All Chapters of Perjanjian Di Ujung Pengkhianatan: Chapter 81 - Chapter 90

128 Chapters

Bab 81

Pagi itu, suasana di halaman depan rumah tampak berbeda. Langit berwarna kelabu dengan sinar mentari yang masih tersamar, seolah alam pun belum sepenuhnya bangun. Di tengah taman kecil yang asri, Dini dan Dean sedang bermain. Daun-daun basah oleh embun pagi berdesir lembut di angin, sementara burung-burung mulai berkicau, menandakan datangnya hari baru. Dini duduk di bangku taman sambil memandang ke sekeliling, mencoba menikmati keindahan alam yang sederhana di antara segala kekacauan yang baru saja mereka alami. Di hadapannya, di jalan kecil di depan rumah, beberapa anak kecil telah bergegas dengan tas sekolah di pundak dan seragam yang rapi. Mereka tertawa riang sambil menuju sekolah, menikmati petualangan pagi yang selalu sama setiap harinya. Dean, yang usianya baru dua tahun lebih, dengan polos menatap sekelompok anak itu. Matanya yang besar dan penuh ingin tahu terlihat mengagumi mereka. Suara riuh tawa anak-anak itu membuat Dean mengernyit dan kemudian merengek kecil sambil m
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 82

Malam itu, langit begitu kelam tanpa bintang. Di luar rumah, hujan telah berhenti, namun suasana seakan menggantung dalam keheningan yang mencekam. Setelah penangkapan Diana, Sandi, dan Kiranti oleh polisi, dunia Juan dan Dini pun tak lagi sama. Di ruang tamu yang dulu dipenuhi tawa dan canda keluarga kecil mereka, kini hanya tersisa keheningan yang berat. Juan duduk di kursi sofa, wajahnya tampak letih dan penuh kekhawatiran, sementara Dini menatap kosong ke arah jendela, mencoba merangkai kembali kepingan harapan di tengah kekacauan yang baru saja terjadi. Dean, anak kecil mereka, masih tertidur dengan damai, tanpa mengetahui betapa besar pergolakan yang sedang terjadi di sekelilingnya. “Aku masih sulit percaya bahwa mereka akhirnya tertangkap,” ujar Juan pelan, hampir seperti berbisik, seolah tak ingin membangunkan kenangan pahit. Dini menggeleng pelan, “Kejadian itu... sepertinya merupakan awal dari akhir bagi mereka, tapi aku takut bayang-bayangnya masih akan menghantui kita
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 83

Malam itu, kegelapan melingkupi rumah dan sekitarnya, seolah-olah alam pun turut merasakan beban yang menggantung. Juan dan Dini tak bisa tidur—pikiran mereka dipenuhi kekhawatiran atas pesan ancaman baru dan laporan bahwa salah satu kaki tangan Diana tengah menuju kantor pengadilan. Di ruang tamu yang kini jarang terisi, hanya suara detak jam dan rintik hujan yang masih tersisa yang menemani keheningan. Juan duduk di kursi besar yang sudah usang, sementara Dini terpaku di sampingnya, tangan mereka saling menggenggam erat seakan mencari pegangan di tengah badai. “Dini, aku sudah berbicara dengan pengacaraku lagi tadi malam,” ujar Juan dengan suara serak, matanya menatap tajam ke layar ponselnya. “Bukti yang kita kumpulkan semakin menunjukkan bahwa rencana mereka tidak akan berhenti di sini. Mereka ingin menekan aku melalui taktik hukum dan menciptakan skandal besar tentang hubungan kita.” Dini menelan ludahnya, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku selalu takut… takut bahwa kebenaran
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 84

