Lahat ng Kabanata ng Perjanjian Di Ujung Pengkhianatan: Kabanata 91 - Kabanata 100

128 Kabanata

Bab 91

Malam itu, hujan telah reda, namun langit masih mendung seolah menyimpan sisa-sisa badai yang belum usai. Rumah Juan tampak sunyi dari luar, namun di dalamnya, ketegangan dan harapan saling beradu di antara setiap sudut ruangan. Setelah sidang panjang dan pengungkapan bukti-bukti konspirasi yang mengguncang, perjuangan mereka untuk melindungi keluarga telah memasuki babak terakhir—babak di mana keputusan akan menentukan segalanya. Di ruang tamu, Juan dan Dini duduk berhadapan, tangan mereka saling menggenggam erat. Di samping mereka, Dean tertidur pulas di ruang anak, tak menyadari betapa besar pertarungan yang sedang berlangsung untuk menentukan masa depannya. Juan membuka percakapan dengan suara rendah yang penuh tekad. “Dini, bukti-bukti yang kita kumpulkan telah membuat jaringan itu semakin rapat. Kita tahu Diana, Sandi, dan Kiranti telah menyusun segala sesuatu dengan rapi. Namun, kita juga telah menemukan bukti tambahan yang menunjukkan rencana terakhir mereka—sebuah pertemua
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 92

Pagi itu, udara di luar gedung pengadilan terasa dingin dan segar, seolah mengisyaratkan awal dari sesuatu yang baru. Namun, di dalam ruang sidang yang hening dan penuh harapan, ketegangan masih terasa menggelayuti setiap sudut. Setelah melalui pertarungan hukum yang panjang dan penuh liku, hari pengumuman keputusan akhir akhirnya tiba. Di ruang sidang, seluruh hadirin berkumpul dalam keheningan yang menyelimuti. Wajah-wajah yang telah menyaksikan bukti demi bukti, saksi-saksi yang dengan berani menceritakan kebenaran, kini menantikan suara hakim. Di antara mereka, Juan dan Dini duduk berdampingan. Tangan mereka saling menggenggam erat; tatapan mereka berbicara tanpa perlu kata-kata—bahwa mereka telah melalui badai dan kini harus menghadapi hasilnya bersama-sama. Dean, yang meski belum mengerti sepenuhnya apa yang terjadi, duduk tenang di samping Dini dengan mata polosnya, seakan membawa harapan akan masa depan yang cerah. Hakim memulai pengumuman dengan suara tegas, “Setelah menin
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 93

Pagi itu, langit masih dipenuhi awan gelap, namun ada secercah sinar mentari yang mulai merembes, seolah alam ingin memberikan pertanda bahwa badai telah mencapai titik puncaknya. Di dalam rumah, ketegangan yang selama ini menghantui perlahan berganti dengan semangat baru—meskipun ancaman dari pihak musuh belum sepenuhnya hilang, Juan dan Dini tahu bahwa mereka harus bersiap untuk pertarungan terakhir. Di ruang tamu, Juan duduk bersama Dini sambil memeriksa kembali laporan dan bukti yang telah dikumpulkan. Setiap halaman, setiap rekaman, seolah menjadi saksi bisu dari intrik yang selama ini disusun oleh Diana, Sandi, dan Kiranti. Di sampingnya, Dini menggenggam erat tangan Juan, menatapnya dengan mata penuh keberanian yang berusaha menutupi luka lama. "Kita telah melalui begitu banyak rintangan, Dini," ujar Juan dengan nada tegas, "dan hari ini adalah hari dimana kebenaran akan dipertanggungjawabkan. Aku sudah berbicara dengan pengacaraku dan tim keamanan. Mereka siap untuk mendamp
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 94

