencari tahu di mana keberadaan Alex. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya sebab dirinya bukanlah seorang ayah yang ikut campur urusan anaknya. "Apakah Anda yakin, Pak?" tanya Hery, asisten pribadi Jimmy. "Yakin apa, Her?" Jimmy bertanya balik. "Mencari tahu atau memata-matai Mas Alex."Jimmy mengerutkan keningnya. "Apakah masalah untukmu?""Tidak sama sekali, Pak. Tapi, ini jauh dari kebiasaan Anda."Jimmy menggeleng. "Aku tahu, tapi anak ini sudah keterlaluan. Banyak pekerjaan yang terbengkalai

    Last Updated : 2025-04-11
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kecurigaan Sang Mama

    Alex terlihat tak baik ketika memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Selama hampir lebih dari seminggu ia tinggal di apartemen bersama Maura, tiba-tiba saja ia ingin pulang. "Papa sudah mulai mencariku. Aku akan ada dalam masalah kalau masih tetap berada di sini.""Kalau gitu aku akan temani kamu," ucap Maura yang khawatir dengan kondisi Alex. "Tidak usah. Aku mau sendiri dulu."Maura menatap Alex tak suka. "Ya sudah aku akan antar kamu pulang," ucap Maura seraya beranjak hendak mengambil tas miliknya. "Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri.""Tapi, kamu sedang tidak dalam kondisi baik, Lex."Lelaki itu tampak tak peduli. "Aku sehat. Jangan lihat aku seolah aku orang yang tidak waras," jawabnya sedikit kesal. "Kamu memang jadi tidak waras setelah mengunjungi mamamu. Aku bahkan tidak tahu apa saja yang terjadi di sana. Kamu selalu diam setiap aku tanya." Maura mulai terpancing karena sikap keras kepala Alex. Alex yang tengah bersiap pergi, sejenak berhenti bergerak. Ia memandang Maur

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kabar Dari Brian

    Setelah kunjungan ke kediaman orang tuanya, Alex jadi terus kepikiran akan ucapan sang mama. Rumah yang besar yang sebelumnya ia tempati bersama Shania, terasa kosong dan sepi. Hal itulah yang membuatnya tinggal di apartemen bersama Maura. Aksinya hanya karena tak ingin mengingat sosok Shania yang tidak tahu di mana keberadaannya setelah pergi dari rumah. Namun, anehnya Alex malah tidak semangat untuk mengerjakan apapun saat menginap di apartemen. Pekerjaannya menjadi terlantar hingga akhirnya ia meminta Brian menyelesaikan semua tugas yang belum tuntas. Sepekan Alex telah menjadi sosok yang lain. Hidupnya mendadak berubah setelah hanya berdiam diri dengan minuman alkohol yang menemaninya dalam lamunan. Maura bukan tidak menegur. Wanita itu bahkan sampai harus mengencangkan volume suaranya biar Alex dengar. Tapi, usahanya semua sia-sia. Mereka malah bertengkar setiap hari karena sikap Alex yang keras kepala. Akhir dari pelarian Alex saat dirinya mendapat kabar dari Brian, bahwasan

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Penyesalan

    Brian melihat wajah penuh penyesalan yang tampak di wajah sahabatnya. Entah apa karena sudah mengabaikan sosok sang istri yang selama ini begitu mencintainya, atau karena kepergian perempuan itu hingga membuatnya berada dalam masalah sekarang. "Kamu tahu, Lex. Aku bertanya-tanya sejak kemarin, kenapa kamu tiba-tiba peduli mengenai Shania?""Apa maksudmu?" Alex bertanya tak mengerti. Dalam sikap sesal yang ia rasakan karena sudah melewati banyak hal, kini ia dihadapkan satu pertanyaan sahabatnya sendiri yang justru bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah. "Bukan, selama ini sejak kamu kembali menjalin hubungan dengan Maura, aku perhatikan kamu cuek dan tak peduli dengan omongan orang tuamu. Kamu bahkan berani melawan Tante Hanum di pesta pernikahanmu dengan Shania waktu itu."Alex diam mendengarkan. Kalimat Brian mengingatkan dirinya tentang sikapnya selama ini. "Kamu tahu resiko yang akan kamu dapatkan bila kembali menjalin hubungan dengan Maura, sebab sejak awal papamu tida

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Pandangan Berbeda

    Sudah tiga hari sejak Shania dirawat, sejak itu juga ia ditemani oleh Hanum atau Nina secara bergantian. Lian dan Jimmy juga datang, tapi keduanya hanya datang di saat jam makan siang atau pulang kantor. Dua kakek itu seolah tak mau kehilangan satu hari pun demi melihat perkembangan harian si kecil.Lantas, kemana Alex yang katanya akan mengubah sikapnya demi mempertahankan biduk rumah tangganya dengan Shania? Apakah Alex berdusta sebab tak bisa melupakan sosok Maura di dalam pikiran dan jiwanya? Jawabannya tidak. Ternyata sosok lelaki itu juga setia berada di ruang perawatan VVIP di rumah sakit milik kerabat keluarga Sebastian tersebut. Alex —meski keberadaannya tak dianggap, tak pernah pulang ke rumahnya dan tetap menjaga serta menemani Shania juga bayinya. Sejak Shania melahirkan, Alex tidur, makan, dan melakukan semua kegiatannya di ruangan tersebut. Ia hanya akan pergi saat bekerja. Setelahnya ia akan kembali mengunjungi sang istri dan putranya. Namun, apakah Shania setuju? Ap

