Home / Romansa / Gadis Yang Kunodai / Idaman Para Wanita

Share

Idaman Para Wanita

Author: Purwa ningsih
last update Huling Na-update: 2025-02-27 15:42:20

Malam makin Larut, Devan menyeruput kopi, seraya menatap bintang yang bertebaran di langit, wajahnya mendongak ke atas menatap langit. Dengan sebatang rokok ditangan berkali-kali Devan menghembuskan asap keatas. Ada sesuatu yang hilang di dalam, rasa yang telah Devan tahan begitu lama. Rasa yang kerap ia terhempas oleh kekecewaan atas sikap kebaikan Sarah, ya Devan merindu. Rindu wanita itu.

Devan sadar ada Zahira diantara mereka, dan wanita itu sangat berbahaya karena ambisinya yang begitu menginginkannya. Devan ingat jika Zahira mampu membujuk Mama dan Papanya untuk menikahinya meskipun beberapa kali Devan menolaknya.

Devan masih mengingat dengan jelas setiap kata yang diucapkan Sarah tadi.

"Nggak ada yang baik di dunia ini, Den."

"Aku baik, kok."

Sarah tertawa.

"Siapa?"

"Aku lah. Aku yang selalu baik dan menyukaimu."

Sarah hanya tertawa.

Sesaat Devan menyadari bahwa hatinya sudah terbagi dengan Zahira. Entah karena nyaman, atau karena memang perjodohan dari sang Mama. Sedangka
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Yang Kunodai   Lepaskan Aku, Den

    "Apa susahnya, jebak dia buat dia seolah-olah bersalah biar dipecat oleh Lili.""Apa, apa aku tak salah dengar, Ma? Apa itu perlu.""Perlu lah. Itu cara satu-satunya, agar ia tersingkir dari rumah itu. Zahira."Sesaat mereka saling tatap. "Aku terlalu lambat, Mas Devan pernah bilang jika ia jatuh cinta dengan seorang wanita, maka dia akan meninggalkan aku, Ma.""Enak saja dia mau mempermainkan kamu. Gak gak bisa dibiarkan ini.""Aku tak salah duga, Ma. Aku tahu jika Mas Devan orangnya tak mudah jatuh cinta tapi aku merasa beda jika ia menatap pembantu itu.""Secantik apa sih pembantu itu?""Jujur memang cantik sih, kalem lagi. Padahal gak dandan dia.""Jebak dia. Dan kamu akan kembali ke hati Devan lagi, dan kau akan puas jadi satu-satunya milik Devan." Jelas wanita paruh baya itu. "Tak semudah itu, Ma.""Jangan egois, sebelum suamimu benar-benar diambil oleh pembantu itu." Tekannya. "Mama benar.""Makanya semangat."Zahira tersenyum ya bebar ucapan Mamanya semuanya benar. ***Su

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Gadis Yang Kunodai   Pesona Sarah

    "Lepaskan." Dengan kuat Sarah menginjak kaki Devan. "Auhhh.""Sarah." Namun gerakan Sarah lebih cepat dari tangkapan tangan Devan. Sarah mendorong tubuh Devan dengan cepat ia berlari meninggalkan Devan yang baru saja mencium bibirnya lama. Sarah berlari entah kenapa ia tak menolak ciuman itu. Ciuaman yang membuatnya bergetar tak karuan. "Sial."Devan kesal ia gagal meyakinkan Sarah kembali Devan ke lantai bawah seraya duduk di sofa. "Sore Sayang.""Sore, Ma."Bu Lili duduk di samping Devan. "Mana Zahira. Sudah dua hari tak kelihatan?" tanya sang Mama. "Mungkin sedang refresing biar ngak cepat tua, Ma.""Dev."Bu Lili menarik napas. "Mama merasa bersalah sama kamu, sepertinya Mama salah memilih menantu, Dev.""Sudahlah, Ma. Mau bagaimana lagi adanya itu." Devan menimpali. "Harusnya dia lebih menjagamu bukannya malah pergi seenaknya saja begitu. Istri macam apa itu tak bisa merayu hati suaminya.""Ya kan, bebet, bibit, bobotnya tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Juga tak bisa m

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Gadis Yang Kunodai   Lalu Istrimu?