Malam itu, udara terasa berat seakan menahan napas seluruh kota. Langit yang kelabu, meskipun tak lagi hujan deras, masih menyimpan uap air yang membasahi setiap sudut jalan. Di halaman belakang rumah Juan, segala persiapan telah dilakukan; lampu-lampu keamanan menyala di setiap sudut, dan tim pengaman yang dipimpin oleh mantan perwira kepolisian berdiri waspada di titik-titik strategis. Juan dan Dini berada di ruang kontrol kecil yang terletak di salah satu sudut rumah, di mana layar-layar monitor menampilkan rekaman dari kamera tersembunyi. Wajah Juan tampak tegang, matanya menyapu setiap gerakan di luar. Di sampingnya, Dini menggenggam erat tangan Juan, matanya masih berkaca-kaca karena rasa cemas yang menggelayuti. "Kita harus siap, Dini," ujar Juan dengan suara berat. "Aku sudah menginstruksikan tim untuk mengamankan setiap pintu dan jendela. Kita tak boleh lengah malam ini." Dini menelan ludahnya, mencoba menguatkan dirinya. "Aku tak ingin Dean harus melewati kekacauan
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 85

Pagi itu, langit mendung menyelimuti gedung pengadilan, seolah-olah alam pun turut merasakan beban konflik yang menanti. Suasana ruang sidang begitu tegang; kursi-kursi yang tersusun rapi, meja hakim yang megah, dan layar proyektor yang menampilkan bukti-bukti digital menjanjikan pertarungan hukum yang berat. Hari ini adalah hari penentuan, saat di mana segala kebenaran yang telah tersembunyi akan dipertanggungjawabkan di hadapan hukum. Di ruang tunggu, Juan dan Dini duduk berdekatan. Meskipun wajah mereka tampak tegang, ada tekad yang menghangatkan pandangan mereka. Juan menggenggam tangan Dini erat-erat, seakan berjanji tanpa kata bahwa mereka akan menghadapi hari ini bersama. Di sisi lain, Dean, yang baru saja dibangunkan karena kegaduhan kecil di ruang tunggu, bermain dengan mainan di pangkuan seorang pengasuh sementara, tidak mengetahui bahwa nasibnya akan diputuskan hari ini. Ketika pengadilan dibuka, pengacara Juan naik ke mimbar dengan percaya diri. Dengan suara tegas, ia me
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 86

Pagi itu, langit kelabu kembali menyelimuti kota. Hujan semalam telah mereda, namun embun dan hawa dingin masih terasa di setiap sudut. Di rumah, suasana tidak lagi tenang. Setelah sidang yang melelahkan dan ancaman baru yang terus berdatangan, Juan dan Dini tahu bahwa pertarungan mereka belum usai—bahkan hari ini, kebenaran yang selama ini terpendam mulai menyeruak dengan lebih jelas. Di ruang makan, sambil menikmati secangkir kopi hangat, Juan menatap serius ke arah Dini. “Kita harus menyusun strategi selanjutnya, Dini. Informasi terbaru dari tim penyelidikan mengungkapkan bahwa kelompok musuh tidak hanya mengandalkan dokumen dan pesan ancaman. Mereka kini merencanakan aksi fisik yang terkoordinasi untuk menekan kita secara langsung.” Dini menelan ludah, matanya tampak lelah namun penuh tekad. “Aku masih takut, Juan. Aku takut jika mereka berhasil menimbulkan kekacauan yang tak bisa kita kendalikan, terutama untuk Dean. Aku tidak ingin anakku terjebak di tengah pertempuran ini.
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 87

Pagi itu, udara di ruang sidang terasa dingin dan berat. Setiap sudut gedung pengadilan seolah menyimpan rahasia gelap dari pertarungan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu. Hari ini adalah hari yang telah dinantikan – hari di mana kebenaran konspirasi yang dirancang oleh Diana beserta Sandi dan Kiranti akan dipertanggungjawabkan di hadapan hukum. Di ruang sidang, para saksi telah dipanggil satu persatu. Rekaman video, dokumen transaksi rahasia, dan bukti digital yang telah dikumpulkan dengan susah payah kini tersaji jelas di layar proyektor. Pengacara Juan, dengan nada tegas dan penuh keyakinan, menyampaikan fakta-fakta yang mengguncang: “Yang Mulia, bukti ini menunjukkan bahwa Diana, Sandi, dan Kiranti telah merencanakan skema terorganisir yang bertujuan menjatuhkan reputasi klien saya dan mengancam hak asuh Dean. Mereka menggunakan transaksi ilegal dan pertemuan rahasia sebagai alat untuk memanipulasi sistem hukum. Semua ini dilakukan demi keuntungan pribadi dan untuk
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 88