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Satu Pukulan

    "Aku yang tidak akan izinkan!" Suara bariton terdengar menggema di ruang tempat Shania dirawat. Sosok lelaki paruh baya dengan wajah sedikit bule berdiri di ambang pintu menahan amarah.Bukan hanya Alex saja yang kaget dengan kemunculan lelaki tersebut di tengah-tengah mereka. Tapi, semua orang terutama Jimmy Sebastian yang tak lain adalah mertua Shania, papanya Alex, juga merasakan perasaan yang sama. "Ayah," lirih Shania berkata. Lian Harrison. Lelaki yang tak lain adalah ayah Shania, muncul tepat di saat semua orang tengah membahas mengenai hubungan Shania dan Alex selanjutnya. Pengusaha bertubuh tegap itu berjalan menghampiri sang putri untuk kemudian memeluknya. "Selamat, Sayang. Terima kasih karena kamu sudah berjuang untuk cucu Ayah.""Terima kasih juga, Yah. Karena Ayah mau berjuang menahan emosi Ayah untuk tidak menemui Alex selama ini."Ketika nama Alex disebut, lelaki itu terhenyak kaget. Ia yang sejak tadi menunduk, tampak mendongak dan mencoba menatap sang ayah mertu

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Ketegangan yang Berlanjut

    Jimmy terperangah kaget, tak percaya dengan apa yang besannya katakan barusan. "Jadi, Lian sudah tahu?" Jimmy menatap Nina dengan ekspresi panik. Terlihat sekali berbeda dari saat ia datang. "Tentu saja. Sejak Hanum memberi tahu saya tentang Shania dan segala masalahnya, saya langsung memberi tahu suami saya. Tidak ada yang saya tutupi darinya. Saya ceritakan semuanya."Jimmy tampak syok. Sejenak ia menatap Hanum yang menunduk. "Beruntunglah Anda, Pak Jimmy. Karena Shania menahan papanya untuk tidak menyambangi Anda. Padahal ia sudah bersiap dengan segala kemarahannya untuk menemui Alex, putra kesayangan Anda itu." Sekarang Nina yang marah. Wajahnya tak bisa menutupi betapa perihnya ia demi mengetahui masalah rumah tangga yang menimpa anak semata wayangnya. Sebagai seorang ibu, ia tentunya akan mendukung apapun keputusan sang putri, termasuk memintanya untuk tidak 'membunuh' Alex meski hal itu akan sangat mungkin keduanya lakukan. "Andai saya tahu masalah yang menimpa Shania, say

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Momen Menegangkan

    Ruangan dengan dominan warna putih yang menjadi pemandangan Shania saat ini, tampak sibuk dengan orang yang berlalu lalang. Mereka sibuk dengan tugas masing-masing saat mengetahui menantu dari pengusaha kaya Jimmy Sebastian itu akan melahirkan. Ya, setelah usia kandungannya menginjak bulan ke tiga puluh sembilan, kontraksi yang Shania tunggu akhirnya datang. Sejak subuh ia sudah merasakan perutnya melilit. Minim pengalaman, Shania sangat bersyukur ketika Hanum dan ibunya setia menemani. Kedua wanita hebat itu membersamai Shania dari pembukaan pertama sampai pembukaan sembilan, di mana saat ini para dokter yang dipilih oleh Hanum mulai bersiap membantu persalinan. Sebagian dari mereka mungkin khawatir akan keselematan Shania dan calon bayi yang akan segera hadir itu. Tapi, sebagai petugas medis yang berpengalaman, karir mereka rela dipertaruhkan demi sebuah gengsi karena bisa membantu kelahiran sang calon pewaris dua keluarga konglomerat itu. Shania masih menggenggam tangan sang ibu

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Keinginan Meminta Maaf

    Sepanjang hari libur, Alex memang hanya berdiam diri di rumah. Tak ada kencan apalagi berlibur bersama Maura seperti yang sebelumnya ia lakukan. Waktu Alex hanya diisi dengan bekerja dan bekerja. Hari liburnya ia isi dengan tidur dan bersantai di rumah.Hal itu sudah ia lakukan sejak sebulan kepergian Shania dari kehidupannya hingga kini sudah setengah tahun lamanya. Pertemuannya dengan sang mama beberapa waktu lalu, telah mengubah sebagian prinsip dan hidup seorang Alex. Kini ia jauh lebih sehat, baik dari segi fisik ataupun mental. Jimmy dan Hanum tentu senang dengan perubahan yang terjadi pada sang putra. Karena beberapa bulan lamanya dua orang tua itu harus berjuang membantu memulihkan kondisi mental Alex yang tiba-tiba drop. Entah apa yang membuat sang putra demikian, sebab tak ada kata atau penjelasan yang terlontar selain perkataan dokter yang mengatakan jika mental Alex terganggu.Jimmy bahkan menyerah dan hampir membawa Alex ke rumah sakit jiwa. Tapi, tidak dengan Hanum. Tak