    Pagi hari, fajar mulai muncul dari ufuk timur. Sarah membantu Bibi Nik memasak untuk sarapan, selesai ia bergegas membersihkan diri untuk mengurus Tiara. Juga mengantarnya ke sekolah. Selesai menyuapi Tiara sarapan, Sarah beranjak mengambil sandal jepit juga tas Tiara. Lalu berjalan mendekati Tiara yang sudah menunggunya. "Non, kita berangkat ya?" Tiara mengangguk. "Iya, Mbak.""Bekalnya sudah di masukkan dalam tas?""Sudah, Mbak.""Ok kita berangkat."Tiara tersenyum. "Siap."Saat mereka mau keluar halaman ada mobil berhenti di depan Sarah juga Tiata Tapi sepertinya bukan Pak Di yang menjemput. "Pagi, Sarah. Tiara.""Pagi, Den.""Saya di suruh jemput, katanya Pak Di masih sibuk."Sarah dan Tiara saling tatap. "Beneran, Om?""Iya."Mereka kali ini diantar oleh Reno. Karena Pak Di mengantarkan Bu Lili harus segera berangkat pagi karena ada pertemuan dengan seseorang. "Den Reno Maksih banyak sudah mengantar.""Sama-sama, Sarah."Sarah dan Tiara keluar mobil. Sedangkan mobil Reno ber

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Gadis Yang Kunodai   Alergi Udang

    Semua yang berada di meja makan sedang menikmati makan siang. Dan Sarah menyuapi Tiara. "Siang semuanya." Zahira datang diantara mereka. "Sudah puas jalan-jalannya?" tanya mertuanya sedikit menekan kalimatnya. "Puas banget Ma. Apalagi pemandangannya bagus banget," jawabnya. Hening, hanya terdengar riuh denting sendok beradu dengan piring. Zahira menatap sinis ke arah Sarah setelahnya ia mencari celah untuk memulai."Jadi aku bawain oleh-oleh udang kesukaan Mama."Bu Lili merasa kesal dengan Zahira dan masih terdiam. "Tumben banget memberi oleh-oleh. Ada sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Dea sinis. "Jangan menuduh di depan makanan. Tak baik, Dea." Dea menggeleng. Malas melihat keadaan drama quin lagi. "Asal gak diguna-guna saja tuh udang." Kesal Dea. "Jangan suudzon, Dea."Dea mengulum senyum di balik sendoknya yang terangkat. "Habisnya aneh."Zahira tersenyum jahat. "Ayo Ma dimakan.""Ya." Bu Astuti pun mengambil lalu memakannya. "Ini asli lo dari Singapura, rasanya crispy

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Gadis Yang Kunodai   Devan Cemburu

    "Aden lebih mengenalnya, kan?" Jelas Sarah. Devan terdiam merasa kesal karena Sarah tahu tapi tak menolak. "Kau sangat ceroboh bagaimana jika udang itu membunuhmu?" Sarah hanya tersenyum "Kamu tahu jika Zahira telah kalah satu langkah denganku.""Kalah apanya?" tanya Sarah tak paham. "Kepercayaan keluargaku pada Zahira telah hilang. Meskipun apa yang kau lakukan tadi itu sangat bahaya, Sarah!" Tekan Devan. Sarah hanya tersenyum. "Ini gak lucu. Sarah jangan ulangin lagi.""Sekali-kali biar dia terjebak dengan permainannya sendiri, Den." Jelas Sarah. Mungkin Sarah benar, tapi itu gak lucu. Membuat Devan hampir terkena serangan jantung memikirkannya. "Kau keterlaluan tapi ini nyawamu taruhannya.""Hmm, iya."Senyum yang terukir di bibirnya, entah mengapa terasa bak tikaman yang mampu mengoyak rindu. "Oke, tapi jangan diulang lagi. Tuh mukakmu masih bengkak."Sarah tersenyum. "Ini bisa cepat hilang dengan minum madu, Den.""Benarkah?""Hu um.""Baiklah aku belikan dulu."Sarah men

