Semua Bab Tawanan Cinta Sang Mafia : Bab 11 - Bab 20

94 Bab

Bab 11

Kediaman Lucas tetap terasa seperti penjara meskipun dilengkapi kemewahan yang tak ada habisnya. Di balik tembok-tembok tinggi dan gerbang yang kokoh, Emma merasa semakin terperangkap dalam kehidupan yang tak pernah ia pilih. Pagi itu, seperti biasa, Emma merasakan kebosanan yang tak tertahankan. Ia terjaga lebih awal, duduk di tepi ranjang, memandang keluar jendela yang besar. Taman yang luas dan rimbun itu tampak tenang, seolah-olah mengundang Emma untuk berlari bebas. Namun, ia tahu ia harus lebih bijaksana. Setelah pelarian pertamanya yang gagal, ia tahu bahwa ia tidak bisa gegabah. Pelarian keduanya harus lebih matang, lebih terencana. Kali ini, ia tidak boleh lengah. "Selama ini, aku selalu terjebak dalam rutinitas yang sudah terbentuk," gumamnya pelan pada dirinya sendiri, menatap kalung yang melingkar di lehernya. Kalung itu adalah satu-satunya peninggalan neneknya, satu-satunya benda berharga yang masih ia miliki. Itu adalah pengingat akan rumah lamanya, akan kehi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 12

Lucas berdiri di tepi jendela besar kamarnya, pandangannya terpaku pada taman yang terhampar di bawah sana. Namun, anehnya, suasana terasa berbeda. Lampu-lampu taman tidak menyala, bunga-bunga yang biasanya penuh warna kini terlihat layu, dan jalan setapak berbatu itu tampak tertutup kabut tipis.Ia tidak sendiri. Di tengah taman, seorang wanita berdiri membelakanginya, gaunnya putih panjang berkibar pelan oleh angin malam. Rambut hitamnya menjuntai hingga punggung, sedikit berantakan. Wanita itu memandangi celah kecil di sudut taman—celah yang Lucas tahu sangat baik. Celah itu menjadi tempat yang tidak hanya mengundang kebebasan, tetapi juga membawa kenangan pahit yang menghancurkan.Lucas kecil muncul di sebelahnya, tubuh mungilnya berdiri di sisi jendela. Ia tidak berkata apa-apa, hanya memandangi wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Wanita itu berbalik perlahan, menatap langsung ke arah Lucas kecil di jendela. Wajahnya pucat, tetapi matanya berbinar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 13

Malam itu, setelah mimpi buruk yang ia alami, Lucas duduk di ruang kerjanya dengan segelas bourbon di tangan. Rasa lelah menghantamnya, tetapi ia tidak bisa membiarkan dirinya tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, mimpi yang sama datang menghantam—mimpi tentang wanita yang pernah menjadi dunianya, sekaligus luka terdalam dalam hidupnya.Ia berjalan pelan ke jendela besar yang menghadap ke taman, membiarkan pandangannya terhenti di sudut yang paling gelap. Di situlah semuanya dimulai dan di situ pula semuanya berakhir.Lucas kecil berusia delapan tahun. Ia berdiri di kamarnya, memandang keluar jendela, melihat sosok wanita itu berjalan pelan ke arah celah kecil di sudut taman. Wanita itu—ibunya—biasanya hanya duduk di kursi roda, diam, tenggelam dalam dunianya sendiri. Tapi malam itu berbeda.Lucas tidak tahu apa yang mendorong ibunya untuk bangkit dari kursi roda, tetapi ia melihatnya berjalan, meski dengan langkah yang goyah, menuju celah kecil yang nyar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 14

