Matahari mulai merangkak lebih tinggi di langit, cahayanya memantulkan kilauan samar di atas lapangan latihan yang masih dipenuhi suara hentakan kaki, napas berat, dan tawa yang pecah sesekali. Setelah berhasil menjatuhkan Ian, Emma merasa semangatnya semakin membara. Keringat membasahi pelipisnya, namun tatapannya tetap fokus saat Lucas menunjuk salah satu anak buah lainnya untuk menjadi lawan berikutnya.“Giliranmu, Caleb,” ucap Lucas datar, menyilangkan tangan di dada sambil berdiri di sisi lapangan.Seorang pria bertubuh kekar dengan rambut hitam sedikit acak melangkah maju, senyum lebar terukir di wajahnya. “Jangan khawatir, Nona Emma,” katanya sambil meregangkan otot-otot lengannya. “Aku akan bersikap manis.”Emma mengangkat alis, menahan tawa. “Kau bilang begitu karena takut kalah, ya?” balasnya cepat, membuat beberapa orang di sekitar mereka tertawa.Pertandingan dimulai. Caleb bergerak cepat, namun Emma sudah belajar dari pertarungan sebelumnya. Ia menghindar dengan cekatan,
Last Updated : 2025-02-04 Read more