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kekhawatiran Maura

    Maura menatap kesal pada sosok Alex yang sejak tadi mengabaikannya dan hanya terpaku pada ponsel di tangannya. "Lex? Apa kamu tidak mendengarku?" tanya wanita itu masih dengan nada setenang mungkin. Padahal hatinya sudah sangat kesal sebab sikap Alex yang semakin hari menyebalkan. Tapi, tetap saja Alex tak bereaksi. Sudah lebih dari setengah tahun sejak Alex memutuskan untuk tidak lagi tinggal bersama Maura, lelaki itu memilih untuk tinggal sendirian di rumahnya. Meski status mereka masih pacaran, tapi Alex sudah tidak terlalu mempedulikannya. Maura curiga kalau Alex tengah mencari keberadaan Shania. Wanita yang masih berstatus istri, tapi pergi karena hubungan perselingkuhan mereka. "Lex, lusa aku ada kerjaan ke luar negeri. Kamu mau ikut enggak?" tanya Maura kembali menanyakan hal yang sama.Lagi-lagi Alex diam dengan pandangannya yang melihat layar ponsel di tangannya. "Lex!" Kali ini Maura menaikkan volumenya. Ia sepertinya sudah tak tahan dengan sikap Alex yang tak lagi perh

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kembali Mengingatnya

    Shania terlihat santai saat menikmati sarapan pagi ditemani kecipak ikan dalam kolam. Duduk di balkon taman yang berhadapan dengan kolam ikan, sungguh suasana syahdu dengan udara pagi yang sangat sejuk, yang membuat jiwa dan pikiran Shania sehat. Kehamilan Shania sekarang yang sudah besar, sudah tidak lagi membuatnya mabuk. Tapi, membawa bayi di dalam perut, berjalan ke sana ke sini dengan perut besar, sungguh menjadi pekerjaan baru baginya. Meskipun begitu, Shania melakukannya dengan perasaan bahagia. Kesehatannya yang jauh lebih baik itu, tentu saja tak lepas karena campur tangan seseorang. Saat Shania selesai dengan roti dan makanan pendamping lainnya, indra pendengarannya menangkap suara mesin mobil masuk ke area garasi. Tak berapa lama, sosok wanita yang selama ini selalu ada membersamainya, muncul dengan wajah yang ceria dan bahagia. "Hai, Sayang. Sudah sarapan?" Hanum, mamanya Alex mencium dan memeluk sang menantu. "Sudah, Mah. Baru saja." Shania tersenyum saat membalas p

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Penyesalan

    Brian melihat wajah penuh penyesalan yang tampak di wajah sahabatnya. Entah apa karena sudah mengabaikan sosok sang istri yang selama ini begitu mencintainya, atau karena kepergian perempuan itu hingga membuatnya berada dalam masalah sekarang. "Kamu tahu, Lex. Aku bertanya-tanya sejak kemarin, kenapa kamu tiba-tiba peduli mengenai Shania?""Apa maksudmu?" Alex bertanya tak mengerti. Dalam sikap sesal yang ia rasakan karena sudah melewati banyak hal, kini ia dihadapkan satu pertanyaan sahabatnya sendiri yang justru bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah. "Bukan, selama ini sejak kamu kembali menjalin hubungan dengan Maura, aku perhatikan kamu cuek dan tak peduli dengan omongan orang tuamu. Kamu bahkan berani melawan Tante Hanum di pesta pernikahanmu dengan Shania waktu itu."Alex diam mendengarkan. Kalimat Brian mengingatkan dirinya tentang sikapnya selama ini. "Kamu tahu resiko yang akan kamu dapatkan bila kembali menjalin hubungan dengan Maura, sebab sejak awal papamu tida

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kabar Dari Brian

    Setelah kunjungan ke kediaman orang tuanya, Alex jadi terus kepikiran akan ucapan sang mama. Rumah yang besar yang sebelumnya ia tempati bersama Shania, terasa kosong dan sepi. Hal itulah yang membuatnya tinggal di apartemen bersama Maura. Aksinya hanya karena tak ingin mengingat sosok Shania yang tidak tahu di mana keberadaannya setelah pergi dari rumah. Namun, anehnya Alex malah tidak semangat untuk mengerjakan apapun saat menginap di apartemen. Pekerjaannya menjadi terlantar hingga akhirnya ia meminta Brian menyelesaikan semua tugas yang belum tuntas. Sepekan Alex telah menjadi sosok yang lain. Hidupnya mendadak berubah setelah hanya berdiam diri dengan minuman alkohol yang menemaninya dalam lamunan. Maura bukan tidak menegur. Wanita itu bahkan sampai harus mengencangkan volume suaranya biar Alex dengar. Tapi, usahanya semua sia-sia. Mereka malah bertengkar setiap hari karena sikap Alex yang keras kepala. Akhir dari pelarian Alex saat dirinya mendapat kabar dari Brian, bahwasan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status