Home / Romansa / Gadis Yang Kunodai / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Gadis Yang Kunodai: Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

Bersamamu

Sarah menyerahkan roti dan air mineral pesanan Tiara. "Emm, ini pesanan Non Tiara bagimana, Den?""Kamu dimobil saja. Biar aku yang antarkan.""Yakin ngak ngrepotin, Den."Devan tersenyum. "Tidak."Lima menit berlalu, Devan sudah kembali dan mengajak Sarah pulang. Sarah duduk di samping kemudi, Devan memakaikan seatbelt, dada Sarah berdebar kencang saat muka Sarah dan muka Devan hanya berjarak beberapa centi saja. Gugup seketika menyerang tatkala aroma wangi tubuh Sarah tercium oleh penciuman Devan. Wanita itu tak bisa berkutik, tubuhnya mendadak beku. Selesai dengan pelan Devan mundur kemudian memakai seatbelt punyanya sendiri. Lalu hening hanya deru mesin yang terdengar dalam ruangan mobil. Saat di dalam mobil ponsel milik Sarah berdering. "Hallo, Nyonya."''Sarah, maaf jadi saya ada acara dadakan perginya ke rumah Tante Puri kita tunda dulu ya. Aku masih banyak kerjaan.''''Baiklah, Nyonya.''''Kamu naik taksi saja karena Pak Di mengantarkanku, Sarah."''Nggeh, Nyonya.''Bu Lili
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Jujur Aku Mencintaimu Dari Dulu

Perempuan berwajah cantik itu masih diam, menatap keluar kaca mobil. Lelehan air mata sesekali meluncur di pipi mulus Sarah karena ia rindu Shaka andai ia tahu tentang ayahnya, andai Shaka ikut dalam satu mobil betapa bahagianya dia. Hanya saja tak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibir Sarah ia akan tetap merahasiakannya dari keluarga Devan. Karena Zahira beberapa kali mengalami semacam pendarahan di usia kandungannya yang masih muda. Devan fokus menyetir bicara memang mudah nyatanya menerima kenyataan itu sangatlah sulit. Devan masih menyetir di samping Sarah. Devan memalingkan wajah dari pemandangan menyedihkan di sebelahnya. Alunan lagu cinta luar biasa dari Andmesh Kameleng mengalun begitu romantis dari mobilnya. Wajah Sarah masih setia menandang keluar melihat lalu lalang kendaraan, sesaat Sarah tersadar dan mulai menatap Devan yang terlihat begitu tenang. "Den.""Emm.""Bagaimana dengan jadwal pekerjaan Den Devan yang padat, apakah tak mengganggu?"Devan mengulum senyum.
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Idaman Para Wanita

Malam makin Larut, Devan menyeruput kopi, seraya menatap bintang yang bertebaran di langit, wajahnya mendongak ke atas menatap langit. Dengan sebatang rokok ditangan berkali-kali Devan menghembuskan asap keatas. Ada sesuatu yang hilang di dalam, rasa yang telah Devan tahan begitu lama. Rasa yang kerap ia terhempas oleh kekecewaan atas sikap kebaikan Sarah, ya Devan merindu. Rindu wanita itu. Devan sadar ada Zahira diantara mereka, dan wanita itu sangat berbahaya karena ambisinya yang begitu menginginkannya. Devan ingat jika Zahira mampu membujuk Mama dan Papanya untuk menikahinya meskipun beberapa kali Devan menolaknya. Devan masih mengingat dengan jelas setiap kata yang diucapkan Sarah tadi. "Nggak ada yang baik di dunia ini, Den.""Aku baik, kok."Sarah tertawa. "Siapa?""Aku lah. Aku yang selalu baik dan menyukaimu."Sarah hanya tertawa. Sesaat Devan menyadari bahwa hatinya sudah terbagi dengan Zahira. Entah karena nyaman, atau karena memang perjodohan dari sang Mama. Sedangka
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Lepaskan Aku, Den

