Share

Perubahan Sikap

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2025-03-09 23:53:06

Shania mungkin tidak menyangka dengan informasi yang baru saja Alex berikan tentang hubungannya dengan Maura yang ternyata hanya sebatas hubungan biasa, tanpa ada hal istimewa yang selayaknya para peselingkuh lakukan di luaran sana.

Tapi, apakah Shania akan percaya begitu saja? Tentu tidak, meski Alex mengatakan dengan mimik wajah serius —yang jika orang lain lihat akan langsung menilai bahwa yang diucapkannya adalah nyata, Shania tidak langsung menelan bulat-bulat apa yang suaminya itu katakan. Apalagi bukan sekali dua kali Shania melihat kemesraan yang Alex dan Maura lakukan ketika sedang berada di kantor. Keduanya terlihat tidak sungkan untuk berlaku mesra meski ada banyak orang di depan mereka.

Hingga malam menjelang dini hari, Alex berhasil membuat malam yang dingin menjadi hangat sebab keintiman yang dilakukannya bersama sang istri. Shania tidak menolak kali ini. Setelah rencana yang dibuatnya untuk pergi dari kehidupan Alex bersama anak yang ada di dalam kandungannya, bukan s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fitriani Fitria
thor sekali nulis 3 bab kek ah elah nanggu bgt
goodnovel comment avatar
Agung Marissa
kek nya Alex dah tau kalo Shania hamil...makanya di jadi lumayan romantis. ..semoga saja...
goodnovel comment avatar
nana lizt
ahirnya apakah shania akan goyah untuk pergi mningglkn alex....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Pernikahan yang Tak Diinginkan

    Malam itu Shania berdiri di depan cermin, memandang wajahnya yang lesu. Ia merasa terjebak dalam kehidupan yang tidak diinginkannya. Pernikahan dengan Alex, putra keluarga kaya, terasa seperti sebuah kesepakatan bisnis, bukan persatuan cinta.Shania masih ingat jika teman kuliahnya itu adalah kekasih Maura, primadona kampus yang selalu mendapatkan perhatian semua orang, baik mahasiswa juga dosen. Cinta keduanya yang dulu selalu penuh gairah, kerap membuat iri siapa saja yang melihat, termasuk dirinya yang sudah lama jatuh cinta pada teman masa kecilnya itu. "Shania, sudah waktunya," panggil ibunya dari luar kamar.Ia mengambil napas dalam-dalam dan keluar, menuju ke malam pernikahan yang akan mengubah hidupnya selamanya.Shania melangkah ke aula pernikahan yang megah dan mewah yang sudah dipenuhi para tamu undangan. Ia melihat Alex, calon suaminya, yang tampan dalam balutan jas putih yang membuatnya bak pangeran berkuda, tersenyum menatapnya. Namun, Shania tahu jika senyum lelaki itu

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Malam Pertama yang Tak Terduga

    Shania tersudut dan takut. Ia tidak siap untuk melakukan hal tersebut, terutama bersama Alex. Namun, ciuman pertama yang ia simpan selama ini, harus ia relakan pada lelaki yang tak mencintainya itu. "Alex, tolong ... aku belum siap," kata Shania, berusaha melepaskan diri dalam kuluman liar sang suami. Selain itu, bau alkohol begitu menyengat, membuat kepala Shania menjadi pusing. Alex melepaskan. Ia menatap Shania dengan mata tajam dan dingin. "Kau belum siap? Kita sudah menikah, Shania. Lakukan tugasmu sebagai seorang istri."Alex kembali memaksa. Ia kemudian melepas gaun pengantin yang Shania kenakan hingga membuat gadis itu setengah telanjang. Seketika Alex berdiri mematung saat menatap keindahan tubuh istrinya itu. Sontak Shania menutup tubuhnya dengan kedua tangan. Tatapan sang suami membuatnya risih, tapi juga gugup.Namun, ketika Alex hendak kembali mendekat, tiba-tiba terdengar suara pesan masuk di ponselnya. Ia melihat layar dan terkejut."Apa ada yang penting?" tanya Vict