Emma berdiri di balik tirai kamarnya, memperhatikan pergerakan para penjaga yang mulai berkurang. Malam itu terasa berbeda—udara lebih dingin, tetapi justru memberi dorongan pada keberaniannya. Ia sudah memikirkan rencananya dengan matang, memastikan setiap detail berjalan sempurna. Ia telah mempelajari pola penjaga selama beberapa minggu terakhir, menghitung setiap langkah mereka, dan menunggu momen yang tepat. Malam ini, celah itu adalah jalannya menuju kebebasan. Setelah memastikan suasana cukup aman, Emma melangkah keluar dari kamar dengan hati-hati. Setiap langkahnya terdengar begitu jelas di telinganya, membuat detak jantungnya berpacu lebih cepat. Ia mengenakan pakaian gelap agar tidak mudah terlihat, dan sebuah tas kecil berisi beberapa barang penting tergenggam erat di tangannya. Ia sampai di celah itu, tempat yang sudah ia tandai sebagai titik lemah keamanan rumah ini. Tangannya gemetar saat membuka pintu kecil yang hampir tersembunyi oleh semak belukar. Dengan sekuat tena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 15

Lucas membawa Emma ke dalam kamar tidur pribadinya dengan langkah tegas. Begitu pintu tertutup, ia melemparkan tas kecil yang dibawa Emma ke sudut ruangan. Suasana tegang memenuhi udara, hanya diiringi suara napas keduanya yang memburu. Lebih dari apapun, Lucas ingin memberi Emma pelajaran. Melakukan hal menyakitkan untuk membuat gadis itu jera dan tak akan lagi memiliki pikiran untuk melarikan diri. Namun ketika matanya bertemu dengan tatapan Emma, Lucas merasanya dirinya tak akan sanggup melakukan itu semua. Lucas tak yakin, namun ia merasa, menyakiti Emma adalah hal terakhir yang bisa ia lakukan. “Duduk,” perintah Lucas akhirnya dengan nada dingin, sambil menunjuk ranjang besar di tengah ruangan. Emma meski merasa enggan, akhirnya duduk dengan tubuh yang masih bergetar halus. Pandangannya menunduk, berusaha menghindari tatapan tajam pria itu. Tangannya meremas satu sama lain, memperlihatkan kegugupan yang saat ini tengah gadis itu rasakan. Lucas mendekat, berdiri tepat di de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 16

Cahaya matahari yang menyelinap melalui celah tirai membangunkan Emma dari tidurnya. Ia menggeliat pelan, menikmati kelembutan selimut yang membungkus tubuhnya. Namun, begitu kesadarannya pulih sepenuhnya, ia menyadari sesuatu yang janggal.Ini bukan kamarnya."Di mana ini?" lirih gadis itu sambil melihat sekitar.Emma segera duduk tegak, matanya menelusuri sekeliling. Ruangan ini lebih luas dari kamar yang biasa ditempatinya, dengan interior yang elegan namun tetap maskulin. Aroma kayu dan aftershave yang khas menguar di udara—aroma yang begitu familiar. Butuh beberapa detik sebelum ia menyadari di mana dirinya berada.'Jangan katakan ini kamar Lukas!' Jantungnya berdegup lebih kencang. Apakah Lucas sengaja mengurungnya di sini setelah kejadian tadi malam? Emma tidak tahu pasti, tetapi satu hal yang ia yakini: ia harus mencari tahu lebih banyak. Jika Lucas berpikir bisa mengendalikannya, ia akan melakukan hal yang sama.Dengan langkah hati-hati, Emma turun dari ranjang, telapak kaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 17