"Apa susahnya, jebak dia buat dia seolah-olah bersalah biar dipecat oleh Lili.""Apa, apa aku tak salah dengar, Ma? Apa itu perlu.""Perlu lah. Itu cara satu-satunya, agar ia tersingkir dari rumah itu. Zahira."Sesaat mereka saling tatap. "Aku terlalu lambat, Mas Devan pernah bilang jika ia jatuh cinta dengan seorang wanita, maka dia akan meninggalkan aku, Ma.""Enak saja dia mau mempermainkan kamu. Gak gak bisa dibiarkan ini.""Aku tak salah duga, Ma. Aku tahu jika Mas Devan orangnya tak mudah jatuh cinta tapi aku merasa beda jika ia menatap pembantu itu.""Secantik apa sih pembantu itu?""Jujur memang cantik sih, kalem lagi. Padahal gak dandan dia.""Jebak dia. Dan kamu akan kembali ke hati Devan lagi, dan kau akan puas jadi satu-satunya milik Devan." Jelas wanita paruh baya itu. "Tak semudah itu, Ma.""Jangan egois, sebelum suamimu benar-benar diambil oleh pembantu itu." Tekannya. "Mama benar.""Makanya semangat."Zahira tersenyum ya bebar ucapan Mamanya semuanya benar. ***Su
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Pesona Sarah

"Lepaskan." Dengan kuat Sarah menginjak kaki Devan. "Auhhh.""Sarah." Namun gerakan Sarah lebih cepat dari tangkapan tangan Devan. Sarah mendorong tubuh Devan dengan cepat ia berlari meninggalkan Devan yang baru saja mencium bibirnya lama. Sarah berlari entah kenapa ia tak menolak ciuman itu. Ciuaman yang membuatnya bergetar tak karuan. "Sial."Devan kesal ia gagal meyakinkan Sarah kembali Devan ke lantai bawah seraya duduk di sofa. "Sore Sayang.""Sore, Ma."Bu Lili duduk di samping Devan. "Mana Zahira. Sudah dua hari tak kelihatan?" tanya sang Mama. "Mungkin sedang refresing biar ngak cepat tua, Ma.""Dev."Bu Lili menarik napas. "Mama merasa bersalah sama kamu, sepertinya Mama salah memilih menantu, Dev.""Sudahlah, Ma. Mau bagaimana lagi adanya itu." Devan menimpali. "Harusnya dia lebih menjagamu bukannya malah pergi seenaknya saja begitu. Istri macam apa itu tak bisa merayu hati suaminya.""Ya kan, bebet, bibit, bobotnya tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Juga tak bisa m
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Lalu Istrimu?

Pagi hari, fajar mulai muncul dari ufuk timur. Sarah membantu Bibi Nik memasak untuk sarapan, selesai ia bergegas membersihkan diri untuk mengurus Tiara. Juga mengantarnya ke sekolah. Selesai menyuapi Tiara sarapan, Sarah beranjak mengambil sandal jepit juga tas Tiara. Lalu berjalan mendekati Tiara yang sudah menunggunya. "Non, kita berangkat ya?" Tiara mengangguk. "Iya, Mbak.""Bekalnya sudah di masukkan dalam tas?""Sudah, Mbak.""Ok kita berangkat."Tiara tersenyum. "Siap."Saat mereka mau keluar halaman ada mobil berhenti di depan Sarah juga Tiata Tapi sepertinya bukan Pak Di yang menjemput. "Pagi, Sarah. Tiara.""Pagi, Den.""Saya di suruh jemput, katanya Pak Di masih sibuk."Sarah dan Tiara saling tatap. "Beneran, Om?""Iya."Mereka kali ini diantar oleh Reno. Karena Pak Di mengantarkan Bu Lili harus segera berangkat pagi karena ada pertemuan dengan seseorang. "Den Reno Maksih banyak sudah mengantar.""Sama-sama, Sarah."Sarah dan Tiara keluar mobil. Sedangkan mobil Reno ber
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Alergi Udang

Semua yang berada di meja makan sedang menikmati makan siang. Dan Sarah menyuapi Tiara. "Siang semuanya." Zahira datang diantara mereka. "Sudah puas jalan-jalannya?" tanya mertuanya sedikit menekan kalimatnya. "Puas banget Ma. Apalagi pemandangannya bagus banget," jawabnya. Hening, hanya terdengar riuh denting sendok beradu dengan piring. Zahira menatap sinis ke arah Sarah setelahnya ia mencari celah untuk memulai."Jadi aku bawain oleh-oleh udang kesukaan Mama."Bu Lili merasa kesal dengan Zahira dan masih terdiam. "Tumben banget memberi oleh-oleh. Ada sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Dea sinis. "Jangan menuduh di depan makanan. Tak baik, Dea." Dea menggeleng. Malas melihat keadaan drama quin lagi. "Asal gak diguna-guna saja tuh udang." Kesal Dea. "Jangan suudzon, Dea."Dea mengulum senyum di balik sendoknya yang terangkat. "Habisnya aneh."Zahira tersenyum jahat. "Ayo Ma dimakan.""Ya." Bu Astuti pun mengambil lalu memakannya. "Ini asli lo dari Singapura, rasanya crispy
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Devan Cemburu