Malam itu, langit kembali berubah menjadi kanvas gelap yang dipenuhi bintang samar. Di luar rumah, udara terasa dingin dan sunyi, seolah alam menahan napas menunggu sebuah peristiwa yang tak terhindarkan. Di dalam rumah, ketegangan yang sudah lama terpendam kembali merebak. Meskipun keputusan pengadilan baru saja diraih dan ancaman dari pihak musuh telah tersendat, kabar yang datang melalui pesan-pesan rahasia dari informan menandakan bahwa jaringan konspirasi belum sepenuhnya menyerah. Di ruang kontrol rumah, Juan duduk di depan layar monitor sambil memantau rekaman kamera keamanan yang tersebar di seluruh sudut properti. Di sampingnya, Dini memegang erat tangannya. Wajah keduanya menunjukkan tekad yang menyala, meskipun ada rasa cemas yang masih mengintai. “Kita baru saja menerima laporan terakhir dari tim keamanan,” ujar Juan pelan, matanya menyipit saat melihat rekaman di layar. “Kelompok itu, yang disebut Raka dan beberapa kaki tangan lainnya, tampaknya berkumpul di area par
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 95

Pagi itu, langit di atas kota tampak lebih cerah meskipun awan masih tersisa—sebuah pertanda bahwa badai yang telah lama melanda akhirnya mulai mereda. Di ruang sidang pengadilan, suasana yang sempat mencekam kini berubah menjadi harapan baru. Setelah berminggu-minggu pertarungan hukum yang panjang, pengacara Juan dengan yakin mengumumkan bahwa seluruh bukti telah diterima dan jaringan konspirasi yang melibatkan Diana, Sandi, serta Kiranti telah terbukti melanggar hukum. Hakim, dengan suara tegas namun penuh pertimbangan, menyatakan bahwa hak asuh Dean tetap berada di tangan Juan dan Dini, serta menetapkan sanksi berat kepada para pelaku kejahatan. Ruang sidang pun hening sejenak ketika keputusan itu menggema di antara hadirin. Wajah-wajah yang semula tegang kini menunjukkan kelegaan; bagi sebagian, ini adalah pertanda bahwa keadilan akhirnya ditegakkan. Juan, yang selama ini bergulat dengan ancaman dan intrik, menatap Dini dengan mata yang mengandung kepercayaan dan kebanggaan. Mer
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 96

Malam itu, angin seolah berbisik tentang sebuah perubahan besar. Setelah perjalanan panjang yang penuh perjuangan, intrik, dan pertumpahan air mata, akhirnya titik balik yang selama ini dinanti tampak semakin dekat. Di ruang keluarga yang sederhana, di mana lampu redup menyinari wajah-wajah yang lelah namun penuh tekad, Juan dan Dini duduk berdampingan dengan Dean yang tertidur dengan damai. Suasana di rumah masih tersisa bekas luka pertempuran—bekas percakapan di ruang sidang, bukti konspirasi yang tercetak di kertas, dan pesan-pesan ancaman yang masih menghantui ponsel Juan—namun malam itu terasa berbeda. Ada keheningan yang seolah menyatukan semua kekuatan untuk melangkah ke babak terakhir. Juan memandang Dini dengan mata yang berbinar oleh keberanian dan kasih. “Kita telah melewati begitu banyak rintangan,” ujarnya dengan lembut, “dan hari ini, aku merasa bahwa segala upaya kita tidak sia-sia. Kita harus melangkah ke depan, demi Dean, demi kita, dan demi keadilan yang selama ini
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 97

Malam itu, langit kembali dipenuhi awan tebal yang menggelayuti kota, seolah-olah alam pun ikut merasakan beban perjalanan panjang yang telah mereka lalui. Di dalam rumah yang kini tampak lebih sepi, Juan dan Dini duduk bersama di ruang tamu. Lampu remang-remang menerangi wajah-wajah mereka yang letih, sementara bayang-bayang pertempuran hukum dan intrik konspirasi masih membayangi setiap sudut kehidupan. Namun, ada juga secercah harapan yang mulai muncul—sebuah keyakinan bahwa akhirnya, luka lama akan mulai sembuh, dan masa depan yang lebih damai pun mungkin tercipta. Juan memandang Dini dengan mata yang sudah banyak melihat penderitaan, “Dini, aku masih tak bisa mempercayai bahwa semua ini akhirnya akan berakhir. Kita telah melalui begitu banyak, dan hari ini, aku merasa seolah-olah kita telah menuliskan bab terakhir dari penderitaan itu.” Dini menatapnya, air mata perlahan mengalir di pipinya. “Aku tahu, Juan. Tapi hatiku masih berat karena semua yang terjadi. Bayangan Diana, pen
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 98