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Menyusun Rencana Hidup

    Berusaha melupakan apa yang telah terjadi, Shania memilih untuk berdamai dengan keadaan. Nasi telah menjadi bubur. Seharusnya sejak awal ia menolak ketika lamaran dari keluarga Sebastian datang kepadanya. Tapi, yang Alex katakan memang benar, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Shania sendiri bahagia karena bisa diperistri oleh kawan masa kecilnya itu. Meski ia menyadari jika wanita yang dicintai oleh Alex bukanlah dirinya. Sepekan berlalu sejak pernikahan mereka, Shania kini tinggal bersama Alex di rumah milik suaminya itu. Walau orang tua Shania juga memberikan kado pernikahan berupa rumah yang tak kalah mewah, tapi Alex memaksa supaya ia dan Shania tinggal di rumahnya. "Aku suaminya sekarang. Jadi, apapun yang terjadi, Shania adalah tanggung jawabku."Orang tua mana yang tidak senang melihat putrinya diperhatikan dengan sangat baik oleh suaminya. Kedua orang tua Shania menganggap jika mereka tidak keliru ketika menerima pinangan keluarga Sebastian. Selain hubungan keluarga y

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kembali Terluka

    Alex marah karena merasa telah dihina oleh Shania. "Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan? Senang-senang di kafe dan tersenyum bahagia dengan laki-laki lain?"Shania terkejut. "Kamu memata-matai aku?" tanyanya tak percaya. "Kau pikir aku tidak ada kerjaan selain memata-matai kamu.""Lantas, dari mana kamu bisa tahu kalau aku ada acara di kafe?""Brian tidak sengaja melihat kamu di sana." Alex menjawab kesal. "Heh! Anak buahmu ada di sana, lantas di mana bos-nya berada? Apakah sudah ada di rumah? Atau sedang di tempat wanita lain?" tanya Shania menyindir. Shania tidak asal bicara atau menuduh. Ia mulai curiga kalau Alex kerap bersama seorang wanita sebab dari aroma parfum di kemeja kerjanya yang tak sengaja pernah tercium. "Apa maksudmu wanita lain? Tentu saja aku sudah pulang. Kamu lihat sendiri aku sudah ada di sini ketika istrinya baru kembali dari luar." Alex terlihat menyembunyikan sesuatu. "Mana aku tahu. Entahlah, terlalu sulit mempercayai ucapan seorang lelaki ya

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Menutup Diri

    Jam delapan kurang lima menit Shania baru sampai di kantor. Seluruh karyawan sudah datang kecuali dirinya. "Kamu kesiangan, Shania?" tanya Fiersa yang sudah duduk di kursi kerjanya seraya mengaplikasikan lip stick di bibirnya. "He-em. Aku bangun kesiangan." "Kenapa? Begadang?" tanya wanita itu lagi sembari menatap Shania yang tengah menyalakan komputer. "Enggak sengaja begadang. Semalam tumben aku enggak bisa tidur." "Lagi ada masalah?" tanya Fiersa yang melihat keanehan di mata Shania, tetapi tidak ingin menanyakan hal tersebut sebab hubungan mereka yang belum dekat. Ia takut Shania tak enak hati. Shania menggeleng. "Enggak." "Kok bisa? Apa kamu punya penyakit insomnia?" "Enggak juga," jawab Shania kembali menggeleng. "Mungkin emang lagi enggak capek saja," lanjut Shania tersenyum. Fiersa pun mengangguk dan memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. "Ya, mungkin." "Ngomong-ngomong, apa Pak Ethan sudah datang?" "Sudah." "Aduh! Mati aku." Shania terlihat panik. "Kenapa

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Terjebak

    Shania berjalan hendak kembali ke dapur. Ia akan makan di sana, sendirian. Dia merasa kesepian dan sakit hati karena Alex tidak pernah berusaha memahami perasaannya."Kenapa kamu tidak pernah peduli?" gumam Shania pelan, berharap Alex mendengar. Alex menoleh mengalihkan pandangan dari gadget-nya. "Apa maksudmu?" tanyanya pada Shania.Shania berbalik, lalu menatap Alex. Ia melihat mata suaminya dengan sedih. "Kamu tidak pernah berbicara denganku, tidak pernah peduli apa yang aku rasakan. Apakah aku hanya sekedar istri yang tidak berarti bagi kamu?"Alex menatap Shania, tapi tidak ada emosi di wajahnya. "Aku sibuk. Aku tidak memiliki waktu untuk membicarakan perasaan."Shania merasa sakit hati mendengar jawaban Alex. Dia merasa tidak dihargai dan tidak dicintai."Sibuk? Kamu selalu sibuk, Lex. Tapi, apakah kamu pernah berpikir aku juga butuh perhatian?" tanyanya dengan suara bergetar.Alex mengangkat bahu dan memalingkan mukanya. "Aku memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan? Rumah, u