Matahari mulai menyingsing di ufuk timur, menerobos awan mendung yang masih menyelimuti kota. Pagi itu, ruang sidang pengadilan telah kosong, namun di dalam hati Juan dan Dini, ketegangan dan harapan masih bergelayut. Setelah berminggu-minggu pertarungan hukum yang penuh intrik, pengkhianatan, dan konspirasi, akhirnya hari keputusan telah tiba. Di sebuah aula pengadilan yang megah, hakim dengan wajah tegas dan bijaksana sudah mulai mempersiapkan pengumuman. Seluruh ruang sidang dipenuhi oleh para pengacara, saksi, dan hadirin yang penasaran dengan nasib sebuah keluarga yang telah dilanda intrik besar. Kabar tentang penangkapan Diana, Sandi, dan Kiranti telah menghantam opini publik, dan media bermunculan dengan segala detail kasus yang rumit itu. Di sisi hadirin, Juan duduk tegak dengan ekspresi penuh tekad. Di sampingnya, Dini tampak tenang meskipun matanya menyimpan kecemasan mendalam. Dean yang kini telah sedikit lebih besar, duduk di samping Dini dengan wajah polos, tanpa bena
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 89

Pagi itu, suasana di gedung pengadilan terasa sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Udara dingin menyelinap melalui jendela besar ruang sidang, seolah-olah alam pun turut menyaksikan pertarungan yang telah berlangsung begitu lama. Semua mata tertuju pada kursi hakim, di mana seorang hakim berwibawa dengan tatapan tegas telah bersiap untuk mengumumkan keputusan final. Di ruang tunggu, Juan dan Dini duduk berdampingan dengan wajah tegang namun saling menggenggam tangan. Di antara mereka, Dean yang kini sedikit lebih besar tampak bermain dengan tenang, tanpa menyadari betapa nasib keluarganya akan segera ditentukan. Juan, dengan wajah yang dipenuhi tekad, menatap Dini dan berkata pelan, _"Kita telah melalui begitu banyak badai, dan hari ini, semoga kebenaran bisa menang."_ Sementara itu, di ruang sidang, pengacara dari kedua belah pihak telah menyelesaikan argumen penutup. Bukti-bukti yang telah dikumpulkan — rekaman percakapan rahasia, transaksi keuangan ilegal, serta saksi-sak
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 90

Setelah kemenangan di pengadilan, kehidupan Juan, Dini, dan Dean perlahan kembali normal. Meski masih ada ancaman dari bayang-bayang masa lalu, mereka mencoba menikmati kebahagiaan kecil yang mulai tumbuh di antara mereka. Suatu pagi, Dini duduk di taman belakang rumah, mengawasi Dean yang tengah bermain dengan mobil-mobilan kecilnya. Udara pagi terasa segar, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Dini merasa sedikit lega. Tiba-tiba, Juan datang dengan secangkir kopi di tangannya. Ia duduk di sebelah Dini dan menyerahkan cangkir itu padanya. “Kamu kelihatan lebih tenang hari ini,” katanya sambil tersenyum. Dini menerima kopi itu dan menyesapnya pelan. “Aku mencoba menikmati momen ini sebelum sesuatu yang buruk terjadi lagi.” Juan tertawa kecil, tapi ada sorot khawatir di matanya. “Aku janji akan melindungi kamu dan Dean. Sekarang Diana, Sandi, dan Kiranti sudah ditangkap. Seharusnya kita bisa hidup lebih tenang.” Dini menghela napas. “Aku ingin percaya
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status