Matahari pagi mulai menyingsing dengan lembut, mengusir sisa-sisa kelam malam dan membawa secercah harapan yang baru. Meski kemenangan hukum telah diraih dan jaringan konspirasi musuh sebagian besar telah runtuh, kehidupan Juan, Dini, dan Dean masih menyisakan bekas luka. Kini, mereka berusaha menata kembali kehidupan mereka, membangun masa depan dengan fondasi yang lebih kokoh, sembari terus waspada terhadap bayang-bayang masa lalu. Di pagi yang tenang, Juan sudah bangun lebih awal. Di teras rumah yang sederhana namun penuh makna, ia menyambut sinar matahari sambil menyiapkan secangkir kopi. Suasana di luar tampak damai; burung-burung mulai berkicau, dan udara segar membawa aroma embun yang masih tersisa. Namun, di dalam hatinya, Juan tak pernah benar-benar melupakan ancaman-ancaman yang pernah mengguncang keluarganya. Di ruang makan, Dini duduk bersama Dean yang sedang asyik bermain dengan mainan kayu di karpet. Wajah Dean tampak polos dan penuh keceriaan, tanpa menyadari betapa b
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 99

Malam itu, langit kembali dipenuhi awan tebal yang menyelimuti kota, seakan alam pun mengerti betapa beratnya perjalanan yang telah mereka tempuh. Di dalam rumah, keheningan terasa lebih mendalam daripada sebelumnya. Setelah bertahun-tahun berjuang melalui sidang, intrik, dan ancaman yang tak henti-hentinya, Juan dan Dini kini menghadapi satu momen yang tampak seperti titik balik—titik di mana segala penderitaan dan pengorbanan mulai menunjukkan hasilnya. Di ruang tamu, Juan duduk termenung sambil menatap keluar jendela yang menghadap ke pekarangan yang kini tertutup kabut tipis. Tangannya masih menyisakan bekas tekanan dari rapat strategi malam sebelumnya. Di sampingnya, Dini memegang erat sehelai syal yang dulu pernah ia kenakan ketika dunia terasa begitu gelap. Meskipun wajahnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kelegaan, mata Dini menyimpan cerita tentang luka yang belum sepenuhnya sembuh. “Aku masih ingat malam-malam ketika pesan-pesan ancaman itu membuatku terjaga, Dini,” uj
last updateHuling Na-update : 2025-03-07
Magbasa pa

Bab 100

Malam itu, di bawah langit berbintang yang tampak berkilau meskipun angin berhembus lembut, rumah Juan dan Dini terasa begitu berbeda. Perjuangan panjang yang telah mereka lalui—sidang panjang, ancaman konspirasi, dan segala intrik yang mengguncang hidup mereka—seolah telah memudar di balik kehangatan yang kini menyelimuti setiap sudut rumah itu. Malam ini, segalanya seakan berpadu menjadi satu: keadilan telah tertuang dalam putusan pengadilan, luka lama mulai terobati, dan masa depan yang lebih cerah perlahan tampak di ufuk. Di ruang tamu yang hangat, Dean tertidur dengan damai, sementara Juan dan Dini duduk berdampingan di sofa besar. Lampu temaram memantulkan bayangan lembut di dinding, menciptakan suasana yang seolah-olah hanya menyisakan keheningan penuh harapan. Setelah hari-hari penuh kecemasan dan pertempuran, kedua jiwa yang telah saling menopang kini menemukan ruang untuk bersandar dan melepaskan segala kepenatan. Juan memandang Dini dengan lembut, "Dini, setelah semua ini
last updateHuling Na-update : 2025-03-07
Magbasa pa
PREV
1
...
8910111213
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status