Suasana kamar terasa hening setelah pengakuan Lucas. Emma masih menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan, tetapi pria itu tidak terganggu. Ia malah mengambil kursi di dekat meja, duduk dengan sikap santai seolah baru saja membicarakan sesuatu yang sepele.“Tertarik mendengar lebih banyak?” tanyanya, nada suaranya terdengar tenang, tetapi ada sesuatu di matanya—sesuatu yang tidak biasa Emma lihat sebelumnya.Emma ragu sejenak, tetapi pada akhirnya ia mengangguk. “Ya.”Lucas mengangkat alis, seolah terkejut dengan jawabannya. Namun, alih-alih mengejek, ia justru mulai berbicara.“Ibuku adalah wanita yang ceria,” katanya, suaranya terdengar sedikit lebih lembut. “Dia selalu tersenyum, selalu menemukan hal-hal kecil untuk disyukuri, bahkan ketika hidupnya jauh dari kata sempurna.”Emma menyimak dengan saksama, tanpa menyela.“Ia menikah bukan karena cinta,” lanjut Lucas. “Pernikahannya diatur oleh keluarganya—keluarga yang, se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 18

Lucas menutup pintu kamarnya dengan sedikit lebih keras dari yang ia maksudkan. Begitu berada di luar, ia menghela napas panjang, membiarkan udara dingin menyapu wajahnya. 'Kenapa aku mengatakan semua itu padanya?' batin pria itu sambil menghela napas sekali lagi. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa sedikit lebih ringan. Seolah dengan menceritakan masa lalunya kepada Emma, beban yang selama ini mengikatnya mulai sedikit terlepas. Namun, perasaan itu juga berbahaya. Lucas bukan orang yang suka membiarkan orang lain melihat kelemahannya, apalagi seorang wanita yang bahkan belum lama ia kenal. Tapi anehnya, ketika melihat Emma mendengarkan tanpa menghakimi, ia tidak bisa menahan diri. 'Aku tidak boleh terus seperti ini, ini sama saja menunjukkan sisi lemahku pada orang lain.' Ia meremas jemarinya, berusaha menghapus rasa gelisah yang tiba-tiba merayap ke dalam benaknya. Namun langkahnya terhenti ketika suara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 19

Malam itu, Lucas duduk di ruang kerjanya, satu-satunya tempat di rumah ini di mana ia bisa benar-benar berpikir jernih. Cahaya lampu temaram menyorot tumpukan dokumen yang belum sempat ia sentuh, tetapi pikirannya tidak berada di sana.Pikirannya masih tertinggal di kamar, bersama gadis yang perlahan mulai mengusik pertahanannya.Emma.Entah mengapa, setelah membagikan sepotong kecil masa lalunya kepada gadis itu, ada sesuatu yang terasa berbeda dalam dirinya. Seperti sebuah beban yang sedikit berkurang, meskipun bayangan masa lalunya masih tetap ada.Lucas menghela napas, menyesap scotch dari gelas kristalnya. Ia berharap malam ini bisa berlalu tanpa gangguan, tetapi takdir sepertinya memiliki rencana lain.Drrrtt… Drrrtt…Ponselnya bergetar di atas meja.Lucas melirik layar, dan seketika matanya berubah tajam.Nomor itu.Darahnya berdesir, bukan karena terkejut, tetapi karena jijik.Selama be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 20

Emma duduk di bangku kayu yang ada di taman belakang, menghirup udara segar yang terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan udara di dalam rumah ini. Tangannya dengan lembut menyentuh kelopak bunga mawar yang baru mekar, merasakan teksturnya yang halus di ujung jari.Siapa sangka ia bisa menemukan ketenangan dalam merawat tanaman?Dulu, ia selalu berpikir bahwa kebebasan adalah segalanya. Namun sekarang, setelah sekian lama berada di dalam "penjara emas" ini, ia mulai bertanya-tanya: apakah kebebasan benar-benar sesuatu yang absolut?Ia masih menginginkannya. Tapi untuk saat ini, ia memilih untuk berhenti melawan.Sementara tangannya masih sibuk dengan tanaman, sebuah suara lembut namun tegas menyapanya dari belakang."Kau mulai terbiasa tinggal di sini, bukan?"Emma menoleh dan mendapati Marta berdiri tidak jauh darinya, membawa sekeranjang kain yang tampaknya baru saja diangkat dari jemuran.Emma tersenyum kecil,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status