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Gadis Yang Kunodai   Masa Lalu

    Saga meneliti penampilan Sarah beralih melihat sekilas Devan. Pria itu terlalu tampan untuk menjadi saingannya. Saga merasa kesal karena Sarah tetap memilih dan masih saja percaya dengan Devan lelaki yang jelas-jelas menyakitinya. Begitupun Devan ia tidak nyaman karena kehadiran Saga. Ah, Devan merasa cemburu dan segera menepis pemikiran aneh yang sempat melintas. Mana mungkin Sarah akan menjalin hubungan dengannya? Bahkan setelah beberapa tahun ini Sarah juga masih sendiri. "Saya titip, Sarah. Pastikan dia baik-baik saja, jika tidak aku akan mengambilnya menjauh darimu."Satu alis Devan terangkat. Pria itu memintanya menjaga Sarah? Tanpa pria itu minta pun, tentu saja akan Devan lakukan karena sudah menjadi tugasnya. Lagian pertemanan mereka berdua dulu begitu akrab kenapa Saga berubah menjadi sosok yang menyebalkan. "Kamu tenang saja. Saya akan menjaga Sarah lebih dari menjaga diri saya sendiri."Saga manggut-manggut tak percaya. "Semoga bisa dipercaya ucapanmu."Devan hanya diam.

    Huling Na-update : 2025-03-04
  • Gadis Yang Kunodai   Tentang Tahta

    "Ya sih tapi aku terlanjur benci sama dia. Dia merebut hati Papa dari Mamaku."Saga membelalakan kwdua matanya. "Why! Sarah menolak, kan?"Zahira terdiam. "Sesuatu yang buruk dari awal, apalagi di lakukan dengan cara kebohongan dan licik akan menghancurkan orang itu sendiri, Zahira." Zahira tersenyum licik. "Baiklah akan aku lakukan sendiri, aku yang akan atur dan aku pastinya nanti Sarah akan di pecat dari rumah mertuaku."Saga menatapnya tajam. "Kau wanita licik. Ingat ya jika terjadi sesuatu dengan Sarah aku tak akan memaafkanmu."Zahira menatap ke arah Saga kesal. "Hah, heran sekali aku apa kelebihan wanita itu hingga semua orang ingin melindunginya.""Karena dia punya hati yang baik.""Bedebah. Aku benci dia.""Semoga alasannya karena kamu telah jatuh cinta pada Devan, bukan karena hal lain juga embel-embel soal Papamu yang bahkan dari awal Sarah sudah menolaknya." Sindirnya. "Tetap saja dia wanita penggoda.""Terserah aku tekankan jangan membuat Sarah terluka. Jika tidak kam

    Huling Na-update : 2025-03-05
  • Gadis Yang Kunodai   Kamu Menolakku Lagi

    Devan menaruh ponselnya tergeletak di meja kamar ia bangkit dari duduknya dan mengambil baju ganti di lemari. Selesai ia turun duduk disofa seraya menikmati secangkir kopi buatan Bibi Nik. "Sayang!" Bu Lili datang memeluk putranya. Wajahnya terlihat bahagia. "Mama."Wanita cantik di usia yang tidak lagi muda itu tidak menjawab. Dia hanya menggeleng sambil terus memeluk putranya itu. "Mama kapan datang?""Baru saja. Bagaimana keadaan Sarah?"Devan tersenyum. "Baik. Sudah pulang tadi pagi.""Syukurlah.""Mama gantian peluknya." Lea mendengus pelan. Karena wanita cantik itu juga baru pulang kuliah di luar negeri. Yang tentunya juga sangat merindukan sang kakak. Lea adalah adik bungsu Devan yang selama ini kuliah jauh, hampir beberapa tahun mereka tak saling bertemu. Devan tertawa dan melepaskan pelukan sang Mama. "Sini!" Devan tersenyum. Lea berhambur memeluk kakaknya. "Aku rindu, Mas.""Lancar kuliahnya?""Alhamdulillah lancar, hanya ada beberapa yang sulit dimengerti, tapi oke si