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Masuk Tim Proyek

    Shania duduk di ruang rapat, menghadapi Ethan dan beberapa rekan kerjanya. Mereka semua membahas tentang lelang proyek yang sedang mereka jalani."Jadi, kita harus membuat presentasi yang sangat baik untuk memenangkan proyek ini," kata Ethan."Aku setuju," kata salah satu rekan kerja Shania. "Kita harus menunjukkan bahwa kita adalah tim yang terbaik untuk proyek ini."Shania mendengarkan dengan saksama, tapi ia tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyaman yang ia rasakan. Ia tahu bahwa proyek ini terkait dengan perusahaan keluarga Sebastian, dan itu membuatnya khawatir."Shania, apa kamu memiliki pendapat tentang proyek ini?" tanya Ethan.Shania mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku ... aku pikir kita harus sangat berhati-hati dalam membuat presentasi. Kita harus menunjukkan bahwa kita adalah tim yang profesional dan terbaik untuk proyek ini."Ethan mengangguk. "Aku setuju.""Kalau begitu, Shania, aku ingin kamu menjadi bagian dari tim presentasi. Aku mau melihat kemamp

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Presentasi

    Shania berdiri di depan Ethan, memegang remote presentasi dan mencoba untuk memantapkan dirinya. Ia telah mempersiapkan presentasi ini selama beberapa hari, tapi ia masih merasa sedikit gugup.Ethan memandangnya dengan serius, tapi juga dengan sedikit senyum. "Siap, Shania?" tanyanya.Shania mengangguk dan memulai presentasinya. Ia menjelaskan tentang konsep desain yang telah dibuat oleh timnya, dan bagaimana desain tersebut dapat memenuhi kebutuhan klien.Ethan mendengarkan dengan saksama, dan sesekali ia memberikan pertanyaan atau komentar. Shania menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan percaya diri, dan ia merasa semakin nyaman seiring berjalannya presentasi.Setelah presentasi selesai, Ethan memberikan senyum dan mengangguk. "Bagus, Shania. Kamu telah mempersiapkan diri dengan baik," ucapnya sembari bertepuk tangan. Kawan-kawan satu timnya juga memberi ucapan selamat karena Shania bisa mempresentasikan desain buatan mereka dengan sangat baik. Shania merasa lega dan bangga

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Perubahan Sikap

    Shania mungkin tidak menyangka dengan informasi yang baru saja Alex berikan tentang hubungannya dengan Maura yang ternyata hanya sebatas hubungan biasa, tanpa ada hal istimewa yang selayaknya para peselingkuh lakukan di luaran sana. Tapi, apakah Shania akan percaya begitu saja? Tentu tidak, meski Alex mengatakan dengan mimik wajah serius —yang jika orang lain lihat akan langsung menilai bahwa yang diucapkannya adalah nyata, Shania tidak langsung menelan bulat-bulat apa yang suaminya itu katakan. Apalagi bukan sekali dua kali Shania melihat kemesraan yang Alex dan Maura lakukan ketika sedang berada di kantor. Keduanya terlihat tidak sungkan untuk berlaku mesra meski ada banyak orang di depan mereka. Hingga malam menjelang dini hari, Alex berhasil membuat malam yang dingin menjadi hangat sebab keintiman yang dilakukannya bersama sang istri. Shania tidak menolak kali ini. Setelah rencana yang dibuatnya untuk pergi dari kehidupan Alex bersama anak yang ada di dalam kandungannya, bukan s

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Apa Ini Sungguhan?

    Alex tidak menjawab, ia malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Shania. Shania merasa takut dan berusaha berontak lebih keras, tapi Alex terlalu kuat. Bahkan, ia semakin terpacu ketika dadanya menempel dengan tubuh Shania yang kenyal. "Alex, tolong!" pintanya lagi, suaranya mulai terdengar panik.Tapi, Alex tidak peduli. Ia malah semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Shania.Shania merasa sangat takut dan berusaha berontak dengan segala kekuatannya. Tapi, Alex terlalu kuat dan ia tidak bisa melepaskan diri.Saat itu, Shania merasa sangat putus asa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa berharap bahwa Alex akan segera sadar dan melepaskannya.Namun, ketakutannya semakin menjadi ketika Alex berhasil menciumnya. Alex bahkan menekan kepalanya agar Shania tidak sampai melepaskan diri. Shania merasa sesak ketika Alex melakukannya dengan nafsu yang begitu membara. Kekuatannya seketika melemah seiring pagutan Alex di bibirnya yang semakin intim dan panas. Menyadari perl