"Aden lebih mengenalnya, kan?" Jelas Sarah. Devan terdiam merasa kesal karena Sarah tahu tapi tak menolak. "Kau sangat ceroboh bagaimana jika udang itu membunuhmu?" Sarah hanya tersenyum "Kamu tahu jika Zahira telah kalah satu langkah denganku.""Kalah apanya?" tanya Sarah tak paham. "Kepercayaan keluargaku pada Zahira telah hilang. Meskipun apa yang kau lakukan tadi itu sangat bahaya, Sarah!" Tekan Devan. Sarah hanya tersenyum. "Ini gak lucu. Sarah jangan ulangin lagi.""Sekali-kali biar dia terjebak dengan permainannya sendiri, Den." Jelas Sarah. Mungkin Sarah benar, tapi itu gak lucu. Membuat Devan hampir terkena serangan jantung memikirkannya. "Kau keterlaluan tapi ini nyawamu taruhannya.""Hmm, iya."Senyum yang terukir di bibirnya, entah mengapa terasa bak tikaman yang mampu mengoyak rindu. "Oke, tapi jangan diulang lagi. Tuh mukakmu masih bengkak."Sarah tersenyum. "Ini bisa cepat hilang dengan minum madu, Den.""Benarkah?""Hu um.""Baiklah aku belikan dulu."Sarah men
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Masa Lalu

Saga meneliti penampilan Sarah beralih melihat sekilas Devan. Pria itu terlalu tampan untuk menjadi saingannya. Saga merasa kesal karena Sarah tetap memilih dan masih saja percaya dengan Devan lelaki yang jelas-jelas menyakitinya. Begitupun Devan ia tidak nyaman karena kehadiran Saga. Ah, Devan merasa cemburu dan segera menepis pemikiran aneh yang sempat melintas. Mana mungkin Sarah akan menjalin hubungan dengannya? Bahkan setelah beberapa tahun ini Sarah juga masih sendiri. "Saya titip, Sarah. Pastikan dia baik-baik saja, jika tidak aku akan mengambilnya menjauh darimu."Satu alis Devan terangkat. Pria itu memintanya menjaga Sarah? Tanpa pria itu minta pun, tentu saja akan Devan lakukan karena sudah menjadi tugasnya. Lagian pertemanan mereka berdua dulu begitu akrab kenapa Saga berubah menjadi sosok yang menyebalkan. "Kamu tenang saja. Saya akan menjaga Sarah lebih dari menjaga diri saya sendiri."Saga manggut-manggut tak percaya. "Semoga bisa dipercaya ucapanmu."Devan hanya diam.
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Tentang Tahta

"Ya sih tapi aku terlanjur benci sama dia. Dia merebut hati Papa dari Mamaku."Saga membelalakan kwdua matanya. "Why! Sarah menolak, kan?"Zahira terdiam. "Sesuatu yang buruk dari awal, apalagi di lakukan dengan cara kebohongan dan licik akan menghancurkan orang itu sendiri, Zahira." Zahira tersenyum licik. "Baiklah akan aku lakukan sendiri, aku yang akan atur dan aku pastinya nanti Sarah akan di pecat dari rumah mertuaku."Saga menatapnya tajam. "Kau wanita licik. Ingat ya jika terjadi sesuatu dengan Sarah aku tak akan memaafkanmu."Zahira menatap ke arah Saga kesal. "Hah, heran sekali aku apa kelebihan wanita itu hingga semua orang ingin melindunginya.""Karena dia punya hati yang baik.""Bedebah. Aku benci dia.""Semoga alasannya karena kamu telah jatuh cinta pada Devan, bukan karena hal lain juga embel-embel soal Papamu yang bahkan dari awal Sarah sudah menolaknya." Sindirnya. "Tetap saja dia wanita penggoda.""Terserah aku tekankan jangan membuat Sarah terluka. Jika tidak kam
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status