    Huling Na-update : 2025-03-05

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Yang Kunodai   Semua Rindu Devan

    "Bunda lihatlah Kak Shaka teleponan sama seorang wanita." Adu Raiyan pada sang Bunda. Sarah tersenyum. "Masa? Benar itu Shaka?" tanya Sarah penasaran karena selama ini Shaka begitu rapat menyimpan teman wanitanya. "Tidak ada. Orang ini teman mengajar aku Bunda. Adek saja yang kepo," jawabannya seraya menunduk. "Itung-itungan buat semangatin kalau ngajar kan, Mas.""Apaan ngak ngak ngak.""Dih. Cakep tau itu fotonya." Goda adiknya Raiyan. Shaka merasa malu. "Adek." Shaka kembali menggendong adik perempuannya Syena. Sarah menggelengkan kepala, "sudah-sudah mungkin Kakak kamu ingin fokus mengajar Raiyan."Raiyan tergelak, jalan pikiran kakaknya Shaka memang lain dari yang lain. Baginya itu sangat menghibur karena ia tipe pendiam, "Ide bagus. Tapi jangan kelamaan jomblo Mas." Godanya seraya menemani Syema bermain. "Raiy sudah jangan ganggu Kakakmu, lihatlah mukanya merah itu." Kata Sarah tersenyum. "Iya iya, Bunda."Shaka menguncir rambut adiknya. ''Bunda Syena dan Syema sudah maka

  • Gadis Yang Kunodai   Rindu kamu

    Devan mengisap dalam-dalam rokoknya, lalu mengembuskannya pelan. Ia menatap istrinya lama. Tatapan mata itu yang dulu selalu berhasil meluluhkan Devan, hingga Devan kalah berulang kali. "Minumlah, Mas!" Sarah membawakan secangkir kopi panas untuk suaminya. "Ya.""Bagaimana tangannya masih linu?'' tanya Sarah pada suaminya lagi. "Lumayan sih."Sarah menggeleng. "Jadi hari ini terakhir kontrol?''"Ya Sayang. Alhamdulillah pen sudah dilepas semua normal tinggal pemulihan saja.''"Alhamdulillah kalau begitu." Sarah duduk didekat suaminya. "Kamu tidak mencintaiku lagi?" Sarah tertawa keras hingga air mata menghentikannya. "Mas."Kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum terjadi, kerap menimbulkan ketakutan tak beralasan, karena usai jatuh beberapa tahun lalu Devan harus terapi karena tangannya cidera akibat menghindari mobil yang mengarah ke pada dirinya. Sarah mendorong pelan dadanya untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tersenyum kaku saat melihat tatapannya yang seolah menunt

  • Gadis Yang Kunodai   Penyesalan Zahira

    Tangan Zahira mengusap cepat air yang tersisa di mata dan pipi. Ia lantas mengulas sebuah senyum, senyum yang bisa Zahira pastikan hanya sebuah kamuflase. Ya, hanya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Padahal, gurat kesedihan dan kecewa terlihat jelas di wajahnya."Pagi Sayang.""Pagi, Ma.""Bagaimana semalam tidurnya nyenyak?""Eumm.""Syukurlah. Kita lalui ini sama-sama," ucap Mamanya seraya menariknya dalam pelukan. Zahira tahu Mamanya bermaksud menghiburnya, tetapi yang terjadi ia malah kembali menangis, hingga terisak-isak di pelukannya. "Sudah, jangan nangis lagi. Hanya kamu satu-satunya harta Mama.''"Kenapa pas kecelakaan aku tak mati saja, Mama. Kenapa harus Joy?" "Hus. Jangan bicara begitu, mungkin Allah punya rencana lain untukmu, Nak."Zahira terdiam. "Sabar ya."Sang Ibu mendorong kursi Zahira ke dekat sofa. "Tapi aku bukan wanita sempurna aku cacat, Mama."''Kamu masih punya Mama. Tenanglah.''Zahira menggelengkan kepala. "Tidak, aku kesepian, Ma.""Sudah, ja