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Mencecar

    Rachel menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Shania memang tidak bisa bertahan melihat kemesraan Alex dan Maura. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan Alex karena ia sudah terlalu jauh terlibat dalam hubungan itu."Ethan mengernyit, tidak memahami maksud Rachel. "Apa yang membuat Shania tidak bisa meninggalkan Alex?" tanya Ethan penasaran. Rachel tersenyum sedih. "Shania merasa bersalah karena telah mencintai Alex, tapi tidak bisa memiliki hatinya. Ia juga merasa bersalah karena telah menikah dengan Alex, tapi tidak bisa membuatnya bahagia."Ethan menghela napas dalam-dalam, mencoba memahami kompleksitas perasaan Shania. "Apa yang akan Shania lakukan sekarang?" tanya Ethan, ingin tahu lebih lanjut.Rachel menggeleng. "Aku tidak tahu. Shania masih belum tahu apa yang ingin dilakukannya. Tapi, aku tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus hidup dalam kesedihan dan kekecewaan," ujar Rachel berbohong. Ia tidak mungkin menceritakan rencana Shania yang memilih pergi ke luar negeri kepad

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Masih Bertahan

    Rachel melanjutkan ceritanya, "Alex tidak menyadari perubahan sikap Shania. Ia terlalu sibuk dengan hubungannya dengan Maura. Tapi, aku bisa melihat perubahan itu. Shania menjadi lebih tertutup dan tidak lagi ceria seperti dulu."Ethan mendengarkan dengan saksama, mencoba memahami apa yang terjadi antara Shania, Alex, dan Maura."Apa yang terjadi kemudian?" tanya Ethan, penasaran dengan kelanjutan cerita.Rachel mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Shania mencoba untuk melupakan Alex dan fokus pada studinya. Tapi, ia tidak bisa menghindari Alex dan Maura, karena mereka berdua selalu bersama-sama. Shania merasa sakit hati dan kecewa, tapi ia tidak bisa menunjukkan perasaannya itu kepada Alex."Ethan mengangguk, memahami perasaan Shania. "Aku mengerti sekali posisinya. Lalu, apa yang akhirnya Shania lakukan?" Ethan bertanya lagi.Rachel tersenyum sedih, "Pada akhirnya Shania malah menerima lamaran Alex setelah kekasihnya itu tiba-tiba pergi meninggalkannya setahun yang lalu

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Mengorek Kisah Masa Lalu

    Bulan yang terlihat utuh dengan warna terang menyinari semesta, menjadi saksi ketika Rachel dan Ethan akhirnya melanjutkan obrolan. Kafe yang sejatinya tutup, kini terbuka untuk si pemilik dengan membiarkan para karyawannya pulang. "Biasanya insting lelaki itu lemah dibanding perempuan, tapi entah apa yang ada pada dirimu, kenapa kamu seolah tahu sekali tentang masalah yang sedang dihadapi oleh Shania." Rachel memulai obrolan setelah karyawannya menyediakan minuman dan snack untuknya juga Ethan. "Sejak kapan kamu menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Shania?" tanya Rachel kemudian. Ethan menghela napas panjang. Lelaki itu seolah ingin mengambil ancang-ancang untuk melepaskan uneg-uneg yang selama ini mendekam di dalam pikirannya. "Sejak pertama ia bekerja di perusahaanku."Rachel diam. Ia melihat kedua mata Ethan yang menatap lurus ke luar. "Shania sudah terlihat murung sejak awal bekerja. Meski ia selalu menutupi dengan sikap ceria di depan anak-anak yang lain, tapi aku tahu k