  • Gadis Yang Kunodai   Tak Bisa Melupa

    Sekarang apa yang bisa Zahira lakukan selain menjalani hidup tanpa arti, mungkin itu karmanya karena sikap jahatnya selama ini padanya. Mata kini terpejam, segera kembali terbuka ketika mobil sepertinya sudah berhenti di depan rumah. Zahira menyusuri halaman rumah di dorong dengan kursi roda, oleh bodyguard sekaligus sopir kiriman Papanya tiga tahun lalu. "Deri, apa aku terlalu buruk?" tanyanya tidak sanggup lagi menahan ucapan. Ada yang menekan keras hati di dalam sini, seluruh sendi seakan lepas dari pengait. "Siapa yang bilang, Non?" tanya balik Deri pada majikannya itu. "Aku. Aku bahkan wanita tak berguna juga wanita jahat, aku telah menyakiti banyak orang.""Non semua orang punya masa lalu.""Aku lelah bolak-balik berobat ke Singapore tapi sepertinya tak ada hasil."Deri menatapnya lembut, terlihat dia tersenyum. "Karena bolak-balik itu akan membuat, Non bisa berjalan lagi."Zahira menunduk karena tidak kuasa menahan rasa bersalah, merasa malu telah berbuat semena-mena dengan

  • Gadis Yang Kunodai   Karma

    Tiga tahun kemudian. Perjalanan pulang dari Singapura terasa panjang dan melelahkan. Bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai juga jalanan Jakarta yang padat, menyambut kedatangan Zahira seperti sekarang ini. Sudah hampir satu tahun belakangan ini Sarah mondar-mandir Jakarta-Singapura. Demi pengobatan kakinya yang lumpuh karena tak bisa jalan. Zahira menghela napas panjang. Mematikan layar ponsel dan memasukannya ke tas yang ia kenakan. Di dorong Deri sang bodyguard dengan kursi roda itu membuatnya muak dan putus asa, ia menangis hampir setiap saat. Zahira memejamkan mata lelah dan berat. Teringat terakhir kali mereka bertemu Devan di kantor sehari setelah Zahira mengalami kecelakaan hebat, Karena Zahira ingin menabrak Devan hingga dirinya terbanting sendiri bahkan rekan kerja juga sahabatnya Joy meninggal di tempat. Berdua duduk berdampingan siang itu, Zahira mulai berkeluh kesah. Mulai menyesali diri, mengutuki diri karena kematian Joy sahabatnya. Masih Zahira ingat perkataan Devan

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

  • Gadis Yang Kunodai   Kebakaran

    Si Mbok dan si Mbak berlari ke arah kamar Sarah setelah melihat kebakaran dari depan bagian bagasi rumah majikannya. "Kamu cek pintu keluar yang disamping biar aku panggil Non Sarah.''"Baik, Mbok."Wanita muda itu berlari ke arah samping rumah yang masih aman dari kobaran api. "Non Sarah, kebakaran!!" Si Mbok mengedor pintu kamar Sarah. "Non buka pintu, ayo keluar!" Lagi dengan kencang dan panik si Mbok menggedor pintu. Udara sejuk dari pendingin udara berganti jadi panas membara tiba-tiba. Sarah tersentak saat suara teriakan terdengar dari luar rumah memekakkan telinga. Jeritan bersahutan si Mbok dan Mbak itu terus menerus, begitu juga asap menghitam yang memenuhi ruangan. "Non buka pintu!" ucap si Mbok sambil terus batuk-batuk. Sesuatu menyekat pernapasannya. Kian lama rumah kian gelap, anehnya, celah di atas pintu depan rumah memancar cahaya merah yang menyala-nyala. "Ya Mbok.'' Sahut Sarah dari dalam. "Non kebakaran! Ayo cepat.''"Apa. Kebakaran!! Den Dev sudah berangkat?

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status