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Kejutan

    Semua orang memandang sosok lelaki yang selama ini terlihat penuh karisma dalam balutan pakaian formal —jas dan dasi, mendadak santai dengan pakaian kasual. Tidak hanya Shania yang terkejut, tapi Rachel dan Ethan, terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya tatkala melihat sosok Alex berdiri tak jauh dari mereka. "Pak Alex," ucap Ethan pelan. Meski ia sudah tahu hubungan Shania dengan Alex, tapi ia tetap tak menyangka akan kehadiran pengusaha itu di depan mereka.Entah apa yang terjadi, padahal sebelumnya Alex menutup-nutupi hubungannya dengan Shania. Tapi sekarang, justru hal tersebut berbanding terbalik. Ethan menilai sepertinya Alex tengah ingin menunjukkan sesuatu kepadanya. Alex berjalan menghampiri saat orang-orang di depannya tidak mengatakan apapun. Ia lalu berhenti tepat di depan Shania. "Aku lihat mobilmu di rumah. Jadi, aku memutuskan untuk menjemputmu di sini." Alex berkata pada Shania yang menatapnya dalam diam. Tatapan istrinya masih terlihat tak percaya dengan

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Apa Lagi Ini?

    "Kamu ini kenapa sih? Belakangan ini sikapmu aneh sekali!" Shania berseru kesal. Namun, Alex tampaknya mengabaikan ucapan Shania karena selanjutnya ia masih memaksa istrinya itu untuk segera pulang. "Aku akan pulang kalau sudah selesai." Shania menjawab santai. "Kalau begitu jangan salahkan aku kalau akan ada hal yang mengejutkan terjadi."Shania mengernyit. "Memang apa yang terjadi?""Bukan kejutan kalau aku memberi tahumu. Jadi, aku tanya sekali lagi, kamu mau pulang sekarang atau nanti?" Alex kembali bertanya. Shania pun tetap pada jawabannya. "Aku akan pulang kalau sudah selesai."Bukan Shania yang memutuskan panggilan, tapi Alex yang langsung mematikan ponselnya setelah Shania memberi keputusan. "Dia ini kenapa sih?" tanya Shania heran. Sejak tadi Alex bersikap aneh. 'Tidak! Tapi, sejak sepekan yang lalu,' batin Shania yang kemudian memilih tak peduli. Ia pun kembali ke ruangan karaoke. Bergabung dengan teman-temannya yang masih asik bernyanyi. "Ada apa?" tanya Rachel berb

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Sikap Aneh

    Suasana kafe semakin malam semakin seru ketika Rachel sebagai pemilik, ikut serta dalam perayaan keberhasilan tim Ethan yang telah selesai dalam mengerjakan proyek di PT. A. Sebagai sahabat, Shania senang karena bisa berbagi kebahagiaan dengan perempuan yang malam itu berpenampilan formal sebab baru pulang dari kantor. Begitu juga dengan para karyawan Ethan, yang tidak sungkan bersikap santai hingga bercanda meski sang pemilik kafe ada beserta mereka. Mereka justru senang dan bergembira bersama karena sikap Rachel yang sangat ramah dan ceria. Semua bisa berbaur dengan asik membuat pesta tersebut berjalan seru, tapi tidak menghilangkan keakraban. "Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Rachel pada Shania di tengah keseruan karyawan Ethan yang sudah mulai bernyanyi di ruang karaoke. "Ehm, beberapa udah aku cicil," jawab Shania santai. "Sudah nentuin kemana tujuan kamu?"Shania mengangguk. "Sudah.""Kemana?" Rachel terus bertanya karena penasaran. Namun, Shania malah tersenyum s

  • Pengantin yang Tak Diinginkan   Rasa Penasaran

    Semua karyawan memandang takjub saat kaki mereka berdiri di depan teras sebuah kafe yang terlihat eye catching. Sebuah kafe yang cukup luas dengan parkiran yang memadai, membuat anak buah Ethan, termasuk dirinya memandang tak percaya. Ethan yang bukan pribadi suka hang out, memang tidak tahu mengenai tempat yang ia kunjungi sekarang. Bahkan, dari sekian banyak karyawan Ethan, tak ada satu pun dari mereka yang mengetahui ada tempat tersebut. "Ini keren banget, sumpah!" seru Fiersa yang mendapat anggukan Mita di sebelahnya. Teman-temannya yang lain pun mengangguk setuju saat Fiersa memuji tempat tersebut. "Kok kita bisa enggak tahu ada tempat ini, ya? Gimana bisa!" seru mereka tak percaya. Tatapan kagum dan tak percaya semakin tampak di wajah anak-anak muda tersebut ketika sudah memasuki ruangan kafe. "Kamu tahu dari mana ada tempat kaya gini?" tanya Fiersa pada Shania. "Ehm, sebenarnya kafe ini belum lama launching, sekitar tiga bulan yang lalu-lah. Aku tahu tempat ini, karena p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status